Manfaat Penelitian Kerangka Pemikiran 1. KERANGKA KONSEP

H. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana proses permohonan penerbitan sertipikat pengganti karena hilang di Kantor PertanahanKabupaten Tangerang ? 2. Bagaimana perlindungan hukum bagi pihak ketiga yang melakukan perbuatan hukum dengan sertipikat yang dinyatakan hilang ?

I. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui proses permohonan penerbitan sertipikat pengganti karena hilang di Kantor PertanahanKabupaten Tangerang. 2. Untuk mengetahui perlindungan hukum bagi pihak ketiga yang melakukan perbuatan hukum dengan sertipikat yang dinyatakan hilang .

J. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan dari dua sisi, yaitu : 1. Segi Teoritis, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu hukum khususnya Hukum Agraria Indonesia yang berkenaan dengan penerbitan sertipikat pengganti hak atas tanah yang diatur dalam Pasal 57 ayat 1 PP 24 tahun 1997 tentang pendaftaran tanah. 2. Segi Praktis, hasil penelitian ini dapat memberi masukan bagi : a. Pemerintah khususnya Kantor Pertanahan, dalam memberikan perlindungan hukum terhadap pemegang sertipikat pengganti hak atas tanah yang dikeluarkan oleh Kantor PertanahanKabupaten Tangerang dan, b. Masyarakat Memberi pengetahuan kepada masyarakat betapa pentingnya Sertipikat hak atas tanah.

K. Kerangka Pemikiran 1. KERANGKA KONSEP

2. Kerangka Teori UUPA

Sertipikat Rusak Hilang Pengganti Blangko Ps 57 Proses Sertipikat Pengganti PP No. 241997 Kekuatan Hukum Masyarakat Akibat Hukum Selama ini ada kesan pada masyarakat, bahwa untuk dapat memperoleh sertipikat hak atas tanah cukup sulit, memerlukan waktu yang cukup lama dan biaya yang cukup mahal terutama bagi masyarakat biasa dan berada di pedesaan, yang relatif pendidikannya masih rendah dan keadaan ekonominya masih tertinggal dan pas-pasan karena sebagian dari mereka adalah petani. Padahal sertipikat sangat penting bagi kepemilikan hak atas tanah guna menjamin kepastian hukum terhadap pemegang hak atas tanah tersebut. Hal ini disebutkan dalam Pasal 19 Undang-Undang Pokok Agraria. 2 Sertipikat hak atas tanah menurut PP 24 Tahun 1997 adalah suatu surat bukti hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat 2 huruf c UUPA, untuk hak atas tanah, hak pengelolaan, tanah wakaf, hak milik atas satuan rumah susun dan hak tanggungan yang masing-masing sudah dibuktikan dalam buku tanah yang bersangkutan. Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 19 ayat 2 huruf c Undang- Undang Pokok Agraria Sertipikat merupakan surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat. Dengan demikian sertipikat hak atas tanah yang ditegaskan oleh peraturan perundang-undangan tersebut sebagai surat tanda bukti hak, jadi sudah dijamin mempunyai kekuatan hukum sebagai alat pembuktian yang kuat mengenai pemilikan terhadap hak atas tanah. Kekuatan hukum sertipikat hak atas tanah sebagai bukti pemilikan hak atas tanah tergantung dari sistem pendaftaran tanah yang dipakai. Yaitu sistem pendaftaran akta registration of deeds dan sistem pendaftaran hak registration of titles. Pengertian dan fungsi sertipikat pengganti pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan sertipikat hak atas tanah, hanya saja sertipikat pengganti adalah salinan sertipikat yang rusak ataupun hilang. Sertipikat pengganti bisa diterbitkan 2 Mudjiono. Hukum Agraria. Yogyakarta. Yogyakarta : penrebit Liberty Cetakan Pertama ,1992 hal 69. oleh Kantor Pertanahanatas permintaan pemegang hak atas tanah. Namun di dalam sertipikat pengganti nantinya oleh Kantor Pertanahanakan dicatat atau diberi penjelasan bahwa sertipikat tersebut adalah sertipikat pengganti dan isi sertipikat pengganti tersebut tetap sama dengan sertipikat aslinya. Jadi, fungsi serta isi sertipikat pengganti hak atas tanah yang diatur oleh Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tersebut adalah sama dengan sertipikat hak atas tanah. Pelaksanaan Penerbitan sertipikat pengganti hak atas tanah karena rusak pada dasarnya sama dengan pelaksanaan penerbitan sertipikat hak atas tanah biasanya, pada kenyataannya di dalam pembuatan sertipikat hak atas tanah memang memerlukan waktu dan biaya, jumlah waktu dan biaya yang diperlukan didalam pembuatan sertipikat hak atas tanah tersebut, tergantung daripada status tanah. Sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 karena rusak, hilang ataupun masih menggunakan blangko sertipikat lama.

L. Metode Penelitian