1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Negara Indonesia adalah Negara kepulauan baik besar maupun kecil dengan berbagai macam keindahan baik darat maupun laut yang sangat menarik untuk
dinikmati. Indonesia
yang kaya
akan sumber
daya alam
juga memiliki
keanekaragaman seni dan budaya di setiap daerah yang membuat suatu daerah mempunyai ciri khas masing-masing yang dapat dipamerkan ke daerah lain bahkan
ke negara lain. Ciri khas inilah yang dapat dimanfaatkan menjadi produk wisata yang menarik Selvia Maryam, 2011.
Menurut UU RI No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan, wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan
mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu
sementara. Sehingga pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,
pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, sektor pariwisata merupakan salah
satu sektor yang sangat penting bagi suatu negara. Hal ini dapat dilihat dari UU RI No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan yang menyebutkan bahwa pariwisata
2
merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang dilakukan secara sistematis, terencana, terpadu, berkelanjutan, dan bertanggung jawab dengan tetap
memberikan perlindungan terhadap nilai-nilai agama, budaya, kelestarian, lingkungan hidup serta kepentingan nasional. Pembangunan kepariwisataan diperlukan untuk
mendorong pemerataan kesempatan berusaha dan memperoleh manfaat serta mampu menghadapi tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global.
Saat ini negara-negara di dunia berlomba-lomba untuk meningkatkan sektor pariwisata negaranya. Bahkan bagi negara maju yang sedikit bahkan tidak memiliki
obyek wisata yang alami, mereka rela membuat obyek wisata buatan dengan teknologi yang mereka miliki. Karena produk yang dihasilkan oleh sektor pariwisata
tidak akan habis meskipun dikonsumsi secara terus menerus. Terlebih lagi karena mereka menyadari bahwa sektor pariwisata memberikan keuntungan yang sangat
menjanjikan melalui devisa dan transaksi dalam jumlah yang sangat besar yang diperoleh baik dari wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.
Pariwisata sering diistilahkan oleh para ahli ekonomi sebagai ekspor yang
tidak kentara invisible export, karena kemampuannya untuk mendatangkan devisa
tidak kalah dengan kegiatan ekspor komoditi yang sesungguhnya, disamping itu juga dapat meningkatkan pendapatan pajak negara. Hal ini terbukti pada saat krisis
ekonomi nasional sektor pariwisata ternyata masih tetap mampu memberi kontribusi terhadap perekonomian nasional dan daerah Laporan Akhir Passenger Exit Survey,
3
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata 2004 dalam Rastiyono DP, 2006. Pada Tabel 1.1 dapat dilihat kemampuan sektor pariwisata dalam menghasilkan devisa.
Tabel 1.1 Ranking Devisa Pariwisata terhadap Komoditas Ekspor Lainnya
Tahun 2006-2010
Jenis Komoditas 2006
2007 2008
2009 2010
Rank Nilai
Rank Nilai
Rank Nilai
Rank Nilai
Rank Nilai
Minyak gas bumi 1
21,209.50 1
22,088.60 1
29,126.30 1
19,018.30 1
28,039.60 Pakaian jadi
2 5,608.16
4 5,712.87
5 6,092.06
4 5,735.60
5 6,598.11
Karet olahan 3
5,465.14 3
6,179.88 3
7,579.66 5
4,870.68 3
9,314.97 Minyak kelapa sawit
4 4,817.64
2 7,868.64
2 12,375.57
2 10,367.62
2 13,468.97
Alat Listrik 5
4,448.74 6
4,835.87 6
5,253.74 6
4,580.18 6
6,337.50 Pariwisata
6 4,447.97
5 5,345.98
4 7,377.00
3 6,298.02
4 7,603.45
Tekstil 7
3,908.76 7
4,177.97 7
4,127.97 7
3,602.78 7
4,721.77 Kayu Olahan
8 3,324.97
10 3,076.88
10 2,821.34
10 2,275.32
11 2,870.49
Kertas barang dari kertas 9
2,859.22 9
3,374.84 8
3,796.91 8
3,405.01 8
4,241.79 Bahan Kimia
10 2,697.38
8 3,402.58
11 2,754.30
11 2,155.41
10 3,381.85
Makanan Olahan 11
1,965.56 11
2,264.00 9
2,997.17 9
2,960.73 9
3,620.86
Angka dalam juta USD Sumber : KementrianPariwisata dan Ekonomi Kreatif
Selain itu, pariwisata juga sangat membantu dalam mengurangi pengangguran di suatu Negara, karena sektor ini memiliki efek multiplier pada sektor-sektor lain
yang bergerak dan menunjang sektor pariwisata tersebut. Apabila sektor pariwisata berkembang dengan baik, maka bukan tidak mungkin sektor-sektor lainnya seperti
perdagangan, akomodasi, jasa-jasa, bahkan sektor pertanian dan industri juga akan ikut berkembang. Dengan kata lain sektor pariwisata dapat menciptakan lapangan
kerja yang sangat luas bagi suatu negara. Selain itu, melalui pariwisata suatu negara bisa memperkenalkan keragaman budaya yang mereka miliki kepada negara lain
4
melalui wisatawan yang berkunjung untuk berpariwisata. Sehingga, dari sini dapat kita lihat bahwa sektor pariwisata memiliki peran penting dalam pembangunan baik
peran ekonomi, sosial, maupun budaya.
Tabel 1.2 Dampak Pariwisata berdasarkan Neraca Satelit Pariwisata Nasional
Tahun 2006-2010
Tahun Dampak terhadap Output
Dampak terhadap PDB Dampak terhadap Tenaga
Kerja Pariwisata Nasional
Share Pariwisata Nasional
Share Pariwisata Nasional
Share
2006 306.50
6,640.75 4.62
143.62 3,339.48 4.3
4.44 95.46
4.65 2007
362.10 7,480.57
4.62 169.67 3,957.40
4.29 5.22
99.93 5.22
2008 499.67
9,882.38 5.06
232.93 4,954.03 4.70
7.02 102.55
6.84 2009
505.02 10,530.04
4.80 233.89 5,613.44
4.17 6.98
104.49 6.68
2010 565.15
11,956.62 4.73
261.06 6,422.92 4.06
7.44 108.21
6.87
Angka dalam triliun rupiah kecuali tenaga kerja dalam juta orang Sumber : Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Dalam kebijakan pembangunan
pariwisata diupayakan
pengembangan berbagai komponen kepariwisataan, mengingat sektor pariwisata di masa mendatang
berpotensi untuk menjadi sektor andalan, yaitu sebagai lokomotif perekonomian. Hal tersebut sejalan dengan prediksi dan analisa World Tourism Organization yang
menegaskan bahwa sektor Pariwisata telah menjadi industri yang prospektif dan kompetitif di abad 21 ini. Fenomena tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa
kemajuan teknologi serta peningkatan kesejahteraan masyarakat di berbagai wilayah telah mendorong pertumbuhan yang sangat pesat pada angka mobilitas wisatawan
internasional dari tahun ke tahun Review RIPP Propinsi Jawa Tengah, 2003 dalam Rastiyono DP, 2006.
5
Tabel 1.3 Kunjungan Wisatawan Mancanegara menurut KabKota di Jawa Tengah
Tahun 2006-2010
No. KabupatenKota
Wisatawan Mancanegara Jumlah
2006 2007
2008 2009
2010
1 Kab. Magelang
131.425 155.662
174.937 303.562
218.558 884.144
2 Kab. Klaten
70.577 89.97
1.811 483
503 163.344
3 Kota Surakarta
17.178 13.448
16.852 23.477
24.989 95.944
4 Kab. Wonosobo
17.296 11.57
13.793 16.190
17.555 76.404
5 Kab. Banjarnegara
10.628 3.609
5.357 32.275
21.943 73.812
6 Kab. Karanganyar
14.273 9.127
11.446 6.340
7.704 48.890
7 Kota Semarang
9.901 8.016
18.132 3.650
8.676 48.375
8 Kab. Cilacap
700 1.921
11.823 268
838 15.550
9 Kab. Banyumas
591 205
6.862 5.334
3.277 16.269
10 Kab. Purbalingga
- -
7.278 -
- 7.278
11 Kab. Kebumen
- -
2.138 -
- 2.138
12 Kab. Purworejo
47 23
696 -
- 766
13 Kab. Boyolali
- -
- 1.052
1.392 2.444
14 Kab. Sukoharjo
- -
- -
- -
15 Kab. Wonogiri
- -
- -
- -
16 Kab. Sragen
647 659
2.838 1.795
2.278 8.217
17 Kab. Grobogan
- -
- -
- -
18 Kab. Blora
- -
- 28
56 84
19 Kab.Rembang
- -
294 131
94 519
20 Kab. Pati
- -
- -
- -
21 Kab. Kudus
233 92
971 62
38 1.396
22 Kab. Jepara
7.900 2.123
5.954 2.685
5.033 23.695
23 Kab. Demak
1.356 1.166
6.849 1.399
1.137 11.907
24 Kab. Semarang
6.947 4.394
10.014 4.638
3.572 29.565
25 Kab. Temanggung
- -
57 -
45 102
26 Kab. Kendal
- 11
206 -
- 217
27 Kab. Batang
- -
330 47
- 377
28 Kab. Pekalongan
- -
- -
- -
29 Kab. Pemalang
- -
100 -
- 100
30 Kab. Tegal
- -
2.780 -
52 2.832
31 Kab. Brebes
- -
62 -
- 62
32 Kota Magelang
60 18
946 12
- 1.036
33 Kota Salatiga
- -
- -
- -
34 Kota Pekalongan
8 102
451 91
65 717
35 Kota Tegal
- -
- -
- -
Sumber : Badan Pusat Statistik
6
Salah satu daerah yang memiliki potensi wisata cukup besar namun belum dikembangkan secara maksimal adalah kabupaten Wonosobo. Potensi wisata yang
terdapat di daerah ini adalah wisata alam, wisata sejarah dan wisata buatan. Potensi wisata kabupaten wonosobo juga dapat dilihat dari jumlah wisatawan yang
berkunjung. Meskipun jika dilihat dari total jumlah pengunjung, Kabupaten Wonosobo masih jauh berada di bawah kabupatenkota lain yang ada di Jawa Tengah.
Namun, dari 35 KabupatenKota yang ada di Jawa Tengah, Kabupaten Wonosobo selalu masuk dalam peringkat 5 besar dari tahun 2006 hingga tahun 2010 untuk
jumlah kunjungan wisatawan mancanegara seperti ditunjukkan oleh Tabel 1.3. Tingginya tingkat kunjungan wisatawan mancanegara tentu bisa dikatakan sebagai
keunggulan pariwisata Kabupaten Wonosobo yang tidak bisa diabaikan begitu saja, karena berarti wisatawan asing tertarik dengan keindahan obyek wisata Kabupaten
wonosobo yang tentu saja akan memberikan manfaat yang menguntungkan terhadap pendapatan daerah maupun devisa.
Namun jika dilihat dari Tabel 1.4, jumlah pendapatan sektor pariwisata Kabupaten Wonosobo selama lima tahun terakhir belum masuk dalam peringkat 10
besar dari 35 KabupatenKota yang ada di Jawa Tengah. Hal ini mungkin karena pemanfaatan sumber daya alam yang ada belum sesuai sehingga membuat kontribusi
dari sektor ini juga kurang maksimal. Hal ini sangat disayangkan mengingat potensinya yang cukup besar.
7
Tabel 1.4 Jumlah Pendapatan Pariwisata menurut KabupatenKota di Jawa
Tengah Tahun 2006-2011
No. KAB.KOTA
PENDAPATAN SEKTOR PARIWISATA Rupiah 2006
2007 2008
2009 2010
2011
1 Kota Semarang
9.088.818.300 6.862.892.100
5.356.825.737 3.885.235.750
5.356.490.900 1.324.979.900
2 Kab. Semarang
692.297.600 787.019.100
1.375.927.346 3.688.891.160
3.904.644.300 3.583.069.000
3 Kota Salatiga
36.550.200 46.372.000
46.485.400 55.382.000
4 Kab. Kendal
252.548.900 648.742.400
724.396.876 430.009.500
424.677.600 398.621.950
5 Kab. Demak
481.563.500 572.752.500
893.714.000 796.728.000
833.994.000 1.476.699.000
6 Kab. Grobogan
142.500.000 148.112.500
171.650.000 199.342.750
235.145.250 260.946.200
7 Kab. Rembang
316.158.650 555.020.500
1.568.633.285 863.134.780
956.982.189 647.409.040
8 Kab. Blora
13.461.750 19.989.500
23.712.879 37.022.500
27.004.500 275.200.000
9 Kab. Jepara
229.754.800 381.416.200
399.362.300 607.578.000
2.215.277.000 10
Kab. Kudus 666.939.200
909.402.400 1.017.738.537
1.182.017.300 1.028.570.218
1.223.291.425 11
Kab. Pati 45.085.500
53.860.500 11.822.000
17.975.000 41.119.000
18.080.000 12
Kota Surakarta 3.932.942.700
4.777.656.200 5.445.234.499
5.606.699.800 4.434.056.200
4.218.833.800 13
Kab. Wonogiri 606.250.950
575.103.200 714.448.384
911.359.150 1.026.292.150
1.463.173.375 14
Kab. Karanganyar 1.129.425.950
447.082.100 410.096.841
4.685.355.622 3.808.828.687
4.184.922.806 15
Kab. Sragen 444.175.800
477.161.300 517.701.550
510.674.850 594.522.350
660.884.500 16
Kab. Sukoharjo 48.082.250
156.440.900 13.541.750
128.463.500 76.855.000
87.234.000 17
Kab. Klaten 205.868.600
215.543.200 285.469.625
287.424.750 750.260.750
801.512.350 18
Kab. Boyolali 311.123.150
272.181.000 296.247.900
481.633.210 519.851.550
507.513.470 19
Kab. Magelang 12.735.214.700
20.565.874.350 25.457.868.210 40.074.768.985 44.794.099.805
55.244.711.152 20
Kota Magelang 2.766.052.000
4.443.420.000 12.036.377.250 7.007.252.540
4.696.832.000 5.002.839.000
21 Kab. Temanggung
100.293.400 111.061.600
104.406.770 636.302.900
2.121.177.889 2.907.863.100
22 Kab. Wonosobo
382.818.400 479.785.800
1.107.921.400 703.052.100
724.533.900 784.459.400
23 Kab. Kebumen
859.405.800 1.277.499.700
1.208.460.649 1.470.534.405
301.884.950 2.609.991.341
24 Kab. Purworejo
190.304.300 151.858.600
- 79.215.500
177.278.500 320.729.750
25 Kab. Banyumas
1.806.517.950 1.723.605.900
1.686.491.533 3.268.394.124
3.285.001.650 3.958.319.590
26 Kab. Banjarnegara
1.561.787.500 1.739.107.500
1.040.208.100 2.465.444.961
2.594.246.534 2.891.310.426
27 Kab. Purbalingga
6.103.778.200 11.134.014.350 19.412.240.312
23.562.040.433 26.912.500.528 25.070.838.777
28 Kab. Cilacap
348.260.960 411.465.800
479.894.440 1.902.691.020
2.076.633.235 1.628.521.280
29 Kab. Pekalongan
106.440.500 106.700.000
197.514.000 231.320.750
179.277.500 -
30 Kota Pekalongan
370.234.600 468.312.250
585.533.600 856.415.600
650.046.100 659.165.900
31 Kab. Brebes
371.697.900 396.127.200
374.863.940 502.113.000
485.607.000 616.506.000
32 Kota Tegal
282.448.000 300.630.300
292.469.340 654.275.462
649.237.150 33
Kab. Tegal 1.363.642.400
1.465.210.800 1.294.421.641
1.733.870.488 2.405.597.123
2.842.457.727 34
Kab. Batang 204.456.050
274.815.500 572.878.760
397.699.600 571.093.800
696.792.200 35
Kab. Pemalang 156.823.900
294.060.800 397.051.600
2.549.537.500 2.518.524.600
1.976.854.500
Sumber : Dinas Pariwisata Jawa Tengah
8
Adapun daerah tujuan wisata di Kabupaten Wonosobo adalah Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng terletak diatas ketinggian 2.093 DPL, mempunyai
jarak sekitar 26 km dari pusat kota. Obyek wisata yang terdapat di kawasan wisata ini cukup beragam, mulai dari telaga, gua dan candi. Transportasi umum yang tersedia
adalah mini bus yang cukup mudah di dapatkan, namun apabila menggunakan kendaraan pribadi harus dipastikan kendaraan dalam keadaan baik karena medan
jalan yang akan dilalui cukup berliku dan menanjak, bahkan di tepi kanan atau kiri jalan bersebelahan dengan jurang. Harga tiket terusan untuk masuk ke semua obyek
wisata yang ada di Kawasan Dataran Tinggi Dieng sebesar Rp 12.000 per orang dan sudah termasuk asuransi Jasa Raharja. Fasilitas yang tersedia antara lain mushola,
toilet, lahan parkir yang luas, rumah makan, losmenpenginapan, serta pasar cenderamata dan oleh-oleh http:www.kabupatenwonosobo.comindex.php?modul=
wisatacat= WAlamcatid=293322643224.
Lembah Dieng merupakan kawasan yang terletak antara Kawasan Wisata
Dataran Tinggi Dieng dengan pusat kota. Kawasan ini didominasi oleh gunung dan lembah curam dikelilingi pemandangan yang sangat indah. Obyek wisata yang
terdapat di Lembah Dieng antara lain Agro Wisata Tambi, Gardu Pandang Tieng, dan Air Terjun Sikarim Guyonan Wonosobo, 2010, mrongosobo.blogspot.com. Fasilitas
yang tersedia di masing-masing obyek wisata berbeda-beda. Fasilitas terlengkap dimiliki oleh Agro Wisata Tambi yang merupakan perkebunan sekaligus pabrik teh,
berupa rumah pondokan, rumah makan, ruang pertemuan, outbound, dan api unggun.
9
Pengunjung tidak hanya akan diajak berkeliling berjalan tea walk menelusuri kebun teh, dengan menikmati pemandangan, tapi juga bisa mendapatkan
penjelasan mengenai agronomi, pengolahan dan pemasaran teh. Harga paket agrowisata
perkebunan tambi cukup murah, yaitu Rp 20.000 per orang sudah bisa menikmati sejuknya jalan-jalan di kebun teh sekaligus menyaksikan proses pembuatan teh di
pabrik. Untuk menambah paket makan siang cukup membayar Rp 20.000 lagi. Agrowisata Perkebunan Tambi juga menyediakan paket outbond untuk pengunjung
dengan membayar Rp 85.000 per orang, tapi minimal rombongan harus terdiri dari 20 orang http:mrongosobo.blogspot.com201001wisata-lembah-dieng.html.
Waduk Wadaslintang terletak 37 km di selatan kota Wonosobo. Perjalanan
menuju obyek wisata ini dipenuhi jalan berliku. Harga tiket masuk Rp 2.000 per orang pengunjung bisa menikmati perjalanan wisata di tempat ini sepuasnya, tapi
kawasan wisata ini belum memiliki fasilitas seperti toilet, mushola atau warung makan yang layak, dan tidak memiliki area parkir. Padahal saat memasuki TPR sudah
dikenai ongkos parkir sesuai dengan jenis kendaraan, bila menggunakan kendaraan roda 2 ongkosnya Rp 1.000, untuk roda 4 ongkosnya Rp 4.000 dan untuk roda 6
ongkosnya Rp 6.000. Jadi, pengunjung yang membawa kendaraan bisa memarkirkan dimana saja mereka suka Arrum, 2010.
Telaga Menjer terletak di Desa Menjer berjarak 12 km dari Wonosobo. Rute
untuk menuju obyek wisata ini sebetulnya cukup mudah, namun sedikitnya informasi mengenai obyek wisata ini membuat cukup banyak wisatawan tidak mengetahui
10
lokasinya. Tiket masuk untuk obyek wisata ini Rp 2.000 untuk dewasa dan Rp 1.500 untuk anak-anak. Pengunjung bisa puas menikmati pemandangan Telaga Menjer
dengan menggunakan perahu yang sudah tersedia disana, dengan harga Rp 10.000 per orang minimal 6 orang, pengunjung bisa keliling Telaga tersebut selama kurang
lebih 30 menit. Selain perahu fasilitas yang tersedia antara lain lahan parkir, toilet dan rumah makan Ivanbatara, 2010.
Taman Rekreasi dan Olahraga Kalianget hanya berjarak 3 km dari pusat
kota. Obyek wisata ini menyediakan pemandian air panas alami, dimana air tersebut mengandung
asam sulfat
yang cukup
tinggi sehingga
berkhasiat untuk
menyembuhkan berbagai penyakit kulit. Tidak hanya itu, obyek wisata ini juga menyediakan sarana olah raga seperti menyediakan fasilitas lapangan tennis, stadion
sepakbola, kolam renang, taman bermain dan kolam pemancingan. Harga tiket masuk hanya Rp 1.000 per orang, ditambah biaya parkir Rp 3.000 untuk bustruk, Rp 1.000
untuk mobil pribadi, dan Rp 500 untuk sepeda motor. Kemudian tiket untuk masuk kolam renang Rp 2.000 per orang dan untuk pemandian air panas Rp 3.000 per orang.
Fasilitas yang tersedia antara lain lahan parkir luas, Taman Bermain, Kamar Mandi, dua lapangan tenis dan stadion sepakbola http:www.kabupatenwonosobo.com
index.php?modul=wisatacat=WHiburancatid=293324763214.
Gelanggang Renang Mangli merupakan pemandian alam dengan air yang
melimpah ruah dan sangat jernih karena langsung dari mata air pegunungan. Mangli terletak di Kelurahan Kejiwan 1 km dari sebelah barat Kota Wonosobo tepatnya di
11
Desa Kejiwan, Kecamatan Wonosobo yang mempunyai luas 3,5 Ha. Harga tiket masuk Rp 2.000 per orang untuk semua umur. Fasilitas yang tersedia berupa kolam
renang anak, kolam renang dewasa, kamar mandi, tempat duduk, kios makan, mushola
dan lavatory,
tempat peristirahatan,
dan lahan
parkir http:www.kabupatenwonosobo.comindex.php?modul=wisatacat=WHiburancat
id=293324763214. Meskipun hanya 1 km dari pusat kota, namun kondisi jalan menuju obyek wisata ini rusak cukup parah karena banyaknya mobil yang
mengangkut produk dari pabrik Aqua letaknya bersebelahan dengan obyek wisata yang melintas.
Keenam obyek wisata tersebut mengalami perkembangan yang berbeda. Tabel 1.5 di bawah ini akan memperlihatkan perkembangan pendapatan dari keenam obyek
wisata yang ada di kabupaten Wonosobo dari tahun 2005-2011.
Tabel 1.5 Pendapatan Tiap Obyek Wisata Kabupaten Wonosobo Tahun 2005-2011
Tahun Obyek Wisata dan Pendapatannya dalam
Jumlah dalam
Dieng Lembah
Dieng Telaga
Menjer Kalianget
Gelanggang Renang
Mangli Waduk
Wadaslintang 2005
14,4 12,59
- 0,22 3,03
0,16 29,86
9,81
2006
- 1,39 5,74
36,53 9,26
17,60 16,81
5,78
2007 41,03
82,66 27,04
37,97 8,27
21,96 40,14
2008 - 1,04
- 5,75 - 4,84
27,68 20,27
9,99 8,01
2009
16,73 16,12
34,03 20,82
8,47 11,84
17,13
2010 3,12
7,07 0,60
11,20 3,53
15,24 6,74
2011 22,03
6,65 14,07
4,96 - 8,64
18,88 11,15
Sumber :Dinas Pariwisata Kabupaten Wonosobo Diolah
12
Untuk mengembangkan sektor pariwisata, dibutuhkan dukungan dari semua pihak, baik masyarakat maupun pemerintah. Tersedianya sarana dan prasarana yang
memadai, seperti informasi lokasi wisata, akses jalan, penginapan, rumah makan, dan fasilitas pendukung lainnya akan sangat mendukung sektor pariwisata. Selain itu
perlu diperhatikan juga faktor keamanan dan kenyamanan bagi wisatawan. Penyediaan fasilitas tentunya harus disesuaikan dengan manfaat, kebutuhan
serta dana yang dimiliki masing-masing obyek wisata. Fasilitas lengkap memang sangat disarankan guna menambah kepuasan wisatawan yang datang berkunjung.
Namun yang perlu diingat adalah bahwa semakin banyak fasilitas yang disediakan, maka semakin banyak pula biaya yang akan dikeluarkan untuk merawat fasilitas
tersebut agar tetap bersih dan nyaman untuk digunakan. Oleh karena itu sangat penting untuk memperhatikan perbandingan antara pengalokasian dana yang dimiliki
dengan fasilitas yang harus disediakan. Jika penyediaan fasilitas disesuaikan dengan kebutuhan dan dana yang dimiliki maka perawatan bisa dilakukan secara merata dan
maksimal. Sedangkan jika diamati lebih dekat, keenam obyek wisata di atas masih
kurang maksimal dalam merawat fasilitas yang dimiliki karena kurangnya biaya perawatan tersebut. Beberapa faktor yang dianggap kurang mendukung obyek wisata
antara lain: kondisi jalan yang berlubang dan bergelombang, sulitnya mencari penginapan hotel dan rumah makan restoran, serta kurangnya kenyamanan fasilitas
13
umum yang ada di masing-masing obyek wisata seperti kamar kecil, tempat parkir dan musholla.
Hal ini menunjukkan kurangnya perhatian pemerintah dan masyarakat sekitar dalam pengelolaan dan pengembangan sektor pariwisata. Sehingga untuk dapat
meningkatkan peran dari sektor pariwisata dimasa mendatang agar lebih dapat memprioritaskan sarana dan prasarana pengembangan pariwisata, melakukan
peningkatan hubungan kerjasama baik antar pemerintah maupun dengan swasta dan masyarakat serta memfasilitasi pengembangan pelaku kegiatan usaha pariwisata,
sehingga pengembangan sektor pariwisata kedepan tidak hanya tertuju pada obyek wisata namun faktor pendukung pariwisata lainnya dapat menjadi wahana daya tarik
lainnya bagi wisatawan. Perkembangan jumlah pengunjung wisata di Kabupaten Wonosobo tahun 2004 hingga 2011 dapat dilihat di Tabel 1.6.
Tabel 1.6 di bawah menunjukkan bahwa jumlah kunjungan wisatawan mengalami fluktuasi selama kurun waktu tersebut. Meskipun obyek wisata Dataran
Tinggi Dieng mengalami penurunan jumlah kunjungan cukup banyak yaitu 79.340 wisatawan nusantara dan 9.729 wisatawan mancanegara di tahun 2011 jika
dibandingkan tahun 2010 yaitu 109.068 wisatawan nusantara dan 10.658 wisatawan mancanegara. Tapi Dataran Tinggi Dieng tetap memiliki jumlah kunjungan
wisatawan tertinggi yaitu 625.370 wisatawan nusantara dan 61.369 wisatawan nusantara.
14
Tabel 1.6 Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Obyek Wisata Kabupaten
Wonosobo Tahun 2004-2011
Tahun Obyek Wisata dan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Dieng Lembah Dieng
Telaga Menjer Kalianget
Gelanggang Renang Mangli
Waduk Wadaslintang
Jumlah Wisnu
Wisman Wisnu
Wisman Wisnu
Wisman Wisnu
Wisman Wisnu
Wisman Wisnu
Wisman
2004 59.530
6.605 18.814
5.095 3.619
28.149 142
28.035 10.397
160.386 2005
57.763 6.848
18.430 7.046
3.039 27.142
111 25.350
8.607 154.336
2006 57.468
4.693 15.771
5.544 2.629
32.527 80
27.469 6.328
152.509 2007
79.963 5.559
30.062 4.005
4.636 40.774
101 30.209
10.289 205.598
2008 82.951
7.747 24.592
4.315 4.460
60.801 80
28.700 6.102
219.748 2009
99.287 9.530
30.180 5.823
5.661 618
58.105 79
25.005 13.056
247.244 2010
109.068 10.658
32.985 6.199
6.254 65.275
25 27.801
16.626 274.891
2011 79.340
9.729 37.207
5.946 6.893
69.824 34
24.510 20.883
254.366
Jumlah 625.370
61.369 208.041
43.973 37.191
618 382.597
652 217.079
92.288 1.669.078
Sumber: Dinas Pariwisata Kabupaten Wonosobo
Kunjungan wisatawan tertinggi kedua adalah Lembah Dieng yaitu 208.041 untuk wisatawan nusantara dan 43.973 wisatawan mancanegara. Sedangkan untuk
obyek wisata lain masih jauh di bawah kedua obyek wisata tersebut, bahkan obyek wisata Gelanggang Renang Mangli yang paling sering mengalami penurunan jumlah
pengunjung. Masih ada juga obyek wisata yang sama sekali tidak memiliki pengunjung mancanegara seperti Waduk Wadaslintang dan Gelanggang Renang
Mangli. Hal ini mungkin disebabkan karena jarak yang jauh, kondisi jalan yang semakin lama semakin buruk, dan minimnya fasilitas pendukung, disamping
kurangnya perhatian pemerintah terhadap pembangunan sektor pariwisata itu sendiri.
15
Berdasarkan grafik jumlah pengunjung pada Gambar 1.1, jumlah pengunjung dari keenam obyek wisata di Kabupaten Wonosobo masing-masing memiliki
perkembangan yang berbeda-bada.
Gambar 1.1 Jumlah Pengunjung Obyek Wisata Kabupaten Wonosobo 2004-2011
Sumber: Dinas Pariwisata Kabupaten Wonosobo
Namun jumlah pengunjung obyek wisata Dataran Tinggi Dieng relatif jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan lima obyek wisata yang lain. Hal ini tidak
mengherankan karena meskipun obyek wisata Dataran Tinggi Dieng memiliki jarak yang jauh dari pusat kota yaitu sekitar 26 Km, tapi Dataran Tinggi Dieng adalah
obyek wisata dengan fasilitas dan pengelolaan paling baik jika dibandingkan dengan obyek wisata lainnya. Sedangkan untuk Gelanggang Renang Mangli meskipun
mudah dijangkau karena dekat dengan pusat kota, tapi kondisi jalannya yang
20000 40000
60000 80000
100000 120000
140000
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Dataran Tinggi Dieng
Lembah Dieng Telaga Menjer
Kalianget GR Mangli
Waduk Wadaslintang
16
berlubang cukup parah membuat daya tarik dari obyek wisata ini menjadi berkurang, sehingga sering mengalami penurunan jumlah pengunjung.
Oleh karena itu, untuk saat ini dapat dikatakan bahwa pengembangan dan pendayagunaan potensi pariwisata di kabupaten Wonosobo masih belum optimal. Hal
ini dapat diketahui dari sarana dan prasarana yang merupakan pendukung sektor pariwisata yang kurang terawat, bahkan ada beberapa yang sudah tidak dapat
digunakan namun masih tetap dipertahankan. Sehingga pengelolaan obyek wisata agar terlihat lebih nyaman dan menarik pun tidak bisa dilakukan secara maksimal
karena fasilitas yang sudah tidak terpakai itu akan membuat semua fasilitas yang ada juga terlihat tidak terawat. Hal ini tentu akan memberikan kesan yang kurang baik
bagi obyek wisata itu sendiri. Padahal seiring perkembangan jaman, konsumen semakin kritis dan berhati-
hati dalam membelanjakan uangnya. Mereka akan mempertimbangkan banyak faktor dalam memilih suatu produk maupun jasa yang akan mereka konsumsi. Sehingga
perlu adanya peningkatan pada sektor pariwisata agar para wisatawan merasa puas dan tertarik untuk datang kembali. Langkah yang dapat diambil agar bisa selangkah
lebih maju dari pesaing adalah dengan melihat tingkat efisiensi dari obyek wisata guna melihat apakah penggunaan input output sudah sesuai sehingga dapat diambil
tindakan dalam peningkatan mutu di masa yang akan datang.
17
1.2. Rumusan Masalah