Pengaruh Pemberian susu Berkalsium tinggi terhadap kadar kalsium Darah dan Kepadatan Tulang Remaja Pria

PENGARUH PEMBERIAN SUSU BERKALSIUM TINGGI
TERHADAP KADAR KALSIUM DARAH DAN
KEPADATAN TULANG REMAJA PRIA

SURYONO

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

2007

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi “Pengaruh Pemberian
Susu Berkalsium Tinggi terhadap Kadar Kalsium Darah dan Kepadatan
Tulang Remaja Pria” adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan

dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.

Bogor, Agustus 2007

Suryono
NRP A 561030061

ABSTRACT

SURYONO. The Effects of High Calcium Milk Consumption on Blood
Calcium Concentration and Bone Density of Adolescents Boys. Under
supervision of ALI KHOMSAN, DRAJAT MARTIANTO, BUDI SETIAWAN,
and DADANG SUKANDAR.
Milk consumption during adolescence is considered as an early mean of
preventing osteoporosis in adults. Augmenting bone mass during adolescence has
been suggested as an effort to prevent osteoporosis, because adolescents may
represent the final opportunity for substantially increasing bone mass. Studies in
adolescents demonstrate that increasing consumption of milk benefits bone health
and that low intake of milk may increase the risk of bone fractures during growth.
This study is a part of “Feeding Program for Needy Students” for TPB IPB

students.
The objectives of this study were to determine the effects of high calcium
and fresh milk on blood calcium concentration and bone density of adolescent
boys. Variables measured in this study were blood calcium concentration and
bone density of spine, trunk, head, arms, ribs, pelvis and legs. Analysis of blood
was conducted at SEAMEO TROPMED FK-UI Jakarta and PMI Laboratory
Bogor, while bone density was analyzed at Densitometry Unit, Teratai Clinics,
RSCM Jakarta.
Results of the study indicated that high calcium milk consumption
treatments in 4 months was able to increase bone density of spine and trunk. It
was found that high calcium consumption treatments showed significant effects
(p0.05) on blood calcium concentration, and
bone density of head, arms, ribs, pelvis and legs. The effects of fresh milk
consumption treatments in this study were not significant (p>0.05) on blood
calcium concentration and bone density.
Keywords : high calcium milk, adolescent boys, blood calcium concentration,
bone density.

RINGKASAN


SURYONO. Pengaruh Pemberian Susu Berkalsium Tinggi terhadap Kadar
Kalsium Darah dan Kepadatan Tulang Remaja Pria. Di bawah bimbingan
ALI KHOMSAN, DRAJAT MARTIANTO, BUDI SETIAWAN dan DADANG
SUKANDAR.
Konsumsi susu pada masa remaja dimaksudkan untuk meningkatkan
asupan gizi khususnya kalsium yang pada akhirnya akan dapat menurunkan resiko
osteoporosis yang biasanya akan timbul saat lanjut usia. Osteoporosis adalah
suatu penyakit tulang dengan karakteristik kepadatan tulang yang rendah dan
kerusakan mikroarsitektural jaringan tulang yang berakibat pada kerapuhan tulang
dan akhirnya tulang mudah patah. Masa remaja merupakan masa yang baik untuk
memaksimalkan kepadatan tulang sebagai suatu upaya untuk mencegah ataupun
menurunkan terjadinya risiko osteoporosis. Hasil-hasil penelitian yang telah
dilakukan beberapa peneliti menunjukkan bahwa remaja yang mengonsumsi susu
atau bahan olahan susu lainnya mempunyai kepadatan tulang yang lebih baik.
Penelitian ini merupakan bagian dari kegiatan “Feeding Program for Needy
Students” pada mahasiswa TPB IPB.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan pengaruh
pemberian susu berkalsium tinggi dan susu segar pada kadar kalsium darah dan
kepadatan tulang remaja pria. Kepadatan tulang yang diukur meliputi kepadatan
tulang pinggang, punggung, kepala, lengan, rusuk, panggul dan kaki.

Penelitian dilaksanakan bertempat di Asrama Putra TPB IPB. Analisis
darah dilakukan di Laboratorium SEAMEO TROPMED FK-UI Jakarta dan
Laboratorium PMI Bogor, sedangkan pengukuran kepadatan tulang dilakukan di
Unit Densitometry Klinik Teratai RSCM Jakarta. Kepadatan tulang yang diukur
meliputi tulang bagian pinggang, punggung, kepala, lengan, rusuk, panggul dan
kaki. Unit percobaan yang digunakan sebanyak 55 orang mahasiswa putra TPB
IPB berusia 17 – 19 tahun dan mempunyai IMT < 18,5.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Tersarang
yaitu volume susu tersarang dalan jenis susu. Penelitian ini terdiri dari 2 faktor
yaitu jenis susu dengan dua taraf dan volume susu dengan tiga taraf. Masingmasing jenis susu (susu berkalsium tinggi, susu segar) diberikan dalam beberapa
taraf volume (porsi) pemberian yaitu 250 ml , 500 ml dan 750 ml selama 16
minggu (4 bulan). Selain faktor jenis dan volume susu, faktor lain yang dianggap
sebagai faktor penggangu (confounding factor) yang diukur adalah kadar kalsium
dan kepadatan tulang awal, aktivitas olahraga dan tingkat konsumsi energi zat gizi
(protein, kalsium, fosfor, besi, vitamin D dan vitamin C).
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa pemberian susu berkalsium tinggi
berpengaruh sangat nyata (p0,05) terhadap kadar kalsium darah dan kepadatan tulang
kepala, lengan, rusuk, panggul dan kaki. Perlakuan pemberian susu segar selain
tidak berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap kadar kalsium darah juga tidak
berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap kepadatan tulang pinggang, punggung,

kepala, lengan, rusuk, panggul dan kaki.
Kata-kata kunci : susu berkalsium tinggi, remaja pria, kadar kalsium darah,
kepadatan tulang

© Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2007
Hak cipta dilindungi
Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari
Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam
bentuk apapun, baik cetak, fotokopi, mikrofilm, dan sebagainya

PENGARUH PEMBERIAN SUSU BERKALSIUM TINGGI
TERHADAP KADAR KALSIUM DARAH DAN
KEPADATAN TULANG REMAJA PRIA

SURYONO

Disertasi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktor pada
Program Studi Ilmu Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga


SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007

Judul Disertasi

: PENGARUH PEMBERIAN SUSU BERKALSIUM
TINGGI TERHADAP KADAR KALSIUM DARAH
DAN KEPADATAN TULANG REMAJA PRIA

Nama

: Suryono

NRP

: A 561030061


Disetujui :
Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, M.S.
Ketua

Dr. Ir. Drajat Martianto, M.Si.
Anggota

Dr. Ir. Budi Setiawan, M.S.
Anggota

Dr. Ir. Dadang Sukandar, M.Sc.
Anggota

Diketahui :

Ketua Program Studi GMK

Dekan Sekolah Pascasarjana


Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, M.S.

Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S.

Tanggal Ujian : 4 Juli 2007

Tanggal Lulus :

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tertutup :
Dr. Nastiti Kusumorini
Penguji Luar Komisi pada Ujian Terbuka :
1. Dr. Sunarno Ranu Widjojo, MPH
2. drh. M. Rizal M. Damanik, M.Rep.Sc. Ph.D

PRAKATA

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena
dengan rakhmat dan karunia-Nya dapat diselesaikan penelitian yang dilanjutkan
dengan penyusunan dan penulisan disertasi ini dengan judul ”Pengaruh Pemberian

Susu Berkalsium Tinggi terhadap Kadar Kalsium Darah dan Kepadatan Tulang
Remaja Pria”. Disertasi ini disusun dalam rangka penyelesaian studi Program
Doktor (S3) pada Program Studi Ilmu Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga
(GMK) Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini merupakan
bagian dari kegiatan “Feeding Program for Needy Students”

kerjasama

SEAFAST Centre dengan Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi
Manusia dan Departemen Ilmu & Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor (IPB).
Ucapan terimakasih dengan penuh hormat disampaikan kepada Bapak
Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS sebagai ketua komisi pembimbing dan juga
sebagai Ketua Program Studi GMK SPs IPB, yang selalu bersedia untuk
berdiskusi, memberikan nasihat dan solusi pada setiap masalah yang dihadapi
penulis. Sebagai anggota komsisi pembimbing, Bapak Dr. Ir. Budi Setiawan, MS,
yang selain sebagai pembimbing disertasi juga sebagai Pembimbing Akademik
penulis, yang tidak pernah bosan menampung keluh kesah serta selalu
memberikan semangat kepada penulis, juga sebagai koordinator kegiatan Feeding
Program for Needy Students telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

melakukan penelitian dalam kegiatan tersebut, Bapak Dr. Ir. Drajat Martianto,
M.Si., yang merupakan pencetus ide pertama penelitian ini dan dalam kesibukan
yang luar biasa sebagai Wakil Dekan SPs IPB, masih sempat membimbing
penulis, dan kepada Bapak Dr. Ir. Dadang Sukandar, M.Sc. yang selalu bersedia
dimanapun untuk membimbing dan mengarahkan penulis, khususnya dalam
analisis statistika. Untuk semua kesabaran, semangat dan jerih payah dari komisi
pembimbing, penuliskan haturkan terimakasih.
Kepada yang terhormat Bapak Dr. Sunarno Ranu Widjojo, MPH dan
Bapak drh. M. Rizal M. Damanik, M.Rep.Sc. Ph.D sebagai penguji luar komisi
pada ujian terbuka serta Ibu Dr. Nastiti Kusumorini sebagai penguji luar komisi

pada ujian tertutup, terimakasih atas kesediaan dan masukan serta saran-saran
yang sangat berharga untuk disertasi ini. Kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Hardinsyah,
MS (Dekan Fakultas Ekologi Manusia), sebagai pimpinan sidang ujian terbuka
serta Ibu Dr. Ir. Titik Sumarti, MC, MS (Wakil Dekan Fakultas Ekologi Manusia)
sebagai pimpinan sidang ujian tertutup, terimakasih atas segala kesediaan waktu
dan masukan yang telah diberikan.
Kepada Rektor Universitas Jambi dan Dekan Fakultas Peternakan
Universitas Jambi beserta jajaran pimpinan, disampaikan ucapan terimakasih atas
kesempatan dan kepercayaan yang telah diberikan kepada penulis untuk

mengikuti studi Program Doktor (S3) pada Program Studi GMK Sekolah
Pascasarjana IPB. Selanjutnya kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional, terimakasih atas beasiswa (BPPS) yang telah
diberikan. Penulis juga ucapkan terimakasih kepada Rektor Institut Pertanian
Bogor beserta seluruh civitas akademika atas dapat diterimanya penulis untuk
mengikuti pendidikan S3 di IPB.
Ucapan

terimakasih

yang

setinggi-tingginya

disampaikan

kepada

SEAFAST Center IPB yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
dapat melakukan penelitian. Demikian juga kepada PT Ultrajaya Milk CimahiBandung yang telah banyak memberikan dana maupun bahan penelitian,
terimakasih atas semua bantuan yang diberikan.
Ucapan terimakasih dengan tulus juga penulis sampaikan untuk seluruh
civitas akademika Program Studi GMK SPs IPB, yang telah banyak membantu
dan memberikan motivasi serta masukan yang bermanfaat dalam penyelesaian
disertasi ini. Kepada rekan-rekan tim Feeding Program for Needy Students, Ir.
Dodik Briawan MCN, Reisi Nurdiani SP dan rekan-rekan lainnya yang tidak bisa
penulis tuliskan satu persatu di sini, terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya
selama ini. Kepada rekan-rekan di Program Studi GMK, Dra. Diffah Hanim,
M.Si., Dr. Ir. Sri Purwaningsih, M.Si. Dr. Ir. V. Prihananto, M.Si., Dr. Evawani
Aritonang, M.Si., Dra. Essi Emilia, M.Si., Dra. Ai Nurhayati, M.Si., Ir. Zulhaida
Lubis, M.Si., Ir. Suandi, M.Si., Dr. Abubakar Iskandar MS, juga kepada
Khairunisa, SP serta rekan-rekan lain yang telah berpartisipasi dan mendukung

penulis baik selama mengikuti studi maupun dalam penelitian, diucapkan
terimakasih atas segala perhatian dan bantuan yang telah diberikan.
Kepada Ayahanda Sadari (alm) dan Ibunda Karinah tercinta serta Bapak
mertua H. Radensjah BA (alm) dan Ibu mertua Hj. Nuriyah yang selalu
mendo’akan untuk keberhasilan penulis, dengan tulus dan penuh rasa hormat,
diucapkan terimakasih atas segala yang diberikan. Khusus buat isteriku Ir.
Nurmaisyah dan anak-anakku Rizky Iftitandari dan Alief Imam Nugroho
tersayang, dengan sepenuh hati penulis haturkan terimakasih atas bantuan, do’a,
motivasi, kesabaran dan pengertiannya selama ini. Kepada kakak, mbak, kakak
ipar dan adik ipar serta seluruh keluarga, terimakasih atas do’a dan pengertian
yang diberikan selama ini. Untuk semua pihak yang telah membantu penulis,
semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal dan selalu memberikan
kita yang terbaik.
Akhir kata, semoga disertasi yang disusun ini menjadi sangat berguna bagi
penulis dan pihak lain yang membutuhkannya. Penulis selalu menantikan saran
dan kritik yang bertujuan untuk lebih memperbaiki disertasi ini.

Bogor, Agustus 2007

Suryono

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tempino (Jambi) pada tanggal 24 April 1963 dari
ayah Sadari (alm) dan ibu Karinah, sebagai anak terakhir dari tujuh orang
bersaudara. Pendidikan sarjana (S1) ditempuh di Fakultas Peternakan Universitas
Jambi dan lulus pada tahun 1987. Pada tahun 1993, penulis diterima sebagai
mahasiswa program magister (S2) pada Program Studi Ilmu Ternak Program
Pascasarjana IPB dengan beasiswa pendidikan dari Tim Manajemen Program
Doktor (TMPD) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan dan tamat pada tahun 1996. Kesempatan untuk melanjutkan ke
program doktor (S3) pada Program Studi Ilmu Gizi Masyarakat dan Sumberdaya
Keluarga (GMK) Sekolah Pascasarjana IPB diperoleh pada tahun 2003 dengan
beasiswa pendidikan dari Beasiswa Program Pascasarjana (BPPS) Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Penulis bekerja sebagai staf pengajar pada Lab. Teknologi Hasil Ternak
Fakultas Peternakan Universitas Jambi sejak tahun 1990 hingga saat ini. Bidang
pendidikan, pengajaran dan penelitian yang selama ini ditekuni oleh peneliti
adalah bidang teknologi hasil ternak.
Sebuah artikel dengan judul “Pengaruh Pemberian Susu terhadap Indeks
Massa Tubuh dan Kepadatan Tulang Punggung Remaja Pria” diterbitkan pada
Jurnal Gizi dan Pangan (belum terakreditasi) Volume 2 Nomor 1 edisi Maret
2007. Artikel lain dengan judul “ Pengaruh Pemberian Susu terhadap Kadar
Kalsium Darah dan Kepadatan Tulang Remaja Pria” diterbitkan pada Jurnal
Media Gizi & Keluarga (terakreditasi), Volume 31 Nomor 1 edisi Juli 2007.
Karya-karya ilmiah tersebut merupakan bagian dari disertasi penulis.

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL ..........................................................................................

xiv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................

xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
PENDAHULUAN ..........................................................................................

1

Latar Belakang ..................................................................................
Masalah Penelitian ............................................................................
Tujuan Penelitian ...............................................................................
Manfaat Penelitian .............................................................................

1
5
5
6

TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................

7

Konsumsi Pangan dan Kecukupan Gizi ..............................................
Susu sebagai Sumber Kalsium ..........................................................
Defisiensi dan Kecukupan Kalsium ..................................................
Mekanisme Pengaturan Kalsium dalam Tubuh ..................................
Kalsium dan Kepadatan Tulang .........................................................
Vitamin D dan Kepadatan Tulang .....................................................
Vitamin C dan Kepadatan Tulang ......................................................
Fosfor dan Kepadatan Tulang ...........................................................
Protein dan Kepadatan Tulang ..........................................................
Energi dan Kepadatan Tulang ...........................................................
Zat Besi dan Kepadatan Tulang ........................................................
Penyakit Osteoporosis .......................................................................
Pola Makan dan Osteoporosis ...........................................................

7
9
11
16
18
19
20
21
22
23
24
25
28

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

..........................................

30

Kerangka Pemikiran ...........................................................................
Hipotesis ............................................................................................

30
33

METODE PENELITIAN .............................................................................

35

Waktu dan Tempat Penelitian ...........................................................
Desain Penelitian ................................................................................
Bahan Percobaan ...............................................................................
Pelaksanaan Penelitian ......................................................................
Analisis Data ........................................................................................
Keterbatasan Penelitian .....................................................................
Batasan Operasional ..........................................................................

35
35
40
41
47
49
50

HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................................................

52

Karakteristik Unit Percobaan ............................................................
Usia ...............................................................................................
Daerah Asal ....................................................................................
Jumlah Uang Kiriman Orang Tua .................................................

52
52
53
53

Konsumsi dan Tingkat Konsumsi Zat Gizi ..........................................
Konsumsi Zat Gizi ........................................................................
Tingkat Konsumsi Zat Gizi ...........................................................

54
54
56

Kadar Kalsium Darah ........................................................................

59

Kepadatan Tulang ..............................................................................
Kepadatan Tulang Pinggang .........................................................
Kepadatan Tulang Punggung ........................................................
Kepadatan Tulang Kepala .............................................................
Kepadatan Tulang Lengan .............................................................
Kepadatan Tulang Rusuk ...............................................................
Kepadatan Tulang Panggul ............................................................
Kepadatan Tulang Kaki .................................................................

61
64
70
76
79
83
86
88

PEMBAHASAN UMUM

.............................................................................

92

SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................

96

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

98

LAMPIRAN

................................................................................................ 106

DAFTAR TABEL

Halaman
1

Angka kecukupan energi, protein, kalsium, vitamin D, vitamin C,
dan fosfor untuk remaja pria ...................................................................

8

2

Kandungan kalsium pada susu dan beberapa produk olahannya ............

11

3

Asupan kalsium yang dianjurkan untuk pria usia 15-50 tahun di Eropa,
Inggris, Amerika Serikat dan Indonesia ..................................................

15

4

Kandungan zat gizi utama susu perlakuan ..............................................

40

5

Batas ambang Indeks Massa Tubuh (IMT) untuk Indonesia ..................

45

6

Peubah, cara pengukuran dan analisis data .............................................

47

7

Karakteristik unit percobaan ...................................................................

52

8 Rata-rata konsumsi zat gizi setiap kelompok unit percobaan .................

54

9 Rata-rata tingkat konsumsi zat gizi setiap kelompok unit percobaan
(% AKG) ....................................................................................................

56

10 Kontribusi zat gizi susu perlakuan pada unit percobaan (% AKG) .........

57

11 Rata-rata kadar kalsium darah awal dan akhir penelitian

.......................

59

12 Sidik peragam kadar kalsium darah ........................................................

60

13 Rata-rata kepadatan tulang pinggang awal dan akhir penelitian ..............

65

14 Sidik peragam kepadatan tulang pinggang ..............................................

66

15 Model linier kepadatan tulang pinggang dengan susu berkalsium tinggi .

67

16 Model linier kepadatan tulang pinggang dengan susu segar .....................

70

17 Rata-rata kepadatan tulang punggung awal dan akhir penelitian .............

71

18 Sidik peragam kepadatan tulang punggung

73

............................................

19 Model linier kepadatan tulang punggung dengan susu berkalsium tinggi

74

20 Model linier kepadatan tulang punggung dengan susu segar ..................

76

21 Rata-rata kepadatan tulang kepala awal dan akhir penelitian ................

77

22 Sidik peragam kepadatan tulang kepala ..................................................

78

23 Model linier kepadatan tulang kepala dengan susu kalsium tinggi .........

79

24 Model linier kepadatan tulang kepala dengan susu segar .......................

79

25 Rata-rata kepadatan tulang lengan awal dan akhir penelitian .................

80

26 Sidik peragam kepadatan tulang lengan ..................................................

81

27 Model linier kepadatan tulang lengan dengan susu berkalsium tinggi ...

82

28 Model linier kepadatan tulang lengan dengan susu segar .......................

82

29 Rata-rata kepadatan tulang rusuk awal dan akhir penelitian

.................

83

30 Sidik peragam kepadatan tulang rusuk ....................................................

84

31 Model linier kepadatan tulang rusuk dengan susu kalsium tinggi ... .........

85

32 Model linier kepadatan tulang rusuk dengan susu segar .........................

85

33 Rata-rata kepadatan tulang panggul awal dan akhir penelitian ..............

86

34 Sidik peragam kepadatan tulang panggul ................................................

87

35 Model linier kepadatan tulang panggul dengan susu berkalsium tinggi .

88

36 Model linier kepadatan tulang panggul dengan susu segar .....................

88

37 Rata-rata kepadatan tulang kaki awal dan akhir penelitian

....................

89

38 Sidik peragam kepadatan tulang kaki ......................................................

90

39 Model linier kepadatan tulang kaki dengan susu berkalsium tinggi .......

91

40 Model linier kepadatan tulang kaki dengan susu segar ...........................

91

DAFTAR GAMBAR

Halaman
1 Patogenesis dari osteoporosis ...................................................................

27

2 Kerangka pemikiran penelitian ................................................................

34

3 Skema seleksi dan penempatan unit percobaan

........................................

39

4 Skema tahapan pelaksanaan penelitian ...................................................

42

5 Hubungan model linier susu kalsium tinggi dengan kepadatan tulang
pinggang ...................................................................................................

68

6 Batas bawah dan batas atas kepadatan tulang pinggang dengan volume
susu kalsium tinggi yang diteliti (selang kepercayaan 95%) .................

69

7 Hubungan model linier susu kalsium tinggi dengan kepadatan tulang
punggang ..................................................................................................

75

8 Batas bawah dan batas atas kepadatan tulang punggung dengan volume
susu kalsium tinggi yang diteliti (selang kepercayaan 95%) ...................

76

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1 Kuesioner recall 1 X 24 jam konsumsi pangan ...................................... 107
2

Kuesioner frekuensi konsumsi pangan .................................................... 108

3 Kuesioner jenis aktivitas sehari-hari ....................................................... 109
4

Konsumsi energi dan protein unit percobaan .......................................... 110

5

Konsumsi kalsium, fosfor dan besi unit percobaan ................................. 112

6

Konsumsi vitamin D dan vitamin C unit percobaan ............................... 114

7

Tingkat konsumsi energi dan protein unit percobaan (%AKG) .............. 116

8

Tingkat konsumsi kalsium, fosfor dan besi unit percobaan (% AKG) ... 118

9

Tingkat konsumsi vitamin D dan vitamin C unit percobaan (% AKG) ... 120

10 Usia, berat badan (BB), tinggi badan (TB) dan Indeks Massa Tubuh
(IMT) unit percobaan ............................................................................ 122
11 Kadar kalsium darah unit percobaan ....................................................... 124
12 Kepadatan tulang pinggang dan punggung unit percobaan

.................... 126

13 Kepadatan tulang kepala, lengan dan rusuk unit percobaan ................... 128
14 Kepadatan tulang panggul dan kaki unit percobaan ................................ 130
15 Aktivitas olahraga unit percobaan ........................................................... 132
16 Program SAS untuk ANCOVA (Analysis of Covariance) ...................... 134
17 Program SAS untuk analisis model linier ............................................... 135
18 Rekomendasi Persetujuan Etik Penelitian Kesehatan ............................. 136
19 Surat Persetujuan Partisipasi ................................................................... 137

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Susu adalah bahan pangan yang dikenal kaya akan zat gizi yang
diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi susu pada saat remaja terutama
dimaksudkan untuk memperkuat tulang sehingga tulang lebih padat, tidak rapuh
dan tidak mudah terkena risiko osteoporosis pada saat usia lanjut. Agar tulang
menjadi kuat, diperlukan asupan zat gizi yang cukup terutama kalsium. Kalsium
merupakan zat utama yang diperlukan dalam pembentukan tulang, dan zat gizi ini
antara lain dapat diperoleh dari susu. Pada susu juga terkandung zat-zat gizi yang
berperan dalam pembentukan tulang seperti protein, fosfor, vitamin D, vitamin C
dan besi. Selain zat-zat gizi tersebut, susu juga masih mengandung zat-zat gizi
penting lainnya yang dapat meningkatkan status gizi.
Usia remaja merupakan masa yang penting dalam kelangsungan hidup
manusia. Masa ini merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa
yang ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan yang cepat baik fisik
maupun mental, aktivitas yang makin meningkat serta sering disertai dengan
perubahan pola konsumsi pangan. Menurut WHO (1989) dalam Wall (1998),
remaja adalah mereka yang berusia antara 10 hingga 24 tahun.
Untuk mengimbangi pertumbuhan dan perkembangan yang cepat, tubuh
memerlukan zat gizi yang lebih banyak dan lebih berkualitas, sehingga apabila
tidak diimbangi dengan pola konsumsi pangan yang sehat, masa remaja dapat
menjadi masa yang rawan gizi. Salah satu zat gizi yang diperlukan pada masa
remaja ini adalah kalsium.

Menurut Khomsan (2004), retensi kalsium pada

remaja pria tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan pada masa usia pra sekolah.
Pada masa pra usia sekolah retensi kalsium sebagai tulang adalah sebesar 100
mg/hari.
Pada usia remaja terjadi pembentukan jaringan tulang. Massa jaringan
tulang total pada tubuh 45% terbentuk pada saat remaja dan puncak kepadatan
tulang dicapai

pada saat remaja akhir

Masa pertumbuhan tulang sangat

membutuhkan zat kalsium yang terutama dapat diperoleh dari susu sebagai
sumber utama kalsium (Matkovic et al. 1994). Selain itu, masa remaja dapat

2

dianggap sebagai masa terakhir dalam perbaikan gizi yang optimal, karena setelah
melewati masa ini, perbaikan gizi sebagian besar hanya bermanfaat untuk
mempertahankan kebugaran tubuh.
Masa remaja merupakan masa puncak aktivitas. Pada masa ini umumnya
sangat sibuk dengan kegiatan baik yang bersifat kurikuler (kegiatan akademis)
maupun kegiatan non-kurikuler (di luar kegiatan akademis). Kegiatan kurikuler
yang dilakukan antara lain adalah kegiatan belajar, mengerjakan tugas-tugas dan
lain-lainnya, sedangkan kegiatan non-kurikuler seperti bermain, olah-raga serta
kegiatan fisik lainnya. Pada umumnya pada remaja pria porsinya lebih tinggi
dibandingkan dengan remaja wanita. Kondisi seperti ini tentunya sangat
memerlukan asupan gizi yang tinggi dan berkualitas.
Susu merupakan sumber utama kalsium masyarakat di negara-negara
Barat, sedangkan di negara-negara berkembang seperti Indonesia, susu masih
dianggap sebagai bahan pangan mahal, sehingga hanya mampu dijangkau oleh
masyarakat golongan ekonomi menengah ke atas. Menurut Khomsan (2006), di
negara-negara Barat, kebiasaan minum susu telah mendarah daging sejak anak
masih kecil hingga dewasa, sedangkan di negara-negara berkembang upaya
penggalakan minum susu masih menghadapi kendala status ekonomi penduduk
yang umumnya rendah.
Susu yang biasa dikonsumsi dan diperdagangkan saat ini pada umumnya
adalah susu sapi. Susu tidak hanya dapat dikonsumsi dalam bentuk cair, bahan
pangan ini juga dapat diolah dan dikonsumsi dalam berbagai bentuk seperti
yoghurt, yakult, keju, mentega dan berbagai bentuk olahan susu bubuk dan susu
kental manis. Pada perkembangan selanjutnya, dengan tujuan meningkatkan
kualitas susu (dan juga untuk lebih menarik minat konsumen), bentuk olahan susu
banyak yang diperkaya dengan zat gizi tambahan, misalnya dengan zat gizi
kalsium (yang dikenal sebagai susu high calcium). Selain itu ada juga dengan cara
mengurangi kadar lemak susu (low fat) sehingga secara proporsional kandungan
gizi lainnya termasuk kalsium menjadi lebih tinggi (high calcium). Jenis susu ini
biasanya terdapat dalam bentuk susu bubuk yang pada pengolahannya
memerlukan suhu sangat tinggi, sehingga dapat menurunkan kandungan gizi susu.
Oleh karena itu untuk meningkatkan kualitas dan untuk mempertahankan

3

kandungan gizi pada susu bubuk, seringkali dilakukan melalui proses pengayaan
(enrichment) zat gizi.
Susu yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis susu berkalsium
tinggi (high calcium) dan susu segar cair (fresh milk) komersial yang dikonsumsi
sebagai minuman. Susu ini belum diubah komposisi gizinya dan diolah dengan
menggunakan pemanasan melalui proses UHT (Ultra High Temperature). Melalui
pemanasan dengan metode UHT, pada umumnya bakteri akan mati, khususnya
yang bersifat patogen sehingga susu terlindung dari kerusakan akibat kontaminasi
bakteri yang dapat merusak susu dan menimbulkan penyakit. Susu UHT yang
digunakan dipanaskan pada suhu 140 0 C selama empat detik, selanjutnya dikemas
dengan menggunakan wadah (dus) aseptik multilapis, sehingga dapat terhindar
dari kontaminan yang berasal dari luar wadah. Menurut Brown (2000), susu jenis
ini umumnya dipanaskan pada suhu 1380-150 0 C selama 2–6 detik dan dapat
disimpan di dalam suhu ruang dengan waktu lebih dari 3 bulan.
Menurut Weaver (2000), perubahan pola konsumsi pangan yang menonjol
pada remaja adalah perubahan konsumsi minuman. Remaja, terutama remaja
putra, cenderung lebih suka mengonsumsi minuman yang sedang populer atau
digemari di kalangan remaja dengan kurang bahkan tanpa memperhatikan
pengaruhnya terhadap kesehatan. Selanjutkan dikatakan bahwa sumber utama
kalsium adalah susu dan produk olahannya, akan tetapi terdapat kecenderungan
pada remaja untuk menggantikan susu sebagai minuman utama dengan minuman
ringan (soft drink). Volek et al. (2003), melaporkan bahwa perubahan konsumsi
minuman di kalangan remaja ini berkontribusi pada asupan yang rendah gizi
termasuk kalsium. Lebih dari separuh remaja (di Amerika) mengonsumsi susu
kurang dari sekali sehari, sedangkan yang dianjurkan adalah sebanyak tiga kali
sehari. Di Indonesia, menurut Khomsan (2004), konsumsi susu rata-rata hanya
sekitar 0,5 gelas per minggu setiap orang.
Seseorang yang mengonsumsi susu dalam jumlah yang rendah pada saat
anak-anak dan remaja, memiliki risiko kurangnya kepadatan tulang dan terjadinya
osteoporosis pada saat dewasa dan lanjut usia (Kalkwarf et al. 2003). Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Volek et al. (2003) dengan pemberian susu dan jus
buah selama 12 minggu pada dua kelompok remaja putra yang sedang mengikuti

4

pelatihan olahraga, menunjukkan bahwa pada kelompok yang diberi susu tercatat
secara nyata memiliki asupan kalsium dan kepadatan tulang yang lebih tinggi
daripada kelompok yang diberi jus buah. Pada remaja wanita, yang diteliti oleh
Cadogan et al. (1997), menunjukkan bahwa pemberian minuman susu juga secara
nyata dapat meningkatkan kepadatan tulang, akan tetapi tidak menambah berat
badan atau lemak tubuh.
Di Indonesia, pada moto gizi empat sehat lima sempurna, susu terletak
pada urutan paling terakhir yaitu pada kelompok lima sempurna. Hal ini karena
susu masih dianggap barang mahal dan masih sulit dijangkau oleh masyarakat
banyak. Kondisi ini dapat dilihat dari konsumsi susu yang masih rendah, yaitu
hanya 5,10 kg/orang/tahun (Khomsan 2004). Sementara itu, ukuran per saji untuk
konsumsi susu sampai saat ini di Indonesia belum baku. Ukuran per saji secara
komersial yang ada saat ini adalah berkisar antara 180 ml dan 250 ml. Di dalam
anjuran jumlah per saji menurut kecukupan energi, juga belum tercantum untuk
kelompok umur 16-18 tahun dan 19-26 tahun untuk bahan pangan susu (Depkes
2002).
Penelitian yang berhubungan dengan kepadatan tulang yang telah
dilakukan selama ini sebagian besar hanya terfokus pada wanita dan manula,
sedangkan penelitian kepadatan tulang pada pria, khususnya remaja pria, masih
kurang. Penelitian kepadatan tulang pada remaja pria seharusnya juga sama
pentingnya seperti pada wanita. Walaupun kejadian osteoporosis lebih banyak
terjadi pada wanita, akan tetapi tingkat kematian akibat

patah tulang karena

osteoporosis lebih tinggi terjadi pada pria dibandingkan wanita. Menurut Campion
dan Maricic (2003), tingkat kematian akibat patah tulang pada pria mencapai
31%, sedangkan pada wanita hanya 17%. Selanjutnya, menurut Andersen et al.
(2000), prevalensi osteoporosis pada usia di bawah 50 tahun lebih tinggi terjadi
pada pria (14,3%) dibandingkan pada wanita (5,4%). Kondisi ini terutama karena
pola konsumsi pangan tidak sehat yang sering dilakukan oleh pria. Menurut
analisis Puslitbang Gizi dan Makanan, penderita osteoporosis di Indonesia telah
mencapai tingkat yang mengkhawatirkan yaitu sebesar 19,7%. Kecenderungan
osteoporosis ini enam kali lebih tinggi dibandingkan dengan osteoporosis di
negeri Belanda (Depkes 2004).

5

Penelitian yang terkait dengan kesehatan tulang yang dilakukan di
Indonesia pada umumnya bersifat retrospektif, sedangkan penelitian yang bersifat
eksperimental, khususnya yang menggunakan susu komersial untuk remaja pria,
sejauh ini belum ditemui. Selain itu, hasil-hasil penelitian tentang pengaruh
konsumsi susu terhadap kepadatan tulang masih bersifat kontroversi. Menurut
Weinsier dan Krumdieck (2000), dari sebanyak 57 studi, 53% menunjukkan tidak
terdapat pengaruh antara konsumsi susu terhadap kepadatan tulang, 42%
menunjukkan pengaruh positif dan 5% menunjukkan pengaruh negatif terhadap
kepadatan tulang.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka penelitian ini perlu dilakukan
khususnya untuk lebih jelas mengetahui pengaruh pemberian susu berkalsium
tinggi terhadap kepadatan tulang remaja pria. Dari penelitian ini diharapkan akan
dapat diketahui lebih jauh tentang masalah kepadatan tulang pada pria remaja dan
hubungannya dengan konsumsi susu.
Masalah Penelitian
1.

Apakah pemberian susu berkalsium tinggi dan susu segar dapat memberikan
pengaruh yang berbeda pada kadar kalsium darah dan kepadatan tulang
remaja pria?

2.

Apakah terdapat perbedaan pengaruh dari volume susu (250 ml, 500 ml, 750
ml) terhadap kadar kalsium darah dan kepadatan tulang remaja pria?
Tujuan Penelitian

Tujuan umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh
pemberian jenis susu berkalsium tinggi dan susu segar pada kadar kalsium darah
dan kepadatan tulang remaja pria.
Tujuan khusus
1. Menganalisis pengaruh pemberian jenis susu perlakuan (susu berkalsium
tinggi, susu segar) terhadap kadar kalsium darah dan kepadatan tulang
pinggang, punggung, kepala, lengan, rusuk, panggul dan kaki pada remaja
pria.

6

2. Menganalisis pengaruh volume susu yang diberikan (250 ml, 500 ml dan
750 ml) terhadap, kadar kalsium darah dan kepadatan tulang pinggang,
punggung, kepala, lengan, rusuk, panggul dan kaki pada remaja pria.

Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan
bagi pemerintah untuk memberikan perhatian pada kelompok masyarakat yang
kekurangan gizi seperti kelompok remaja yang memiliki IMT rendah (