Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 61-2
untuk meningkatkan perolehan recovery logam emas.
Pendataan penyebaran merkuri akibat penambangan emas rakyat pernah dilakukan di
wilayah pertambangan emas Pongkor dan hasilnya menunjukkan adanya penurunan
kualitas lingkungan akibat limbah merkuri yang cukup tinggi baik pada endapan sungai,
tanah maupun air. Oleh karenanya pendataan penyebaran merkuri di lokasi pertambangan
emas Sangon perlu dilakukan sebagai implementasi dari pembangunan berkelanjutan
yang ramah lingkungan. Sejalan dengan tugas pokok dan fungsinya, Subdit Konservasi –
Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral telah melakukan Pendataan Penyebaran
Merkuri Akibat Usaha Pertambangan Emas di Daerah Sangon, Kec. Kokap, Kab. Kulon
Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. 1.2 Maksud dan Tujuan
Pendataan penyebaran merkuri di lingkungan usaha pertambangan emas rakyat
dimaksudkan untuk menginventarisasi sebaran merkuri dan logam berat lainnya, yang dapat
digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam pencegahan penurunan kualitas lingkungan.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui zona penyebaran merkuri dan logam berat
lainnya sehingga penyebarluasan logam berbahaya ini dapat diantisipasi sedini
mungkin, serta daerah yang mengalami penurunan kualitas lingkungan dapat dideteksi
agar tidak terjadi pencemaran lingkungan yang lebih luas.
1.3 Lokasi Kegiatan dan Kesampaian
Daerah
Kabupaten Kulon Progo terletak di bagian paling barat Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta, secara geografis terletak antara 7
o
38’ 42” LS - 7
o
59’ 03” LS dan 110
o
01’ 37” BT - 110
o
16’ 26” BT. Kabupaten Kulon Progo berbatasan dengan Kabupaten Sleman dan
Bantul di sebelah Timur, Kabupaten Magelang Jawa Tengah di sebelah utara,
Kabupaten Purworejo Jawa Tengah di sebelah barat, serta Samudra Indonesia di
sebelah selatan.
Lokasi penelitian secara administrasi berada di Daerah Sangon, Desa Kalirejo,
Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Propinsi DIY Gambar 1. Daerah ini dapat
dicapai dengan perjalanan darat dari Bandung ke Yogyakarta menggunakan bus atau kereta
api. Sangon dapat dicapai dari Yogyakarta dengan menggunakan mobil melalui Wates
selama 1,5 jam. Kulon Progo merupakan dataran pantai
pada bagian selatan, perbukitan bergelombang di bagian tengah dan timur, serta perbukitan
terjal dan pegunungan dibaguian barat dan utara dikenal sebagai Perbukitan Menoreh.
Di Kab. Kulon Progo terdapat 2 Daerah Aliran Sungai DAS, yaitu DAS Progo dan DAS
Serang. Sungai Serang dengan anak-anak sungainya memiliki daerah pengaliran seluas
±3636 hektar dengan debit air minimum 0.03m
3
detik dan maksimum 153,6 m
3
detik. Kulon Progo merupakan daerah beriklim
tropis yang mengalami musim kemarau Mei – Oktober dan musim hujan November –
April dengan curah hujan rata-rata 1430 mm per tahun dengan hari hujan rata-rata 12 hari
per bulan. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari 689 mm; 18 hari hujan, tetapi
daerah ini mengalami kekeringan dan kekurangan air pada musim kemarau, terutama
pada bulan Agustus-September. 1.4 Merkuri, Pertambangan Emas Rakyat
dan Pencemaran Lingkungan
Merkuri, ditulis dengan simbol kimia Hg atau hydragyrum yang berarti “perak cair”
liquid silver adalah jenis logam sangat berat yang berbentuk cair pada temperatur kamar,
berwarna putih-keperakan, memiliki sifat konduktor listrik yang cukup baik, tetapi
sebaliknya memiliki sifat konduktor panas yang kurang baik. Merkuri membeku pada
temperatur –38.9
o
C dan mendidih pada temperatur 357
o
C Stwertka, 1998. Dengan karakteristik demikian, merkuri sering
dimanfaatkan untuk berbagai peralatan ilmiah, seperti termometer, barometer, termostat,
lampu fluorescent, obat-obatan, insektisida, dsb. Sifat penting merkuri lainnya adalah
kemampuannya untuk melarutkan logam lain dan membentuk logam paduan alloy yang
dikenal sebagai amalgam. Emas dan perak adalah logam yang dapat terlarut dengan
merkuri, sehingga merkuri dipakai untuk mengikat emas dalam proses pengolahan bijih
sulfida mengandung emas proses amalgamasi. Amalgam merkuri-emas
dipanaskan sehingga merkuri menguap meninggalkan logam emas dan campurannya.
Merkuri adalah unsur kimia sangat beracun toxic. Unsur ini dapat bercampur
dengan enzyme didalam tubuh manusia menyebabkan hilangnya kemampuan enzyme
untuk bertindak sebagai katalisator untuk fungsi tubuh yang penting. Logam Hg ini
dapat terserap kedalam tubuh melalui saluran pencernaan dan kulit. Karena sifat beracun dan
cukup volatil, maka uap merkuri sangat
Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 61-3
berbahaya jika terhisap, meskipun dalam jumlah yang sangat kecil. Merkuri bersifat
racun yang kumulatif, dalam arti sejumlah kecil merkuri yang terserap dalam tubuh dalam
jangka waktu lama akan menimbulkan bahaya. Bahaya penyakit yang ditimbulkan oleh
senyawa merkuri diantaranya adalah kerusakan rambut dan gigi, hilang daya ingat dan
terganggunya sistem syaraf.
Kegiatan penambangan emas tradisional di Indonesia dicirikan oleh penggunaan teknik
eksplorasi dan eksploitasi yang sederhana dan murah. Untuk pekerjaan penambangan dipakai
peralatan cangkul, linggis, ganco, palu dan beberapa alat sederhana lainnya. Batuan dan
urat kuarsa mengandung emas atau bijih ditumbuk sampai berukuran 1-2 cm,
selanjutnya digiling dengan alat gelundung trommel, berukuran panjang 55-60 cm dan
diameter 30 cm dengan alat penggiling 3-5 batang besi. Proses pengolahan emasnya
biasanya menggunakan teknik amalgamasi, yaitu dengan mencampur bijih dengan merkuri
untuk membentuk amalgam dengan media air. Selanjutnya emas dipisahkan dengan proses
penggarangan sampai didapatkan logam paduan emas dan perak bullion. Produk akhir
dijual dalam bentuk bullion dengan memperkirakan kandungan emas pada bullion
tersebut.
Pencemaran lingkungan adalah suatu keadaan yang terjadi karena perubahan kondisi
tata lingkungan tanah, udara dan air yang tidak menguntungkan merusak dan merugikan
kehidupan manusia, binatang dan tumbuhan yang disebabkan oleh kehadiran benda-benda
asing seperti sampah, limbah industri, minyak, logam berbahaya, dsb. sebagai akibat
perbuatan manusia, sehingga mengakibatkan lingkungan tersebut tidak berfungsi seperti
semula Susilo, 2003. Lingkungan yang terkontaminasi oleh merkuri dapat
membahayakan kehidupan manusia karena adanya rantai makanan. Merkuri terakumulasi
dalam mikro-organisme yang hidup di air sungai, danau, laut melalui proses
metabolisme. Bahan-bahan yang mengandung merkuri yang terbuang kedalam sungai atau
laut dimakan oleh mikro-organisme tersebut dan secara kimiawi terubah menjadi senyawa
methyl-merkuri. Mikro-organisme dimakan ikan sehingga methyl-merkuri terakumulasi
dalam jaringan tubuh ikan. Ikan kecil menjadi rantai makanan ikan besar dan akhirnya
dikonsumsi oleh manusia. Berdasarkan penelitian, konsentrasi merkuri yang
terakumulasi dalam tubuh ikan diperkirakan 40-50 ribu kali lipat dibandingkan konsentrasi
merkuri dalam air yang terkontaminasi Stwertka, 1998. Oleh karenanya, usaha
pengolahan emas dengan menggunakan merkuri seharusnya tidak membuang
limbahnya tailing kedalam aliran sungai sehingga tidak terjadi kontaminasi merkuri
pada lingkungan disekitarnya, dan tailing yang mengandung merkuri harus ditempatkan secara
khusus dan ditangani secara hati-hati.
1.5 Metodologi