Pohon Pelindung
42 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO
3. Jenis pohon pelindung
Pada areal penanaman kakao ada dua jenis pohon pelindung, yaitu:
- Pohon pelindung sementara - Pohon pelindung tetap.
Pohon pelindung sementara berfungsi bagi tanaman yang telah mulai menghasilkan. Untuk menetapkan pohon pelindung yang hendak ditanam maka hal-hal yang berkaitan dengan morfologi daun, letak kedududkan daun, ukuran tipe daun, tipe percabangan maupun ketahanan terhadap hama penyakit, serta sifatnya di dalam penyerapan air dan hara patut diperhati-kan. Bila memungkinkan, pohon pelindung sebaiknya juga dimanfaatkan segi ekonomisnya, sehingga areal penanaman kakao dan pohon pelindung-nya mempunyai nilai tambah.
Pemilihan pohon pelindung kakao dengan kriteria: - Mudah dan cepat tumbuhnya, percabangan dan daunnya
mem-berikan perlindungan yang baik - Tidak mengalami masa gugur daun pada musim tertentu - Mampu tumbuh dengan baik pada tanah-tanah kurang
subur dan tidak bersaing dalam hal kebutuhan akan air dan hara
- Tidak mudah terserang hama dan penyakit - Tidak menjadi inang hama dan penyakit - Tahan akan angin, dan mudah memusnahkannya, jika
sewaktu-waktu tidak dipakai lagi. Pohon pelindung sementara yang umum digunakan ialah: Maghonia macrophylla, Albizzi falcata, dan Ceiba petranda.
Budidaya dan Pasca Panen KAKAO
Pada areal penanaman kakao, singkong, dan pisang sering juga digunakan sebagai pohon pelindung sementara. Akan tetapi keduanya memiliki persaingan terhadap hara dan air yang sangat tinggi.
Kekhawatiran penanaman pohon pelindung jenis lamtoro akhir-akhir ini berkaitan dengan saat ini pohon pelindung yang sering gunakan ialah hasil okulasi antara Leucaene glauca sebagai batang bawah dan Leucaene glabrata sebagai batang atas ditemu-kannya hama kutu loncat (Heteropsylla sp) pada habitat tanaman tersebut. Serangannya dapat mengakibatkan pohon pelindung gundul sehingga kehilangan fungsinya.
4. Bikultur dan penjarangan pohon pelindung
Penanaman kakao pada areal tanaman perkebunan non kakao sering dilakukan. Hal ini berdasarkan atas pemanfaatan tanaman perkebunan non kakao tersebut sebagai pohon pelindung bagi kakao. Penanaman kakao di antara barisan kelapa sawit pada awal pertumbuhannya memberikan hasil yang baik, tetapi masa berbunga dan pertumbuhan selanjutnya menjadi tertekan.
Penanam kakao secara bikultur sebaiknya pada areal tanaman kelapa. Kelapa ditanam berjarak 9 x 9 m (123 pohon per ha) atau 10,5 x 10,5 m (91 pohon per ha), sedangkan, kakao ditanam di antara dua baris kelapa dengan jarak tanam 3 x 3 m (650 pohon per ha). Penanaman kakao di antara tanaman kelapa tersebut dilakukan setelah tanaman kelapa berumur 5 tahun. Sistem
44 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 44 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO
Penjarang pohon pelindung pada areal tanaman kakao yang telah menghasilkan dapat dilakukan sebagai salah satu usaha mengurangi kerugian atau biaya yang telah ditimbulkan pohon pelindung. Yang penting diperhatikan dalam melakukan penjarangan pohon pelindung adalah jenis tanaman pelindung, umur tanaman kakao, faktor tanah, dan iklim.