Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Dan Pertumbuhan Perusahaan

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA
KEUANGAN DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN
(Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2011-2013)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis untuk Memenuhi SyaratSyarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:
Alifia Puspita Dewi
Nim: 1111082000052

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H / 2015 M

i

ii


iii

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama

: Alifia Puspita Dewi

Nomor Induk Mahasiswa

: 1111082000052

Fakultas

: Ekonomi dan Bisnis

Jurusan


: Akuntansi/Akuntansi Manajemen

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain.
3. Tidak menggunakan karya ilmiah orang lain tanpa menyebutkan sumber
asli atau tanpa menyebut pemilik karya.
4. Tidak melakukan manipulasi atau pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 22 November 2015
Yang menyatakan,


(Alifia Puspita Dewi)

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I.

IDENTITAS PRIBADI
Nama

: Alifia Puspita Dewi

Tempat, Tanggal Lahir

: Tangerang, 24 Januari 1992

1. Alamat

: Jalan Karanggayam n0.04, Rt/Rw 004/003,

Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa
Tengah

II.

Telepon

: 089695251333

Email

: Alifia.puspita@yahoo.com

PENDIDIKAN FORMAL
1. SD NEGERI Mungkin 2, Magelang
2. SMP NEGERI 1 Mungkid, Magelang
3. SMA NEGERI 4 Magelang
4. S1 Ekonomi Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah

vi


vii

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA
KEUANGAN DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN
(Studi Empiris: Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di BEI
Tahun 2011–2013)
Oleh: Alifia Puspita Dewi
ABSTRACT
This study aimed to examine the affect of Value Added Intellectual Capital that
consist of three components of a firms’ resource (capital employee, human capital
and structural capital) with financial performance and growth of the
manufacturing company in Indonesia. The sample used in this study were 57
companies in the field of manufacturing that are consistently listed in the
Indonesian Stock Exchange in 2011-2013. The hypothesis in this study tested by
using multiple linear regression statistical test. VAIC measured by using the
concept of Pulic (1998) then linked to two model there are financial performance
(ROA) and the growth of company (AG).
Result of this research indicates that SCVA doesn’t influence to financial
performace and growth of the company as a partial, but the others component

(VACA and VAHU) are significantly influence to financial firm performance.
VACA significantly influence to the growth of company as a partial, but VAHU
doesn’t influence the growth of company as a partial. The empirical findings also
show that physical capital (VACA), human capital (VAHU), and structural capital
(SCVA) have significant influence with financial performance and growth of the
company listed on the Indonesia Stock Exchange Exchange in the three years
observation as a simultant. The significant value is under 0,05.
Keywords: Intellectual Capital (VAIC™), Value Added Capital Employed (VACA),
Value Added Human Capital (VAHU), Structural Capital Value Added (SCVA),
Return on Assets (ROA) and Assets Growth (AG).

viii

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA
KEUANGAN DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN
(Studi Empiris: Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di BEI
Tahun 2011–2013)
Oleh: Alifia Puspita Dewi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara Value Added Intellectual

Capital yang terdiri dari tiga komponen dari sumber perusahaan (capital
employee, human capital and structural capital) dengan kinerja keuangan dan
pertumbuhan perusahaan manufaktur di Indonesia. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 57 perusahaan di bidang manufaktur yang secara konsisten
terdaftar di BEI pada tahun 2011-2013. Hipotesis dalam penelitian ini di uji
dengan menggunakan uji statistik regresi linear berganda. Pengukuran VAIC
menggunakan konsep dari Pulic (1998) yang kemudian dihubungkan dengan dua
model, yaitu kinerja keuangan (ROA) dan pertumbuhan perusahaan (AG).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa SCVA tidak berpengaruh pada kinerja
keuangan peusahaan secara parsial, namun komponen lainnya (VACA dan
VAHU) berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. VACA
berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan perusahaan, sedangkan
VAHU tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan perusahaan secara parsial. Hasil
penelitian juga menunjukkan bahwa VACA, VAHU dan SCVA berpengaruh
secara signifikan terhadap kinerja keuangan dan pertumbuhan perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 3 tahun secara simultan dengan nilai
signifikan dibawah 0,05.
Kata Kunci: Intellectual Capital (VAIC™), Value Added Capital Employed (VACA),
Value Added Human Capital (VAHU), Structural Capital Value Added (SCVA),
Return on Assets (ROA) and Assets Growth (AG).


ix

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT Tuhan
semesta alam atas nikmat, karunia serta hidayah-NYA. Sholawat serta salam
tidak lupa tercurahkan kepada junjungan kita baginda Nabi besar Muhammad
SAW beserta keluarga sahabat dan para pengikutnya yang selalu istiqomah
sampai akhir zaman. Tiada kata yang pantas terucap selain syukur Alhamdulillahi
Robbil’alamin akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh

Intellectual

Capital

Terhadap

Kinerja


Keuangan

dan

Pertumbuhan Perusahaan”
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat
guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang
telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Selain itu, penulis juga
turut mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tua yang telah memberikan rasa cinta, perhatian, kasih
sayang, semangat serta berdoa yang tiada henti-hentinya.
2. Adik-adik tercinta Feby dan Frida, terimakasih atas dukungan dan doanya.
3. Bapak Dr.Yahya Hamja,MM selaku pempimbing I yang senantiasa ikhlas
untuk meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan dan arahan
selama penyusunan skripsi.
4. Ibu Putriesti Mandasari, SP., M.Si sebagai pembimbing II yang senantiasa
memberikan waktu serta ilmu dalam membimbing dan dukungan dalam
menyelesaikan skripsi.
5. Bapak Dr. M. Arif Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi
7. Bapak Hepi Prayudiawan SE.,Ak.,MM.,CA selaku Sekrtaris
Akuntansi Fakultas Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

x

Jurusan

8. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis baik
dalam bidang akademik maupun non-akademik.
9. Seluruh staf karyawan Universitas Islam Negeri yang telah memberikan
bantuan kepada penulis.
10. Fito Akbar Satrya, dan Muhammad Nur Iqbal terimakasih atas dukungan
dan doa yang diberikan kepada penulis.
11. Dani, Wise Dova, Pradita, Astriana dan teman-teman ABK21 terimakasih
atas bantuan, dukungan dan doa kepada penulis.
12. Sahabat Culedrista tercinta, terimakasih atas segala perhatian, dukungan

dan doa kepada penulis.
13. Rekan- rekan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah angkatan 2011
14. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telag diberikan
kepada penulis selama ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih
jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang
dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Jakarta, 22 November 2015

Alifia Puspita Dewi

xi

DAFTAR ISI

Halaman Judul .............................................................................................. i
Lembar Pengesahan Skripsi ......................................................................... ii
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif .................................................... iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ............................................................... iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ................................................. v
Daftar Riwayat Hidup .................................................................................. vi
Abstract ........................................................................................................ viii
Abstrak ......................................................................................................... ix
Kata Pengantar ............................................................................................. x
Daftar Isi ....................................................................................................... xii
Daftar Tabel ................................................................................................. xvi
Daftar Gambar .............................................................................................. xvii
Daftar Lampiran ........................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................ 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 9
2.1 Landasan Teori .............................................................................. 9
2.1.1 Stakeholder Theory ........................................................... 9
2.1.2 Resourced Based Theory .................................................. 11
2.1.3 Intellectual Capital ............................................................ 12
2.1.4 VAIC™ ............................................................................. 19
2.1.5 Kinerja Keuangan .............................................................. 23
2.1.6 Pertumbuhan Perusahaan .................................................. 26

xii

2.2 Penelitian Terdahulu ............................................................ 27
2.3 Kerangka Pemikiran ...................................................................... 30
2.4 Dasar Perumusan Hipotesis .......................................................... 31
2.4.1 Pengaruh IC terhadap Kinerja Keuangan ......................... 31
2.4.2 Pengaruh IC terhadap pertumbuhan perusahaan ............... 33
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 36
3.1 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 36
3.2 Metode Penentu Sampel ................................................................ 36
3.3 Jenis dan Sumber Data .................................................................. 37
3.2.1 Jenis Data .......................................................................... 37
3.2.2 Sumber Data ...................................................................... 37
3.4 Operasional Variabel Penelitian .................................................... 37
3.4.1 Variabel Independen ......................................................... 37
3.4.2 Variabel Dependen ............................................................ 38
3.5 Metode Analisis Data .................................................................... 39
3.5.1 Statistik Deskriptif ............................................................ 39
3.5.2 Pengujian Asumsi Klasik .................................................. 39
3.5.2.1 Uji Normalitas ....................................................... 40
3.5.2.2 Uji Multikolinearitas .............................................. 40
3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas ........................................... 41
3.5.2.4 Uji Autokorelasi ..................................................... 42
3.5.3 Uji Hipotesis ..................................................................... 43
3.4.3.1 Analisis Regresi Berganda .................................... 43
3.4.3.2 Uji Statistik t (t-test) .............................................. 44
3.4.3.3 Uji Statistik F (F-test) ........................................... 45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 46
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian .............................................. 46
4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian ............................................... 46

xiii

4.2 Deskripsi Sampel Penelitian ......................................................... 47
4.3 Hasil Uji Analisis Data .................................................................. 47
4.3.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................. 48
4.3.2 Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................... 49
4.3.2.1 Uji Normalitas ....................................................... 49
4.3.2.2 Uji Multikolonieritas ............................................. 52
4.3.2.3 Uji Autokorelasi .................................................... 53
4.3.2.4 Uji Heteroskedastisitas ........................................... 55
4.3.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian ........................................... 57
4.3.3.1 Uji Hipotesis IC Terhadap Kinerja Keuangan ...... 57
4.3.3.1.1 Hasil Uji Koefisien Determinasi ............... 57
4.3.3.1.2 Hasil Uji t .................................................. 58
4.3.3.1.3 Hasil Uji F ................................................. 60
4.3.3.2 Uji Hipotesis IC Terhadap Pertumbuhan .............. 62
4.3.3.2.1 Hasil Uji Koefisien Determinasi ............... 62
4.3.3.2.2 Hasil Uji t .................................................. 63
4.3.3.2.3 Hasil Uji F ................................................. 65
4.3.4 Pembahasan Hasil Uji Hipotesis ....................................... 66
4.3.4.1 VACA Berpengaruh Terhadap ROA .................... 66
4.3.4.2 VAHU Berpengaruh Terhadap ROA .................... 67
4.3.4.3 SCVA Berpengaruh Terhadap ROA ..................... 68
4.3.4.4 IC Berpengaruh Terhadap ROA ........................... 70
4.3.4.1 VACA Berpengaruh Terhadap AG ....................... 72
4.3.4.2 VAHU Berpengaruh Terhadap AG ....................... 73
4.3.4.3 SCVA Berpengaruh Terhadap AG ........................ 74
4.3.4.4 IC Berpengaruh Terhadap AG .............................. 75
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 78
5.1 Kesimpulan ................................................................................... 78

xiv

5.2 Kontribusi ...................................................................................... 79
5.3 Saran untuk Peneliti Selanjutnya .................................................. 80
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 82
LAMPIRAN ................................................................................................. 86

xv

DAFTAR TABEL
No.

Keterangan

Halaman

2.1

Perbandingan Konsep Intellectual Capital ...................................... 15

2.2

Klasifikasi Intellectual Capital ........................................................ 19

2.3

Penelitian Terdahulu ........................................................................ 27

3.1

Tabel Operasional Variabel .............................................................. 38

3.2

Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi ....................................... 42

4.1

Proses Seleksi Sampel ...................................................................... 47

4.2

Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................................ 48

4.3

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov ........................................................ 52

4.4

Hasil Uji Multikolonieritas ROA ..................................................... 52

4.5

Hasil Uji Multikolonieritas AG ........................................................ 53

4.6

Hasil Uji Autokorelasi ROA ............................................................ 54

4.7

Hasil Uji Autokorelasi AG ............................................................... 54

4.8

Hasil Uji Heteroskedastisitas ROA .................................................. 55

4.9

Hasil Uji Heteroskedastisitas AG ..................................................... 56

4.10

Hasil Uji Adj R2 ROA ...................................................................... 58

4.11

Hasil Uji t ROA ................................................................................ 59

4.12

Hasil Uji F ROA .............................................................................. 61

4.13

Hasil Uji Adj R2 AG ........................................................................ 62

4.14

Hasil Uji t AG .................................................................................. 63

4.15

Hasil Uji F AG ................................................................................. 65

xvi

DAFTAR GAMBAR
No.

Keterangan

Halaman

2.1

Model Kerangka Pemikiran ............................................................. 30

4.1

Hasil Uji Normalitas P-P Plot ROA ................................................. 50

4.2

Hasil Uji Normalitas P-P Plot AG ................................................... 51

4.3

Hasil Uji Heteroskedastisitas Scaterplot ROA ................................ 56

4.4

Hasil Uji Heteroskedastisitas Scaterplot AG ................................... 57

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

No.

Keterangan

Halaman

1

Daftar Perusahaan Objek Penelitian ................................................ 86

2

Rincian Data Perusahaan 2011 – 2013 ............................................. 89

3

Hasil Output SPSS ........................................................................... 137

xviii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dewasa ini dunia telah berkembang dengan begitu pesatnya yang ditandai
dengan kemajuan di bidang teknologi informasi, persaingan ketat dan
pertumbuhan inovasi yang luar biasa sehingga menyebabkan banyak perusahaan
juga mengubah cara mereka menjalankan bisnis. Agar dapat terus bertahan
perusahaan-perusahaan mengubah dari bisnis yang berdasarkan labor based
business (bisnis berdasarkan tenaga kerja) menjadi knowledge based business
(bisnis berdasarkan pengetahuan), strategi bisnis ini difokuskan pada pengetahuan
dan keahlian dari tenaga kerja yang dapat meningkatkan nilai perusahaan
dibandingkan dengan mengandalkan banyaknya tenaga kerja dalam suatu
perusahaan (Wijaya, 2012).
Pada sistem yang berbasis pengetahuan ini, maka modal yang
konvensional seperti sumber daya alam, sumber daya keuangan dan aktiva fisik
lainnya menjadi kurang penting dibandingkan dengan modal yang berbasis pada
pengetahuan dan teknologi. Menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi
secara efisien dan ekonomis oleh sumber daya yang ada, akan memberikan
keunggulan kompetitif bagi perusahaan (Rupert, 1998).
Ada tiga pengertian keunggulan kompetitif (competitive advantage).
Pertama, keunggulan kompetitif ialah sisi khas (distinct edge) organisasi yang
datang dari kompetensi inti dan kecakapan proses bisnis yang membedakan

1

organisasi satu dengan organisasi lain (Robbins dan Coulter, 2002; Kotler, 2002).
Kedua, keunggulan kompetitif adalah faktor apa saja yang dapat membedakan
produk dan jasa suatu organisasi dengan produk dan jasa organisasi pesaing untuk
mencapai tujuan jangka panjang (David, 2002). Ketiga, keunggulan kompetitif
ialah segala sesuatu yang dilakukan dengan sangat baik oleh perusahaan
dibandingkan dengan perusahaan pesaingnya (David, 2006).
Keunggulan kompetitif yang berkelanjutan hanya dapat diciptakan melalui
pengembangan intangible assets seperti kemampuan dan pengetahuan pekerja,
teknologi informasi yang mendukung pekerja dan menghubungkan perusahaan
dengan customers dan suplier, serta iklim organisasi yang mendorong inovasi,
pemecahan masalah, dan pengembangan (Kaplan dan Norton, 2001). Keunggulan
bersaing sangat tergantung pada superioritas kualitas sumber daya manusia.
Suatu perusahaan yang efektif dalam lingkungan yang kompetitif adalah
yang mengelola sumber daya manusianya sebaik mungkin. Sumber daya
manusialah yang akan menentukan apakah tujuan perusahaan dapat tercapai
dengan tepat dan baik (Martoyo, 2000). Sumber daya manusia tercermin dari para
karyawan yang tidak lain adalah para penggerak, penggagas, serta pengambil
keputusan demi keberlangsungan eksistensi perusahaan. Aset yang dimiliki
perusahaan yang semula dalam bentuk aset tetap kini menjadi aset tak berwujud
(intangible asset) yaitu intellectual capital atau modal intelektual yang
mengandung unsur pemikiran yang dimiliki karyawan.
Aset yang paling berharga bagi perusahaan di abad 20 adalah peralatan
produksinya. Sedangkan aset yang paling berharga di abad ke-21 adalah pekerja
berpengetahuan dan produktifitasnya (Drucker, 1957 dalam Ulum, 2009:86).
2

Perkembangan suatu perusahaan akan sangat bergantung pada penciptaan dan
pengembangan dari pengetahuan itu sendiri, sehingga perusahaan dituntut untuk
dapat memanfaatkan segala aset yang mereka miliki, tidak hanya tangibel asset
(aset berwujud) namun juga memperhitungkan intangible asset (aset tidak
berwujud) dalam peningkatan kinerja perusahaan (Ainurridha, 2014).
Intellectual capital masih belum dikenal secara luas di Indonesia. Hal ini
dikarenakan, perusahaan – perusahaan di Indonesia lebih memilih menggunakan
modal kovensional dalam membangun bisnisnya (Abidin, 2000). Intellectual
capital mulai dikenal di Indonesia sejak diterbitkan PSAK No 19 (revisi 2009)
mengenai aset tidak berwujud (intangible Asets) (Ulum, 2008). Menurut IAI
(2007) Intangible asset (Aset tidak berwujud) adalah aset non-moneter yang
dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik. Sedangkan menurut
PSAK No 19 (revisi 2009) intangible asset (aset tidak berwujud) terdiri dari
ilmu pengetahuan dan teknologi, desain dan implementasi sistem atau proses
baru, lisensi, hak kekayaan intelektual, pengetahuan mengenai pasar dan merek
dagang (termasuk merek produk/brand names). Selain itu juga disebutkan
piranti lunak komputer, hak paten, hak cipta, film gambar hidup, daftar
pelanggan, hak penguasaan hutan, kuota impor, waralaba, hubungan dengan
pemasok atau pelanggan, kesetiaan pelanggan, hak pemasaran, dan pangsa
pasar.
Dalam dunia bisnis modern, intellectual capital telah menjadi aset yang
sangat bernilai. Hal ini menimbulkan tantangan bagi para akuntan untuk
mengidentifikasi, mengukur dan mengungkapkannya dalam laporan keuangan
(Suwarjono dan Kadir, 2003). Penelitian mengenai intellectual capital menjadi

3

sangat menarik karena berdasarkan survei global yang dilakukan Taylor and
Associated pada tahun 1998 ternyata isu-isu mengenai pengungkapan
intellectual capital merupakan salah satu dari sepuluh jenis informasi yang
dibutuhkan pemakai (Williams, 2001).
Intellectual capital memiliki peran yang sangat penting dan strategis di
dalam perusahaan. Laporan keuangan kurang memadai dalam melaporkan kinerja
intellectual capital perusahaan. Penciptaan nilai yang tidak berwujud (intangibel
value creation) harus mendapatkan perhatian yang cukup karena hal ini memiliki
dampak yang sangat besar terhadap kinerja perusahaan. Penciptaan nilai dengan
memanfaatkan seluruh potensi yang dimiliki perusahaan baik karyawan (human
capital), aset fisik (physical capital) maupun structural capital. Pengelolaan yang
baik atas seluruh potensi ini akan menciptakan value added bagi perusahaan yang
kemudian dapat mendorong kinerja keuangan dan pertumbuhan perusahaan bagi
stakeholder (Ulum, 2009:6).
Saat ini pertumbuhan sektor manufaktur di Indonesia memberi kontribusi
signifikan terhadap perekonomian nasional, sektor manufaktur kembali mencatat
pertumbuhan di tengah pelambatan pertumbuhan perekonomian nasional dan
kelesuan ekonomi global. Sektor manufaktur juga berpotensi maju dan tumbuh
secara berkelanjutan dengan kebijakan untuk meningkatkan nilai berbasis daya
saing (Sjamsu, 2011).
Perkembangan industri manufaktur di Indonesia terus tumbuh hingga
mencapai 6,4 persen menurut data Kementrian Perdagangan Republik Indonesia.
Dari pencapaian itu maka persaingan dalam dunia usaha semakin tinggi. Hal
tersebut membangkitan minat perusahaan untuk selalu meningkatkan sumber daya
4

manusia berbasis pengetahuan dengan baik. Dalam hal manajemen perusahaaan
juga harus menjaga dan meningkatkan kinerja perusahaan.
Model pengukuran kinerja intellectual capital untuk perusahaan
manufaktur menjadi penting untuk dihasilkan karena hasil penelitian di berbagai
negara termasuk di Indonesia, menunjukkan bahwa intellectual capital memiliki
peran dalam menggerakan perusahaan, seperti yang telah disampaikan
sebelumnya. Intellectual capital berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
perusahaan yang merupakan ukuran kinerja jangka pendek dan paling mudah
dilihat, baik pada masa kini maupun di masa yang akan datang. Artinya,
intellectual capital dapat digunakan dalam memprediksi kinerja keuangan
perusahaan (Ulum, 2008; Wang, 2011; Salman, 2012; Latif, 2012).
Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa terdapat beberapa aspek
yang membantu perusahaan untuk berkembang, salah satunya adalah intellectual
capital. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk memperoleh bukti
empiris tentang “PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL

TERHADAP

KINERJA KEUANGAN DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERCATAT DI BURSA EFEK
INDONESIA”
Penelitian ini, menggunakan model VAIC yang dikembangkan oleh Pulic
(1998) dalam pengukuran terhadap intellectual capital, Pulic berpendapat bahwa
intellectual capital dihitung dengan suatu ukuran untuk menilai efisiensi dari nilai
tambah sebagai hasil dari kemampuan intelektual perusahaan. Pengukuran yang
digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan menggunakan Return

5

On Asset (ROA) dan Assets Growth (AG) untuk mengukur pertumbuhan
perusahaan.
Penulis

menggunakan

perusahaan

yang bergerak

dalam

industri

manufaktur sebagai sampel dalam penelitian ini dan menggunakan analisis regresi
berganda dalam metode analisis penelitiannya.

1.2 Perumusan Masalah
Intellectual Capital merupakan aset tidak berwujud yang tidak mudah
diukur, karena itulah muncul konsep VAIC yang menjadi solusi untuk mengukur
dan melaporkan intellectual capital dengan mengacu pada informasi keuangan
peusahaan. Berdasarkan hal tersebut, maka masalah dalam penelitian ini
dirumuskan dalam pertanyaan sebagai berikut.
1. Apakah VACA berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan?
2. Apakah VAHU berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan?
3. Apakah SCVA berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan?
4. Apakah Intellectual Capital berpengaruh terhadap Kinerja keuangan
perusahaan?
5. Apakah VACA berpengaruh terhadap pertumbuhan perusahaan?
6. Apakah VAHU berpengaruh terhadap pertumbuhan perusahaan?
7. Apakah SCVA berpengaruh terhadap pertumbuhan perusahaan?
8. Apakah Intellectual capital berpengaruh terhadap pertumbuhan
perusahaan?

6

1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh VACA terhadap

kinerja keuangan

perusahaan.
2. Untuk mengetahui pengaruh VAHU terhadap

kinerja keuangan

perusahaan.
3. Untuk mengetahui pengaruh SCVA terhadap

kinerja keuangan

perusahaan.
4. Untuk mengetahui pengaruh antara Intellectual Capital terhadap kinerja
keuangan perusahaan.
5. Untuk mengetahui pengaruh VACA terhadap pertumbuhan perusahaan.
6. Untuk mengetahui pengaruh VAHU terhadap pertumbuhan perusahaan.
7. Untuk mengetahui pengaruh SCVA terhadap pertumbuhan perusahaan.
8. Untuk mengetahui pengaruh Intellectual Capital terhadap pertumbuhan
perusahaan.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Kontribusi Teoritis
a. Mahasiswa jurusan akuntansi, penelitian ini bermanfaat untuk
bahan

referensi

dalam

pemahaman

mengenai

pengaruh

intellectua capital terhadap kinerja keuangan dan pertumbuhan
perusahaan.
b. Penulis, sebagai sarana untuk menambah wawasan dan
pengetahuan tentang masalah yang diteliti.

7

c. Masyarakat, sebagai informasi mengenai korelasi antara
variabel-variabel dalam penelitian ini.
2. Kontribusi Praktis
a. Sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan guna
meningkatkan kinerja sebuah perusahaan
b. Sebagai sumber informasi dan referensi mengenai relevansi
pengungkapan intellectual capital dalam laporan keuangan
3. Bagi akademisi, penelitian ini akan bermanfaat untuk
a. Kontribusi riset pengungkapan intellectual capital perusahaan
manufaktur di Indonesia.

8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori
2.1.1

Stakeholder Theory
Dalam pandangan stakeholder theory, perusahaan bukan
hanya memiliki shareholder namun juga memiliki stakeholders
yang meliputi pemegang saham, karyawan, pelanggan, pemasok,
kreditor, pemerintah, dan masyarakat (Riahi-Belkaoui, 2003).
Kelompok stakeholder inilah yang menjadi pertimbangan utama
bagi perusahaan dalam pengungkapan suatu informasi dalam
laporan keuangan dimana laba akuntansi hanya merupakan ukuran
return bagi shareholder, sementara value added merupakan ukuran
yang lebih akurat yang diciptakan stakeholders, kemudian
didistribusikan kepada stakeholders (Meek & Gray, 1988 dalam
Belkaoui, 2003).
Kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada dukungan
stakeholder dan dukungan tersebut harus dicari sehingga aktivitas
perusahaan adalah untuk mencari dukungan tersebut. Perusahaan
bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya
sendiri, dan untuk mendapatkan dukungan dari stakeholder
perusahaan harus memberikan manfaat bagi para stakeholder yang
dimilikinya.

9

Freeman dan Evan (1990) menyatakan definisi tentang
stakeholder, yaitu:
“any identifiable group or individual who can affect the
achievement of an organisation’s objectives, or is affected
by the achievement of an organisation’s objectives”.
Berdasar

teori

stakeholder,

manajemen

perusahaan

diasumsikan melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh
stakeholder dan melaporkan kembali aktivitas-aktivitas tersebut
pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa stakeholder berhak
untuk menerima informasi tentang bagaimana aktivitas organisasi
mempengaruhi mereka, bahkan ketika mereka memilih untuk tidak
menggunakan informasi tersebut atau bahkan ketika mereka tidak
dapat secara langsung memainkan peran yang konstruktif dalam
kelangsungan hidup organisasi (Fontaine, 2006).
Dalam konteks VAICTM, teori stakeholder berargumen
bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk diperlakukan adil
dan manajer harus mengelola organisasi untuk keuntungan seluruh
stakeholder. Melalui pemanfaatan seluruh potensi perusahaan, baik
karyawan (human capital), aset fisik (physical capital), maupun
structural capital, maka perusahaan akan mampu menciptakan
value added bagi perusahaan (dalam hal ini disebut VAICTM).
Dengan meningkatkan value added tersebut, kinerja keuangan
perusahaan akan meningkat dan pertumbuhan perusahaan makin
baik sehingga nilai perusahaan di mata stakeholder akan
meningkat.

10

2.1.2

Resources Based Theory/Resources Based View (RBT)
Resources Based Theory dipelopori oleh Penrose (1959)
yang mengemukakan bahwa sumber daya perusahaan adalah
heterogen, tidak homogen, jasa produktif yang tersedia berasal dari
sumber daya perusahaan yang memberikan karakter unik bagi tiaptiap perusahaan (Kor dan Mahoney, 2004).
Teori
perusahaan

Resources
merupakan

Based Theory

memandang bahwa

kumpulan

sumber

dari

daya

dan

kemampuan (Kor dan Mahoney, 2004). Perbedaan sumber daya
dan kemampuan perusahaan dengan perusahaan pesaing akan
memberikan keuntungan kompetitif. Asumsi Resources Based
Theory yaitu bagaimana perusahaan dapat bersaing dengan
perusahaan lain untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dengan
mengelola sumber daya yang dimiliki sesuai dengan kemampuan
perusahaan (Wernerfelt, 1984).
Empat kriteria sumber daya sebuah perusahaan mencapai
keunggulan kompetitif yang berkelanjutan, yaitu: (a) sumber daya
harus menambah nilai positif bagi perusahaan, (b) sumber daya
harus bersifat unik atau langka diantara calon pesaing dan pesaing
yang ada sekarang ini, (c) sumber daya harus sukar ditiru dan (d)
sumber daya tidak dapat digantikan dengan sumber lainnya oleh
perusahaan pesaing (Fahy dan Smithee, 1999).
Dalam konteks ini, Resources Based Theory dapat
menjelaskan bahwa perusahaan yang dapat mengelola intellectual

11

capital dengan maksimal. Intellectual capital dalam hal ini yaitu
seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan, baik karyawan
(human capital), aset fisik (physical capital) maupun structural
capital.
Kemampuan

perusahaan

untuk

mengeksploitasi

dan

memobilisasi aset tidak berwujudnya jauh lebih menentukan
daripada melakukan investasi dan mengelola aktiva fisik yang
berwujud (Kaplan dan Norton, 1996). Sumber daya tidak berwujud
(intangible resources) merupakan aktiva yang paling berharga bagi
suatu perusahaan (Mulyadi, 200; Simons, 2000; Ulrich, 1998).
2.1.3

Intellectual Capital
Intellectual Capital bisa juga disebut sebagai intellectual
property, intellectual assets dan knowledge assets. Namun pada
dasarnya ketiga istilah tersebut memiliki konsep yang berbeda
(McConnachie,

1997 dalam Novia, 2012). Intellectual Capital

dianggap sebagai pengetahuan dengan nilai yang potensial. Ketika
pengetahuan ditegaskan dengan adanya kepemilikan, maka
pengetahuan tersebut menjadi intellectual Property yang nilainya
dapat diukur oleh penggunanya. Intellectual Capital menunjukkan
transformasi menjadi sesuatu yang bernilai bagi perusahaan.
Sedangkan assets intellectual merupakan pertukaran bentuk bagi
transformasi pengetahuan tersebut (Ismawati, 2007).

12

Ketertarikan mengenai Intellectual Capital berawal ketika
Tom Stewart, Juni 1991, menulis sebuah artikel yang berjudul
Brain Power-How Intellectual Capital Is Becoming America’s
Most Valuabel Asset, yang mengantar intellectual capital kepada
agenda manajemen (Ulum, 2009). Dalam artikelnya, Stewart
mendefinisikan intellectual capital adalah materi intelektual
(pengetahuan, informasi, property intelektual, pengalaman) yang
dapat digunakan untuk menciptakan kekayaan. Ini adalah suatu
kekuatan akal kolektif atau seperangkat pengetahuan yang berdaya
guna.
Klein dan Prusak (1994) menyatakan apa yang kemudian
menjadi standar pendefinisian intellectual capital, yang kemudian
dipopularisaikan oleh Stewart (1994), sebagai berikut:
“… we can define intellectual capital operationally as
intellectual material that has been formalized, captured,
and leveraged to produce a higher valued asset”.
Pulic (2008) mendefinisikan intellectual capital, yaitu:
“In the new economy the concept of intellectual capital is
used as a synonym for those employees, who have the
capability of transforming and incorporating knowledge
into product and services that create value.”
Intellectual capital termasuk didalamnya adalah seluruh
proses dan aset yang biasanya tidak muncul pada balance sheet dan
seluruh intangible asset yang telah dipertimbangkan terhadap
metode akuntansi yang modern, dimana didalamnya terdapat
kontribusi dari pengetahuan manusia sebagai sumber daya
perusahaaan (Bontis, 2000).
13

Sampai saat ini belum ada definisi intellectual capital yang
diterima secara umum atau universal. Namun

sebagian besar

definisi mengungkapkan hal yang mirip yaitu intellectual capital
dianggap sebagai sumber penciptaan nilai jangka panjang
perusahaan (Edvinsson dan Malone, 1997).
Salah satu definisi intellectual capital yang banyak
digunakan adalah yang didefinisikan oleh Organisation for
Economic Cooperation and Development (OECD) pada tahun
1999 yang menjelaskan intellectual capital sebagai nilai ekonomi
dari dua kategori aset tak berwujud, diantaranya organizational
(structural) capital yang mengacu pada sistem software, jaringan
distribusi dan rantai pasokan. Kategori lainnya yaitu human
capital, yang meliputi sumber daya manusia di dalam organisasi
(karyawan) dan sumber daya eksternal yang berkaitan dengan
organisasi, seperti konsumen dan supplier. (Ulum, 2009: 21)
Berikut

akan

ditampilakan

perbandingan

intellectual

capital yang dikemukakan oleh Brooking, Roos, Steward dan
Bontis yang dibuat oleh The International Federation of
Accountants (IFAC, 1998).

14

Tabel 2.1
Perbandingan konsep Intellectual capital
Steward
(USA)
Human-centered Human Capital Human
Competence,
assets
Capital
Skills,
abilities attitude
and Employees are
and
expertise, intellectual
an
problem solving agility
organization’s
abilities
and
most important
leadership styles
asset
Brooking (UK)

Roos (UK)

Infrastructure
assets
All
the
The
technologies,
process
and
methodologies
that
enable
company
to
function

Organizational
capital
All
organizational,
innovation,
processes,
intellectual
propert
and
cultural assets

Bontis
(Canada)
Human capital
The individuallevel
knowledge that
each employee
possesses

Structural
Structural
capital
capital
Knowledge in Non-human
information
assets
or
technology
organizational
capabilities
used to meet
market
requorements

Intellectual
Renewal
and
Property
development
Know
how, capital
trademarks and New
patentes
patents
and
training
effort

Structural
capital
All
patents,
plans
and
trademarks

Intellectual
property
Unlike, IC, IP
is a protected
Asset and has a
legal definition

Market Assets
Brands,
customers,
customer loyalty
and distribution
channels

Customer
capital Market
Information
used to capture
and
retain
customers

Relational
capital
Customers
capital is only
one feature of
the knowledge
embedded in
organizational
relationships

Relation
Capital
Relationship
which include
internal
and
external
stakeholder

Sumber: The International Federation of Accountants (IFAC, 1998)
Secara umum peneliti membagi modal intelektual menjadi
tiga elemen utama (Sveiby, 1997; Stewart, 1999; Bontis 2000),
yaitu: human capital, structural capital, dan relational capital.

15

Dimana ketiganya berkaitan dengan pengetahuan dan teknologi
yang dapat memberikan nilai lebih bagi perusahaan berupa
keunggulan bersaing organisasi.
1. Human Capital (modal manusia)
Human capital didefinisikan sebagai pengetahuan, skill dan
pengalaman yang pegawai bawa ketika meninggalkan perusahaan
(Stratovic dan Marr, 2004 dalam Astuti, 2005). Human capital
merupakan lifeblood dalam intellectual capital. Disinilah sumber
inovasi dan perubahan, tetapi merupakan komponen yang sulit
untuk

diukur.

Human

capital

juga

merupakan

tempat

bersumbernya pengetahuan yang sangat berguna, keterampilan,
dan kompetensi dalam suatu perusahaan (Fauzan, 2014). Human
capital mencerminkan kemampuan kolektif perusahaan untuk
menghasilkan solusi terbaik berdasarkan pengetahuan yang
dimiliki oleh orang-orang yang ada dalam perusahaan tersebut.
Human

capital

akan

meningkat

jika

perusahaan

mampu

menggunakan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawannya.
Beberapa karakteristik dasar yang dapat diukur dari modal
ini, yaitu training programs, credential, experience, competence,
recruitment, mentoring, learning programs, individual potential
and personality (Brinker, 2000).

16

2. Structural Capital atau Organizational Capital (modal
organisasi)
Structural capital merupakan sesuatu yang menjadikan
perusahaan tetap kokoh akibat nilai yang telah dicapai oleh
perusahaan mulai bekerja dengan sendirinya untuk kemajuan
perusahaan (Roos, 1997). Structural capital didefinisikan sebagai
pengetahuan yang akan tetap berada dalam perusahaan (Stratovic
and Marr, 2004 dalam Astuti, 2005).
Bontis (1998) menyatakan bahwa structural capital timbul
dari proses dan nilai organisasi, yang mencerminkan fokus internal
dan eksternal dari perusahaan, ditambah pengembangan dan
pembaharuan nilai untuk masa depan.
Structural capital mencakup hardware, software, proses,
paten dan merek dagang. Selain itu, structural capital juga
mencakup ha-hal seperti citra organisasi, sistem informasi dan
database. Karena komponen yang beraagam, structural capital
lebih lanjut diklasifikasikan kedalam organisasi, proses dan
innovasional capital (Edvisson and Malone, 1997).
Seorang individu dapat memiliki tingkat intelektualitas
yang tinggi, tetapi jika organisasi memiliki sistem dan prosedur
yang buruk maka intellectual capital tidak dapat mencapai kinerja
secara optimal dan potensi yang ada tidak dapat dimanfaatkan
secara maksimal.

17

3. Relational Capital atau Costumer Capital (modal pelanggan)
Setiap bisnis yang berhubungan dengan konsumen tentunya
memiliki modal konsumen (costumer capital). Hal ini menjadikan
penghubung antara human capital dan structural capital
(Karacan, 2007). Secara sederhana, costumer capital adalah apa
yang mungkin dilakukan oleh konsumen terhadap perusahaan
(Steward, 1997).
Relational capital atau costumer capital dapat muncul dari
berbagai bagian diluar lingkungan perusahaan yang dapat
menambah nilai bagi perusahaan tersebut. Edvinsson (1997)
seperti

yang

dikutip

oleh

Brinker

(2000)

menyarankan

pengukuran beberapa hal berikut ini yang terdapat dalam modal
pelanggan, yaitu:
a. Customer Profile. Siapa pelanggan-pelanggan kita, dan
bagaimana mereka berbeda dari pelanggan yang dimiliki oleh
pesaing. Hal potensial apa yang kita miliki untuk meningkatkan
loyalitas, mendapatkan pelanggan baru, dan mengambil
pelanggan dari pesaing.
b. Custumer Duration. Seberapa sering pelanggan kita berbalik
pada kita. Apa yang kita ketahui tentang bagaimana dan kapan
pelanggan akan menjadi pelanggan yang loyal? Serta seberapa
sering frekuensi komunikasi kita dengan pelanggan.
c. Customer Role. Bagaimana kita mengikutsertakan pelanggan
ke dalam disain produk, produksi dan pelayanan.

18

d. Customer Support. Program apa yang digunakan untuk
mengetahui kepuasan pelanggan.
e. Customer Success. Berapa besar rata-rata setahun pembelian
yang dilakukan oleh pelanggan.
Tabel 2.2
Klasifikasi Intellectual Capital
Human Capital
Pendidikan
Pekerjaan dihubungakan
dengan pengetahuan,
Penilaian psychometric,
semangat
enterpreneurial, jiwa
inovatif, kemampuan
proaktif dan reaktif,
kemampuan untuk
berubah
Sumber: Wijaya, 2012
2.1.4

Relational
(Customer) Capital
Brand
Konsumen
Loyalitas konsumen
Jaringan distribusi
Kolaborasi bisnis
Kesepakatan Lisensi
Kontrak yang
mendukung
Kesepakatan
franchise

Organisational
(Structural) Capital
Intellectual Property
Paten
Copyrights
Trade secret
Trademarks
Infrastructure assets
Filosofi manajemen
Budaya perusahaan
Sistem Informasi

Value Added Intellectual Coefficient (VAIC™)
Koefisien Nilai Tambah Intelektual atau Value Added
Intellectual Coefficient (VAIC) menyediakan informasi tentang
efisiensi penciptaan nilai dari aset berwujud dan tidak berwujud
dalam perusahaan. VAIC (Value Added Intellectual Coefficient)
digunakan karena dianggap sebagai indikator yang cocok untuk
mengukur intellectual capital di riset empiris (Pulic, 1998).
Beberapa alasan utama yang mendukung penggunaan
VAIC diataranya adalah VAIC (Value Added Intellectual
Coefficient) menyediakan dasar ukuran yang standar dan konsisten,
angka-angka keuangan yang standar yang umumnya tersedia dari
laporan keungan perusahaan, sehingga memungkinkan lebih efektif
19

melakukan analisis komparatif internasinoal menggunakan ukuran
sampel yang besar di berbagai setor industri (Pulic dan
Bornemann, 1999).
Kedua, semua data yang di gunakan dalam perhitungan
VAIC (Value Added Intellectual Coefficient) didasarkan pada
informasi yang telah diaudit, sehingga perhitungan dapat dianggap
obyektif dan dapat diverifikasi (Pulic, 2000)
VAIC (Value Added Intellectual Coefficient) adalah sebuah
prosedur

analitis

yang

dirancang

untuk

memungkinkan

manajemen, pemegang saham dan pemangku kepentingan lain
yang terkait untuk secara efektif memonitor dan mengevaluasi
efisiensi nilai tambah atau Value Added dengan total sumber daya
perusahaan dan masing-masing komponen sumber daya utama.
Dimana nilai tambah merupakan perbedaan antara pendapatan
(OUT) dan beban (IN).
Penghitungan Intellectual capital dengan metode VAIC™
diukur dengan value added yang terbentuk dari penjumlahan Value
Added Capital Coefficient (VACA), Value Added Human Capital
(VAHU), Structural Capital Value Added (SCVA). Formulasi
penghitungan VAIC™ menggunakan tiga elemen yaitu:
1.

Value Added Capital Coefficient (VACA)
VACA adalah perbandingan antara value added (VA) dengan
capital employed (CE) (Pulic, 1998). Rasio ini menunjukkan
adanya kontribusi yang dibuat oleh setiap unit capital
20

employed terhadap value added organisasi. VACA menjadi
indikator

kemampuan

intelektual

perusahaan

untuk

memanfaatkan modal fisik yang lebih baik:

Dimana:
VACA : Value AddedCapital Employed
VA

: Value Added

CE

: Capital Employed (Total aktiva – Kewajiban lancar)

Sedangkan VA berasal dari perbandingan antara output
dengan input.

VA = Out - In
Dimana:
Output (OUT)

: Pendapatan

bunga

bersih

+

Jumlah

pendapatan operasional lain
Input (IN)

: Total beban operasional lainnya – Beban
Karyawan

2. Value Added Human Capital (VAHU)
VAHU menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah
yang diinvestasikan pada HC (human capital) untuk value
added organisasi atau hubungan antara VA (value added) dan
HC (human capital) mengindikasikan kemampuan HC
(human capital) membuat nilai pada sebuah perusahaan

21

(Pulic, 1998). Jadi hubungan antara VA (value added) dan HC
(human capital) diformulakan sebagai berikut:

Dimana:
VAHU

: Value Added Human Capital

VA

: Value Added

HC

: Human Capital (Beban Karyawan)

Ketika VAHU dibandingkan lebih dari sebuah kelompok
perusahaan, VAHU menjadi sebuah indikator kualitas sumber
daya manusia perusahaan. VAHU juga sebagai kemampuan
perusahaan

menghasilkan

value

added

setiap

rupiah

dikeluarkan pada human capital.
3. Structural Capital Value Added (SCVA)
STVA adalah rasio structural capital terhadap value added
yang mengukur jumlah SC (structural capital) yang
dibutuhkan untuk menghasilkan satu rupiah dari VA (value
added). STVA menjadi indikator keberhasilan SC dalam
penciptaan nilai.

Dimana :
SCVA : Structure Capital Value Added
SC

: Structure Capital (Value Added – Beban Karyawan)

VA

: Value Added

22

VAIC™
organisasi

merupakan
atau

indikator

rasio

tersebut

kemampuan

intelektual

merupakan

kalkulasi

kemampuan intelektual sebuah perusahaan (Pulic, 1998).
Formulasi penghitungan VAIC™ adalah sebagai berikut:
VAIC™ = VACA + VAHU + SCVA
Dimana:

2.1.5

VAIC

: Value Added Intellectual Capital

VACA

: Value Added Capital Employed

VAHU

: Value Added Human Capital

SCVA

: Value Added Structure Capital

Kinerja Keuangan
Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh
seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam
upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak
melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika
(Prawirosentono, 1997).
Hansen

dan

Mowen

(2005)

dalam

Novia

(2012)

menyatakan kinerja dapat dibedakan kedalam kinerja keuangan
dan non keuangan. Kinerja keuangan lebih dititik beratkan pada
variabel-variabel yang terkait langsung dengan laporan keuangan.
Kinera keuangan diuji dalam tiga dimensi. Pertama, dimensi

23

produktifitas perusahaan atau pengolahan input menjadi output
secara efisien. Kedua, dimensi profitabilitas atau tingkat dimana
pendapatan perusahaan melebihi biaya yang dikeluarkan. Dimensi
ketiga adalah tingkat dimana nilai pasar perusahaan melebihi nilai
bukunya (walker 2001 dalam Novia 2012)
Kinerja perusahaan merupakan suatu tampilan keadaan
perusahaan selama periode tertentu (Sihasale, 2001). Untuk
mengetahui kinerja yang dicapai maka dilakukan pengukuran
kinerja. Kinerja keuangan perusahaan dapat diukur dari laporan
keuangan yang dikeluarkan secara periodik oleh perusahaan
dimana hal tersebut memberikan suatu gambaran tentang posisi
keuangan suatu perusahaan (Purnomo, 1998).
Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan digunakan
rasio-rasio keuangan. beberapa indikator yang digunakan antara
lain current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), return on
Assets (ROA), return on investment (ROI), dan return on equity
(ROE).
a.

Return on Assets (ROA)
Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio
profitabilitas. Dalam analisis laporan keuangan, rasio ini
paling sering disoroti, karena mampu menunjukkan
keberhasilan perusahaan menghasilkan keuntungan. ROA
mampu mengukur kemampuan perusahaan manghasilkan

24

keuntungan

pada

masa

lampau

untuk

kemudian

diproyeksikan di masa yang akan datang.
Assets atau aktiva yang dimaksud adalah keseluruhan harta
perusahaan, yang diperoleh dari modal sendiri maupun dari
modal asing yang telah diubah perusahaan menjadi aktivaaktiva perusahaan yang digunakan untuk kelangsungan
hidup perusahaan.
b.

Current ratio (CR)
Rasio lancar adalah ukuran dari likuiditas jangka pendek
yang membandingan aset lancar dengan kewajiban lancar.
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban ja