5
C. Analisis Data
Data dimensi serat dan turunannya yang diperoleh dianalisis secara tabulasi dan deskripsi dengan merujuk pada kriteria penilaian karakteristik kayu untuk pulp
Anonim, 1976 seperti Lampiran 2.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Dimensi Serat
Dimensi serat merupakan salah satu sifat penting kayu yang dapat digunakan sebagai dasar memilih bahan baku kayu untuk produksi pulp dan kertas. Dimensi serat
panjang serat, diameter serat, tebal dinding sel, lebar lumen dari 7 jenis kayu yang diamati dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Dimensi serat dari 7 jenis kayu alternatif penghasil serat Table 2. Fiber dimension of seven alternative wood species as fiber provider
No. Jenis
Species Panjang
serat Fiber
length Diameter
serat Fiber
diameter Tebal
dinding serat
Fiber wall thickness
Diameter lumen
Lumen diameter
L µ D µ
wµ l µ
1 Anthocephalus cadamba
1.561 23,956
2,788 18,380
2 Octomeles sumatrana
1.427 27,058
1,976 23,108
3 Macaranga hypoleuca
1.455 36,822
2,277 32,267
4 Macaranga pruinosa
1.607 33,810
3,071 27,667
5 Macaranga tanarius
1.207 20,164
2,627 14,909
6 Macaranga conifera
1.053 21,515
2,591 16,333
7 Macaranga gigantea
1.598 26,344
2,363 18,039
Keterangan Remarks : µ = mikron microns = 10
-3
mm = 10
-6
m Dari tabel diatas diketahui bahwa panjang serat dari tujuh jenis kayu alternatif
tersebut berkisar 1.053-1.607 mikron. Menurut klasifikasi IAWA Anonim, 1932 dalam Nurrahman dan Silitonga 1972, Macaranga pruinosa termasuk kelas serat
6 panjang yaitu 1.607 mikron Lampiran 1. Sedangkan yang termasuk kelas medium
adalah Macaranga conifera dengan panjang serat 1.053 mikron. Menurut Tamolang dan Wangaard 1961 dalam Pasaribu dan Tampubolon
2007, bahwa semakin panjang serat kayu maka pulp yang dihasilkan memiliki kekuatan yang tinggi. Hal ini disebabkan serat panjang memberikan bidang
persentuhan yang lebih luas dan anyaman lebih baik antara satu serat dengan lainnya, yang memungkinkan lebih banyak terjadi ikatan hidrogen antar serat-serat tersebut.
Lebih lanjut, pulp serat panjang lebih sulit lolos saringan, sehingga lebih mudah dicuci. Panjang serat mempengaruhi sifat-sifat tertentu pulp dan kertas, termasuk
ketahanan sobek, kekuatan tarik dan daya lipat. Diameter serat dari tujuh jenis kayu alternatif tersebut berkisar 20,164-36,822
mikron .
Sementara itu diameter lumen berkisar 14,909- 32,207 mikron. Diameter serat dan diameter lumen terkecil terdapat pada jenis Macaranga tanarius, sedangkan
diameter serat dan diameter lumen terbesar terdapat pada jenis kayu Macaranga hypoleuca.
Tebal dinding serat tujuh jenis kayu alternatif tersebut berkisar antara 1,976- 3,071 mikron. Jenis Octomeles sumatrana mempunyai dinding serat yang paling tipis,
yaitu 1,976 mikron dan Macaranga pruinosa mempunyai dinding serat paling tebal, yaitu 3,071 mikron. Serat yang berdinding tipis mengakibatkan serat tersebut mudah
menggepeng sehingga menghasilkan lembaran pulp dan kertas yang lebih padat dan keteguhan letup pecah lebih baik dibandingkan dengan serat berdinding tebal.
Sebaliknya, serat berdinding tebal menghasilkan lembaran yang mempunyai kekuatan keteguhan sobek yang tinggi, tetapi kekuatan letup rendah. Untuk memperoleh
keteguhan retak dan sobek yang tinggi, serat yang berdinding tebal perlu dicampur dengan serat yang panjang dan berdinding tipis, misalnya dengan serat kayu daun
7 jarum, atau digiling sesudah diolah menjadi pulp selama beberapa waktu seminggu
terjadi penipisan dinding serat Nurrahman dan Silitonga, 1972.
B. Turunan Dimensi Serat