YOLANDA FRANSISKA 21020110120083 BAB V

(1)

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 58 BAB V

PENDEKATAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

5.1.Analisis Program Dasar Perencanaan Hotel Resort

Analisis perencanaan adalah proses mencari dan menentukan bagaimana aspek perencanaan pada Hotel Resort Bintang 4 di Kawasan Wisata Istana Pagaruyung. Aspek perencanaan meliputi Aspek funsional, aspek kontekstual, aspek perancangan, aspek kinerja dan aspek arsitektural. Hasil pada analisis perencanaan digunakan dalam merumuskan konsep perencanaan.

5.2.Pendekatan Aspek Fungsional 5.2.1. Pendekatan Pelaku Kegiatan

Analisis pelaku dan kegiatan merupakan proses menentukan pelaku pada hotel resort dan kegiatan yang dilakukan pada hotel resort. Analisis pelaku dan kegiatan meliputi identifikasi pelaku dan identifikasi kegiatan. Berikut analisis pelaku dan kegiatan pada Hotel Resort Bintang 4 di Kawasan Wisata Istana Pagaruyung.

Berdasarkan macam aktivitas yang dilakukan di hotel resor, pelaku pada bangunan hotel resort dibedakan menjadi 4, yaitu :

1. Tamu Hotel

Tamu yang menginap atau biasa disebut tamu hotel atau orang yang datang ke hotel resort sebagai pengguna jasa penginapan dan fasilitas-fasilitas yang disediakan. Tamu hotel adalah subjek yang mendapatkan perhatian utama dalam perencanaan hotel resort. Menurut asalnya terdapat 3 jenis tamu hotel atau wisatawan, yaitu :

-Tamu hotel lokal, adalah tamu hotel yang berasal dari Provinsi Sumatera Barat, dapat berasal dari kabupaten lain ataupun dari kabupaten Tanah Datar, asalkan melakukan aktivitas menginap.

-Tamu hotel domestik, adalah tamu hotel yang merupakan warga negara Indonesia dan berasal dari luar Provinsi Sumatera Barat.

-Tamu hotel mancanegara. Adalah tamu hotel yang berasal dari luar negeri dan masuk ke Indonesia.

2. Pengunjung

Pengunjung adalah orang yang datang ke hotel resort untuk menggunakan fasilitas rekreasi dan fasilitas publik lain yang tersedia pada hotel resort, tanpa melakukan aktivitas menginap. Pengunjung merupakan subjek pendukung wisatawan. Menurut asalnya pengunjung juga dibagi 3, yaitu pengunjung lokal, pengunjung domestik dan pengunjung mancanegara.

Menurut tujuan kedatangan dan fasilitas yang digunakan, pengunjung dapat dibedakan sebagai berikut :

a. Pengunjung rekreasi

- Pengunjung restoran dan bar - Pengguna kolam renang dewasa


(2)

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 59

- Pengguna kolam renang anak - Pengguna pijat dan refleksi - Pengguna billiard

- Pengguna fitness centre b. Pengunjung keperluan khusus

- Peserta acara/pertemuan/rapat - Pengunjung drugstore

- Pengguna money changer 3. Pengelola

Pengelola adalah orang secara umum kegiatan pengelola adalah mengatur dan mengelola berjalannya hotel resort. Menurut jenis pekerjaan yang dikelola, pengelola dapat dibedakan sebagai berikut :

 Manajer Utama

 Asisten Manajer

 Sekretaris

 Manajer Keuangan

 Manajer Personalia

 Manajer Pemasaran

 Manajer Pengadaan Barang

 Manajer Operasional dan Teknik 4. Pegawai

Pegawai adalah orang yang datang ke hotel resort untuk bekerja dengan memberikan pelayanan kepada tamu hotel dan pengunjung. Pegawai merupakan orang yang langsung berhubungan dengan tamu hotel dan pengunjung, sehingga pegawai harus mampu memberikan pelayanan sebaik mungkin sesuai dengan standar pelayanan hotel bintang empat. Menurut jenis dan area pekerjaan yang dilakukan pegawai dapat dibedakan sebagai berikut :

 Pegawai Front Office

- Resepsionis dan Informasi

- Petugas reservasi dan pembayaran - Pelayan lounge

- Bellboy

 Pegawai Tata Graha - Cleaning service - Petugas laundry - Petugas linen

- Petugas house keeping - Petugas florist

- Tukang kebun - Tukang masak


(3)

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 60  Pegawai Private Dining, Restoran dan Bar

- Kepala koki restoran - Koki restoran - Koki private dining - Pramusaji

- Kasir restoran - Barista

- Cleaning service - Tukang cuci

 Pegawai Fasilitas Komersial - Petugas ruang serbaguna - Pegawai drugstore - Petugas money changer - Pegawai biro perjalanan

- Penjaga toko souvenir dan butik

- Operator ruang konektivitas (Internet, Fax dan Telepon)

 Pegawai Fasilitas Rekreasi dan Olahraga - Operator kolam renang

- Operator fitness centre

- Petugas reservasi pijat dan refleksi - Terapis pijat dan refleksi

- Petugas pengawas fasilitas rekreasi

 Pegawai Pengelola - Office boy - Cleaning service

 Pegawai Utilitas

- Petugas Mekanikal Elektrikal - Petugas Genset

 Pegawai Keamanan - Satpam

- Petugas Parkir - Petugas CCTV

Dengan demikian jenis pelaku yang terdapat dalam hotel resort dapat dikategorikan ke dalam 4 jenis pelaku, antara lain tamu hotel, pengunjung, pengelola dan pegawai. Tamu hotel merupakan orang yang menginap pada hotel resort. Pengunjung merupakan orang yang menggunakan fasilitas umum hotel resotr. Pengelola merupakan orang yang mengatur berjalannya hotel resort. Dan pegawai adalah orang yang melakukan kegiatan servis pada hotel resort.

5.2.2. Pendekatan Kegiatan

Masing-masing pelaku dalam usaha hotel resort memiliki kegiatan utama. Kegiatan utama ini yang menjadi dasar penentuan kebutuhan ruang untuk masing-masing pelaku. Kegiatan utama selalu diawali dan diakhiri dengan kegiatan pendukung.


(4)

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 61

Tabel 5.1. Identifikasi Kegiatan Utama Tamu Hotel

TAMU HOTEL

Pelaku Kegiatan Utama

Tamu Perorangan

Menginap, menikmati fasilitas

rekreasi, menikmati fasilitas penunjang hotel resort

Tamu Pasangan

Menginap, menikmati fasilitas

rekreasi, menikmati fasilitas penunjang hotel resort

Tamu Rombongan

Menginap, menikmati fasilitas

rekreasi, menikmati fasilitas penunjang hotel resort

Tabel 5.2. Identifikasi Kegiatan Utama Pengunjung

PENGUNJUNG

Pelaku Kegiatan Utama

Pengunjung layanan utama Menikmati fasilitas penunjang hotel resort

Pengunjung komersial Melakukan kegiatan komersial seperti, money changer, toko souvenir, butik, drugstore dan biro perjalanan

Pengunjung pertemuan Melakukan kegiatan pertemuan, rapat, meeting, seminar, dan acara yang dihadiri banyak orang.

Pengunjung rekreasi Menikmati fasilitas rekreasi, renang, fitness centre, pijat refleksi, bar, restoran, dan kegiatan olah raga lainnya.

Tabel 5.3. Identifikasi Kegiatan Utama Pengelola

PENGELOLA

Pelaku Kegiatan Utama

Manajer Utama Mengatur berjalannya hotel resort secara keseluruhan

Asisten Manager Membantu mengatur berjalannya hotel resort secara keseluruhan

Sekretaris Mengatur jadwal manajer, membuat laporan


(5)

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 62

resort kepada pihak calon konsumen Manajer Personalia Mengatur pekerjaan dan bekerjanya

pegawai pada hotel resort

Manajer Keuangan Mengatur keuangan, pemasukan dan pengeluaran usaha hotel resort

Manajer Personalia dan Teknik Mengatur berjalannya usaha hotel resort dalam tiap-tiap harinya

Manajer Pengadaan Barang Mengatur pembelian barang dan barang-barang yang masuk keluar hotel resort

Tabel 5.4. Identifikasi Kegiatan Utama Pegawai

PEGAWAI Pegawai Front Office

Pelaku Kegiatan Utama

Resepsionis dan informasi Menerima tamu dan memberikan informasi Reservasi dan pembayaran Menerima pemesanan kamar, membuat

tagihan dan menerima pembayaran Petugas lounge Melayani kebutuhan pengunjung lounge

Bellboy Mengantar tamu dan membawa barang

bawaan

Pegawai Tata Graha

Cleaning service Menjaga kebersihan, kerapihan dan keindahan area publik hotel resort House keeping/room

service

Menjaga kebersihan, kerapihan dan keindahan area hunian hotel resor serta melayani kebutuhan tamu hotel resort. Petugas laundry Mencuci, menyetrika dan menyiapkan dalam

keadaan siap pakai pakaian tamu hotel resort.

Petugas linen Mengelola sirkulasi dan penyediaan serta mengantarkan linen ke kamar tamu hotel Petugas florist Menyediakan, merangkai, dan mengatur

penataan bunga di ruang-ruang hotel Tukang kebun Memelihara tanaman di dalam maupun

diluar

Tukang masak Membuat masakan untuk pesanan makanan ke kamar sebagai bagian dari room service dan membuat masakan bagi para pegawai lain

Petugas penerimaan barang Mengambil barang pesanan dengan kendaraan, mengangkut dan meletakkan barang-barang yang datang untuk keperluan


(6)

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 63

hotel resort

Pegawai Private Dining, Restoran, Cafe dan Bar

Kepala Koki Mengatur masakan yang akan dimasak serta menentukan menu, pembagian tugas dan penyajian

Koki Restoran Memasak makanan dan minuman bagi pengunjung restoran

Koki Private Dining Memasak makanan dan minuman bagi pengunjung private dining

Tukang cuci Mencuci peralatan makan dan minum Pramusaji Mengantarkan makanan, membersihkan

meja

Kasir Membuat tagihan dan menerima

pembayaran

Barista Membuat minuman di bar

Cleaning service Menjaga kebersihan dan kerapihan area private dining, restoran dan bar

Pegawai Fasilitas Komersial

Supervisor ruang serbaguna Mengatur persiapan penggunaan ruang dan setting ruang tergantung kebutuhan acara Penjaga drugstore Menjaga drugstore

Petugas money changer Melayani penukaran uang

Petugas biro perjalanan Melayani permintaan kebutuhan perjalanan Penjaga toko souvenir dan

butik

Menjaga dan melayani orang yang datang ke toko souvenir dan butik

Petugas ruang konektivitas

Menjadi operator ruang konektivitas dan mengatur ketersediaan konektivitas Pegawai Fasilitas Rekreasi dan Olahraga

Operator kolam renang Menjaga keamanan kolam renang dan mengecek kesiapan dan kelayakan kolam untuk digunakan

Operator fitness centre Menjaga kesiapan dan kelayakan perlatan fiteness centre serta siap menjadi instruktur jika diminta

Petugas reservasi pijat dan refleksi

Menerima dan mengatur pesanan pijat dan refleksi, serta mengatur penjadwalan Terapis pijat dan refleksi Memberikan pelayanan pijat dan refleksi Petugas pengawas fasilitas

rekreasi

Menjaga dan mengawasi semua fasilitas rekreasi maupun fasilitas outdoor pada hotel resort

Pegawai Pengelola


(7)

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 64 service kebersihan serta kerapihan kantor pengelola

Pegawai Utilitas Petugas mekanikal

elektrikal

Melakukan perawatan dan perbaikan terhadap peralatan mekanikal elektrikal Petugas genset Melakukan perawatan dan perbaikan genset

serta memastikan adanya sumber energi Petugas pompa air Melakukan perawatan terhadap pompa dan

tandon serta memastikan ketersediaan pasokan air bagi hotel resort

Pegawai Keamanan

Satpam Menjaga keamanan hotel resort

Petugas parkir Mengatur kendaraan parkir

Petugas CCTV Mengawasi kegiatan pada hotel resor melalui kamera CCTV

Dengan demikian kegiatan utama yang dilakukan pelaku dalam hotel resort dapat ditentukan melalui tabel kegiatan utama pelaku. Kegiatan utama pelaku menjadi dasar munculnya kebutuhan ruang.

5.2.3. Pendekatan Kebutuhan Ruang dan Fasilitas Penunjang

Tiap-tiap area mewakili kegiatan dengan fungsi masing-masing. Area hunian mewakili fungsi penginapan. Area publik mewakili fungsi publik. Area pengunjung mewakili kegiatan pengunjung. Area pengelola mewakili kegiatan pengelola. Dan area servis mewakili kegiatan servis atau pelayanan. Secara sistematis kebutuhan ruang pada hotel resort tersusun dalam tabel-tabel sebagai berikut.

1. Kebutuhan Ruang Area Hunian

Tabel 5.5. Kebutuhan Ruang Area Hunian

NO RUANG PELAKU

1 Tamu Menginap

Kamar Tamu Menginap Mini Bar Tamu Menginap Toilet Tamu Menginap Living Room Tamu Menginap Dining Room Tamu Menginap Balkon atau Teras Tamu Menginap Jacuzzi Tamu Menginap


(8)

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 65

Tabel 5.6. Kebutuhan Ruang Area Pegunjung

NO RUANG PELAKU

1 Pengunjung Restoran cafe dan Bar

Restoran Pengunjung restoran Bar and Caffe Pengunjung bar dan cafe Lavatory Pengunjung bar dan restoran 2 Pengunjung Pijat dan Refleksi

Spot pijat dan refleksi Pengunjung pijat dan refleksi Ruang ganti dan bilas Pengunjung pijat dan refleksi Ruang loker Pengunjung pijat dan refleksi Ruang tunggu dan pendaftaran Pengunjung pijat dan refleksi 3 Pengunjung Kolam Renang Utama

Ruang registrasi kolam renang Pengunjung kolam renang

Kolam renang dewasa Pengunjung kolam renang dewasa Kolam renang anak Pengunjung kolam renang anak Ruang ganti, KM dan WC pria Pengunjung kolam renang pria Ruang ganti, KM dan WC wanita Pengunjung kolam renang wanita Spot berjemur dan santai Pengunjung kolam renang Ruang tunggu Pengunjung kolam renang 4 Pengunjung Fasilitas Olahraga dan Rekreasi

Ruang biliard Pengguna biliard Ruang fitnes Pengguna fitnes Ruang ganti dan bilas pria Pengguna fitnes pria Ruang ganti dan bilas pria Pengguna fitnes wanita Lavatori pria dan wanita Pengguna fitnes 5 Pengunjung Pertemuan

Ruang serbaguna Peserta pertemuan Ruang persiapan Peserta pertemuan 6 Pengunjung Area Komersial

Drugstore Pengunjung drugstore

Money changer Penukar uang

Biro perjalanan Pemesan perjalanan Toko souvenir dan butik Konsumen

Ruang konektivitas Pencari konektivitas


(9)

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 66

Tabel 5.7. Kebutuhan Ruang Area Pegelola

NO RUANG PELAKU

1 Parkir pengelola Pengelola 2 Ruang manajer utama Manajer utama 3 Ruang asisten manajer Asisten manajer 4 Ruang sekretaris Sekretaris

5 Ruang manajer keuangan Manajer keuangan 6 Ruang manajer personalia Manajer personalia 7 Ruang manajer pemasaran Manajer pemasaran 8 Ruang manajer pengadaan barang Manajer pengadaan barang 9 Ruang operasional Manajer operasional 10 Ruang manajer teknik Manajer teknik 11 Ruang rapat Ruang rapat Pengelola 12 Ruang tunggu Tamu pengelola 13 Ruang arsip Pengelola 14 Ruang istirahat kantor Pengelola 15 KM/WC kantor Pengelola 4. Kebutuhan Ruang Area Service

Tabel 5.8. Kebutuhan Ruang Area Servis

NO RUANG PELAKU

1 Front Office

Ruang resepsionis dan informasi Resepsionis dan informasi Ruang reservasi dan pembayaran Petugas reservasi dan kasir

Bell boy station Bell boy

2 Tata Graha

Ruang linen Petugas linen Ruang laundry Petugas laundry Ruang jemur Petugas laundry Ruang persiapan pakaian Petugas laundry Gudang persediaan linen Petugas linen

Ruang cleaning service Peralatan dan cleaning service Ruang istirahat tata graha Pegawai

Gudang alat Cleaning service, tukang kebun, florist

Ruang house keeping House keeping Gudang house keeping House keeping Dapur tata graha Tukang masak Ruang persediaan bahan makanan Tukang masak Ruang cuci alat makan Tukang cuci

Ruang penerimaan Petugas penerimaan alat dan bahan


(10)

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 67 3 Servis Private Dining, Restaurant dan Bar

Kantor kepala koki Kepala koki Dapur utama Koki restoran Dapur masak Koki restoran

Ruang persediaan bahan makanan Ruang persediaan bahan makanan dan minuman restoran dan minuman restoran

Koki restoran Koki restoran

Ruang pegawai restoran Pramusaji, cleaning service Konter pemesanan Pramusaji

Kasir Kasir

Dapur private dining Koki private dining Ruang persediaan bahan makanan

private dining

private dining

Ruang peracikan minuman Barista

Ruang istirahat/pantri Koki restoran, koki private dining, barista, pramusaji

Lavatory Pegawai restoran Gudang bahan makanan Koki

Gudang peralatan masak Koki Ruang cuci alat makan Tukang cuci 4 Servis Ruang Serbaguna

Ruang peralatan Petugas ruang serbaguna Ruang sound Petugas ruang serbaguna 5 Servis Komersial

Ruang penjaga drugstore Penjaga drugstore Ruang petugas money changer Petugas money changer Ruang petugas biro perjalanan Petugas biro perjalanan Ruang istirahat penjaga toko

souvenir dan butik

Penjaga toko souvenir dan butik Ruang operator konektivitas Petugas ruang konektivitas Lavatory area komersial Pegawai area komersial 6 Servis Pijat dan Refleksi

Resepsionis pijat dan refleksi Petugas reservasi pijat dan refleksi Ruang istirahat Terapis

Ruang peralatan Terapis 7 Servis Kolam Renang

Pos registrasi kolam renang Operator kolam renang Ruang peralatan kolam renang Petugas kolam renang 8 Servis Fitnes

Ruang registrasi Operator fitnes Ruang istirahat Operator fitnes Ruang alat fitnes Operator fitnes


(11)

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 68 9 Area Utilitas

Ruang pompa Petugas utilitas Ruang genset Petugas utilitas Ruang trafo Petugas utilitas Ruang PLN Petugas utilitas Ruang tandon air Petugas utilitas Ruang sampah Petugas kebersihan Gudang utilitas Petugas utilitas Ruang istirahat Petugas utilitas 10 Area Keamanan

Ruang satpam Satpam Ruang CCTV Petugas CCTV

Lavatory Keamanan

Dengan demikian kebutuhan ruang pada hotel resort dapat dikelompokkan ke dalam jenis pelakunya. Sesuai dengan jenis pelakunya ruang-ruang dikelompokkan dalam area ruang tamu hotel, area ruang publik, area ruang pengunjung, area ruang pengelola dan area ruang pegawai. Dalam analisis selanjutnya ruang-ruang yang terdapat dalam satu fungsi akan dikelompokkan kembali dalam hubungan antar ruang. 5.2.4. Pendekatan Kebutuhan Sirkulasi

1. Sirkulasi Ruang

Terdapat dua sirkulasi ruang yang dapat digunakan yaitu :

a. Sirkulasi liniar atau menerus, yaitu pergerakan orang diarahkan untuk melewati ruang secara berurutan, seperti ruang pendidikan dan ruang-ruang pengelola.

b. Sirkulasi radial atau menyebar, yaitu memberikan kebebasan kepada orang untuk memilih pergerakannya sendiri misalnya untuk ruang-ruang penunjang. Dengan demikian bangunan kampus stkip kota tangerang menngunakan kedua sirkulasi ruag tersebut sesuai dengan kebutuhan ruang yang di butuhkan.

2. Sirkulasi bangunan

Sirkulasi bangunan dibedakan menjadi 3 yaitu : a. berdasarkan arah sirkulasi, antara lain :

- Sirkulasi horizontal, yaitu sirkulasi antar ruang dalam lantai. - Sirkulasi vertikal, yaitu sirkulasi antara lantai dalam satu bangunan. b. Berdasarkan ruang lingkup spasial, antara lain :

- Sirkulasi ruang luar, berhubungan dengan perencanaan dan perancangan tapak seperti aksesibilitas dan pencapaian.

- Sirkulasi ruang dalam, terjadi di dalam bangunan baik sebagai sirkulasi horizontal maupun vertikal.

c. Berdasarkan sirkulasi pelaku/ penggunan bangunan - Sirkulasi dalam bangunan utama


(12)

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 69

Gambar 5.1 Diagram sirkulasi dalam bangunan Sumber : Analisa pribadi

- Sirkulasi luar bangunan

Sirkulasi tamu atau pengguna di luar bangunan Hotel Resort :

Gambar 5.2. Diagram sirkulasi luar bangunan Sumber : Analisa pribadi

5.2.5. Pendekatan Kebutuhan Kamar dan Kapasitas Hotel Resort

Untuk mengetahui perkiraan jumlah kamar hotel resort yang dibutuhkan di kawasan wisata Istano Basa Pagaruyung, diperlukan perhitungan dengan beberapa rumus untuk dijadikan analisa. Namun sebelumnya perlu diketahui perkiraan jumlah wisatawan yang berkunjung ke kawasan wisata Istano Basa Pagaruyung dengan data diperlukan, yaitu :

Tabel 5.9Tingkat Kunjungan Wisatawan ke Objek Wisata Istano Basa Pagaruyung

TAHUN ISTANO BASA PAGARUYUNG

WISNU WISMAN JUMLAH

2008 19.989 1.739 21.728

2009 21.683 2.025 23.708

2010 28.783 2.503 31.286

2011 64.896 7.083 71.979

2012 96.044 8.922 104.966

TOTAL 231.395 22.272 253.667

Sumber : Dinas Pariwisata Tanah Datar (Tanah Datar dalam Angka)

Jumlah pengunjung ke Istano Basa Pagaruyung mengalami peningkatan setiap tahunnya, oleh karena itu dapat diprediksi perkembangan jumlah pengunjung 10 tahun mendatang yaitu di tahun 2012. Dengan menggunakan rumus :


(13)

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 70

Dengan :

P0 = Jumlah pengunjung pada tahun yang dinginkan (2022) Po = Data Awal Tahun Perhitungan (2008)

P1 = Data Akhir Tahun Perhitungan (2012) b = Pertumbuhan rata-rata tiap tahun x = Jangka tahun proyeksi

1. Pertumbuhan Rata-rata tiap tahun b = P1– Po

x

b = 104.966 – 21.728 = 83.238 4 4

b = 10.809,5 wisatawan = dibulatkan 10.810 wisatawan

Jadi, rata-rata pertumbuhan pengunjung ke Kawasan Wisata Istano Basa Pagaruyung dari tahun 2008 hingga 2012 adalah 10.810 wisatawan.

2. Jumlah pengunjung pada 10 tahun mendatang (2022) P0 = Po + b(x)

P2012 = 104.966 + 10.810 (10)

P2012 = 104.966 + 108.100

P2012 = 213.066 wisatawan

Jadi jumlah pengunjung Istano Basa Pagaruyung pada tahun 2022 diperkirakan sebesar 213.066 wisatawan.

Berdasarkan hasil analisa data dari dinas kepariwisataan dan kebudayaan kabupaten Tanah Datar, dari total wisatawan obyek wisata di Istano Basa Pagaruyung terdapat rata-rata sekitar 12 % yang berminat menginap di daerah itu yang ditunjukkan dalam tabel berikut. Sehingga jumlah wisatawan yang potensial untuk menginap. Perhitungannya adalah sebagai berikut :

10 % x 213.066 orang = 21.306,6 dibulatkan menjadi 21.307 pengunjung.

Dari jumlah tersebut, maka jumlah kamar yang diperlukan antara lain menggunakan rumus :

Keterangan :

P = Proyeksi jumlah wisatawan yang akan menginap tahun ke-n L = Lama menginap = 2 hari (rata-rata menginap berdasarkan studi banding)


(14)

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 71 60% = Room occupancy rates

1,75 = Indeks jumlah orang per kamar 365 = Jumlah hari dalam 1 tahun

Sampai tahun 2014 kamar hotel berbintang yang tersedia hanya Hotel Bintang I 39 kamar dan cottage 20 kamar, total 59 kamar, sehingga kekurangan kamar pada tahun 2023 diprediksi sekitar : 111 – 59 = 52 kamar

Keberadaan resort ini diharapkan nantinya dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke kawasan wisata Istano Basa Pagaruyung dan meningkatkan jumlah wisatawan yang menginap.

5.2.6. Pendekatan Tipe dan Jumlah Tipe Kamar Hotel Resort

Pendekatan kebutuhan Tipe dan Jumlah Tipe Kmaar pada Resort Hotel di Kawasan Wisata Istano Basa Pagaruyung ini mengacu pada :

1. Studi Banding

2. Klasifikasi hotel berbintang

3. Asumsi dengan melihat kondisi yang ada pada tapak yang akan digunakan Tabel 5.10. Tabel Studi Banding Tipe dan Jumlah Kamar Hotel Resort NAMA HOTEL

STUDI BANDING

TIPE KAMAR JUMLAH

KAMAR

KAPASITAS /RUANG

JUMLAH Hotel Santika

Bandung

Family Premiere Room 1 4 4

Premiere Room 1 4 4

Executive Suite 2 4 8

Deluxe Suite 1 3 3

Family 12 4 48

Deluxe 19 2 38

Superior 40 2 80

7 76 23 185

Green Valley Resort

Standar 23 3 69

Standar 1 4 4

Standar 8 5 40

Standar 1 6 6

Standar 4 7 28

Superior 11 2 22

Deluxe 4 2 8

Suite 1 2 2


(15)

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 72

Tenda Batik 10 3 30

Basement 1 6 6

Basement 1 7 7

Basement 2 12 24

13 68 62 249

Tea Garden Resort

Superior 70 sqm 10 2 20

Superior 80 sqm 12 3 36

Deluxe 100 sqm 8 5 40

3 30 10 96

Susan Spa Resort

Superior 6 3 18

Deluxe 6 3 18

Suite 3 3 9

Grand Suite 1 2 2

Guest House 4 9 36

Family Room 2 8 16

6 22 28 99

Berdasarkan Tabel 5.10 didapat hasil pendekatan Data pembagian unit yang akan direncanakan didapat dari hasil studi banding terhadap prosentase jumlah rata-rata tipe kamar yang telah diklasifikasikan kedalam tipe suite yang direncanakan. Pengklasifikasian berdasarkan kapasitas kamar hotel dan tipe tempat tidur. Data studi banding adalah sebagai berikut :

Tabel 5.11. Perhitungan Tipe Kamar Hotel Resort HOTEL RESORT

Hotel Santika Bandung

Green Valley Resort

Tea Garden

Resort

Susan Spa Resort

JUMLAH

TIPE KAMAR 1 2 3 4

Standar v 1

Superior v v v v 4

Deluxe v v v v 4

Suite v v 2

Grand Suite v 1

Deluxe Suite v 1

Family v v 2

Family Premiere

v 1

Premiere v 1

Executive Suite v 1

Guest House v 1

Tenda Batik v 1


(16)

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 73

Berdasarkan Tabel 5.11, dapat disimpulkan bahwa perhitungan tipe unit kamar yang ada di hotel resort di kawasan Guci ini adalah sebagai berikut :

1. Superior : Kapasitas 2 orang (Pasangan)

2. Deluxe : Kapasitas 3 orang (Pasangan + 1 anak ) 3. Suite : Kapasitas 4 orang (Pasangan + 2 anak ) 4. Family Room : Kapasitas >4 orang (Pasangan + >2 anak)

Tabel 5.12. Perhitungan Jumlah Kamar Hotel Resort HOTEL

RESORT

Hotel Santika Bandung

Green Valley Resort

Tea Garden

Resort

Susan Spa Resort

JUMLAH

TIPE KAMAR 1 2 3 4

Superior 40 11 22 6 79

Deluxe 19 4 8 6 37

Suite 2 3 5

Family 12 2 14

Jumlah Total Kamar pada Tabel 5.12 adalah 135 Kamar

1. Superior : 79 = 56% x 52 kamar = 29,12 dibulatkan 29 2. Deluxe : 37 = 25% x 52 kamar = 13 dibulatkan 13 3. Suite : 5 = 5% x 52 kamar = 2,6 dibulatkan 3 4. Family Room : 14 = 14% x 52 kamar = 7,28 dibulatkan 7 5.2.7. Pendekatan Personil

1. Tamu Hotel

Tabel 5.13. Perhitungan Jumlah Tamu yang Menginap di Hotel Resort TIPE KAMAR JUMLAH

KAMAR

KAPASITAS TOTAL

Superior 29 2 58

Deluxe 13 3 39

Suite 3 4 12

Family 7 Max 6 42

JUMLAH 151

2. Pengunjung Hotel

Tabel 5.14. Identifikasi Kegiatan Utama Pengunjung PENGUNJUNG


(17)

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 74

Pelaku Jumlah

Pengunjung layanan utama Relatif Pengunjung komersial Relatif Pengunjung pertemuan Relatif

Pengunjung rekreasi Relatif

3. Pengelola Hotel

Tabel 5.15. Identifikasi Kegiatan Utama Pengelola PENGELOLA

Pelaku Jumlah

Manajer Utama 1 Orang

Asisten Manager 1 Orang

Sekretaris 1 Orang

Manajer Pemasaran 1 Orang

Manajer Personalia 1 Orang

Manajer Keuangan 1 Orang

Manajer Personalia dan Teknik 1 Orang Manajer Pengadaan Barang 1 Orang

T O T A L 8 Orang

4. Pegawai Hotel

Untuk menentukan jumlah personil karyawan, diadakan pendekatan dengan standart dan peraturan yang berlaku untuk hotel bintang 4, berdasarkan keputusan Direktorat Jenderal pariwisata nomor 14/U/II/88 adalah sebagi berikut : a. Ratio perbandingan antara jumlah tenaga kerja dengan jumlah kamar yang direncanakan adalah 1 : 1,6 (1 kamar dilayani oleh 1,6 karyawan). Dengan demikian, dari 52 kamar yang direncanakan diperoleh jumlah tenaga kerja yang diperlukan minimal = 1,8 x 52 kamar = 83,2 dibulatkan 83 karyawan. b. Prosentase distribusi karyawan sebagai berikut :

Tabel 5.16 Data Pembagian Jumlah Karyawan

NO BAGIAN PERSENTASE JUMLAH

KARYAWAN

1 Front Office 10 % 8

2 Tata Graha 23,6 % 20 3 Private Dining, Restoran

cafe dan Bar

20,6 % 17

4 Komersial 7,2 % 6

5 Rekreasi dan Olah Raga 8,5 % 8

6 Penunjang 8,2 % 7

7 Utilitas 7,5 % 6


(18)

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 75

9 Lain-lain 6,5 % 5

T O T A L 100 % 83 orang

Tabel 5.17. Data Jumlah Pegawai PEGAWAI

Pegawai Front Office

Pelaku Jumlah

Resepsionis dan informasi 2 orang Reservasi dan pembayaran 2 orang

Petugas lounge 2 orang

Bellboy 2 orang

Pegawai Tata Graha Cleaning service 4 orang House keeping/room service 4 orang

Petugas laundry 2 orang

Petugas linen 2 orang

Petugas florist 1 orang

Tukang kebun 3 orang

Tukang masak 2 orang

Petugas penerimaan barang 2 orang

Pegawai Private Dining, Restoran, Cafe dan Bar

Kepala Koki 1 orang

Koki Restoran 3 orang

Koki Private Dining 2 orang

Tukang cuci 2 orang

Pramusaji 4 orang

Kasir 1 orang

Barista 2 orang

Cleaning service 2 orang Pegawai Fasilitas Komersial Supervisor ruang serbaguna 1 orang Penjaga drugstore 1 orang Petugas money changer 1 orang Petugas biro perjalanan 1 orang Penjaga toko souvenir dan

butik

1 orang Petugas ruang

konektivitas

2 orang

Pegawai Fasilitas Rekreasi dan Olahraga Operator kolam renang 1 orang

Operator fitness centre 1 orang Petugas reservasi pijat dan 1 orang


(19)

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 76 refleksi

Terapis pijat dan refleksi 4 orang Petugas pengawas fasilitas

rekreasi

1 orang Pegawai Fasilitas Penunjang

Petugas medis 1 orang

Instruktur pelatihan 1 orang

Penjaga counter 1 orang

Tour guide farming 2 orang Tour guide horse riding 2 orang

Pegawai Pengelola Office boy dan cleaning service 2 orang

Pegawai Utilitas Petugas mekanikal elektrikal 2 orang

Petugas genset 2 orang

Petugas pompa air 2 orang Pegawai Keamanan

Satpam 2 orang

Petugas parkir 2 orang

Petugas CCTV 2 orang

5. Fasilitas Parkir

a. Parkir tamu menginap

 Berdasarkan asumsi, prosentase tamu yang menggunakan mobil adalah 75 % dari total tamu menginap dengan perincian data sebagai berikut : Total tamu menginap = 151 orang

Kapasitas mobil adalah sebanyak 4 orang Sehingga total mobil adalah

151 x 75 % = 113,25

113,25 : 4 = 28,3 = ± 28 mobil

 Dan 25 % dari total tamu menginap menggunakan motor dengan perincian data sebagai berikut :

Total tamu menginap = 151 orang

Kapasitas motor adalah sebanyak 2 orang 130 x 25 % = 37,75

37,75 : 2 = 18,875 = ± 19 motor b. Parkir pengunjung fasilitas rekreasi

Berdasarkan data proyeksi dari jumlah pengunjung dikawasan Istano Basa Pagaruyung, pada Tabel 5.9. Data tahun terakhir yaitu sebanyak 21.728 wisatawan pertahun, sehingga diketahui rata-rata pengunjung perhari adalah sekitar 104.966 : 365 = 288 wisatawan per hari. Diasumsikan bahwa resort ini


(20)

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 77

dapat menampung sekitar 10 % dari total wisatawan, atau sekitar 29 orang/hari

1. Berdasarkan asumsi, prosentase tamu yang menggunakan mobil adalah 75 % dari total pengunjung dengan perincian data sebagai berikut :

Total pengunjung = 29 orang

Kapasitas mobil adalah sebanyak 4 orang Sehingga total mobil adalah

29 x 75 % = 22

22 : 4 = 5,5 = ± 6 mobil

2. Dan 25 % dari total pengunjung menggunakan motor dengan perincian data sebagai berikut :

Total pengunjung = 29 orang

Kapasitas motor adalah sebanyak 2 orang 29 x 25 % = 7,25

7,25 : 2 = 12,5 = ± 4 motor

3. Serta terdapat 2 parkir untuk bus berukuran sedang dengan antisipasi tamu rekreasi dalam jumlah besar (reunion, dan sebagainya).

c. Parkir pengelola

Berdasarkan Tabel 5.15 dan 5.16, diasumsikan bagian pengelola dan sebagian dari bagian lain menggunakan mobil dengan jumlah mobil sebanyak 10 % yaitu dengan kapasitas mobil 1 mobil /orang.

8 + 83 = 91 orang

10 % x 91 = 9,1, jadi ± 9 mobil

Untuk bagian lainnya sebanyak 82 orang dibagi 2 (terdapat pergantian shift) menjadi 41 orang menggunakan fasilitas motor.

Kapasitas motor sebanyak 41 motor dengan asumsi 1 motor/orang. Tabel 5.18. Data Jumlah Kendaraan

NO DATA MOBIL MOTOR BUS

1 Tamu 28 19

2 Pengunjung 6 4

3 Pengelola dan Pegawai

9 41

T O T A L 43 64 2

5.2.8. Pendekatan Program Ruang

Analisis besaran ruang adalah proses menentukan dimensi pada ruang-ruang hotel resort. Analisis besaran ruang untuk hotel resort di Kawasan Wisata Istano Basa Pagaruyung didasarkan pada :

 Surat keputusan Dinas Pariwisata No : 14/U/II/1988 tentang Pelaksanaan Ketentuan Usaha dan Pengelolaan Hotel, dan Standar Diparta (SK)

 Time Saver Standart for Building Types (TS)


(21)

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 78  Hotel Planning and Design (HPD)

 Study Banding dan Pengamatan (SB)

 Asumsi (AS)

Program ruang dalam Resort Hotel Tebing Bekah terbagi menjadi 7 bagian, Yaitu: 1. Kelompok Hunian

2. Kelompok Publik 3. Kelompok Pengelola

4. Kelompok Service dan Pelayanan 5. Kelompok Kegiatan Parkir 1. Kelompok Hunian

Tabel 5.19. Tabel Kelompok Hunian No Ruang Kapasitas /

Kwantitas (K)

Standar Besaran (S)

Luas (m²) K x S

Sumber 1 Superior 29 24m² / unit 696 m2 SK 2 Deluxe 13 48m² / unit 624 m2 SK 3 Suite 3 98m² / unit 294 m2 SB 4 Family 7 200m² / unit 1.400 m2 SB

Jumlah 3.014 m2

Sirkulasi 30% 904.2 m2

jumlah Kesuluruhan 3.918,2 m2

2. Kelompok Publik

Tabel 5.20. Tabel Kelompok Publik NO RUANG Kapasitas /

Kwantitas (K)

Standar Besaran (S)

Luas (m²) K x S

Sumber

1 Pengunjung Restoran Cafe dan Bar Restoran

R. Makan 40% x 151 =

60 orang

1,5 m2/ orang 90 m2 DA

Kasir 2 staf + 2 orang 1,2 m2/ orang 4,8 m2 DA

R. Saji 1 unit 4,2 m2/ unit 4,2 m2 DA

Dapur 1 unit (60org) 0,7 m2/orang 42 m2 DA

R. Chef 1 unit 12 m2/ orang 12 m2 DA

Waste disposal 2 unit (60org) 0,15 m2/ orang 18 m2 DA

Gudang basah 1 unit (60org) 0,04 m2/ orang 2,4 m2 DA

Gudang kering 1 unit (60org) 0,25 m2/ orang 15 m2 DA

Gudang alat 1 unit (60org) 0,16 m2/ orang 9,6 m2 DA

Cuci piring 1 unit (60org) 0,1 m2/ orang 6 m2 DA

Lavatory

1 unit Pria = 4 m

Wanita = 5 m 9 m

2 DA

Bar dan Cafe


(22)

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 79 Meja bar &

pantry

1 unit 9,48 m2 9,5 m2 DA

Kasir 1 unit 2,1 m2/orang 2,1 m2 DA

Lavatory

1 unit Pria = 4 m

Wanita = 5 m 9 m

2 DA

Jumlah 305,6 m2

Sirkulasi 30% 91,68 m2

jumlah Kesuluruhan 397,28 m2

2 Pengunjung Pijat dan Refleksi

Receptionist Lobby

2 staf + 2 orang 1,2 m 4,8 m2 DA

R. Sauna 30 orang 4 m2/ orang 120 m2 DA

R. Ganti 2 unit 6 m2/ unit 12 m2 DA

R. Massage 15 orang 4 m2/ orang 60 m2 DA

Locker 2 unit 12 m2/ unit 24 m2 DA

Lavatory

1 unit Pria = 4 m

Wanita = 5 m 9 m

2 DA

Jumlah 229,8 m2

Sirkulasi 30% 68,94 m2

jumlah Kesuluruhan 298,74 m2

3 Pengunjung Kolam Renang Utama

R. Registrasi 2 staf + 2 orang 1,2 m 4,8 m2 DA

Kolam dewasa 1unit (60org)

70 m2/ unit 70 m2 DA

Kolam Anak 20 orang 2 m2/ orang 40 m2 DA

R. Ganti 4 unit 1,3 m2/ unit 5,2 m2 DA

R. Locker 2 unit 12 m2/ unit 24 m2 DA

R. Bilas 8 orang 2 m2/ orang 16 m2 DA

Lavatory

1 unit Pria = 4 m

2

Wanita = 5 m2 9 m

2 DA

Spot berjemur dan santai

10 orang 1,25 m2 12,5 m2 DA

Ruang tunggu 10 orang 1,2 m2 12 m2 DA

Ruang Alat 20 orang 0,3 m2 6 m2 DA

Jumlah 199,5 m2

Sirkulasi 30% 59,85 m2

jumlah Kesuluruhan 259,35 m2

4 Pengunjung Fasilitas Olahraga dan Rekreasi

R. Registrasi 1 staf + 1 orang 1,2 m2 2,4 m2 DA

Ruang biliard 4 meja (1,7 x 2,4) = 4,08 m2 4 m2 DA

Ruang fitnes 1 ruang (8 x 15) = 120 m2 120 m2 DA

Ruang ganti dan bilas pria

5 orang 1,56/ orang 7,8 m2

DA Ruang ganti

dan bilas wanita


(23)

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 80

Locker 2 unit 12 m2/ unit 24 m2 DA

Lavatory

1 unit Pria = 4 m

Wanita = 5 m 9 m

2 DA

Jumlah 175 m2

Sirkulasi 30% 52,5 m2

jumlah Kesuluruhan 227,5 m2

5 Pengunjung Pertemuan

Ruang serbaguna

Audience 1 unit (100 orang) 1,2 m2/ orang 120 m2 DA

Stage area 2 unit 15 m2/ unit 30 m2 SB

Backstage 2 unit (10 orang) 1,25 m2/ orang 25 m2 SB

R. Panitia 2 unit 9 m2/ unit 18 m2 SB

R. Operator 2 unit 9 m2/ unit 18 m2 SB

Gudang Alat 1 unit 10 m2/ unit 10 m2 SB

Lavatory

2 unit Pria = 5 m

2

Wanita = 6 m2

11 m2 DA

Jumlah 232 m2

Sirkulasi 30% 69,6 m2

jumlah Kesuluruhan 301,6 m2

6 Pengunjung Area Komersial

Drugstore 1 unit 20 m² 20 m² SB

Money changer

1 unit 20 m² 20 m² SB

Biro perjalanan

1 unit 20 m² 20 m² SB

Toko souvenir dan butik

1 unit 20 m² 20 m² SB

Ruang konektivitas

1 unit 20 m² 20 m² SB

Jumlah 100 m2

Sirkulasi 30% 30 m2

jumlah Kesuluruhan 130 m2

3. Kelompok Pengelola

Tabel 5.21. Tabel Kelompok Pengelola No Ruang Kapasitas /

Kwantitas (K)

Standar Besaran (S)

Luas (m²) K x S

Sumber

1 Ruang manajer utama

1 orang 15 m2/ orang 15 m² DA

2 Ruang

sekretaris

1 orang 6,7 m2/ orang 6,7 m² DA

3 Ruang manajer keuangan

1 orang 1 set meja & kursi Sirkulasi 40%

1,2m²/orang 4m²/set

7,28 m² DA

4 Ruang manajer personalia

1 orang 1 set meja & kursi

1,2m²/orang 4m²/set


(24)

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 81

Sirkulasi 40%

5 Ruang manajer pemasaran

1 orang 1 set meja & kursi Sirkulasi 40%

1,2m²/orang 4m²/set

7,28 m² DA

6 Ruang manajer pengadaan barang

1 orang 1 set meja & kursi Sirkulasi 40%

1,2m²/orang 4m²/set

7,28 m² DA

7 Ruang

operasional

1 orang 1 set meja & kursi Sirkulasi 40%

1,2m²/orang 4m²/set

7,28 m² DA

8 Ruang manajer teknik

1 orang 1 set meja & kursi Sirkulasi 40%

1,2m²/orang 4m²/set

7,28 m² DA

9 Ruang rapat 15 orang 2 m2/ orang 30 m² DA

10 Ruang tunggu 4orang 1 set sofa & meja Sirkulasi 40%

1,2m²/orang 6m²

10,8 m² DA

11 Ruang arsip 30 kamar 30 kamar

0,18m²/kamar

5,4 m² DA

12 Pantry 1 Unit 9,63m² 9,63 m² DA

13 Lavatory 1 unit Pria = 4 m

Wanita = 5 m 9 m

2 DA

Jumlah 130,21 m2

Sirkulasi 30% 39,063 m2

jumlah Kesuluruhan 169,273 m2

4. Kelompok Service dan Pelayanan

Tabel 5.22. Tabel Kelompok Pelayanan No Ruang Kapasitas /

Kwantitas (K)

Standar Besaran (S)

Luas (m²) K x S

Sumber

1 Ruang Utilitas

R. Genset 1 unit 12 m2/ unit 12 m2 SB

R. Kontrol

panel 1 unit 16 m

2/ unit 16 m2 DA

R. PABX 1 unit 15 m2/ unit 15 m2 DA

R. Pompa 1 unit 12 m2/ unit 12 m2 SB

R. Water tank 1 unit 12 m2/ unit 12 m2 SB

R. Water

Treatment 1 unit 24 m

2/ unit 24 m2 SB

R. IPAL 1 unit 20 m2/ unit 20 m2 SB

R. Sampah 1 unit 12 m2/ unit 12 m2 SB

R. Trafo 1 unit 45 m2 45 m2 SB

R. Tandon air 1 unit 50 m2 50 m2 SB


(25)

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 82

Jumlah 230 m2

Sirkulasi 30% 69 m2

jumlah Kesuluruhan 299 m2

2 Front Office

Lobby 70 orang 1,2 m2 84 m2 DA

Receptionist and Reservation

2 staff + 2 orang 1,2 m2 4,8 m2 DA

Front Office 4 orang 1,2 m2 4,8 m2 DA

Bell Boy Station 2 orang 1,2 m2 2,4 m2 DA

Lounge 52 kamar 0,55 m2 28,6 m2 SB

Lavatory 1 unit Pria = 4 m

Wanita = 5 m 9 m

2 DA

Jumlah 133,6 m2

Sirkulasi 30% 40,08 m2

Jumlah Kesuluruhan 173,68 m2

3 Tata Graha

Ruang linen 52 kamar 0,405 m² 21,06 m² TS

Ruang laundry 52 kamar 0.63 m² 32,76 m² TS

Ruang jemur 52 kamar 0,375 m² 19,5 m² TS

Ruang pegawai 50% x 83 orang= 42 orang

1,2 m² 50,4 m² DA

Locker 2 unit 12 m2/ unit 24 m2 DA

Ruang makan

tata graha 20 orang 1,33 m² 26,6 m² SK

Pantry tata

graha 1/3 26,6 m² 8,9 m² SB

Gudang alat 52 kamar 0,36m² 18,72 m² TS

Ruang house keeping

52 kamar 0.9m² 46,8 m²

Gudang house keeping

52 kamar 0,36m² 18,72 m² TS

Ruang persediaan bahan makanan

52 kamar 0,36m² 18,72 m² TS

Ruang penerimaan

52 kamar 0,27m² 14,04 m² HDP

Garbage Room 52 kamar 0,27m² 14,04 m² HDP

Mushola karyawan

1 unit 30m² 30m² SB

Lavatory 2 unit Pria = 4 m

Wanita = 5 m

18m² DA

4 Mushalla

R. Sholat 20 orang 1,8m² x org 36 m² SB


(26)

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 83

Wanita = 5 m

Tempat Wudhu 2 unit 3 m2 6 m2 SB

5 Keamanan

Satpam 1 unit 9 m2 9 m2 SB

CCTV 1 unit 9 m2 9 m2 SB

Jumlah 431,26 m2

Sirkulasi 30% 129,378 m2

jumlah Kesuluruhan 560,638 m2

5. Kelompok Kegiatan Parkir

Tabel 5.23. Tabel Kelompok Kegiatan Parkir No Ruang Kapasitas /

Kwantitas (K)

Standar Besaran

(S)

Luas (m²) K x S

Sumber

1 Gerbang Masuk Max 2 Bus 3m / Bus 6 m2 SB

2 Parkir Tamu 2 bus

28 mobil 19 motor

36 m2

9,5 m2

1,54 m2

367,26 m2 DA

3 Parkir Pengunjung

6 mobil 4 motor

9,5 m2

1,54 m2

63,16 m2 DA

4 Parkir Pengelola dan Pegawai

9 mobil 41 motor

9,5 m2

1,54 m2

148,64 m2 DA

5 Ruang Entrance 10 orang 1,2 m2 12 m2 DA

Jumlah 597,06 m2

Sirkulasi 100% 597,06 m2

jumlah Kesuluruhan 1.194,12 m2

5.2.9. Rekapitulasi Pendekatan Program Ruang

Tabel 5.24. Total Kebutuhan Ruang

NO Program Ruang Luas

1 Kelompok Hunian 3.918,2 m2 2 Kelompok Publik 1.788,77 m2 3 Kelompok Pengelola 169,273 m2 4 Kelompok Service dan Pelayanan 1.033,318 m2 5 Kelompok Kegiatan Parkir 1.194,12 m2 T O T A L 8.103,681 m2 Dibulatkan 8.104 m2


(27)

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 84 5.3.1. Dasar-dasar Perencanaan Tapak

Dasar proses perencanaan tapak dimulai dengan pengumpulan data-data dasar yang berkaitan langsung dengan keadaan tapak tersebut, dan juga daerah yang ada disekitarnya. Data mengenai tapak ini meliputi hal-hal seperti peraturan perizinan, perencanaan induk, peta dasar dan udara, data topografi, informasi geografi, vegetasi dan ruang-ruang terbuka yang ada. Data tersebut dianalisis agar dapat menetapkan keunggulan serta keterbatasan tapak.

5.3.2. Pemilihan Lokasi Tapak

Penentuan lokasi tapak dalam perencanaan dan perancangan Hotel Resort di Kawasan Istano Basa Pagaruyung merupakan suatu hal yang penting denan mempertimbangkan beberapa faktor dalam penentuan lokasi tapak tersebut, diantaranya:

a. Kesesuaian dengan kebijaksanaan pemerintah daerah

Dinas Pariwisata Pemerintahan Kabupaten Tanah Datar merencanakan program kerja pengembangan Wisata Istano Basa Pagaruyung.

b. Nilai Ekonomis

Letak lokasi diutamakan disekitar Istano Basa Pagaruyung, sehingga tidak jauh dari Kawasan Wisata Istano Basa Pagaruyung dan tempat-tempat wisata lainnya. c. Letak Lokasi

Lokasi yang dipilih untuk tapak bangunan Hotel Resort di utamakan di kawasan Wisata Istano Basa Pagaruyung

d. Tingkat Aksesibilitas

Lokasi bangunan Hotel Resort ini harus memiliki aksesibilitas yang baik, dengan faktor-faktor yang menentukan, diantaranya:

 Jenis jalan, apakah jalan primer atau sekunder

 Jarak pencapaian

 Transportasi, baik umum maapun pribadi

 Tersedianya fasilitas untuk pedestrian e. Polusi kebisingan

Letak lokasi tidak berada pada jalan yang memiliki tingkat kebisingan yang tinggi, karena Hotel Resort bertujuan untuk memberikan suasana yang tenang dan damai bagi para pengunjung.

5.3.3. Pendekatan Pemilihan Lokasi Tapak

Sesuai dengan program kerja Pemerintah Dinas Pariwisata Kabupaten Tanah Datar, Istano Basa Pagaruyung merupakan salah satu kawasan yang ditujukan untuk mengembangkan pariwisata Kabupaten Tanah Datar. Oleh karena itu lokasi ini terpilih menjadi lokasi Hotel Resort sebagai salah satu fasilitas penunjang di kawasan Wisata Istano Basa Pagaruyung.

Perencanaan dan perancangan Hotel Resort ini terletak di Provinsi Sumatera Barat, tepatnya di Kabupaten Tanah Datar, Kecamatan Tanjung Emas, tepatnya di Kawasan Istano Basa Pagaruyung.


(28)

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 85

Gambar 5.3. Peta Sumatera Barat Sumber : www.Sumbar.com

Gambar 5.4. Peta Tanah Datar Sumber : Dinas Pariwisata Tanah Datar


(29)

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 86

Gambar 5.5. Foto Udara Kawasan Istano Basa Pagaruyung Sumber: Google Map

5.3.4. Pendekatan Pemilihan Tapak

Pada pemilihan tapak yang dilakukan untuk Hotel Resort di Kawasan Wisata Istano Basa Pagaruyung mengacu pada beberapa karakteristik yang berfungsi sebagai suatu pertimbangan pada penilaian dari beberapa tapak yang tersedia. Dari kriteria-kriteria persyaratan tapak yang telah disebutkan sebelumnya, maka alternatif tapak untuk Hotel Resort di Kawasan Wisata Istano Basa Pagaruyung adalah sebagai berikut :

1. Alternatif Tapak 1

Tapak ini terletak di sebelah timur laut Istano Basa Pagaruyung yang merupakan sebuah lahan kosong yang cukup luas. Luas total tapak adalah sebesar 12.084 m2 dengan batas-batas tapak sebagai berikut :

- Utara : Hutan - Selatan : Sawah

- Barat : Istano Basa Pagaruyung - Timur : Sawah


(30)

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 87

Ga mbar 5.6. Alternatif Tapak 1

Sumber : Google Map

Gambar 5.7. Foto Alternatif Tapak 1 Sumber : Data Pribadi 2. Alternatif Tapak 2

Tapak ini terletak di sebelah timur utara Istano Basa Pagaruyung yang merupakan sebuah lahan kosong yang cukup luas. Luas total tapak adalah sebesar 20.554,6m2 dengan batas-batas tapak sebagai berikut :

- Utara : Hutan - Selatan : Sawah

- Barat : Istano Basa Pagaruyung - Timur : Sawah


(31)

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 88

Gambar 5.8. Alternatif Tapak 2 Sumber : Google Map

Ga mbar 5.9. Foto Alternatif Tapak 2

Sumber : Data Pribadi

Untuk menentukan pemilihan tapak maka dilakukan penilaian terhadap masing-masing tapak dengan nilai sebagai berikut:

- Baik, bobot nilai 3 - Cukup, bobot nilai 2 - Kurang, bobot nilai 1

Tabel 5.25 Penilaian Tapak

NO KRITERIA PENILAIAN NILAI

TAPAK 1 TAPAK 2

1. Aksesibilitas 2 3

2. Kualitas lingkungan 3 3 3. Jaringan utilitas 2 2

4. Luas lahan 3 3


(32)

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 89 6. Kesesuaian tata guna

lahan

2 3

7. Kebisingan 2 2

8. Kondisi lingkungan 3 3

TOTAL 20 22

Sumber: Analisa Pribadi

Dari penilaian tapak diatas maka diperoleh nilai tertinggi yakni 22 point pada alternatif tapak 2, oleh karena itu Hotel Resort ini akan menggunakan alternatif tapak 2.

3. Peraturan Bangunan

Untuk menjaga terciptanya kondisi yang harmonis antara bangunan dan lingkungan yang mampu memenuhi standar dalam perencanaan dan perancangan bangunan, pemerintah daerah setempat mengeluarkan pedomana dalam pendirian bangunan. Peraturan Bangunan Setempat berdasarkan RTRW kawasan Kabupaten Tanah Datar sebagai berikut :

Tabel 5. 26 Peraturan Bangunan Setempat berdasarkan RTRW Kab. Tanah Datar

NO Pedomana Pengaturan Peraturan

1 Garis Sempadan Muka Bangunan (GSB) 10 m 2 Garis Sempadan Samping Bangunan 3 m 3 Garis Sempadan Belakang Bangunan 3 m 4 Jumlah Lantai Maksimal 2 Lantai 5 Koefisien Dasar Bangunan (KDB) 50 %

5.4.Pendekatan Aspek Kinerja 5.4.1 Sistem Pencahayaan

Sistem pencahayaan yang digunakan pada bangunan ini adalah dengan menggunkan dua macam sistem pencahayaan yakni pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. 1. Pencahayaan Alami

Terdapat dua kenyamanan yang dipengaruhi oleh cahaya alami yaitu kenyamanan visual dan kenyamanan thermal. Pencahayaan alami dapat didapatkan melalui berbagai bukaan yakni jendela, boven, pintu dan juga skylight yang dapat membantu memberikan pencahayaan alami pada bangunan.

2. Pencahayaan Buatan

Pencahayaan buatan digunakan sebagai cadangan apabila saat-saat tententu pencahyaan alami tidak dapat digunkan misalnya sewaktu cuaca mendung. Pencahayaan buatan juga digunakan untuk ruang-ruang yang tidak mendapatkan pencahayaan alami seperti lavatori. (Parmonangan Manurung, 2012).


(33)

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 90 5.4.2 Sistem Penghawaan/Pengkondisian Ruang

Sistem penghawaan berhubungan dengan suhu yang sangat berpengaruh pada kenyamanan pengguna bangunan. Untuk memperoleh kenyamanan suhu tersebut digunakan dua system penghawaan yaitu:

1. Penghawaan alami, dengan menggunakan sistem ventilasi silang (cross ventilation) antara lain dengan memberikan bukaan pada dinding bangunan yang berlawanan atau berhadapan untuk sirkulasi udara bersih dan kotor.

2. Penghawaan buatan, diperoleh dengan menggunakan alat pengkondisi udara yang memungkinkan mengatur suhu ruangan sesuai dengan yang dinginkan. Penghawaan buatan menggunakan AC central pada area publik dan pengelola seperti koridor, lobby, dan ruang rapat. Sistem ini memerlukan cooling tower dan chiller yang diletakkan di bagian luar bangunan.

5.4.3 Sistem Jaringan Air Bersih

Sumber utama air bersih pada bangunan ini adalah dari PDAM, namun terdapat beberapa cara pendistribusian air bersih tersebut diantaranya adalah :

1. Up Feed Pumping System

Yaitu air bersih dari PDAM dipompa keatas kemudian langsung dialirkan ke tiap-tiap lantai bangunan

2. Down Feed Pumping System

Yaitu air bersih dari PDAM dipompa ketas kemudian di tampung dalam Roof Tank, kemudian dialirkan ke tiap-tiap lantai yang membutuhkan.

Sistem jaringan air bersih yang digunakan pada bangunan ini menggunakan sistem Down Feed Puming System agar lebih efektif ketika memompa air, dan apabila listrik padam masih ada cadangan air yang tersimpan di Roof Tank.

5.4.4 Sistem Pembuangan Air Kotor

Air kotor yang mengandung kotoran padat dari kloset disalurkan menuju septictank. Sedangkan air kotor yang berupa cairan berasal dari kamar, kecil, urinoir, wastafel, kantin langsung dibuang ke saluran kota menggunakan saluran tertutup. Sedangakan air hujan akan diteruskan oleh talang dan turun hingga saluran air tertutup/ langsung jatuh ke tanah.

Gambar 5.10 Skema Sistem Jaringan Air Kotor Sumber : Analisa Pribadi

Limbah

Limbah Peresapan

Riol Limbah Cair

Air Hujan

Septictank

Saluran


(34)

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 91

Terdapat pengolahan khusus dalam sistem pembuangan air bekas, yaitu dengan cara membuat instalasi Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL). Air limbah ini dapat digunakan untuk mencuci mobil dan menyiram tanaman. Instalasi dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 5.11. Skema Sistem Pengolahan Air Limbah

Sumber : Analisa Pribadi

5.4.5 Sistem Jaringan Listrik

Distribusi listrik berasal dari PLN yang disalurkan ke gardu utama. Setelah melalui transformator (trafo), aliran tersebut panel utama dan dilanjutkan ke beberapa sub panel untuk diteruskan ke semua perangkat listrik yang ada di dalam bangunan. Untuk keadaan darurat disediakan generator set yang dilengkapi dengan automatic switch system yang secara otomatis (dalam waktu kurang dari 5 detik) akan langsung menggantikan daya listrik dari sumber utama PLN yang terputus.

5.4.6 Sistem Pembuangan Sampah

Pengelolaan sampah dengancara konvensional yaitu karyawan kebersihan (cleaning service) mengambil sampah dari tiap ruangan dan memasukkan ke tempat penampungan sampah sementara, setelah itu sampah-sampah tersebut akan dialihkan ke luar tapak oleh Dinas Kebersihan Kota yang selanjutnya dibuang ke TPA. 5.4.7 Sistem Pencegahan Kebakaran

Menurut Hartono Poerbo(1992), Dalam rangka melindungi bangunan terhadap kebakaran maka pada bangunan Hotel Resort ini diperlukan adanya sistem pencegahan kebakaran, yakni diantaranya sebagai berikut :

1. Sistem Deteksi Awal Kebakaran

Sistem yang bekerja sebagai pendeteksi awal bila ada gejala kebakaran. Sistem ini berupa pendeteksi awal seperti keberadaan asap dengan beberapa alat pendeteksi, yaitu :

a. Smoke detector atau alat pendeteksi asap yaitu memiliki kepekaan yang tinggi dan akan memberikan alarm apabila terjadi asap diruang alat tersebut di pasang.

b. Flame detector atau alat deteksi nyala api yang dapat mendeteksi adanya nyala api yang tidak terkendali dengan cara menangkap sinar ultra violet yang dinyalakan api tersebut.


(35)

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 92

2. Sistem Pemadam Api

Sistem yang bekerja untuk memadamkan api untuk mencegah kebakaran yang lebih besar. Beberapa alat yang dipakai dalam sistem ini adalah :

a. Sprinkle, alat pemadam api semprot yang dipasang pada plafon atau dinding bangunan yang dapat menyemprotkan air bertekanan.

b. Fire extinguisher, tabung berisi bahan CO2/ bahan lain yang dapat memadamkan api, efektif untuk memadamkan api yang masih kecil.

c. Hidrant, berupa selang panjang yang dapat menyemprotkan air bertekanan tinggi, efektif untuk memadamkan api yang sudah besar yang diletakkan diluar bangunan.

d. Siamese, Alat ini memiliki fungsi untuk menyuplai air dari mobil pemadam kebakaran untuk disalurkan ke dalam sistem instalasi pipa pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang terpasang di dalam gedung selanjutnya dipancarkan melalui sprinkler – sprinkler dan hydrant box di dalam gedung. 5.4.8 Sistem Komunikasi

Sistem telekomunikasi pada bangunan menggunakan jaringan telepon dan faksimili melalui jaringan Telkom yang digunakan untuk kepentingan komunikasi pengelola.Jaringan telepon dan faksimili yang digunakan berupa PABX atau alat komunikasi yang dirancang secara khusus agar dapat memudahkan komunikasi antar divisi atau antar ruangan.

Gambar 5.12. Skema Sistem Telekomunikasi

Sumber : Analisa Pribadi

5.4.9 Sistem Penangkal Petir

Sistem penangkal petir yang digunkaan pada bangunan Hotel Resort di Kawasan Wisata Istano Basa Pagaruyung ini menggunakan sistem penangkal petir Faraday, penagkal petir sistem Faraday sendiri adalah :

1. Penangkal Petir Faraday

Sistem yang umum digunakan pada bangunan-bangunan di Indonesia. Sistem ini terdiri dari tiang-tiang kecil yang terbuat dari tembaga setinggi 30 cm dengan kabel tembaga sebagai penghantar ke bumi.

5.4.10 Sistem Keamanan (CCTV)

Closed Circuit Television (CCTV) merupakan sebuah perangkat kamera video digital yang digunakan untuk mengirim sinyal ke layar monitor di suatu ruang atau tempat tertentu. Hal tersebut memiliki tujuan untuk memantau situasi dan kondisi suatu tempat.


(36)

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 93 5.5.Pendekatan Aspek Teknis

5.5.1 Sistem Struktur

Sistem struktural sebuah bangunan dirancang dan dikonstruksi untuk dapat menyokong danmenyalurkan gaya gravitasi dan beban lateral ke tanah dengan aman tanpa melampaui beban yang diizinkan atau yang dapat ditanggung oleh bagian-bagian sistem struktur itu sendiri, terdapat 3 bagian-bagian dalam sistem struktur yakni: 1. Super struktur atau struktur atas adalah perpenjangan vertikal bangunan di atas

pondasi,

2. Kolom, balok dan dinding penopang menyokong struktur lantai dan atap,

3. Substruktur atau struktur bawah adalah struktur dasar yang membentuk pondasi sebuah bangunan.

Kemungkinan struktur yang dapat digunakan pada bangunan Hotel Resort di Kawasan Wisata Istano Basa Pagaruyung ini yaitu :

1. Struktur rangka

Struktur rangka atau skeleton terdiri atas komposisi dari kolom-kolom dan balok-balok. Kolom sebagai unsur vertikal berfungsi sebagai penyalur beban dan gaya menuju tanah, sedangkan balok adalah unsur horisontal yang berfungsi sebagai pemegang dan media pembagian beban dan gaya ke kolom. Selanjutnya dilengkapi dengan sistem lantai, dinding, dan komponen lain untuk melengkapi kebutuhan bangunan untuk pembentuk ruang (Francis D.K Ching, Cassandra Adams, 2001).

2. Struktur Atap

Menggunakan struktur atap rumah gadang Minangkabau atau yang biasa disebut dengan gonjong.

5.5.2 Sistem Modul

Modul adalah unit satuan terkecil pada suatu ruang, yang ditentukan oleh unit fungsi kegiatan dominan pada suatu fungsi bangunan. Modul sendiri yaitu berfungsi sebagai sebuah patokan dasar dalam menentukan suatu dimensi bentuk, ruang dan struktur. Unit Fungsi ditentukan oleh komponen-komponen kegiatan tertentu seperti perabot dan area sirkulasinya.

Modul dalam arsitektur sendiri terdapat dua macam yakni modul vertikal dan modul horizontal.

1. Modul Horizontal : ditentukan oleh dimensi-dimensi horizontal pada suatu unit fungsi

2. Modul Vertikal : ditentukan oleh dimensi-dimensi vertikal pada suatu unit fungsi


(37)

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 94 5.6.Pendekatan Aspek Arsitektural

5.6.1 Pendekatan Penataan Kawasan 1. Path

Merupakan jalur sirkulasi yang menghubungkan manusia dari suatu tempat ke tempat lain juga sebagai pengarah, path biasanya berbentuk jalan raya, jalan setapak, dsb. Adanya path pada suatu kawasan yang memiliki kesinambungan, identitas, dan kejelasan arah dapat memberikan nilai karakteristik pada kawasan. 2. Edges

Edges merupakan pengakhiran dari sebuah distrik atau batas dari distrik lainnya. Edges memiliki identitas yang lebih baik jika kontinuitasnya tampak jelas batasnya. Demikian pula fungsi batasnya. Harus jelas membagi/menyatu.

3. Distrik

Sebuah distrik memiliki ciri khas yang mirip (bentuk, pola, dan wujudnya) dan khas pula batasnya (awal dan akhir). Distrik mempunyai identitas yang lebih baik jika batasnya di bentuk dengan jelas, dan dapat di lihat homogeny, serta fungsi dan posisinya jelas. Karakteristik fisik dari sebuah distrik adalah adanya kontinuitas tema yang konsisten dalam komponen tekstur, ruang, bentuk, detail, lambang, tipe bangunan, kegunaan, aktivitas penduduk, topografi.

4. Node

Node adalah suatu te pat di a a ora g e pu yai perasaa asuk da keluar dala te pat ya g sa a. ode e pu yai ide titas ya g lebih baik dari fungsi maupun bentuknya. Node dalam kaitannya dengan Resort Hotel dapat beruba taman, square, dsb.

5. Landmark

Merupakan titik kawasan seperti elemen node. Landmark adalah elemen eksternal dan merupakan bentuk visual yang menonjol. Landmark dapat mempunyai identitas yang lebih baik jika bentuknya jelas dan unik dalam lingkungan, dan ada sekuen dari beberapa landmark, serta ada pembeda skala masing-masing.

5.6.2 Pendekatan Lansekap

Untuk menciptakan suasana rekreatif yang diharapkan, penataan lansekap memegang peranan penting, karena penataan lansekap kawasan dapat membawa daya tarik visual pada kawasan tersebut. Dalam penataan lansekap kawasan hal ini tidak terlepas dari berbagai unsure yaitu hard material maupun soft material serta dari pemakai itu sendiri yaitu manusia sehingga tercipta keharmonisan, keserasian, dan keseimbangan dalam unsure alam. Pada tapak terpilih pada tanah bertansis dipertimbangkan juga pengelolahan lahan dan pertimbangan perletakkan massa bangunan sehingga massa bangunan yang memegang memerlukan best view bisa mendapatkannya secara optimal.

1. Berikut merupakan beberapa prinsip dalam penataan lansekap: a. Balance atau Keseimbangan


(38)

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 95

Ukuran, warna, dan jumlah unsure biasanya merupakan perkembangan tertentu untuk menciptakan keseimbangan. Suatu susunan yang tidak seimbang akan menimbulkan konflik atau pertentangan dari sudut visual. Terdapat 2 macam nilai keseimbangan, yaitu keseimbangan statis dan dinamis. Keseimbangan statis merupakan suatu keseimbangan yang formaldan simetris baik dari segi ukuran, berat dan bentuknya. Sedangkan keseimbangan dinamis akan menghasilkan susunan yang menarik melalui keseimbangan asimetri, keseimbangan dapat diperoleh melalui visual balance, walaupun keseimbangan ini dapat dilakukan dengan berbagai variasi namun kesan dan nilai kesatuan dapat tercapai karena adanya keselarasan unsure tersebut.

b. Irama dan Pengulangan

Pengurangan unsure-unsur lanskap yang digunakan pada tempat yang berbeda dalam suatu lapak dapat membentuk suatu ikatan atau hubungan visual dari bagian-bagian yang berbeda. Irama dalam perancangan lanskap dapat diciptakan dengan penempatan pola-pola yang jelas, terbentuk melalui pengulangan unsur-unsur lanskap suatu area. Pola pengulangan ini dapat dibentuk dengan cara penataan letak dan jarak yang berbeda-beda dari elemen lansekap.

c. Penekanan dan Aksentuasi

Penekanan ditimbulkan oleh dominannya salah satu komponen unsur sehingga menimbulkan kontras terhadap elemen lainnya. Penekanan pada suatu bentuk akan menarik perhatian kita. Melalui penekanan kita dapat mengarahkan mata kita untuk melihat kepusat perhatian yang kita inginkan. 2. Dalam aplikasi desain lansekap terdapat 2 elemen yang berkaitan dengan

penataan pertamanan yaitu:

a. Hard Material – merupakan material pelengkap pada desain lanskap

Elemen keras yang dimaksud adalah elemen-elemen yang bentuknya dari benda-benda keras seperti batu dan semen. Yang termasuk elemen keras antara lain adalah:

 Bangunan Gedung, yaitu bangunan yang terdiri dari lapak.

 Kolam, taman dengan kolam dapat meningkatkan kelembaban lingkungan, sehingga berfungsi sebagai penyejuk lingkungan. Taman yang mempunyai kolam biasa disebut Water Garden.

 Bebatuan, dapat diartikan penyeimbang kesan kelembutan yang dibuat oleh tanaman. Tekstur pada bebatuan memberikan peranan khusus untuk menampilkan suatu watak dari taman yang akan di buat.

 Pagar, bukan saja sebagai bangunan pengaman yang membatasi rumah akan tetapi merupakan elemen taman yang memberikan sentuhan khusus pada taman.

 Gazebo atau bangku taman, hal ini dimaksudkan untuk tempat beristirahat sambil menikmati taman. Bahannya ditekankan pada nilai


(39)

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 96

keindahan, kenyamanan, kesederhanaan dalam suasana santai, akrab, dan nonformal.

 Jalan setapak, jalan setapak dibuat untuk untuk pemeliharaa taman tanpa merusak taman. Hal ini dimaksudkan agar pengguna jalan tidak menginjak taman.

 Perkerasan, perkerasan dimaksudkan agar air hujan bisa masuk kedalam tanah pada tempat-tempat yang banyak diinjak tamannya.

 Lampu taman dimaksudkan untuk menunjang suasana dimalam hari, efek bayangan yang timbul merupakan pertimbangan dalam menunjang lingkungan.

 Pergola adalah rangka yang dibuat untuk merambatkan tanaman rambat dengan rapatan yang mampu memberikan keteduhan dibawahnya. b. Tata hijau soft material terdiri dari tanaman, pepohonan air, dan soft

material.

Tanaman yang digunakan dalam desain lanskap dalah sebagai berikut:

 Tanaman air seperti teratai, paku air, enceng gondok, dsb sebagai elemen penghias kolam.

 Tanaman lumut dan rumput, seperti rumput kering, rumput karet, lumut rumput, dsb.

 Tanaman Ground Covers yaitu tanaman yang merambat semata kaki seperti lili paris (tanaman yang hidup berumpun dengan garis yang menarik), suplir, dsb.

 Tanaman border dan semak pendek seperti andong merah, soka hawai, lantana tegak/tembelekan, Taiwan beauty, dsb.

 Tanaman border, perdu pendek, dan senmak besar. Tanaman ini umumnya tampil bergerombol membentuk koloni pagar. Yang termasuk didalamnya adalah teh-tehan bamboo pagar, palem kol, hujan mas dan lain sebagainya. The-tehan biasanya dapat dibentuk geometris, dengan sifatnya yang tahan kurang air dan dapat diperbanyak dengan stek pucuk.

 Pohon peneduh, seperti:sawo durian, tanjung angsana, dsb.

 Pengarah seperti: palem raja, palem jepang, cemara, dsb.

 Tanaman pergola adalah tanaman rambat yang digunakan sebagai peneduh seperti: air mata pengantin, dsb.

5.6.3 Bentuk Massa Bangunan 1. Bentuk dan Massa Bangunan

Dengan lokasi perencanaan dan perancangan Hotel Resort di Kawasan Wisata Istano Basa Pagaruyung, bangunan hendaknya memanfaatkan kondisi tapak yang berkontur. Untuk massa bangunan mengikuti hasil studi banding dan peluang pilihan wisatawan sehingga didapat tipe hotel resort adalah tipe kombinasi. Dengan beberapa unit hunian berupa cottage dan untuk beberapa


(40)

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 97

fasilitas dapat digabung berupa sebuah bangunan yang berlantai maksimal 2 (dua) lantai (convention).

2. Sirkulasi

Sirkulasi terbagi menjadi 2 bagian, yaitu : a. Pedestrian

Pada jalur pejalan kaki, area atau ruang yang diberikan haruslah memberikan kenyamanan, sehingga dibutuhkan suatu area yang bersifat peneduh. Untuk itu pada tepi dari setiap area pejalan kaki diberi pepohonan sebagai barrier. Kesanggupan orang berjalan maksimal adalah sejauh 30 - 45 m sehingga setiap jarak tersebut disediakan ruang terbuka (bisa berupa sitting group) untuk beristirahat.

b. Parkir

Akses kendaraan pribadi dibatasi hanya pada drop offlobby atau kendaraan pribadi dapat diparkir dibagian parkir. Sementara untuk masuk ke dalam fasilitas hotel resort menggunakan caddy car, berjalan kaki, atau dengan bersepeda

5.6.4 Peletakan Massa Bangunan

Peletakan massa bangunan disarkan pada filosifi dan pengelompokan jenis ruang pada tiap jenis hunian dan fasilitas. Peletakan massa bangunan harus ditata sebaik mungkin dengan jarak antar masa bangunan sependek mungkin untuk mempermudah aksesibilitas.

5.6.5 Orientasi Bangunan

Bangunan dengan sisi terpanjang berorientasi ke utara - selatan, untuk mengurangi panas sinar matahari, namun tetap dapat mendapatkan cahaya alami dengan cukup. Penataan orientasi dapat dilakukan dengan menggunakan sumbu berdasarkan hirarki ruang.


(1)

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 92

2. Sistem Pemadam Api

Sistem yang bekerja untuk memadamkan api untuk mencegah kebakaran yang lebih besar. Beberapa alat yang dipakai dalam sistem ini adalah :

a. Sprinkle, alat pemadam api semprot yang dipasang pada plafon atau dinding bangunan yang dapat menyemprotkan air bertekanan.

b. Fire extinguisher, tabung berisi bahan CO2/ bahan lain yang dapat memadamkan api, efektif untuk memadamkan api yang masih kecil.

c. Hidrant, berupa selang panjang yang dapat menyemprotkan air bertekanan tinggi, efektif untuk memadamkan api yang sudah besar yang diletakkan diluar bangunan.

d. Siamese, Alat ini memiliki fungsi untuk menyuplai air dari mobil pemadam kebakaran untuk disalurkan ke dalam sistem instalasi pipa pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang terpasang di dalam gedung selanjutnya dipancarkan melalui sprinkler – sprinkler dan hydrant box di dalam gedung. 5.4.8 Sistem Komunikasi

Sistem telekomunikasi pada bangunan menggunakan jaringan telepon dan faksimili melalui jaringan Telkom yang digunakan untuk kepentingan komunikasi pengelola.Jaringan telepon dan faksimili yang digunakan berupa PABX atau alat komunikasi yang dirancang secara khusus agar dapat memudahkan komunikasi antar divisi atau antar ruangan.

Gambar 5.12. Skema Sistem Telekomunikasi

Sumber : Analisa Pribadi 5.4.9 Sistem Penangkal Petir

Sistem penangkal petir yang digunkaan pada bangunan Hotel Resort di Kawasan Wisata Istano Basa Pagaruyung ini menggunakan sistem penangkal petir Faraday, penagkal petir sistem Faraday sendiri adalah :

1. Penangkal Petir Faraday

Sistem yang umum digunakan pada bangunan-bangunan di Indonesia. Sistem ini terdiri dari tiang-tiang kecil yang terbuat dari tembaga setinggi 30 cm dengan kabel tembaga sebagai penghantar ke bumi.

5.4.10 Sistem Keamanan (CCTV)

Closed Circuit Television (CCTV) merupakan sebuah perangkat kamera video digital yang digunakan untuk mengirim sinyal ke layar monitor di suatu ruang atau tempat tertentu. Hal tersebut memiliki tujuan untuk memantau situasi dan kondisi suatu tempat.


(2)

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 93

5.5.Pendekatan Aspek Teknis 5.5.1 Sistem Struktur

Sistem struktural sebuah bangunan dirancang dan dikonstruksi untuk dapat menyokong dan menyalurkan gaya gravitasi dan beban lateral ke tanah dengan aman tanpa melampaui beban yang diizinkan atau yang dapat ditanggung oleh bagian-bagian sistem struktur itu sendiri, terdapat 3 bagian-bagian dalam sistem struktur yakni: 1. Super struktur atau struktur atas adalah perpenjangan vertikal bangunan di atas

pondasi,

2. Kolom, balok dan dinding penopang menyokong struktur lantai dan atap,

3. Substruktur atau struktur bawah adalah struktur dasar yang membentuk pondasi sebuah bangunan.

Kemungkinan struktur yang dapat digunakan pada bangunan Hotel Resort di Kawasan Wisata Istano Basa Pagaruyung ini yaitu :

1. Struktur rangka

Struktur rangka atau skeleton terdiri atas komposisi dari kolom-kolom dan balok-balok. Kolom sebagai unsur vertikal berfungsi sebagai penyalur beban dan gaya menuju tanah, sedangkan balok adalah unsur horisontal yang berfungsi sebagai pemegang dan media pembagian beban dan gaya ke kolom. Selanjutnya dilengkapi dengan sistem lantai, dinding, dan komponen lain untuk melengkapi kebutuhan bangunan untuk pembentuk ruang (Francis D.K Ching, Cassandra Adams, 2001).

2. Struktur Atap

Menggunakan struktur atap rumah gadang Minangkabau atau yang biasa disebut dengan gonjong.

5.5.2 Sistem Modul

Modul adalah unit satuan terkecil pada suatu ruang, yang ditentukan oleh unit fungsi kegiatan dominan pada suatu fungsi bangunan. Modul sendiri yaitu berfungsi sebagai sebuah patokan dasar dalam menentukan suatu dimensi bentuk, ruang dan struktur. Unit Fungsi ditentukan oleh komponen-komponen kegiatan tertentu seperti perabot dan area sirkulasinya.

Modul dalam arsitektur sendiri terdapat dua macam yakni modul vertikal dan modul horizontal.

1. Modul Horizontal : ditentukan oleh dimensi-dimensi horizontal pada suatu unit fungsi

2. Modul Vertikal : ditentukan oleh dimensi-dimensi vertikal pada suatu unit fungsi


(3)

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 94

5.6.Pendekatan Aspek Arsitektural

5.6.1 Pendekatan Penataan Kawasan 1. Path

Merupakan jalur sirkulasi yang menghubungkan manusia dari suatu tempat ke tempat lain juga sebagai pengarah, path biasanya berbentuk jalan raya, jalan setapak, dsb. Adanya path pada suatu kawasan yang memiliki kesinambungan, identitas, dan kejelasan arah dapat memberikan nilai karakteristik pada kawasan. 2. Edges

Edges merupakan pengakhiran dari sebuah distrik atau batas dari distrik lainnya. Edges memiliki identitas yang lebih baik jika kontinuitasnya tampak jelas batasnya. Demikian pula fungsi batasnya. Harus jelas membagi/menyatu.

3. Distrik

Sebuah distrik memiliki ciri khas yang mirip (bentuk, pola, dan wujudnya) dan khas pula batasnya (awal dan akhir). Distrik mempunyai identitas yang lebih baik jika batasnya di bentuk dengan jelas, dan dapat di lihat homogeny, serta fungsi dan posisinya jelas. Karakteristik fisik dari sebuah distrik adalah adanya kontinuitas tema yang konsisten dalam komponen tekstur, ruang, bentuk, detail, lambang, tipe bangunan, kegunaan, aktivitas penduduk, topografi.

4. Node

Node adalah suatu te pat di a a ora g e pu yai perasaa asuk da keluar dala te pat ya g sa a. ode e pu yai ide titas ya g lebih baik dari fungsi maupun bentuknya. Node dalam kaitannya dengan Resort Hotel dapat beruba taman, square, dsb.

5. Landmark

Merupakan titik kawasan seperti elemen node. Landmark adalah elemen eksternal dan merupakan bentuk visual yang menonjol. Landmark dapat mempunyai identitas yang lebih baik jika bentuknya jelas dan unik dalam lingkungan, dan ada sekuen dari beberapa landmark, serta ada pembeda skala masing-masing.

5.6.2 Pendekatan Lansekap

Untuk menciptakan suasana rekreatif yang diharapkan, penataan lansekap memegang peranan penting, karena penataan lansekap kawasan dapat membawa daya tarik visual pada kawasan tersebut. Dalam penataan lansekap kawasan hal ini tidak terlepas dari berbagai unsure yaitu hard material maupun soft material serta dari pemakai itu sendiri yaitu manusia sehingga tercipta keharmonisan, keserasian, dan keseimbangan dalam unsure alam. Pada tapak terpilih pada tanah bertansis dipertimbangkan juga pengelolahan lahan dan pertimbangan perletakkan massa bangunan sehingga massa bangunan yang memegang memerlukan best view bisa mendapatkannya secara optimal.

1. Berikut merupakan beberapa prinsip dalam penataan lansekap: a. Balance atau Keseimbangan


(4)

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 95 Ukuran, warna, dan jumlah unsure biasanya merupakan perkembangan tertentu untuk menciptakan keseimbangan. Suatu susunan yang tidak seimbang akan menimbulkan konflik atau pertentangan dari sudut visual. Terdapat 2 macam nilai keseimbangan, yaitu keseimbangan statis dan dinamis. Keseimbangan statis merupakan suatu keseimbangan yang formaldan simetris baik dari segi ukuran, berat dan bentuknya. Sedangkan keseimbangan dinamis akan menghasilkan susunan yang menarik melalui keseimbangan asimetri, keseimbangan dapat diperoleh melalui visual balance, walaupun keseimbangan ini dapat dilakukan dengan berbagai variasi namun kesan dan nilai kesatuan dapat tercapai karena adanya keselarasan unsure tersebut.

b. Irama dan Pengulangan

Pengurangan unsure-unsur lanskap yang digunakan pada tempat yang berbeda dalam suatu lapak dapat membentuk suatu ikatan atau hubungan visual dari bagian-bagian yang berbeda. Irama dalam perancangan lanskap dapat diciptakan dengan penempatan pola-pola yang jelas, terbentuk melalui pengulangan unsur-unsur lanskap suatu area. Pola pengulangan ini dapat dibentuk dengan cara penataan letak dan jarak yang berbeda-beda dari elemen lansekap.

c. Penekanan dan Aksentuasi

Penekanan ditimbulkan oleh dominannya salah satu komponen unsur sehingga menimbulkan kontras terhadap elemen lainnya. Penekanan pada suatu bentuk akan menarik perhatian kita. Melalui penekanan kita dapat mengarahkan mata kita untuk melihat kepusat perhatian yang kita inginkan. 2. Dalam aplikasi desain lansekap terdapat 2 elemen yang berkaitan dengan

penataan pertamanan yaitu:

a. Hard Material – merupakan material pelengkap pada desain lanskap

Elemen keras yang dimaksud adalah elemen-elemen yang bentuknya dari benda-benda keras seperti batu dan semen. Yang termasuk elemen keras antara lain adalah:

 Bangunan Gedung, yaitu bangunan yang terdiri dari lapak.

 Kolam, taman dengan kolam dapat meningkatkan kelembaban lingkungan, sehingga berfungsi sebagai penyejuk lingkungan. Taman yang mempunyai kolam biasa disebut Water Garden.

 Bebatuan, dapat diartikan penyeimbang kesan kelembutan yang dibuat oleh tanaman. Tekstur pada bebatuan memberikan peranan khusus untuk menampilkan suatu watak dari taman yang akan di buat.

 Pagar, bukan saja sebagai bangunan pengaman yang membatasi rumah akan tetapi merupakan elemen taman yang memberikan sentuhan khusus pada taman.

 Gazebo atau bangku taman, hal ini dimaksudkan untuk tempat beristirahat sambil menikmati taman. Bahannya ditekankan pada nilai


(5)

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 96 keindahan, kenyamanan, kesederhanaan dalam suasana santai, akrab, dan nonformal.

 Jalan setapak, jalan setapak dibuat untuk untuk pemeliharaa taman tanpa merusak taman. Hal ini dimaksudkan agar pengguna jalan tidak menginjak taman.

 Perkerasan, perkerasan dimaksudkan agar air hujan bisa masuk kedalam tanah pada tempat-tempat yang banyak diinjak tamannya.

 Lampu taman dimaksudkan untuk menunjang suasana dimalam hari, efek bayangan yang timbul merupakan pertimbangan dalam menunjang lingkungan.

 Pergola adalah rangka yang dibuat untuk merambatkan tanaman rambat dengan rapatan yang mampu memberikan keteduhan dibawahnya. b. Tata hijau soft material terdiri dari tanaman, pepohonan air, dan soft

material.

Tanaman yang digunakan dalam desain lanskap dalah sebagai berikut:

 Tanaman air seperti teratai, paku air, enceng gondok, dsb sebagai elemen penghias kolam.

 Tanaman lumut dan rumput, seperti rumput kering, rumput karet, lumut rumput, dsb.

 Tanaman Ground Covers yaitu tanaman yang merambat semata kaki seperti lili paris (tanaman yang hidup berumpun dengan garis yang menarik), suplir, dsb.

 Tanaman border dan semak pendek seperti andong merah, soka hawai, lantana tegak/tembelekan, Taiwan beauty, dsb.

 Tanaman border, perdu pendek, dan senmak besar. Tanaman ini umumnya tampil bergerombol membentuk koloni pagar. Yang termasuk didalamnya adalah teh-tehan bamboo pagar, palem kol, hujan mas dan lain sebagainya. The-tehan biasanya dapat dibentuk geometris, dengan sifatnya yang tahan kurang air dan dapat diperbanyak dengan stek pucuk.

 Pohon peneduh, seperti:sawo durian, tanjung angsana, dsb.

 Pengarah seperti: palem raja, palem jepang, cemara, dsb.

 Tanaman pergola adalah tanaman rambat yang digunakan sebagai peneduh seperti: air mata pengantin, dsb.

5.6.3 Bentuk Massa Bangunan 1. Bentuk dan Massa Bangunan

Dengan lokasi perencanaan dan perancangan Hotel Resort di Kawasan Wisata Istano Basa Pagaruyung, bangunan hendaknya memanfaatkan kondisi tapak yang berkontur. Untuk massa bangunan mengikuti hasil studi banding dan peluang pilihan wisatawan sehingga didapat tipe hotel resort adalah tipe kombinasi. Dengan beberapa unit hunian berupa cottage dan untuk beberapa


(6)

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 97 fasilitas dapat digabung berupa sebuah bangunan yang berlantai maksimal 2 (dua) lantai (convention).

2. Sirkulasi

Sirkulasi terbagi menjadi 2 bagian, yaitu : a. Pedestrian

Pada jalur pejalan kaki, area atau ruang yang diberikan haruslah memberikan kenyamanan, sehingga dibutuhkan suatu area yang bersifat peneduh. Untuk itu pada tepi dari setiap area pejalan kaki diberi pepohonan sebagai barrier. Kesanggupan orang berjalan maksimal adalah sejauh 30 - 45 m sehingga setiap jarak tersebut disediakan ruang terbuka (bisa berupa sitting group) untuk beristirahat.

b. Parkir

Akses kendaraan pribadi dibatasi hanya pada drop off lobby atau kendaraan pribadi dapat diparkir dibagian parkir. Sementara untuk masuk ke dalam fasilitas hotel resort menggunakan caddy car, berjalan kaki, atau dengan bersepeda

5.6.4 Peletakan Massa Bangunan

Peletakan massa bangunan disarkan pada filosifi dan pengelompokan jenis ruang pada tiap jenis hunian dan fasilitas. Peletakan massa bangunan harus ditata sebaik mungkin dengan jarak antar masa bangunan sependek mungkin untuk mempermudah aksesibilitas.

5.6.5 Orientasi Bangunan

Bangunan dengan sisi terpanjang berorientasi ke utara - selatan, untuk mengurangi panas sinar matahari, namun tetap dapat mendapatkan cahaya alami dengan cukup. Penataan orientasi dapat dilakukan dengan menggunakan sumbu berdasarkan hirarki ruang.