pengumuman yang cukup jelas dan bisa dibaca orang yang berada diluar bidang tanah tersebut
28
. Kemudian setelah 30 tiga puluh hari sejak diumumkan akan
diadakan penerbitan sertipikat pengganti terhadap hak atas tanah tersebut dan ternyata tidak ada pihak-pihak yang menyatakan keberatan maka Kantor
Pertanahandapat menerbitkan sertipikat pengganti tersebut, dan oleh Kepala Kantor Pertanahan dibuatkan berita acara penerbitan sertipikat pengganti
kepada Kepala Seksi Pengukuran dan pendaftaran tanah tentang tidak adanya pihak lain yang menyatakan keberatan atas diterbitkannya sertipikat
pengganti atas tanah tersebut, dan sebaliknya apabila ada pihak lain yang menyatakan keberatan atas diterbitkannya sertipikat pengganti tersebut yang
keberatannya tersebut beralasan, dan pihak Kantor Pertanahan tersebut telah melakukan penelitian yang ternyata penelitian tersebut menemukan bukti baru
bahwa sertipikat tersebut memang bukan milik pihak pemohon, maka Kantor Pertanahan tidak boleh menerbitkan sertipikat pengganti tersebut sampai
diketahui benar-benar siapa pemilik tanah tersebut dengan melalui perkara kedua belah pihak yang diputuskan oleh Pengadilan, lain halnya apabila
keberatan pihak lain tersebut tidak beralasan ataupun tidak terbukti bahwa dialah pemilik tanah tersebut maka Kantor Pertanahan dapat mengabaikan
keberatan tersebut dan sertipikat pengganti pun bisa langsung diterbitkan, dan setelah penerbitan sertipikat pengganti tersebut selesai, oleh Kantor
Pertanahan dapat diserahkan kepada pemohon ataupun kepada kuasanya.
H. Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Sertipikat Pengganti
28
Ibid , Hal 75
Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Pokok Agraria Pasal 19 ayat 2 huruf c yaitu pemberian surat-surat tanda bukti hak, yang berlaku
sebagai alat pembuktian yang kuat dan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Pasal 1 angka 20 bahwa sertipikat adalah surat tanda bukti hak dan Pasal
32 ayat 1 yaitu sertipikat merupakan surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat. Jadi dengan adanya Undang-Undang serta
peraturan tersebut bagi pemegang sertipikat hak atas tanah jelas mempunyai perlindungan hukum tetap, karena didalam pemilikan suatu hak atas tanah akan
mempunyai suatu bukti sebagai pemegang hak yaitu sertipikat, begitu juga dengan pemegang sertipikat pengganti yang mana sertipikat pengganti tersebut
mempunyai fungsi yang sama dengan sertipikat hak atas tanah. Sehingga apabila terjadi permasalahan dikemudian hari terhadap pemegang sertipikat
pengganti, maka pemerintah dapat memberikan perlindungan hukum yang tetap kepada pemegangnya dengan berpedoman pada Undang Undang Pokok
Agraria dan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997. Jadi pengertian perlindungan hukum adalah perlindungan yang diberikan pemerintah kepada
pemegang sertipikat hak atas tanah dengan berpedoman pada Undang-Undang Pokok Agraria dan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997.
Sedangkan yang di maksud Kepastian Hukum adalah kepastian yang ditujukan kepada para pemegang hak yang bersangkutan, dengan maksud agar mereka
memperoleh kepastian tentang haknya itu.
29
Dan yang dimaksud dengan Sertipikat sebagai alat bukti yang kuat adalah merupakan surat tanda bukti hak
yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat mengenai data fisik dan data yuridis yang termuat didalamnya, sepanjang data fisik dan data yuridis tersebut
29
Boedi Harsono, Op. Cit Hal 582
sesuai dengan data yang ada dalam surat ukur dan buku tanah hak yang bersangkutan Ps 32 ayat 1 PP No. 241997 Tentang Pendaftaran Tanah.
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN