Latar Belakang PENGHENTIAN PENYIDIKAN: TINJAUAN HUKUM ADMINISTRASI DAN HUKUM ACARA PIDANA | Ulfah | Mimbar Hukum 17641 55369 1 PB

Safrina, Susilowati, dan Ulfah, Penghentian Penyidikan:Tinjauan Hukum Administrasi dan Hukum Acara...

A. Latar Belakang

Polisi dengan mengesampingkan PPNS yang diberi kewenangan penyelidikan- penyidikan melalui peraturan perundang-undangan khusus berkaitan dengan delik-delik khusus dalam tugasnya sebagai penyelidik dan penyidik adalah bagian penting dalam sistem peradilan pidana Indonesia yang memiliki kewenangan diskresioner discretionary power luar biasa besar. Merekalah yang menjaga pintu gerbang “keadilan” dan memutuskan laporan atau aduan adanya tindak pidana mana yang akan diloloskan untuk terus disidik dan bila dianggap lengkap berkas akan diteruskan pada Jaksa P-19 dan P-21 1 atau yang dihentikan P-14. Satu kewenangan yang sangat penting di sini berkaitan dengan penerbitan surat perintah penghentian penyidikan SP3 atau P-14. Pentingnya kewenangan ini muncul dalam kasus penanganan dugaan terjadi tindak pidana dalam kasus kebakaran hutan yang sering terjadi setiap tahun. Polisi penyidik yang memutuskan untuk menghentikan penyidikan sekalipun dari kacamata publik dan pengamat lingkungan tidak mungkin ada kerugian Negara dan lingkungan hidup yang demikian besar tanpa ada perbuatan melawan hukum perusakan lingkungan masif, sistematis dan meluas yang dilakukan oleh korporasi atau setidak-tidaknya individu. P-14 menandakan bahwa dalam kasus kebakaran hutan tidak ada indikasi telah terjadi tindak pidana lingkungan hidup yang meniscayakan adanya tuntutan tanggung jawab pidana dari para pelaku pembakaran hutan. Dalam perkara-perkara pidana lebih kecil dan tidak masuk berita lokal atau nasional kemungkinan besar banyak pengaduan atau pelaporan tindak pidana kandas begitu saja dan hanya berujung di SP3, tanpa masyarakat pencari keadilan mengerti alasannya mengapa. 2 Bagi para pencari keadilan pelapor, korban, bahkan tersangkaterdakwa tentu informasi terbuka tentang apa dan mengapa polisi penyidik memutuskan sesuatu berkaitan dengan penanganan tindak pidana sangat penting. Masyarakat umum atau khususnya pencari keadilan seharusnya setiap saat dapat mengetahui atau mendapat informasi mengapa suatu perkara bisa hilang lenyap. Keterbukaan informasi tentang itu kiranya juga merupakan bagian dari tanggung jawab polisi, tidak saja sebagai penyidik, namun terutama juga sebagai bagian dari pemerintahan sipil yang bertanggung jawab atas penegakan hukum pidana. Setelah melihat berbagai permasalahan di atas, maka dapat diangkat beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu: 1 Apa saja yang menjadi landasan hukum peraturan perundang-undangan dalam arti formal dan norma tidak tertulis lain yang digunakan polisi penyidik ketika memutuskan penerbitan SP3? 2 Seberapa jauh kewenangan diskresioner polisi penyidik meneruskan atau menghentikan penyidikan melalui regulasi eksternal atau internal serta bagaimana keputusan untuk itu dipertanggungjawabkan pada masyarakat pencari keadilan?

B. Metode Penelitian