ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA PASAR DAN KEUANGAN PERUSAHAAN

(1)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA PASAR DAN KEUANGAN PERUSAHAAN

Oleh:

Gerry Anugerah Prianza

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intellectual capital terhadap kinerja pasar dan keuangan perusahaan. Metode Value Added Intellectual Coefficient (VAIC™) digunakan untuk mengukur intellectual capital. Kinerja pasar dalam penelitian ini diukur menggunakan rasio price to book value (PBV) dan keuangan perusahaan mengunakan ROA. Sampel penelitan ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2010 sampai dengan 2012. Secara keseluruhan sampel dari penelitian ini terdiri dari 63 sampel dari 21 perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2010 sampai 2012.

Alat analisis yang digunakan untuk menganalisa permasalahan yaitu analisis regresi linear sederhana. Besarnya pengaruh variabel independen (kinerja modal intelektual) mampu menjelaskan variabel dependen (kinerja pasar) sebesar 28,6% sedangkan sisanya sebesar 71,4% dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model regresi ini dan variabel independen (kinerja modal intelektual) mampu menjelaskan variabel dependen (keuangan perusahaan) sebesar 32,2% sedangkan sisanya sebesar 67,8% dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model regresi ini.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa intellectual capital berpengaruh positif terhadap rasio price to book value (PBV) dan Intellectual Capital berpengaruh positif terhadap ROA.

Kata kunci: Intellectual Capital, Kinerja Pasar dan Keuangan Perusahan.


(2)

ABSTRACT

ANALYSIS OF INTELLECTUAL CAPITAL INFLUENCE ON MARKETS PERFORMANCE AND FINANCIAL OF THE FIRM

By:

Gerry Anugerah Prianza

The objective of this research is to investigate the influence of intellectual capital on markets performance and financial of the firm. The Value Added Intellectual Capital (VAIC™) methode is used to measure of intellectual capital. Markets performance in this research is measure with price to book value (PBV) ratio and financial of the firm determined by return on asset (ROA). The sample of this study is the manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) during the years 2010 to 2012 the whole sample of this study consisted of 63 samples from 21 manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) during 2010 to 2012.

The analytical tool used to analyze the problems is the simple linear regression analysis. The magnitude of the effect of independent variable (intellectual capital) which affects the dependent variable (markets performance) by 28.6% and the remaining 71.4% is influenced by other factors not included in the research model and independent variable (intellectual capital) which affects the dependent variable (financial of the firm) by 32.2% and the remaining 67.8% is influenced by other factors not included in the research model.

The results of this study indicate that intellectual capital positive and significant effect on the markets performance and intellectual capital positive and significant effect on the financial of the firm


(3)

ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA PASAR DAN KEUANGAN PERUSAHAAN

Oleh

GERRY ANUGERAH PRIANZA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 19 Agustus 1990, sebagai anak kelima dari lima bersaudara pasangan Bapak Yuzar Djayasinga dan Ibu Ermaniar S.Raya M.Pd.

Penulis menyelesaikan pendidikan di Taman Kanak-Kanak Kartika II-2 Bandar Lampung (1996), Sekolah Dasar Kartika II-5 Bandar Lampung (2002), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 2 Bandar Lampung (2005), Sekolah Menengah Atas Negeri 10 Bandar Lampung (2008) dan pada tahun 2008 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui Jalur Seleksi Ujian Mandiri Perguruan Tinggi Negeri.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HIMAKTA) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Pada tahun 2012 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Way Tuba Kabupaten Way Kanan.


(8)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini kepada orang-orang yang berarti

dalam hidupku....

Kedua orang tuaku

Kakak-Kakakku

Ponakan-Ponakanku

Kekasihku

Saudara, Sahabat, serta Teman-temanku,

Almamaterku,


(9)

MOTO

Forza lotta vincerai non ti lasceremo mai (AC Milan)

In your life you only get to do so many things and right now

we’ve chosen to do this, so let’s make it great. (Steve Jobs)

Jangan pernah malu untuk maju, karena malu menjadikan

kita takkan pernah mengetahui dan memahami segala sesuatu

hal akan hidup ini


(10)

SANWACANA

Dengan segala kerendahan hati penulis panjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang dengan izinNya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA PASAR DAN KEUANGAN PERUSAHAAN”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi di Universitas Lampung.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, dan dorongan yang sangat berarti dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini, penulis

menyampaikan hormat dan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Prof.Dr. Satria Bangsawan, S,E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;

2. Bapak Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;

3. Bapak Sudrajat, S.E., M.Acc., Akt. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

4. Ibu Dr. Rindu Rika Gamyuni, S.E., M.Si., Akt. selaku Dosen Pembimbing Akademik;

5. Bapak Yuliansyah, S.E., M.S.A., Ph.D., Akt. selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah memberikan bantuan, saran, arahan, dan waktunya selama penyusunan skripsi ini dan selama masa perkuliahan;


(11)

6. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.S.i selaku Dosen Pembimbing

Pendamping yang telah memberikan bantuan, saran, arahan, dan waktunya selama penyusunan skripsi ini dan selama masa perkuliahan;

7. Ibu Dr. Lindrianasari, S.E., M.Si., Akt. Selaku Dosen Penguji Utama yang telah memberikan bantuan, saran, arahan dan waktunya selama

penyusunan skripsi ini dan selama masa perkuliahan;

8. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat selama penulis berada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;

9. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang selalu membantu dalam proses menuju sarjana;

10.Papi Yuzar Djayasinga dan Mami Ermaniar S.Raya S.Pd., M.Pd yang selalu memberikan doa, semangat, kasih sayang, dukungan moril dan materiil serta senantiasa berkorban dan selalu memberikan yang terbaik bagi penulis dengan penuh keikhlasan. Semoga Allah SWT selalu melindunginya.

11.Kakak-kakakku, Sari Prima Relza, S.H., Dini Merianza S.P., Ossy Trivalianza S.T.P., Elsa Firyanza S.P., yang selalu memberi motivasi, arahan, dukungan dan senantiasa berkorban bagi penulis. Semoga kita bisa menjadi anak yang selalu membanggakan kedua orangtua kita.

12.Ponakan-Ponakanku, Kaisya Bilovi Grenda, Farah Nur Azra, Olla Benefita Mesyhanda, M.Milan Al Farisi, yang selalu memberi senyum dan canda tawa bagi penulis.


(12)

13.Pacarku Atika Dalili Akhmad, S.Farm., Apt. yang selalu memberi semangat, motivasi, dan juga kasih sayangnya bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi.

14.Teman-Teman Akuntansi angkatan 2008 yang tidak bisa disebutkan satu persatu;

15.Teman-Teman Akuntansi angkatan 2006, 2007, 2009, 2010 dan 2011 yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

16.Keluarga Besar HIMAKTA terutama presidium tahun 2010-2011. 17.Keluarga Besar Minoritas (Adit, Kamaludin, Bery, Ridho, Fajrul, Krisna,

Suryo, Deni, Engga, Diko, Sabik, Almukhalis, Ferdi, Alsby, Affan, Hendi, Ipes, Baskoro, Ershad, Rafsanjani, Lucky dll) kalian teman berjuang yang luar biasa;

18.Keluarga Besar MOCENG, (Roni, Tomi, Irwan, Ratno, Ucup, Awang, Popo, Agi, Ewin, Ridho, Yudhi, Selo, Ferdhika, Adit, Dimas)

19.Keluarga Besar Milanisti Indonesia Sezione Lampung, (Arief, Miftahudin, Agus Riyadi, Zulkifli, Ori, Fazi, Budi, Suryo, Vijay, Novyan, Sobri, Aji, Andry, Ardhie, Bernard, Panca, Aning, Adi, Otong, Riski, Nandes, Ervan, Heru, Izal, Wayan, Sangga, Rizky, Kiki, Neny, Herwin, Joko, Yusuf, Richie, Ragil dll) Forza Milan selalu.

20.Teman Teman dan Senior Akuntansi (Ijul, Zona, Reza, Geri, Santoso, Febri, Ibe, Hendi, Agung, Ilham, Ari, Ika, Mustika, Karina, Icha, Yuliana, Tiara, Endah, Putri, Nisa, Radela, Jenny)

21.Keluarga besar KKN Desa Way Tuba, Way Kanan, terimakasih atas kebersamaan 40 hari yang tak terlupakan;


(13)

22.Terimakasih untuk orang-orang yang sudah terlibat atau melibatkan dirinya dalam hidup saya, dan orang-orang yang terlewat disebutkan yang memiliki arti yang sama dalam kehidupan saya. Terima Kasih.

Akhir kata penulis hanya dapat mendoakan semoga segala bantuan yang diberikan mendapat pahala yang setimpal dari Allah SWT. Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan bagi para pembaca.

Bandar Lampung, Oktober 2014 Penulis


(14)

i DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Permasalahan ... 8

1.2.1. Perumusan Masalah ... 8

1.2.2. Batasan Masalah ... 9

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

1.3.1. Tujuan Penelitian ... 9

1.3.2. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II. LANDASAN TEORI ... 11

2.1. Shareholder Theory... 11

2.2. Resources Based Theory (RBT) ... 12

2.3. Intellectual Capital ... 14

2.3.1. Komponen intellectual capital ... 15

2.3.2. Pengukuran intellectual capital ... 16

2.4. Kinerja Pasar ... 19

2.5. Keuangan Perusahaan ... 19

2.6. Kerangka Penelitian ... 20

2.7. Hipotesis ... 21

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 24

3.1. Populasi dan Sampel ... 24

3.2. Metode Pengumpulan Data ... 25

3.3. Operasional Variabel Penelitian ... 25

3.3.1. Variabel Independen... 25


(15)

ii

3.4. Teknik Analisis Data ... 28

3.4.1. Uji Normalitas... 28

3.4.2. Uji Multikolonieritas ... 29

3.4.3. Uji Autokorelasi ... 29

3.4.4. Uji Heteroskedastisitas ... 30

3.4.5. Uji Regresi Linear Sederhana ... 31

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 32

4.1. Analisis Deskriptif ... 33

4.1.1. Kinerja Pasar (PBV) ... 33

4.1.2. Keuangan Perusahaan (ROA) ... 33

4.1.3. Kinerja Modal Intelektual (VAIC) ... 34

4.2. Uji Asumsi Klasik ... 34

4.3. Koefisien Determinasi (Goodness of Fit Test) ... 42

4.4. Signifikansi Model Regresi ... 43

4.5. Pengujian Hipotesis... 44

4.5.1. Kinerja Intellectual Capital (VAIC) terhadap Kinerja Pasar (PBV). ... 45

4.5.2. Kinerja Intellectual Capital (VAIC) terhadap Keuangan Perusahaan (ROA) ... 46

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ... 48

5.1. Kesimpulan ... 48

5.2. Keterbatasan ... 49

5.3. Saran ... 49 DAFTAR PUSTAKA


(16)

iii DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 KRITERIA AUTOKORELASI DURBIN-WATSON Tabel 4.1 HASIL UJI STATISTIK DESKRIPTIF

Tabel 4.2 HASIL UJI MULTIKOLONIERITAS Tabel 4.3 HASIL UJI AUTOKORELASI

Tabel 4.4 INTERPRESTASI HASIL AUTOKORELASI DURBIN-WATSON

Tabel 4.5 HASIL UJI GOODNESS OF FIT TEST

Tabel 4.6 SIGNIFIKANSI MODEL REGRESI PBV DAN ROA Tabel 4.7 PERSAMAAN REGRESI


(17)

v DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 DAFTAR PERUSAHAAN SAMPEL

Lampiran 2 ITEM PENGUNGKAPAN MODAL INTELEKTUAL

Lampiran 3 DATA HASIL PENELITIAN

Lampiran 4 HASIL UJI STATISTIK DESKRIPTIF DAN UJI ASUMSI KLASIK


(18)

iv DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 KERANGKA PENELITIAN Gambar 4.1 GRAFIK HISTOGRAM PBV Gambar 4.2 NORMAL P-P PLOT PBV Gambar 4.3 GRAFIK HISTOGRAM ROA Gambar 4.4 NORMAL P-P PLOT ROA Gambar 4.5 SCATTERPLOT PBV Gambar 4.6 SCATTERPLOT ROA


(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring dengan pesatnya pesaingan dalam era globalisasi, organisasi dituntut agar mampu bersaing dalam mencapai tingkat kompetitif jangka panjang. Untuk mencapai hal tersebut, organisasi dituntut untuk selalu melakukan inovasi agar selalu unggul dengan pesaingnya. Salah satu usaha untuk mencapai inovasi dalam suatu organisasi, maka pengembangan sumber daya manusia adalah suatu

keharusan. Salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam pengembangan sumber daya manusia adalah untuk meningkat Intellectual Capital.

Penelitian terdahulu mengatakan bahwa Intellectual Capital merupakan human resources yang tidak dapat ditiru oleh pesaing suatu organisasi (Barney, 1992). Dikarenakan Intellectual Capital tidak dapat ditiru oleh pesaing lainnya, unsur ini sangat penting dalam meningkatkan kinerja organisasi baik kinerja pasar maupun kinerja keuangan. Berdasarkan asumsi tersebut diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk menguji bagaimana peran Intellectual Capital dapat meningkatkan kinerja pasar dan kinerja keuangan.

Para peneliti sebelumnya menyatakan pendapatnya bahwa nilai aset tidak


(20)

2

dalam Pramelasari (2010) yang berpendapat bahwa penciptaan nilai yang tidak berwujud (intangible value creation) harus mendapatkan perhatian yang cukup dikarenakan hal ini akan memiliki dampak yang sangat besar terhadap kinerja perusahaan. Disini Ulum (2009) juga menyatakan bahwa dalam value creation, format yang terukur / berwujud (tangible form) seperti pendapatan tergantung pada format yang tidak berwujud (intangible form). Contohnya adalah apabila perusahaan bertujuan untuk menciptakan penciptaan laba, maka disini diperlukan pelayanan dan hubungan yang baik dengan pelanggan. Disini dimaksudkan dengan pelayanan yang baik maka akan tercipta kesetiaan dari pelanggan.

Perubahan orientasi bisnis para perusahaan menuju knowledge based business membuat perubahan dalam penciptaan nilai perusahaan. Berkembangnya perusahaan akan bergantung pada bagaimana kemampuan manajemen untuk mengelola sumber daya perusahaan dalam menciptakan nilai perusahaan sehingga akan memberikan keunggulan kompetitif perusahaan yang berkelanjutan

(Pramelasari, 2010). Masih banyak pelaku bisnis di Indonesia yang menggunakan akuntansi tradisional yang menitikberatkan pada tangible asset, padahal dalam lingkungan bisnis knowledge based business lebih menitikberatkan pada intangible asset. Laporan keuangan tradisional tidak mampu menyajikan informasi mengenai knowledge based processes dan intangible asset.

Perusahaan terkadang dinilai kurang mampu memberi penjelasan atas nilai perusahaan, yang mengakibatkan pembuat laporan keuangan dinilai seringkali dianggap kurang memadai sebagai pelaporan kinerja keuangan. Ini berakibat informasi akuntansi tidak bisa digunakan dalam pembuat keputusan investasi dan


(21)

3

kredit. Hal ini disebabkan karena tidak adanya informasi lain yang harus

disampaikan kepada para pengguna laporan keuangan, sehingga dapat mengetahui nilai lebih dari suatu perusahaan. Caniboat al. (2000) dalam Pramelasari (2010) mengungkapkan bahwa salah satu tanda informasi akuntansi tidak dapat dijadikan landasan dalam membuat keputusan adalah semakin meningkatnya kesenjangan antara nilai pasar dan nilai buku ekuitas perusahaan dalam financial market.

Meningkatnya perbedaan antara nilai pasar dan nilai buku perusahaan telah menarik para peniliti untuk menyelidiki nilai yang hilang (hidden value) pada laporan keuangan perusahaan. Lev (2001, p.9) dan Chen et al (2005) dalam Pramelasari (2010) mencatat bahwa selama tahun 1977 – 2001, dalam US Standard and Poors (S&P) 500, rasio nilai pasar terhadap nilai buku perusahaan meningkat dari 1 sampai 5. Hal ini menyatakan secara tidak langsung bahwa sekitar 80% nilai perusahaan tidak tercermin dalam laporan keuangan. Menurut Edvinsson dan Malone (1997) dalam Chen et al (2005), perbedaan antara nilai pasar dan nilai buku perusahaan adalah nilai Intellectual Capital ( IC ).

Intellectual Capital (IC) menurut Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD), 1999) dijelaskan sebagai nilai ekonomi dari dua kategori asset tidak berwujud, yaitu organizional (structural) capital dan human capital. Organizational (structural) capital adalah merupakan suatu sistem software, jaringan distribusi, dan rantai pasokan. Sedangkan Human capital meliputi sumber daya manusia didalam organisasi, seperti konsumen dan supplier. Intellectual capital (IC) diidentifikasi sebagai perbedaan antara nilai pasar perusahaan dan nilai buku aset perusahaan tersebut , Ulum (2009).


(22)

4

Edinvinsson dan Malone (1997) dalam Chen et. al. (2005) mengungkapkan bahwa Intellectual Capital adalah nilai yang tersembunyi (hidden asset) dalam

perusahaan. Disini hidden asset maksudnya adalah bahwa intellectual capital tidak terlihat seperti aset fisik lainya dan juga asset intelektual ini tidak tercermin dalam laporan keuangan perusahaan.

Pada umumnya Intellectual Capital dikelompokan menjadi tiga komponen, yaitu human capital, structural capital dan relational capital. Human capital meliputi pengetahuan, keahlian, kompetensi dan motivasi yang dimiliki oleh karyawan. Structural capital mencakup budaya perusahaan, computer software, dan teknologi informasi. Sedangkan relational capital meliputi loyalitas konsumen, pelayanan jasa terhadap konsumen, dan hubungan baik dengan pemasok.

Di Indonesia Intellectual Capital muncul sejak diterbitkannya PSAK No 19 (revisi 2000) tentang aktiva tidak berwujud yaitu aktiva non-moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan administratif. Contoh-contoh aktiva tidak berwujud dalam PSAK No. 19 (revisi 2000) antara lain ilmu pengetahuan dan teknologi, design dan implementasi sistem atau proses baru, lisensi, hak kekayaan

intelektual, pengetahuan mengenai pasar dan merek dagang (termasuk merek produk/brand names), piranti lunak computer, hak paten, hak cipta, film gambar hidup, daftar pelanggan, hak penguasaan hutan, kuota impor, waralaba, hubungan dengan pemasok atau pelanggan, kesetian pelanggan, hak pemasaran, dan pangsa pasar.


(23)

5

Pada dasarnya Intellectual Capital (IC) di Indonesia telah mendapatkan perhatian sebagaimana telah disinggung dalam PSAK No 19 (revisi 2000). Namun

perusahaan – perusahaan di Indonesia cenderung mengunakan conventional based dalam membangun bisnisnya sehingga produk yang dihasilkan masih miskin kandungan teknologi. Selain itu perusahaan – perusahaan tersebut juga belum begitu menerapkan sistem human capital, structural capital, dan customer capital yang pada dasarnya diperlukan dalam menciptakan value added bagi perusahaan dalm bersaing di era knowledge based business. Penciptaan nilai (value added) bagi perusahaan adalah ketika perusahaan mampu menghasilkan sesuatu yang lebih dari sumber daya yang diinvestasikan, yaitu dapat digunakan sebagai indikator pertumbuhan dan keberhasilan bisnis. Apabila perusahaan mampu mengelola dan memanfaatkan sumber daya yang dimilikisehingga sumber daya tersebut dapat menciptakan value added bagi perusahaan, maka hal ini dapat disebut sebagai value creation. Intellectual Capital merupakan sumber daya kunci bagi perusahaan untuk menciptakan value added perusahaan dan nantinya akan tercapai keunggulan kompetitif perusahaan. Perusahaan yang memiliki

keunggulan kompetitif tentunya akan mampu bersaing dan bertahan di lingkungan bisnis.

Penciptaan nilai yang tidak berwujud (intangible value creation) harus

mendapatkan perhatian yang cukup karena hal ini memiliki dampak yang sangat besar terhadap kinerja perusahaan. Dalam value creation, format yang terukur / berwujud (tangible form) tergantung pada format yang tidak berwujud (intangible form). Sebagai contoh, apabila perusahaan bertujuan untuk meningkatkan


(24)

6

pelanggan. Pelayan yang baik akan memuaskan pelanggan sehingga terwujud pelanggan yang setia (Ulum, 2009).

Chen et al Chen et al. (2005) menyarankan sebuah pengukuran tidak langsung terhadap Intellectual Capital yaitu dengan mengukur efisiensi dari nilai tambah yang dihasilkan oleh kemampuan intelektual perusahaan (Value Added

Intellectual Coefficient - VAIC). Metode VAIC ini dikembangkan oleh Pulic pada tahun 1997 yang didesain untuk menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari aset berwujud dan aset tidak berwujud yang dimiliki perusahaan. VAIC merupakan metode untuk mengukur kinerja intellectual capital perusahaan. Pendekatan ini relatif mudah dan memungkinkan untuk dilakukan karena

menggunakan akun-akun dalam laporan keuangan perusahaan.

Chen et al. (2005) melakukan suatu riset dengan menggunakan data dari perusahaan listing di Taiwan, dan riset ini membuktikan bahwa intellectual capital berpengaruh positif terhadap market value dan kinerja keuangan, dan dapat digunakan sebagai indicator kinerja keuangan masa depan. Namun terjadi hasil yang berbeda yang ditunjukan oleh Firer dan Williams (2003) yang mencoba meneliti topic yang sama dengan Chen et al dengan menggunakan data dari 75 perusahaan perdagangan public di Afrika Selatan. Disini Firer dan Williams tidak menemukan suatu hal yang berhubungan kuat antara Intellectual Capital dengan profitabilitas perusahaan.

Ulum (2008) meneliti hubungan antara Intellectual Capital dengan kinerja

perusahaan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama tahun 2004-2006. Hasil penelitian didapat bahwa terdapat pengaruh Intellectual Capital (VAIC)


(25)

7

terhadap kinerja keuangan perusahaan. Intellectual Capital (VAIC) juga

berpengaruh terhadap kinerja keuangan masa depan. Hasil yang lain adalah tidak ada pengaruh ROGIC (rate of growth of intellectual capital) terhadap kinerja keuangan perusahaan masa depan.

Penelitian yang dilakukan Imaningati (2007) terhadap perusahaan real estate & property yang terdaftar di BEJ 2001-2006 menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara Intellectual Capital dengan nilai pasar perusahaan. Selain itu, dengan menggunakan model VAIC agregat Intellectual Capital berpengaruh terhadap ROE dan EP. Sedangkan dengan model per komponen, Intellectual Capital berpengaruh terhadap ROE, EP dan ATO.

Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan ternyata terdapat hasil yang berbeda mengenai pengaruh Intellectual Capital terhadap nilai pasar dan kinerja perusahaan. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan pengetahuan dan pemanfaatan teknologi yang diterapkan. Hal ini dikarenakan pada era knowledge based business, pengetahuan dan teknologi memegang peranan penting.

Perbedaan perkembangan dan penggunaan teknologi mungkin dapat

mengakibatkan perbedaan dalam implikasi dan penggunaan intellectual capital di tiap-tiap negara. Penggunaan dan pemanfaatan Intellectual Capital yang berbeda menyebabkan perbedaan kinerja keuangan perusahaan dan kemampuan

perusahaan dalam menciptakan nilai.

Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan perusahaan – perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI sebagai sampel penelitian. Alasan mengapa peneliti menggunakan perusahaan manufaktur karena perusahaan manufaktur


(26)

8

harus inovatif dalam mengembangkan usahanya dan dalam usaha untuk

pengembangannya perusahaan membutuhkan dana yang besar pula, oleh karena itu perusahaan harus mampu menarik investor – investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut. Dan dalam pengupayaan hal tersebut perusahaan melalui manajemennya harus meningkatkan kinerja perusahaan sehingga nilai perusahaan di mata investor menarik dan sangat menjanjikan. Untuk meningkatkan kinerjanya perusahaan harus dapat memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki, dan salah satunya itu adalah intellectual capital.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas masih terdapat perbedaan dan belum konsistennya hasil dari penelitian mengenai intellectual capital, maka penulis tertarik untuk menulis judul

Analisis Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Pasar dan Keuangan Perusahaan”.

1.2. Permasalahan

1.2.1. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah Intellectual capital berpengaruh terhadap kinerja pasar ?


(27)

9

1.2.2. Batasan Masalah

Untuk memfokuskan penelitian agar tujuan penelitian tercapai, maka peneliti memberikan batasan masalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan - perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

2. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan periode pengamatan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012.

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis pengaruh intellectual capital terhadap kinerja pasar perusahaan.

2. Untuk menganalisis pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan.

1.3.2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai sarana bagi peneliti dalam memahami, menambah dan mengaplikasikan pengetahuan teoritis yang telah dipelajari.


(28)

10

2. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris mengenai bagaimana pengaruh intellectual capital terhadap nilai pasar dan kinerja keuangan perusahaan.

3. Bagi investor, dengan adanya penelitian ini diharapkan investor dapat menggunakan informasi mengenai praktek pengelolaan intellectual capital yang diterapkan perusahaan serta pengaruhnya terhadap nilai pasar dan kinerja perusahaan, dalam membuat keputusan investasi.

4. Bagi pihak lain yang berminat dalam bidang keuangan, penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan referensi dan informasi untuk menambah wawasan.


(29)

11

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Shareholder Theory

Menurut teori ini, tanggung jawab yang paling mendasar dari direksi adalah bertindak untuk kepentingan meningkatkan nilai (value) dari pemegang saham. Jika perusahaan memperhatikan kepentingan pemasok, pelanggan, karyawan, dan lingkungannya, maka value yang didapatkan oleh pemegang saham semakin sedikit, sehingga berjalannya pengurusan oleh direksi harus mempertimbangkan kepentingan pemegang sahamnya untuk memastikan kesehatan perusahaan dalam jangka panjang, termasuk peningkatan value pemegang saham (Smerdon dalam Sutedi, 2011).

Teori yang menjelaskan hubungan antara manajemen perusahaan dan pemegang saham ini, memiliki tujuan membantu manajemen perusahaan dalam

meningkatkan penciptaan nilai sebagai dampak dari aktivitas-aktivitas yang mereka lakukan dan meminimalkan kerugian yang mungkin muncul bagi shareholder mereka. Dalam penciptaan nilai bagi perusahaan, manajemen

perusahaan harus dapat mengelola seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan, baik karyawan (human capital), aset fisik (physical capital) maupun structural capital. Apabila seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat dikelola dan


(30)

12

dimanfaatkan dengan baik maka akan menciptakan value added bagi perusahaan sehingga dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. segala tindakan tersebut dilakukan demi kepentingan pemegang saham.

2.2. Resources Based Theory (RBT)

Perusahaan harus dapat memanfaaatkan dan mengelola segala sumber daya yang dimilikinya untuk menciptakan keunggulan kompetitif sehingga dapat

menciptakan nilai bagi perusahaan tersebut.

Menurut Susanto (2007) dalam Pramelasari (2010), agar dapat bersaing organisasi membutuhkan dua hal utama. Pertama, memiliki keunggulan dalam sumber daya yang dimilikinya, baik berupa aset yang berwujud (tangible assets) maupun yang tidak berwujud (intangible assets).

Kedua, adalah kemampuan dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya tersebut secara efektif. Kombinasi dari aset dan kemampuan akan menciptakan kompetensi yang khas dari sebuah perusahaan, sehingga mampu memiliki keunggulan kompetitif di banding para pesaingnya.

Hal yang paling utama adalah menentukan sumber daya kunci yang potensial bagi perusahaan untuk meraih keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Untuk itu sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan harus diidentifikasi. Sumber daya perusahaan dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu sumber daya yang berwujud, tidak berwujud dan sumber daya manusia.


(31)

13

Sumber daya yang berwujud misalnya aset fisik yang dimiliki perusahaan

sedangkan sumber daya yang tidak berwujud dapat berupa merk dagang. Masing-masing sumber daya tersebut memiliki kontribusi yang berbeda dalam upaya mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan sehingga perusahaan harus dapat menentukan sumber daya kunci yang dapat menciptakan keunggulan

kompetitif perusahaan yang berkelanjutan. Dalam menentukan sumber daya kunci RBT memberikan beberapa kriteria, yaitu :

a) Sumber daya tersebut mampu mendukung kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan pesaing.

b)Sumber daya tersebut tersedia dalam jumlah terbatas atau langka dan tidak mudah ditiru. Terdapat empat karakteristik yang mengakibatkan sumber daya menjadi sulit ditiru, yaitu sumber daya tersebut unik secara fisik, memerlukan waktu yang lama dan biaya yang besar untuk memperolehnya, sumber daya unik yang sulit dimiliki dan dimanfaatkan pesaing, dan sumber daya yang memerlukan investasi modal yang besar untuk mendapatkannya.

c) Sumber daya tersebut dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. Semakin banyak keuntungan yang menjadi milik perusahaan akibat pemanfaatan sumber daya tertentu, maka semakin berharga sumber daya tersebut.

d)Durability (daya tahan sumber daya), semakin lambat suatu sumber daya mengalami depresiasi, semakin berharga sumber daya tersebut. Apalagi bila


(32)

14

sumber daya yang dapat mengalami apresiasi, seperti brand awareness reputasi, dan budaya perusahaan.

Apabila sebuah perusahaan memiliki sumber daya yang unggul dan dapat

mengelola sumber daya tersebut dengan baik, maka kinerja perusahaan pun akan meningkat. Oleh karena itu, pengelolaan sumber daya yang baik dan tepat akan meningkatkan laba yang besar bagi perusahaan tersebut.

2.3. Intellectual Capital

Intellectual captial (modal kapital) merupakan sumber daya yang dimiliki

perusahaan berupa pengetahuan untuk menghasilkan asset yang lebih tinggi. Para peneliti sebelumnya membagi IC menjadi 3 komponen, yaitu : human capital (HC), structural capital (SC), dan customer capital (CC).

Selanjutnya menurut Bontis et al. (2000), secara sederhana HC mencerminkan individual knowledge stock suatu organisasi yang dipresentasikan oleh

karyawannya. Human Capital ini termasuk kompetensi, komitmen dan loyalitas karyawan terhadap perusahaan. Lebih lanjut Bontis et. al.menyebutkan bahwa SC meliputi seluruh non-human storehouses of knowledge dalam organisasi. Yang termasuk dalam SC adalah database, organizational chart, process manual, strategies, routines dan segala hal yang membuat nilai perusahaan lebih besar dari nilai materialnya. Sedangkan Customer Capital adalah pengetahuan yang melekat dalam marketing channels dan customer relationship.


(33)

15

2.3.1. Komponen intellectual capital

Pada umumnya peneliti menyatakan bahwa intellectual capital terdiri dari tiga komponen utama, yaitu

1. Human capital (HC)

Human capital merupakan lifeblood dalam intellectual capital. Pada Human capital inilah terdapat sumber innovation dan improvement. Akan tetapi merupakan komponen yang sulit diukur (Sawarjuwono dan Kadir,2003).

Human capital merupakan sumber inovation dan improvement, karena

didalamnya terdapat pengetahuan, ketrampilan dan kompentensi yang dimiliki oleh karyawan perusahaan. Human capital dapat meningkat jika perusahaan dapat memanfaatkan dan mengembangkan pengetahuan, kompentensi dan ketrampilan karyawannya secara efisien. Oleh karena itu, human capital merupakan sumber daya kunci yang dapat menciptakan keunggulan kompetitif perusahaan sehingga perusahaan mampu bersaing dan bertahan di lingkungan bisnis yang dinamis. Dengan memiliki karyawan yang berkeahlian dan berketerampilan, maka dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan menjamin keberlangsungan perusahaan tersebut. Meningkatnya kinerja perusahaan juga akan meningkatkan persepsi pasar.

2. Structural capital (SC)

Structural capital adalah kemampuan perusahaan untuk melakukan aktivitas yang mendukung karyawan untuk menghasilkan kinerja intelektual yang optimal. Structural Capital menggambarkan perlunya sistem dan prosedur yang baik


(34)

16

dalam suatu perusahaan, karena karyawan suatu perusahaan yang memiliki intelektual yang tinggi apabila tidak didukung dengan sistem dan prosedur yang baik pula, maka intellectual capital tidak dapat berjalan dengan maksimal (Sawarjuwono dan Kadir, 2003).

3. Relational capital (RC) atau customer capital (CC)

Relational capital merupakan hubungan yang harmonis association network yang dimiliki oleh perusahaan dengan para mitranya, baik yang berasal dari para pemasok, pelanggan dan juga pemerintah dan masyarakat. Relational capital dapat muncul dari berbagai bagian diluar lingkungan perusahaan yang dapat menambah nilai bagi perusahaan (Sawarjuwono dan Kadir,2003).

2.3.2. Pengukuran intellectual capital

Pada dasarnya pengukuran Intellectual Capital dibagi menjadi 2, yakni

pengukuran non monetary dan ukuran monetary. Beberapa penelitian sebelumnya tentang Intellectual Capital memakai beragam jenis pengukuran dengan indikator yang berbeda. Dan dalam penelitian ini, peneliti memakai pengukuran Intellectual Capital berbasis moneter dengan menggunakan model yang dikembangkan oleh Pulic (1998,1999,2000) yakni VAIC (Value Added Intellectual Coefficient). Model ini digunakan untuk menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari aset berwujud (tangible asset) dan aset tak berwujud (intangible asset) yang dimiliki oleh perusahaan. Model ini sangat mungkin untuk dilakukan karena dikonstruksikan dari akun-akun dalam laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi). Metode ini pada dasarnya digunakan untuk mengukur kinerja Intellectual Capital di suatu perusahaan.


(35)

17

Tahap awal dalam metode ini adalah perhitungan value added (VA) yang

merupakan indikator yang paling obyektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai (value creation). VA didapat dari selisih antara output dan input. Nilai output (OUT) adalah

revenue dan mencakup seluruh produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan untuk dijual, sedangkan input (IN) meliputi seluruh beban yang digunakan perusahaan untuk memproduksi barang atau jasa dalam rangka menghasilkan revenue. Namun beban karyawan tidak termasuk kedalam nilai input.

Menurut Pulic (1998) proses penciptaan nilai dalam model ini juga dipengaruhi oleh efisiensi dari Human Capital (HC), Capital Employed (CE), dan Structural Capital (SC).

Value added of Capital Employed (VACA)

Value Added of Capital Employed (VACA) adalah indikator untuk VA yang diciptakan oleh satu unit dari physical capital. Pulic (1998) mengasumsikan bahwa jika 1 unit dari CE (Capital Employed) menghasilkan return yang lebih besar daripada perusahaan yang lain, maka berarti perusahaan tersebut lebih baik dalam memanfaatkan CE-nya. Dengan demikian, pemanfaatan IC yang lebih baik merupakan bagian dari IC perusahaan.

Berdasarkan konsep RBT, agar dapat bersaing dengan perusahaan lainnya, perusahaan membutuhkan sebuah kemampuan dalam pengelolaan aset baik aset fisik maupun aset intelektual. VACA merupakan bentuk dari kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber dayanya yang berupa capital asset.


(36)

18

Dengan pengelolaan capital asset yang baik, diyakini peusahaan dapat meningkatkan nilai pasar dan kinerja perusahaannya.

Value Added Human Capital (VAHU)

Value Added Human Capital (VAHU) menunjukkan berapa banyak VA dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Hubungan antara VA dengan HC mengindikasikan kemampuan HC untuk menciptakan nilai di dalam perusahaan.

Berdasarkan konsep RBT, agar dapat bersaing perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Selain itu, perusahaan harus dapat mengelola sumber daya yang berkualitas tersebut dengan maksimal sehingga dapat menciptakan value added dan keunggulan kompetitif perusahaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

Structural Capital Value Added (STVA)

Structural Capital Value Added (STVA) menunjukkan kontribusi structural capital (SC) dalam penciptaan nilai. STVA mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari VA dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai. SC bukanlah ukuran yang independen sebagaimana HC dalam proses penciptaan nilai. Artinya, semakin besar kontribusi HC dalam value creation, maka akan semakin kecil kontribusi SC dalam hal tersebut. Lebih lanjut Pulic menyatakan bahwa SC adalah VA dikurangi HC.


(37)

19

2.4. Kinerja Pasar

Kinerja Pasar umumnya merupakan nilai atau harga jual sebuah barang jika barang tersebut di jual. Besarnya harga jual tergantung dengan nilai pasar yang berlaku untuk barang tersebut. Kinerja pasar tidak tergantung dengan penyusutan barang tersebut, kinerja pasar hanya dipengaruhi kondisi pasar. Kinerja pasar tidak digunakan dalam pembukuan perusahaan. Kinerja pasar digunakan perusahaan hanya untuk menghitung apakah barang (aktiva tetap) yang dijual perusahaan untung atau rugi.

Kinerja pasar dalam penelitian ini diproksikan dengan Price to Book Value (PBV). Rasio price to book value (PBV) menunjukan berapa besar nilai perusahaan dari apa yang telah atau sedang ditanamkan oleh pemilik perusahaan, semakin tinggi rasio ini, semakin besar tambahan kekayaan yang dinikmati oleh pemilik

perusahaan. Rasio ini membandingkan harga pasar per saham dengan nilai bukunya.Jika harga pasar berada di bawah nilai bukunya, investor memandang bahwa perusahaan tidak cukup potensial.

2.5.Keuangan Perusahaan

Pada umumnya kinerja keuangan perusahaan ialah salah satu bentuk penilaian dengan asas manfaat dan efesiensi dalam penggunaan anggaran keuangan. Dalam organisasi sektor publik, setelah adanya oprasional anggaran, langkah selanjutnya adalah pengukuran kinerja untuk menilai prestasi dan akuntabilitas organisasi dan manajemen dalam menghasilan pelayanan publik yang lebih baik.


(38)

20

Dalam penelitian ini yang menjadi indikator dari keuangan perusahaan yaitu return on assets. Return on Assets (ROA) adalah profitabilitas kunci yang

mengukur jumlah profit yang diperoleh tiap rupiah aset yang dimiliki perusahaan. ROA memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam melakukan efisisensi penggunaan total aset untuk operasional perusahaan. ROA merefleksikan

keuntungan bisnis dan efisiensi perusahaan dalam pemanfaatan total assets (Chen et al., 2005). ROA memberikan gambaran kepada investor tentang bagaimana perusahaan mengkonversikan uang yang telah diinvestasikan dalam laba bersih. Jadi, ROA merupakan indikator dari profitabilitas perusahaan dalam

menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba bersih. ROA dihitung dengan membagi laba bersih (net income) dengan rata-rata total asset perusahaan. Semakin tinggi nilai ROA, maka perusahaan tersebut semakin efisien dalam menggunakan assetnya. Hal ini berarti bahwa perusahaan tersebut dapat

menghasilkan uang (earnings) yang lebih banyak dengan investasi yang sedikit.

2.6.Kerangka penelitian

Kerangka penelitian dalam penelitian ini menggambarkan pengaruh intellectual capital terhadap nilai pasar serta kinerja perusahaan. Dimana intellectual capital pada penelitian ini merupakan variabel independen yang diproksikan dengan VAIC (Value Added Intellectual Coefficients) dengan komponen – komponennya, yaitu VACA, VAHU dan STVA. Sedangkan yang merupakan variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja pasar (price to book value) dan keuangan perusahaan (return on assets).


(39)

21

Gambar 1.1

Kerangka Penelitian

2.7. Hipotesis

Dalam teori shareholder pihak manajemen perusahaan diharuskan mampu mengelola sumber daya yang dimiliki berupa fisik maupun intelektual secara maksimal agar dapat menciptakan nilai tambah bagi perusahaan (Deegan, 2004 dalam Ulum, 2009). Apabila nilai tambah yang dihasilkan sangat baik akan meningkatkan pula nilai dari perusahaan tersebut, sehingga harga saham perusahaan di pasar pun akan meningkat.

Hal ini dilakukan guna membuat para pemegang saham dari perusahaan mendapat keuntungan dan mengambil keputusan yang tepat bagi perusahaan. Pihak

menajemen yang mengelola sumber daya dengan baik akan meningkatkan harga saham perusahaan dan meningkatkan pula rasio price-to-book value. Oleh sebab itu, pengelolaan intelectual capital yang baik akan berpengaruh positif terhadap kinerja pasar perusahaan.

Kinerja Pasar (PBV)

Keuangan Perusahaan

(ROA)

Intellectual Capital

VAIC VACA VAHU


(40)

22

Peningkatan persepsi pasar akan meningkatkan rasio price-to-book value, peningkatan ini tidak lepas dari faktor – faktor yang mengharuskan perusahaan mengelola intellectual capital dengan baik.

Apabila persepsi pasar meningkat maka nilai dari perusahaan pun meningkat. Sesuai dengan teori permintaan yang telah dijelaskan, ketika harga saham perusahaan naik permintaan akan saham pun naik. Dan ini pun menjelaskan bagaimana hubungan antara pengelolaan intellectual capital yang baik dengan rasio price-to-book value, hal ini menggambarkan peningkatan intellectual capital dalam artian dikelola dengan baik, maka akan meningkatkan kinerja pasar yang diproksikan dengan rasio price-to-book value. Chen et. al (2005), menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara IC dengan nilai pasar perusahaan.

Jika IC meningkat, dalam artian dikelola dengan baik, maka hal ini dapat meningkatkan persepsi pasar terhadap nilai perusahaan.Sehingga dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

Ha1 : IC berpengaruh positif terhadap kinerja pasar (PBV)

Sumber daya manusia yang berkompetensi merupakan keunggulan kompetitif bagi perusahaan untuk bersaing. Dalam resources based theory Susanto (2007) menjelaskan bahwa apabila perusahaan dapat memanfaatkan sumber daya dan mengelola potensi yang dimiliki karyawannya dengan baik, maka hal itu dapat meningkatkan produktivitas karyawan. Jika produktivitas karyawan meningkat, maka pendapatan dan profit perusahaan juga akan meningkatkan.


(41)

23

Meningkatnya pendapatan dan laba perusahaan dapat mengakibatkan return on assets perusahaan juga meningkat. Hal ini pun akan menguntungkan para pemegang saham dan manajemen pun akan dinilai berhasil sesuai dengan tujuan dari teori sthareholder itu sendiri.

Penjelasan diatas menggambarkan pengelolaan intellectual capital yang baik akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan yang baik. Hubungan intellectual capital dengan kinerja keuangan perusahaan telah dibuktikan oleh beberapa peneliti. Firer & William (2003) dan Chen et. al (2005) telah membuktikan bahwa IC (VAIC) mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Selain itu, dengan pengelolaan intellectual capital yang baik maka diyakini dapat

meningkatkan kinerja perusahaan.Sehingga dirumuskan hipotesis sebagai berikut :


(42)

24

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Populasi dan Sampel

Populasi dapat diartikan sebagai kumpulan atau kelompok orang, peristiwa atau sesuatu yang menarik minat peneliti untuk melakukan penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2010 sampai dengan 2012.

Sampel merupakan bagian dari populasi yang terdiri dari elemen–elemen yang diharapkan memiliki karakteristik yang sama dengan populasi. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah dengan metode purposive judgement sampling. Metode ini adalah metode tipe pemilihan sampel secara tidak acak (non

probabilitas) yang informasinya diperoleh dengan menggunakan kriteria tertentu.

Kriteria yang harus dipenuhi oleh sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur yang tidak keluar (delisting) dari BEI selama periode pengamatan (2010-2012).

2. Perusahaan memiliki laba bersih positif selama periode pengamatan (2010-2012).


(43)

25

3.2. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Sumber data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara, yang dapat berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter), baik yang

dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan. Sumber data dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan tahunan perusahaan-perusahaan yang telah disesuaikan dengan perusahaan yang go public dan terdaftar di BEI selama periode 20010-2012, yang diperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id dan juga Indonesian Capital Market Directory. Laporan yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan periode Desember 2010, 2011, dan 2012.

3.3. Operasional Variabel Penelitian

3.3.1. Variabel Independen

1. Intellectual Capital

Intellectual Capital yang dalam penelitian ini merupakan kinerja intellectual capital yang diukur berdasarkan value added yang diciptakan oleh capital employed (VACA), human capital (VAHU), dan structural capital (STVA).

Kombinasi dari ketiga value added tersebut disimbolkan dengan nama VAIC yang dikembangkan oleh Pulic (1998, 2000). Formulasi perhitungan VAIC adalah sebagai berikut:


(44)

26

a. VAIC = VACA + VAHU + STVA

b. VACA (Physical Capital)

VACA adalah indikator untuk VA yang diciptakan oleh suatu unit dari physical capital.

VACA = VA/CE

Keterangan :

VA (Value Added) = OUTPUT – INPUT

CE (Capital Employed) = Dana yang tersedia (ekuitas, laba bersih) OUTPUT = Total penjualan dan pendapatan lain

INPUT = Beban dan biaya-biaya (selain beban karyawan)

c. VAHU (Human Capital)

VAHU menunjukkan berapa banyak VA dapat dihasilkan denan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja.

VAHU = VA/HC

Keterangan : VA = Value Added


(45)

27

d. STVA (Structural capital)

STVA Rasio ini mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari VA dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai.

STVA = SC/VA

Keterangan : VA = Value Added

SC = Structural Capital (VA – HC)

3.3.2. Variabel Dependen

1. Price to book value ratio (PBV)

Rasio price to book value (PBV) menunjukan berapa besar nilai perusahaan dari apa yang telah atau sedang ditanamkan oleh pemilik perusahaan, semakin tinggi rasio ini, semakin besar tambahan kekayaan yang dinikmati oleh pemilik

perusahaan. Rasio ini membandingkan harga pasar per saham dengan nilai bukunya.Jika harga pasar berada di bawah nilai bukunya, investor memandang bahwa perusahaan tidak cukup potensial.

PBV =

Harga pasar per saham


(46)

28

Book value per share (nilai buku per saham) dihitung dengan membagi total ekuitas saham dengan jumlah saham yang beredar. Dalam penelitian ini, PBV yang digunakan dalam menguji hipotesis satu adalah PBV tahun berjalan.

2. Return on Asset (ROA)

Variabel dependen kedua dari penelitian ini adalah kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan dengan rasio ROA. ROA merupakan profitabilitas kunci yang mengukur jumlah profit yang diperoleh tiap rupiah aset yang dimiliki perusahaan. ROA memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam melakukan efisisensi penggunaan total aset untuk operasional perusahaan. ROA memberikan gambaran kepada investor tentang bagaimana perusahaan mengkonversikan uang yang telah diinvestasikan dalam laba bersih. Jadi, ROA merupakan indikator dari

profitabilitas perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba bersih.

ROA =

Laba Bersih

Total Assets

3.4. Teknik Analisis Data

3.4.1. Uji Normalitas

Uji asumsi normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Model regresi yang baik memiliki distribusi yang normal atau mendekati normal.


(47)

29

Apabila asumsi ini tidak terpenuhi maka model regresi tidak akan valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk menguji apakah model regresi berdistribusi normal yaitu dengan grafik histogram dan uji statistik. Uji grafik dilakukan dengan melihat garfik histogram yang membandingkan data obersvasi dengan distribusi normal dengan melihat normal probability plot distribusi kumulatif data obervasi terhadap distribusi normal. Sedangkan uji statistik terhadap normalitas dilakukan dengan uji normalitas Kolmogrov-Smirnov.

3.4.2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Untuk melihat apakah ada kolinearitas dalam penelitian ini, maka akan dilihat dari variance inflation factor multikolinearitas (VIF). Nilai VIF yang diperkenankan adalah 10, jika nilai VIF lebih dari 10 maka dapat dikatakan terjadi multikolinearita, yaitu terjadi hubungan yang cukup besar antara variabel-variabel bebas, dan angka tolerance mempunyai angka >0,10, maka variabel tersebut tidak mempunyai masalah multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya.

3.4.3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi kolerasi maka dinamakan problem autokorelasi. Untuk mengetahui apakah terjadi autokorelasi dalam suatu model regresi, dapat digunakan uji Durbin Watson (Uji DW). Uji Durbin Watson (DW


(48)

30

test) digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lag diantara variabel independen.

Tabel 3.1. Kriteria Autokorelasi Durbin-Watson

3.4.4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas . Heteroskedastisitas terjadi karena perubahan situasi yang

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif

Tidak ada autokorelasi positif

Tidak ada autokorelasi negatif

Tidak ada autokorelasi negatif

Tidak ada autokorelasi positif atau negative Tolak No decision Tolak No decision Tidak ditolak

0 < d <dL

dL ≤ d ≤ dU 4-dL < d < 4

4-dU ≤ d ≤ 4-dL


(49)

31

tidak tergambarkan dalam spesifikasi model regresi. Pemeriksaan gejala

heteroskedastisitas adalah dengan melihat pola diagram pencar. Dengan ketentuan jika diagram pencar yang ada membentuk pola-pola tertentu yang teratur maka regresi mengalami gangguan heteroskedastisitas, jika diagram pencar tidak membentuk pola tertentu atau acak maka regresi tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas.

3.4.5. Uji Regresi Linier Sederhana

Hasil analisis regresi adalah berupa koefesien untuk variabel independen.

Koefesien ini diperoleh dengan cara memprediksi nilai variabel dependen dengan suatu persamaan. Dalam analisis regresi selain mengukur kekuatan hubungan antaradua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen.

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier sederhana karena jumlah variabel independen hanya satu,, yaitu VAIC, sehingga persamaan regresi yang terbentuk yaitu:

Model dalam penelitian ini adalah :

PBV = α + β1 VAIC + ε……….(1)

ROA = α + β1 VAIC+ ε………...(2)

Keterangan :

PBV = Price to book value ROA = Return on asset


(50)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat pengaruh intellectual capital terhadap nilai pasar dan kinerja keuangan perusahaan. Sampel perusahaan dalam penelitian ini merupakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Intellectual capital dihitung menggunakan model Pulic yakni Value Added Intellectual Coefficient (VAIC). Sedangkan kinerja pasar, menggunakan rasio Price to Book Vaue (PBV) dan keuangan perusahaan menggunakan rasio Return on Assets (ROA).

Berdasarkan pada hasil analisis data dan pengujian hipotesis pada bab sebelumnya, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Intellectual capital (VAIC) berpengaruh positif terhadap kinerja pasar perusahaan (PBV).

Hal ini membuktikan semakin baik intellectual capital perusahaan maka akan semakin baik pula kinerja perusahaan. Dengan begitu perusahaan yang mengelola intellectual capital dengan baik secara tidak langusng akan menaikkan nilai saham dari perusahaan tersebut.

2. Intellectual capital (VAIC) berpengaruh positif terhadap keuangan perusahaan (ROA).


(51)

49 Dengan pengelolaan intellectual capital yang baik akan mempengaruhi keuangan perusahaan. Semakin besar nilai dari intellectual capital maka kinerja perusahaan akan meningkat dan akan menghasilkan laba yang besar pula bagi perusahaan. Ini mencerminkan adanya pengaruh positif intellectual capital terhadap keuangan perusahaan. Dimana dalam penelitian ini keuangan perusahaan diproksikan dengan menggunakan ROA.

5.2. Keterbatasan

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu sebagai berikut: 1. Sampel penelitian yang digunakan hanya perusahaan-perusahaan

manufaktur yang menerbitkan laporan tahunannya secara berturut-turut dari tahun 2010-2012. Sehingga hasil dari penelitian ini tidak akan berlaku untuk perusahaan-perusahaan dari sektor lain.

2. Penelitian ini hanya mengukur pengaruh intellectual capital terhadap kinerja pasar dan keuangan perusahaanpada tahun yang sama dan tidak melihat dampak pada tahun berikutnya.

5.3. Saran

Saran perbaikan yang penulis usulkan kepada para peneliti lain di masa akan datang adalah :

1. Penelitian selanjutnya diharapkan dilakukan pada semua jenis sektor perusahaan, hal ini untuk melihat dari jenis sektor manakah perusahaan yang terdapat kontribusi intellectual capital (IC) yang tinggi.


(52)

50

2. Penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan untuk meneliti pengaruh intellectual capital terhadap kinerja perusahaan tahun berikutnya.

3. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan perhitungan yang sama untuk beban gaji karyawan.


(53)

DAFTAR PUSTAKA

Bontis, N. 2000. ”Intellectual Capital and Bussiness Performance in Malaysian Industries,”. Journal of Intellectual Capital, 1 (1): 85-100.

Bontis, N., William, C. C. L., & Richardson, R. (2000). Intellectual capital and business performance in Malaysian industries. Journal of Intellectual Capital, 1(1), 85-100.

Chen, Ming-Chin, et. al. 2005. An Empirical Investigation of Relationship Between Intellectual Capital and Firm’s Market Value and Financial

Performance.Journal of Intellectual Capital. Vol. 6 No. 2, pp. 159-176. Bradford.

Edvinsson, L., & Malone, M. S. (1997). Intellectual Capital: Realizing Your Company’s True Value by Finding Its Hidden Brainpower. Harper Business, New York, NY. Firer, S dan Williams, M. 2003. Intellectual Capital and Traditional Measures of

Corporate Performance. Journal of Intellectual Capital. Vol. 4 No. 3, pp. 348- 360.

Ghozali, Imam, 2009. Ekonometrika. Teori, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17. Semarang: Penerbit BPUNDIP.

Imaningati. 2007. “Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Perusaahan Real Estate &bProperti yang Terdaftar di BEI Tahun 2002-2006”. Thesis.

Universitas Diponegoro. Semarang.

Lestari, R.A. 2010. “Pengaruh Intellectual Capital pada Kinerja Keuangan Perusahaan Sekuritas yang Go Public di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi. Universitas Lampung. Lampung.

Margaretha, Farah, dan Arief Rakhman. 2006. “Analisis Pengaruh Intellectual Capital terhadap Market Value dan Financial Performance Perusahaan dengan Metode Value Added Intellectual Capital”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 8, No. 2.


(54)

Najibullah, Syed. 2005. “An Empirical Investigation of The Relationship Between Intellectual Capital and Firms’ Market Value and Financial Performance : in Context of Commercial Banks of Bangladesh”.

Pramelasari, Y.M., 2010. “Pengaruh Intellectual Capital terhadap Nilai Pasar dan Kinerja Keuangan Perusahaan”. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang. Pulic, A.1998. “VAIC-An Accounting Tool for IC Management,”. International Journal

of Technology Management, 20 (5). Universitas Sumatera Utara Sawarjuwono, Tciptohadi, Agustine Prihatin K. 2003. “Intellectual Capital :

Perlakuan, Pengukuran dan Pelaporan”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 5, No. 1.

Susanto, A.B., 2007. “Resource Based Versus Market Based”. Eksekutif no.338. Mei. Hlm.. 24-25.

Tan et al. 2007. Intellectual capital and financial returns of companies. Journal of Intellectual Capital Vol. 8 No. 1, 2007 pp. 76-95.

Ulum, Ihyaul. 2008. “Intellectual Capital Performance Sektor Perbankan di Indonesia”.Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 10, No. 2. Universitas Muhammadiyah Malang.

Ulum, Ihyaul., Imam Ghozali, dan Anis Chariri, 2008. “Intellectual Capital dan Kinerja Keuangan Perusahaan; Suatu Analisis dengan Pendekatan Partial Least Square”, SNA XI, Pontianak.

SITUS WWW:

Pulic, A. 2000. “VAIC –an accounting tool for IC management”. available online at: www.measuring-ip.at/Papers/ham99txt.htm (accessed November 2006).


(1)

31

tidak tergambarkan dalam spesifikasi model regresi. Pemeriksaan gejala

heteroskedastisitas adalah dengan melihat pola diagram pencar. Dengan ketentuan jika diagram pencar yang ada membentuk pola-pola tertentu yang teratur maka regresi mengalami gangguan heteroskedastisitas, jika diagram pencar tidak membentuk pola tertentu atau acak maka regresi tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas.

3.4.5. Uji Regresi Linier Sederhana

Hasil analisis regresi adalah berupa koefesien untuk variabel independen.

Koefesien ini diperoleh dengan cara memprediksi nilai variabel dependen dengan suatu persamaan. Dalam analisis regresi selain mengukur kekuatan hubungan antaradua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen.

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier sederhana karena jumlah variabel independen hanya satu,, yaitu VAIC, sehingga persamaan regresi yang terbentuk yaitu:

Model dalam penelitian ini adalah :

PBV = α + β1 VAIC + ε……….(1)

ROA = α + β1 VAIC+ ε………...(2)

Keterangan :

PBV = Price to book value ROA = Return on asset


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat pengaruh intellectual capital terhadap nilai pasar dan kinerja keuangan perusahaan. Sampel perusahaan dalam penelitian ini merupakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Intellectual capital dihitung menggunakan model Pulic yakni Value Added Intellectual Coefficient (VAIC). Sedangkan kinerja pasar, menggunakan rasio Price to Book Vaue (PBV) dan keuangan perusahaan menggunakan rasio Return on Assets (ROA).

Berdasarkan pada hasil analisis data dan pengujian hipotesis pada bab sebelumnya, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Intellectual capital (VAIC) berpengaruh positif terhadap kinerja pasar perusahaan (PBV).

Hal ini membuktikan semakin baik intellectual capital perusahaan maka akan semakin baik pula kinerja perusahaan. Dengan begitu perusahaan yang mengelola intellectual capital dengan baik secara tidak langusng akan menaikkan nilai saham dari perusahaan tersebut.

2. Intellectual capital (VAIC) berpengaruh positif terhadap keuangan perusahaan (ROA).


(3)

49 Dengan pengelolaan intellectual capital yang baik akan mempengaruhi keuangan perusahaan. Semakin besar nilai dari intellectual capital maka kinerja perusahaan akan meningkat dan akan menghasilkan laba yang besar pula bagi perusahaan. Ini mencerminkan adanya pengaruh positif intellectual capital terhadap keuangan perusahaan. Dimana dalam penelitian ini keuangan perusahaan diproksikan dengan menggunakan ROA.

5.2. Keterbatasan

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu sebagai berikut: 1. Sampel penelitian yang digunakan hanya perusahaan-perusahaan

manufaktur yang menerbitkan laporan tahunannya secara berturut-turut dari tahun 2010-2012. Sehingga hasil dari penelitian ini tidak akan berlaku untuk perusahaan-perusahaan dari sektor lain.

2. Penelitian ini hanya mengukur pengaruh intellectual capital terhadap kinerja pasar dan keuangan perusahaanpada tahun yang sama dan tidak melihat dampak pada tahun berikutnya.

5.3. Saran

Saran perbaikan yang penulis usulkan kepada para peneliti lain di masa akan datang adalah :

1. Penelitian selanjutnya diharapkan dilakukan pada semua jenis sektor perusahaan, hal ini untuk melihat dari jenis sektor manakah perusahaan yang terdapat kontribusi intellectual capital (IC) yang tinggi.


(4)

50

2. Penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan untuk meneliti pengaruh intellectual capital terhadap kinerja perusahaan tahun berikutnya.

3. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan perhitungan yang sama untuk beban gaji karyawan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Bontis, N. 2000. ”Intellectual Capital and Bussiness Performance in Malaysian Industries,”. Journal of Intellectual Capital, 1 (1): 85-100.

Bontis, N., William, C. C. L., & Richardson, R. (2000). Intellectual capital and business performance in Malaysian industries. Journal of Intellectual Capital, 1(1), 85-100.

Chen, Ming-Chin, et. al. 2005. An Empirical Investigation of Relationship Between Intellectual Capital and Firm’s Market Value and Financial

Performance.Journal of Intellectual Capital. Vol. 6 No. 2, pp. 159-176. Bradford.

Edvinsson, L., & Malone, M. S. (1997). Intellectual Capital: Realizing Your Company’s True Value by Finding Its Hidden Brainpower. Harper Business, New York, NY. Firer, S dan Williams, M. 2003. Intellectual Capital and Traditional Measures of

Corporate Performance. Journal of Intellectual Capital. Vol. 4 No. 3, pp. 348- 360.

Ghozali, Imam, 2009. Ekonometrika. Teori, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17. Semarang: Penerbit BPUNDIP.

Imaningati. 2007. “Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Perusaahan Real Estate &bProperti yang Terdaftar di BEI Tahun 2002-2006”. Thesis.

Universitas Diponegoro. Semarang.

Lestari, R.A. 2010. “Pengaruh Intellectual Capital pada Kinerja Keuangan Perusahaan Sekuritas yang Go Public di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi. Universitas Lampung. Lampung.

Margaretha, Farah, dan Arief Rakhman. 2006. “Analisis Pengaruh Intellectual Capital terhadap Market Value dan Financial Performance Perusahaan dengan Metode Value Added Intellectual Capital”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 8, No. 2.


(6)

Najibullah, Syed. 2005. “An Empirical Investigation of The Relationship Between Intellectual Capital and Firms’ Market Value and Financial Performance : in Context of Commercial Banks of Bangladesh”.

Pramelasari, Y.M., 2010. “Pengaruh Intellectual Capital terhadap Nilai Pasar dan Kinerja Keuangan Perusahaan”. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang. Pulic, A.1998. “VAIC-An Accounting Tool for IC Management,”. International Journal

of Technology Management, 20 (5). Universitas Sumatera Utara Sawarjuwono, Tciptohadi, Agustine Prihatin K. 2003. “Intellectual Capital :

Perlakuan, Pengukuran dan Pelaporan”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 5, No. 1.

Susanto, A.B., 2007. “Resource Based Versus Market Based”. Eksekutif no.338. Mei. Hlm.. 24-25.

Tan et al. 2007. Intellectual capital and financial returns of companies. Journal of Intellectual Capital Vol. 8 No. 1, 2007 pp. 76-95.

Ulum, Ihyaul. 2008. “Intellectual Capital Performance Sektor Perbankan di Indonesia”.Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 10, No. 2. Universitas Muhammadiyah Malang.

Ulum, Ihyaul., Imam Ghozali, dan Anis Chariri, 2008. “Intellectual Capital dan Kinerja Keuangan Perusahaan; Suatu Analisis dengan Pendekatan Partial Least Square”, SNA XI, Pontianak.

SITUS WWW:

Pulic, A. 2000. “VAIC –an accounting tool for IC management”. available online at: www.measuring-ip.at/Papers/ham99txt.htm (accessed November 2006).