Definisi Laser Komponen Laser

2.2 Laser

2.2.1 Definisi Laser

Semenjak ditemukannya MASER Microwave Amplification by Stimulated Emission of Radiation oleh Charles H. Townes, MASER merupakan cikal bakal ditemukannya LASER Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation.Laser merupakan pengembangan dari Maser yang dikembangkan oleh Theodore Maiman pada tahun 1960 yang pada saat itu mengunakan kristal rubi untuk menghasilkan cahaya laser walaupun pada tahun 1917 Albert Einstein telah mempublikasikan teori dasar tentang laser. Laser merupakan gelombang elektromagnetik [Helen Martina Manurung,2009]. Laser merupakan akronim dari Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation. Laser yang sudah dikembangkan saat ini terdiri dari beberapa jenis. Berdasarkan sifat keluarannya, jenis laser dapat dibagi menjadi dua kategori yakni laser kontinyu dan laser pulsa. Laser kontinyu memancarkan cahaya yang tetap selama medium lasernya tereksitasi sementara itu laser pulsa memancarkan cahaya dalam bentuk pulsa pada interval waktu tertentu [William T, Silfvast, 2004]. Pada laser, yang proses yang terpenting adalah proses dasar yang memungkinkan penguatan amplification pada frekuensi optik sampai pada frekuensi yang diperoleh. Proses ini menggunakan energi yang terlibat ketika partikel yang berlainan membentuk materi, terkhususnya atom-atom, io-ion dan molekul-molekul yang berpindah dari tingkat energi yang satu ke tingkat energi yang lainnya [Colin E. Webb, 2004]

2.2.2 Komponen Laser

Setiap laser mempunyai komponen sebagai berikut: 1. Media Laser, dapat berupa benda padat, cair maupun gas. Media ini menentukan panjang gelombang dan klasifikasi dari laser. 2. Rongga optik atau pipa laser, mempunyai dua cermin yaitu cermin yang memantulkan cahaya sepenuhnya fully reflective dan cermin yang meneruskan sebagian cahaya partially transmissive yang ditempakan di ujung rongga optik. 3. Sumber energi, baik mekanis maupun optik. Sumber energi ini berfugsi untuk memompa atom-atom di dalam media laser tingkat energi yang lebih tinggi. Atom-atom yang telah berada di tingkat energi yang lebih akan mengakibatkan terjadinya populasi inverse dan melepaskan foton- foton cahaya. Foton tersebut akan dipantulkan kedua cermin, saling menabrak dan menghasilkan emisi yang lebih terstimulasi. Energi foton pada panjang gelombang dan frekuensi yang sama keluar melalui cermin penerus sebagian cahaya dan membentuk sinar laser. Rongga Optik Media Laser Sinar Laser Cermin yang memantulkan cahaya sepenuhnya Sumber Energi Cermin yang meneruskan sumber cahaya Gambar 2.2 Diagram Komponen Laser Energi yang keluar sangat kuat, koheren, kolimasi dan monokromatik. Koheren mempunyai arti bahwa semua foton tetap berada pada fase yang sama. Kolimasi berarti bahwa sinar laser sejajar, utuh, tidak menyebar dan sangat searah. Selain itu, sinar laser juga merupakan energi elektromagnetik yang bersifat monokromatik, yaitu memancarkan satu warna [Chris Anthony,2001].

2.2.3 Sifat – Sifat Laser