2
I. PENDAHULUAN
Meningkatnya kerusakan hutan alam tropik basah dari tahun ke tahun dan makin berkurangnya pasokan bahan baku kayu dari hutan produksi alam mendorong
pemerintah dan instansi terkait menggalakkan pembangunan Hutan Tanaman Industri HTI dan Hutan Tanaman Rakyat HTR. Sampai dengan tahun 2010 ditargetkan
dapat dibangun sembilan juta hektar hutan tanaman, yaitu 3,6 juta hektar HTI dan 5,4 juta hektar HTR Anonim, 2006.
Upaya pemenuhan bahan baku industri pulp dan kertas, dengan pembangunan hutan tanaman telah digalakkan sejak lama. Di dalam pembangunan HTI pulp dan
kertas, jenis kayu yang diusahakan biasanya merupakan jenis introduksieksotik yang memiliki karakteristik sifat dasar yang sesuai untuk penghasil pulp dan kertas. Jenis-
jenis tanaman yang sudah dikenal dan telah dikembangkan dalam skala besar sebagai komoditas utama dalam pengusahaan HTI pulp ini pada umumnya merupakan jenis
cepat tumbuh fast growing species seperti Acacia mangium, Eucalyptus sp., Gmelina arborea dan Pinus merkusii.
Meskipun pembangunan hutan tanaman telah lama dilakukan, namun masih perlu dilakukan pengembangan dalam upaya peningkatan produktivitasnya. Hal ini
terutama dengan memanfaatkan potensi hutan Indonesia yang cukup kaya dan beragam jenisnya. Jenis alternatif yang nantinya akan digunakan dalam pembangunan
hutan tanaman harus terlebih dahulu diketahui sifat-sifat dasar kayunya dan teknik silvikulturnya. Pengembangan dan pembangunan hutan tanaman dengan
memanfaatkan jenis-jenis kayu alternatif memerlukan pengetahuan sifat dasar dari kayu tersebut yang berhubungan dengan pulp dan kertas. Terkait dengan segala uraian
di atas, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi sifat-sifat dasar dari beberapa jenis kayu alternatif yang berhubungan dengan kesesuaiannya sebagai bahan
3 penghasil serat untuk industri pulp dan kertas. Adapun sifat-sifat dasar yang diteliti
adalah dimensi serat dan turunannya dari jenis kayu alternatif penghasil serat. Sasaran penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi kualitas serat dari tujuh jenis kayu
alternatif penghasil serat.
II. METODOLOGI