SISTEM PENGHAWAANPENGKONDISIAN RUANG SISTEM JARINGAN AIR BERSIH DAN KOTOR SISTEM JARINGAN LISTRIK SISTEM PEMBUANGAN SAMPAH

KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 107 Active solution disini menggunakan lampu sensor cahaya yang memi liki parameter untuk mengukur kenyamanan cahaya ruang. Saat cuaca mendung ataupun sore, cahaya alami dari ruang luar berkurang, pada saat itu lampu akan secara otomatis menyala melalui sensor. Saat ruangan kosong tidak ada gerakan maka lampu akan mati, namun saat ruangan digunakan terdapat gerakan maka lampu akan otomatis menyala. Pencahayaan buatan menggunakan lampu flourescent dengan menggunakan ballast elektronik, yang disebut dengn Lampu hemt energi atau Compact Flourescent Lamp CFL. Untuk passive design, penggunaan sun shading di luar jendela yang dilengkapi dengan shading devices yang dapat mengurangi kelebihan cahaya yang menyebabkan silau pada interior bangunan. Sun shading disini untuk mencegah cahaya matahari langsung masuk ke bangunan. Pada beberapa ruang yang mendapatkan sedikit cahaya matahari, dapat menggunakan light shelves yang mampu merefleksikan cahaya matahari kedalam ruangan karena terdapat kaca reflektif di dalamnya. Gambar 5.3 Kombinasi antara passive design dan active solution yang diterapkan pada sun shading yang diengkapi dengan shading devices maupun light shelves. Sumber : Zero Energy Building, BCA Academy Brochure, 2012

5.3.2. SISTEM PENGHAWAANPENGKONDISIAN RUANG

Active solution disini menggunakan AC VRV, yang memiliki keunggulan sebagai berikut : • Dapat dihubungkan dengan pipa yang lebih panjang, individualcentralized control, linear capacity control seingga cocok untuk bangunan bertingkat rendah hingga tinggi. • Lebih ringkas, lebih ringan dengan berat 285 kg untuk unit outdoor, yang dapat dihubungkan dengan beberapa unit indoor maupun digunakan dengan system ac cental • Lebih hemat listrik dan kapasitasnya bisa diperbesar hingga 60 PK dalam satu system. KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 108 Gambar 5.4 Sistem AC VRV Sumber : Daikin product brochure, 2013

5.3.3. SISTEM JARINGAN AIR BERSIH DAN KOTOR

Mempertimbangkan kondisi kemampuan PDAM Kota Semarang yang belum mampu melayani kebutuhan air bersih kawasn kampus Universitas Diponegoro, maka satu-satunya sumber yang dapat digunakan adalah sumber air baku air tanah dalam atau eksploitasi dengan konstruksi sumur dalam.Untuk menyalurkan air disediakan pompa air untuk memompa air dari sumur ke tandon air diatas gedung. Kemudian disalurkan ke seluruh saluran-saluran air didalam gedung dengan dibantu gaya gravitasi. Untuk cara kerja penyaluran air dari sumur adalah sebagai berikut : Gambar 5.5 Sistem Air Bersih dari Sumur Sumber : Kusumasari, 2015 KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 109 Untuk air kotor, dibedakan menjadi black water dan grey water. Black water yang berasal dari toilet dan urinoar di salurkan menuju septictank kemudian diresapkan ke sumur resapan. Sementara grey water dan limbah cair laboratorium aakan disalurkan menuju IPAL.

5.3.4. SISTEM JARINGAN LISTRIK

Sumber listrik yang digunakan adalah listrik dari PLN. Gambar 5.6 Penyaluran Listrik dari PLN ke gedung Kuliah Sumber : Adam, 2014

5.3.5. SISTEM PEMBUANGAN SAMPAH

Sistem pembuangan sampah yang digunakan menggunakan cara collection pengumpulan. Tiap ruang disediakan tempat sampah dengan wadah terpisah. Wadah dibedakan berdasarkan jenis sampah dan kapasitas. Tiap ruangan akan diberi 2 wadah berbeda yaitu untuk sampah organik dan anorganik. Selanjutnya setelah tiap ruangan dikumpulkan, disalurkan ke shaf sampah yang ada dalam gedung untuk dikumpulkan setelah itu sampah yang telah dikumpulkan akan di jemput oleh petugas sampah fakultas untuk di buang ke TPST UNDIP. Gambar 5.7 Dua jenis wadah tempat sampah Sumber : Karya, 2013 KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 110 Gambar 5.8 Kendaraan Pengangkut Sampah Sumber : Karya, 2013

5.3.6. SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN