Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai

Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan
pada Jasa Telekomunikasi yang Terdaftar di BEI
periode Tahun 2013-2017

Nurjanah Alawiyah
Universitas Trilogi

1. Latar Belakang Masalah
Berdirinya suatu perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada
beberapa hal yang mengemukakan tujuan dari berdirinya sebuah
perusahaan. Tujuan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan laba.
Tujuan yang kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau
para pemilik saham. Sedangkan tujuan perusahaan yang ketiga adalah
memaksimalkan nilai perusahaan yang tercemin pada harga sahamnya.
Ketiga tujuan perusahaan tersebut sebenarnya secara substansial tidak
banyak berbeda. Hanya saja penekanan yang ingin dicapai oleh masingmasing perusahaan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. (Harjito
dan Martono, 2005).
Kehadiran perusahaan jasa telekomunikasi di era digitalisasi ini
sangat dibutuhkan untuk memfasilitasi alat telekomunikasi yang semakin
canggih. Perkembangan sektor telekomunikasi dapat dilihat saat ini sudah
banyaknya masyarakat yang sudah menggunakan alat telekomunikasi.

Beberapa perusahaan telekomunikasi yang beroperasi di Indonesia telah
terdaftar sebagai emiten di Bursa Efek Indonesia. Perdagangan sekuritas
perusahaan

telekomunikasi

menjadi

salah

satu

bisnis

yang

menguntungkan. Perusahaan-perusahaan telekomunikasi harus mampu
bersaing dan meningkatkan kinerjanya untuk mempertahankan nilai
perusahaan yang tinggi di mata para investor.


Menurut Databoks, Katadata Indonesia Pengguna telepon seluler
(ponsel) di tanah air hingga januari 2017 mencapai 371,4 juta pengguna
atau 142 persen dari total populasi sebanyak 262 juta jiwa. Artinya, ratarata setiap penduduk memakai 1,4 telepon seluler karena satu orang
terkadang menggunakan 2-3 kartu telepon seluler. Sementara kaum urban
Indonesia mencapai 55 persen dari total populasi.

Jika melihat banyaknya pengguna ponsel hingga tahun 2017 maka
kondisi ini sangat berpengaruh terhadap pendapatan dan laba bagi
perusahaan jasa telekomunikasi.oleh karena itu untuk perusahaanperusahaan tersebut bisa meningkatkan dengan cara membuat inovasiinovasi baru pada jaringan-jaringan telepon dan internet misalnya
membuat kartu perdana seperti membuat jaringan 4G dengan kekuatan
sinyal yang baik di berbagai daerah meskipun itu di daerah terpencil
khususnya agar pengguna atau masyarakat dapat menggunakan alat
telekomunikasinya dengan baik.
Perusahaan jasa Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia diantara nya yaitu Bakrie Telecom Tbk, XL Axiata Tbk,
Smartfren Telecom Tbk, Indosat Tbk, Telekomunikasi Indonesia Tbk yang
mempunyai tujuan tertentu yaitu memaksimalkan keuntungan para

pemegang saham atau konsumen dengan menerapkan nilai perusahaan
yang maksimal.

Nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai
oleh suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat
terhadap perusahaan setelah melalui suatu proses kegiatan selama
beberapa tahun, yaitu sejak perusahaan tersebut didirikan sampai dengan
saat ini. Nilai perusahaan sangat penting karena mencerminkan kinerja
perusahaan yang dapat

memengaruhi

persepsi

investor

terhadap

perusahaan. Untuk menilai suatu perusahaan dari harga pasar saham,
investor mempergunakan pengukuran kinerja perusahaan. Semakin baik

kinerja perusahaan, maka akan semakin tinggi return yang akan diperoleh
oleh investor.

Kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari analisis laporan
keuangan perusahaan. Analisis laporan keuangan yang sering digunakan
adalah analisis rasio keuangan. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Rasio likuiditas, Rasio solvabilitas, Rasio aktivitas dan Rasio
profitabilitas. Dimana Rasio likuiditas untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo. Rasio
solvabilitas untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai
dengan utang. Rasio aktivitas untuk mengukur efektivitas perusahaan
dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya, Rasio profitabilitas untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Berdasarkan
uraian diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul
“Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan
pada Perusahaan Jasa Telekomunikasi yang Terdaftar di BEI periode
Tahun 2013-2017”.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas rumusan masalah
penelitian ini sebaai berikut :
1. Apakah Rasio Likuiditas yang diukur dengan Current Ratio (CR)
berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan pada perusahaan jasa

telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah Rasio Solvabilitas yang diukur dengan Debt to Equity Ratio
(DER) berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan jasa telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?,
3. Apakah Rasio Aktivitas yang diukur dengan Total Asset Turn Over
(TATO) berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan jasa telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
4. Apakah Rasio Profitabilitas yang diukur dengan Return On Total Asset
(ROA) berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan jasa telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
5. Apakah Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivas, Profitabilitas berpengaruh
secara simultan terhadap nilai perusahaan?

3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusalah masalah diatas, maka tujuan dari penelitian
ini sebagai berikut :
1. Ingin mengetahui Pengaruh antara Rasio Likuiditas yang diukur dengan
Current Ratio (CR) secara parsial terhadap nilai perusahaan pada

Perusahaan Jasa Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2. Ingin mengetahui Pengaruh signifikan antara Rasio solvabilitas atau
leverage yang diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER) secara parsial
terhadap nilai perusahaan pada perusahaan jasa telekomunikasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
3. Ingin mengetahui Pengaruh Rasio aktivitas yang diukur dengan Total
Asset Turn Over (TATO) secara parsial terhadap nilai perusahaan pada

perusahaan jasa telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4. Ingin mengetahui pengaruh Rasio profitabilitas yang diukur dengan Return
On Total Asset (ROA) secara parsial terhadap nilai perusahaan pada

perusahaan jasa telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
5. Ingin mengetahui pengaruh Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivas,
Profitabilitas berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan

4. Hipotesa Penelitian
Penelitian ini menggunakan alat statistik atau SPSS untuk mengetahui
berpengaruh atau tidak antara variabel independent dengan variable
dependen. Hipotesa sebagai berikut :

1. H 1 : Variabel Rasio Rasio likuiditas yang diukur dengan Current Ratio
(CR) berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
jasa telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2. H 2: Variabel Rasio solvabilitas yang diukur dengan Debt to Equity Ratio
(DER) berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan jasa telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. H 3: Variabel Rasio aktivitas yang diukur dengan Total Asset Turn Over
(TATO) berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan jasa telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4. H 4 : Variabel Rasio profitabilitas yang diukur dengan Return On Total
Asset (ROA) berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan pada

perusahaan jasa telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
5. H 5 : Variabel Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivas, Profitabilitas
berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan

5. Landasan Teori
5.1 Kinerja keuangan
Ukuran kinerja keuangan terdiri dari berbagai kelompok seperti; rasio
likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas.


5.1.1. Rasio Likuiditas
Fred Weston (dalam Kasmir, 2015:129) menyatakan bahwa rasio
likuiditas

(liquidity ratio) merupakan

rasio

yang menggambarkan

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek.
Dengan kata lain, rasio likuiditas berfungsi untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik
kewajiban kepada pihak luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun di
dalam perusahaan (likuiditas perusahaan).

Jenis- jenis pengukuran Rasio Likuiditas:



Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban
lancarnya dalam suatu tahun dari operasinya.
Rumus Current Ratio :

Aktiva Lancar
Utang Lancar



Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test Ratio )
Rasio cepat merupakan rasio antara aktiva lancar sesudah dikurangi
persediaan dengan hutang lancar. Rasio ini mengukur likuiditas jangka
sangat pendek.
Rumus rasio cepat (quick ratio) =: Aktiva Lancar – Persediaan



Utang Lancar
Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio kas atau cash ratio merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
seberapa besar kas yang tersedia untuk membayar utang. Dapat dikatakan
rasio ini menunjukkan kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan untuk
membayar utang-utang jangka pendeknya.
Rumus rasio kas (cash ratio): kas atau cash equivalent
Utang Lancar



Rasio Perputaran Kas
Rasio perputaran kas (cash turnover ) berfungsi untuk mengukur tingkat
kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar
tagihan dan membiayai penjualan. Dari hasil perhitungan rasio perputaran
kas apabila rasio perputaran kas tinggi, ini berarti ketidakmampuan
perusahaan dalam membayar tagihannya.
Rumus perputaran kas : Penjualan Bersih



Modal kerja bersih

Inventory to Net Working Capital
Inventory to Net Working Capital merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada dengan
modal kerja perusahaan.
Rumus INWC :

Persediaan

Aktiva Lancar – Utang Lancar
5.1.2

Rasio Solvabilitas (leverage)
Rasio solvabilitas atau leverage ratio (Kasmir, 2015:151) merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai
dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan
dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio
solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang
apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi).
Dalam praktiknya apabila dari hasil perhitungan, perusahaan ternyata
memiliki rasio solvabilitas yang tinggi, hal ini akan berdampak timbulnya
risiko kerugian lebih besar, tetapi juga ada kesempatan mendapat laba juga
besar. Sebaliknya apabila perusahaan memiliki rasio solvabilitas lebih rendah
tentu mempunyai risiko kerugian lebih kecil pula, terutama pada saat
perekonomian menurun. Dampak ini juga mengakibatkan rendahnya tingkat
hasil pengembalian (return) pada saat perekonomian tinggi. Besar kecilnya
rasio ini tergantung dari pinjaman yang dimiliki perusahaan, di samping
aktiva yang dimilikinya (ekuitas).

Jenis-jenis pengukuran Ratio Solvabilitas (Leverage):



Debt to Equity Ratio
Debt to Equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang

dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang
disediakan peminjam (kreditur) dengan pemilik perusahaan. Menurut
Syafri (2008:303) semakin kecil rasio hutang modal maka semakin baik
dan untuk keamanan pihak luar rasio terbaik jika jumlah modal lebih besar
dari jumlah hutang atau minimal sama.
Rumus debt to equity ratio: Total Liabilities


Total Equity
Debt to Asset Ratio (Debt Ratio)

Rasio ini merupakan perbandingan antara total hutang dengan total aktiva.
Sehingga rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh
aktiva. Menurut Sawir (2008:13) debt ratio merupakan rasio yang
memperlihatkan proposi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh
kekayaan yang dimiliki.
Rumus Debt to asset ratio : Total Liabilities (hutang)


Total Asset

(aktiva)

Long Term Debt to Equity Ratio

Long term debt to equity ratio merupakan rasio antara utang jangka
panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur
seberapa besar bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan
jaminan utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara utang
jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan.
Rumus LTDtER : Long term debt


Equity
Times Interest Earned
Times Interest Earned merupakan rasio untuk mencari jumlah kali

perolehan bunga. Rasio ini diartikan juga sebagai kemampuan perusahaan
untuk membayar biaya bunga, sama seperti coverage ratio. Secara umum

semakin tinggi rasio, semakin besar kemungkinan perusahaan membayar
bunga pinjaman dan dapat menjadi ukuran untuk memperoleh tambahan
pinjaman baru dari kreditor.

Rumus times interest earned :

EBIT
Biaya Bunga (Interest)

5.1.3

Rasio Aktivitas
Kasmir (2015:172) menyatakan bahwa rasio aktivitas ( activity ratio)
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan
dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Atau dapat pula dikatakan rasio
ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi (efektivitas) pemanfaatan
sumber daya perusahaan. Rasio aktivitas juga digunakan untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Dari hasil
pengukuran dengan rasio aktivitas akan terlihat apakah perusahaan lebih
efisien dan efektif dalam mengelola aset yang dimilikinya atau mungkin
justru sebaliknya.
Jenis-jenis untuk pengukuran Rasio Aktivas:



Total assets turn over (TATO)

Total asset turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa
jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva atau dengan kata
lain digunakan untuk menghitung efektivitas penggunaan total aktiva.
Rasio yang tinggi menunjukkan semakin efektif pengelolaan aktiva tetap
yang dilakukan oleh manajemen perusahaan. Kalau perputarannya lambat,
ini menunjukkan bahwa aktiva yang dimiliki terlalu besar dibandingkan
dengan kemampuan untuk menjual (Sawir, 2001:17).
Rumus total assets turn over:

Sales
Total Aktiva



Working Capital Turn Over (rasio perputaran modal kerja)

Perputaran modal kerja merupakan rasio mengukur aktivitas bisnis
terhadap kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar serta menunjukkan
banyaknya penjualan (dalam rupiah) yang dapat diperoleh perusahaan
untuk tiap rupiah modal kerja (Sawir, 2009:16).
Rumus WCTO :

Penjualan
Modal kerja bersih

5.1.4

Penjualan

=

Aktiva lanca-utang lancar

Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas (Kasmir, 2015:196) merupakan rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari

keuntungan. Rasio ini juga

memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini
ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi.
Penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan. Hasil pengukuran
rasio dapat dijadikan alat evaluasi kinerja manajemen selama ini, apakah telah
bekerja secara efektif atau tidak. Jika berhasil mencapai target yang telah
ditentukan, maka telah berhasil mencapai target untuk periode atau beberapa
periode. Namun sebaliknya, jika gagal atau tidak berhasil mencapai target yang
telah ditentukan akan menjadi pelajaran bagi manajemen untuk periode ke
depannya.


Jenis-jenis pengukuran Rasio Profitabilitas:
Return On Total Asset (ROA)
Return on total asset merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset
yang tertentu. ROA juga sering disebut sebagai ROI ( Return On
Investment). Rasio yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen aset,

yang berarti efisiensi manajemen (Hanafi dan Halim, 2012:81). Semakin
kecil (rendah) rasio ini, semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya.
Rumus ROA = Laba Bersih
Total Aktiva



Profit Margin on Sales (Net Profit Margin)
Profit Margin on Sales atau Ratio Profit Margin atau margin laba atas

penjualan merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur
margin laba atas penjualan.
Rumus profit margin on sales:


EAIT
Penjualan

Return on Equity

Rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Rumus untuk hasil pengembalian
ekuitas atau return on equity (ROE).
Rumus ROE : Earning After Interest and Tax
Ekuitas


Laba Per Lembar Saham Biasa (Earning per Share of Common Stock)
Rasio laba perlembar saham atau disebut juga rasio nilai buku merupakan
rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai
keuntungan bagi pemegang saham.
Rumus EPS :

Laba Saham Biasa
Saham Biasa yang beredar

5.2 Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan menurut Harmono (2009:233) merupakan kinerja
perusahaan yang dicerminkan oleh harga saham yang dibentuk oleh permintaan
dan penawaran di pasar modal yang merefleksikan penilaian masyarakat
terhadap kinerja perusahaan. Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai
perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang
saham (Bringham Gapensi, 1996 dalam Siswoyo, 2012). Semakin tinggi harga
saham semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi
menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi
menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi.

Indikator-Indikator yang Memengaruhi Nilai Perusahaan:
1) Price Earning Ratio (PER)
Menurut Bahagia (2008) dalam Khamida (2014) Price Earning Ratio
(PER) yaitu rasio yang mengukur seberapa besar perbandingan antara
harga saham perusahaan dengan keuntungan yang diperoleh para
pemegang saham.
Rumus PER =

Market Price per share
Earning Per share

2) Price to Book Value (PBV)
Price to Book Value (PBV) menggambarkan seberapa besar pasar
menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Makin tinggi rasio ini,
berarti pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut. PBV juga
menunjukkan seberapa jauh suatu perusahaan mampu menciptakan nilai
perusahaan yang relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan.
Rumus PBV = harga pasar per saham
Nilai buku per saham
3) Rasio Tobin’s Q
Alternatif lain yang digunakan dalam mengukur nilai perusahaan adalah
dengan menggunakan metode Tobin’s Q yang dikembangkan oleh James
Tobin. Tobin’s Q dihitung dengan membandingkan rasio nilai pasar saham
perusahaan dengan nilai buku ekuitas perusahaan (Weston dan Copeland,
2001). Rasio Tobin’s Q lebih unggul daripada rasio nilai pasar terhadap
nilai buku karena rasio ini fokus pada berapa nilai perusahaan saat ini
secara relatif terhadap berapa biaya yang dibutuhkan untuk menggantinya
saat ini.
Rumus rasio Tobin’s Q :
Q = (EMV + D)
(EBV + D)

Keterangan:
Q = Nilai Perusahaan
EMV = Nilai Pasar Ekuitas (EMV = closing price x jumlah saham yang
beredar)
D = Nilai Buku dari Total Hutang
EBV = Nilai Buku dari Total Ekuitas (EBV = total aset – total kewajiban)
5.3 Penelitian Terdahulu


Siswoyo (2012)
Melakukan penelitian dengan judul “Analisis Rasio Aktivitas Terhadap
Nilai Perusahaan yang Diukur dengan Metode Tobin’s Q pada Perusahaan
Kertas yang Go Public di Bursa Efek Indonesia”. Sampel pada penelitian
adalah 7 perusahaan periode tahun 2008-2011. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Total Asset Turnover (TATO), Inventory Turnover
(ITO), dan Working Capital Turnover (WCTO) secara bersama-sama
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara
parsial pengaruh WCTO terhadap nilai perusahaan adalah signifikan
positif, pengaruh ITO tidak signifikan dan positif sedangkan TATO tidak



berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Putra (2014)
Melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Faktor Fundamental pada
Nilai Perusahaan Sektor Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia”.
Sampel dalam penelitian adalah 8 perusahaan periode tahun 2008-2012.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Return On Assets, Return On Equity,
dan

pertumbuhan

perusahaan

berpengaruh

positif

terhadap

nilai

perusahaan. Sedangkan Earning per Share dan Debt to Equity Ratio tidak


berpengaruh pada nilai perusahaan.
Budi dan Rachmawati (2014)
Melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Return On Equity,
Debt to Equity Ratio, Growth , dan Firm Size terhadap Price to Book Value

pada Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia”.
Sampel penelitian adalah 25 perusahaan periode tahun 2009-2012. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Return On Equity, Debt to Equity Ratio,
Growth berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap PBV,

sedangkan Firm Size positif dan tidak signifikan terhadap PBV.
6. Metode Penelitian
6.1 Metode Penelitian
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan kuantitatif,
dimana data yang dikumpulkan melalui pengambilan laporan keuangan yang ada
di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2015-2017. Dimana data yang diambil tersebut
merupakan angka-angka yang biasa disebut sebagai data sekunder yang nantinya
akan diolah yang dinyatakan dalam analisis rasio keuangan. Rasio tersebut
digunakan untuk menilai atau mengukur seberapa besar atau seberapa baik kinerja
keuangan suatu perusahaan.
6.2 Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang telah tercatat
dalam laporan keuangan tahunan perusahaan sub sektor Telkomunikasi yang telah
tercatat di website resmi BEI www.idx.com. Data tersebut merupakan data
sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain. Laporan Keuangan
Tahunan yang dipakai adalah pada akhir pembukuan tahun 2013, 2013, 2014,
2015, 2016, dan 2017
6.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi

dalam

penelitian ini

adalah Perusahaan sub sektor Jasa

Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Semua perusahaan sub sektor
telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode
2013-2017 sebanyak 5 perusahaan.

6.4 Alat analisis Penelitian
alat analisis yang digunakan untuk penelitian ini adalah Uji Asumsi Klasik,
Analisa Korelasi dan Uji Analisa Regresi .
6.5.1 Uji Asumsi Klasik


Uji Normalitas
Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau

tidak yaitu;
1. Analisis grafik dimana distribusi normal akan membentuk satu garis
lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis
normal.
2. Uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) jika nilai Asymp.
Sig. (2 tailed) lebih dari 0,05, maka H0 diterima. Hal ini berarti data

residual berdistribusi normal (Ghozali, 2012:160).
6.5.2 Analisa Korelasi.


Koefisien Korelasi (r)
Analisis koefisien korelasi (R) adalah koefisien yang digunakan untuk
mengetahui tingkat hubungan dari variabel bebas secara simultan terhadap
variabel terikat. Menurut Sugiyono (dalam Hidayah, 2015) adapun
korelasi (R) rentang nilainya adalah 0 dan 1, dengan kriteria jika R = 1
atau mendekati 1, berarti hubungan antara variabel bebas dan variabel



terikat adalah sangat kuat atau positif atau searah.
Multikolinearitas
Multikonlinearitas adalah suatu keadaan dimana variabel-variabel
independent memiliki hubungan korelasi yang baik (r mendekati atau sama
dengan 1). Menurut Gujarati (2003), jika korelasi antara dua variabel
independent melebihi 0,8 maka terdapat masalah multikoneritas, adapun
hal yang dapat dilakukan adala mengganti variabel independennya dengan
variabel lain.

6.5.3. Analisa Regresi


Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar porsi
dari variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel-varibel
independen. Koefisien determinasi disebut juga dengan R-quared atau R2.
Nilai R2 yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi



variasi variabel dependen.
Uji Global (Uji Simultan)
Uji Global menggunakan F-test bertujuan untuk menguji persamaan
estimasi regresi secara keseluruhan, untuk mengetahui apakah seluruh
variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
dependen. Dimana jika sig < alpha (0,005) dapat disimpulkan bahwa



variabel independent berpengaruh terhadap variabel dependent.
Uji Individual ( Uji Parsial )
Uji Individual menggunakan t-test yang bertujuan untuk menguji pengaruh
dari masing-masing variabel independent (secara individual) terhadap
variabel dependen. Hasil dari t-test dapat dilihat dari table Coefficient.
Dimana jika

sig < alpha (0,005) dapat disimpulkan bahwa variabel

independent (secara individual) berpengaruh terhadap variabel dependent.
7. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran keseluruhan mengenai materi pokok tentang
penelitian ini, maka dijelaskan sistematika penulisan yang secara garis besar
terdiri dari sebagai berikut:


Latar Belakang Masalah
Pada bagian ini memuat latar belakang permasalahan penelitian mengapa
penulis ingin meneliti bagaimana knerja keuangan pada perusahaan
Telekomunikasi dan pengaruhnya terhadap nilai perusahaan.



Rumusan masalah
Pada bagian ini peneliti membuat rumusan masalah berdasarkan latar



belakang masalah.
Tujuan Penelitian
Pada bagian ini peneliti membuat tujuan penelitian berdasarkan rumusan



masalah.
Hipotesa Penelitian
Pada bagian ini peneliti membuat Hipotesa Penelitian berdasarkan



Rumusan Masalah.
Landasan Teori
Pada bagian ini peneliti menjelaskan secara keseluruhan bagaimana
mengukur kinerja keuangan dengan menghitung rasio keuangan sesuai
dengan rumus yang sudah ada dan bagaimana cara melihat nilai suatu



perusahaan dengan pengukuran yang sudah ada.
Metode penelitian
Pada bagian ini peneliti menjelaskan secara keseluruhan bagaimana
peneliti dalam mengambil data yang sudah ada untuk dikelola atau
dihitung, populasi dan sampel data yang diambil, dan alat analisis yang
digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independent dan
variabel dependent.

8. Daftar Pustaka
1) Kisman, Z. Model For Overcoming Decline in Credit Growth (Case
Study of Indonesia with Time Series Data 2012M1-2016M12). Journal
of Internet Banking and Commerce.Vol.22, No. 3,2017.
2) Kisman, Z., & Shintabelle Restiyanita, M. The Validity of Capital Asset
Pricing Model (CAPM) and Arbitrage Pricing Theory (APT) in
Predicting the Return of Stocks in Indonesia Stock Exchange American
Journal of Economics, Finance and Management Vol. 1, No. 3, 2015,
pp. 184-189
3) Kisman, Z.Disappearing Dividend Phenomenon: A Review of Theories
and Evidence.Transylvanian Review.Vol XXIV, No. 08,2016.
4) Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan 2013-2017 Subsektor Jasa
Telekomunikasi www.idx.co.id diakses 20 April 2018

5) “Data Pengguna ponsel dan penetrasi media sosial”
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/08/29/penggunaponsel-indonesia-mencapai-142-dari-populasi diakses 20 April 2018
6) “Pengukuran dalam Kinerja Keuangan” dari buku Principles of

Managerial Finance by Lawrence J. Gitman Edisi 12. Diakses 20 April
2018
7) “Pengertian

dan

Pengukuran

Nilai

Perusahaan”

https://www.kajianpustaka.com/2017/11/pengertian-jenis-danpengukuran-nilai-perusahaan.html diakses 20 April 2018