3 penghasil serat untuk industri pulp dan kertas. Adapun sifat-sifat dasar yang diteliti
adalah dimensi serat dan turunannya dari jenis kayu alternatif penghasil serat. Sasaran penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi kualitas serat dari tujuh jenis kayu
alternatif penghasil serat.
II. METODOLOGI
A. Bahan dan Peralatan
Bahan baku kayu yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 7 tujuh jenis, dikumpulkan dari Desa Baru Pelepat, Kecamatan Pelepat, Kabupaten Muaro
Bungo, Provinsi Jambi, seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Jenis kayu sebagai alternatif penghasil serat kayu
Table 1. Wood species as alternative wood fiber provider No.
Nama Lokal Local name
Nama Botani Botanical name
Famili Family
1. Jabon
Antocephalus cadamba Miq. Rubiaceae
2. Binuang
Octomeles sumatrana Miq. Datiscaceae
3. Mahang
kriting Macaranga pruinosa Miq. Muell.Arq.
Euphorbiaceae 4.
Mahang putih Macaranga hypoleuca Reichb.f.Zoll Muell.Arq.
Euphorbiaceae 5.
Sekubung Macaranga gigantea Muell.Arq.
Euphorbiaceae 6.
Setutup Macaranga tanarius L. Muell.Arq.
Euphorbiaceae 7.
Bodi Macaranga conifera Zoll. Muell.Arq
Euphorbiaceae Keterangan Remarks : Datainformasi diperoleh dari Disiplin Kelti Botani Pusat
Litbang dan Konservasi Alam, Bogor Datainformation obtained from Botani Research Group, Forest and Nature Conservation Research and Development Center,
Bogor.
Bahan kimia yang digunakan adalah : akuades, asam asetat glacial, hydrogen peroxide, alkohol teknis, gliserin, safranin, entelen. Sedangkan peralatan yang
dibutuhkan adalah gergaji, chain saw, golok, meteran, plastik tempat sampel, mikrotom, mikroskop, loupe, gelas obyek, gelas penutup, botol timbang, watch glass
dan pipet.
4
B. Prosedur Kerja
Pengumpulan sampel kayu jenis alternatif penghasil serat dilakukan dengan melakukan eksplorasi pencarian pohon jenis-jenis tersebut dan dilakukan penebangan.
Setiap jenis pohon diambil sampelnya dari tiga bagian, yaitu bagian pangkal, tengah dan ujung. Sampel bagian pangkal diambil pada jarak 5 cm dari bekas pemotongan
bagian bawahpangkal pohon, bagian ujung diambil pada jarak 5 cm dari bagian bawah cabang pertama, dan bagian tengah diambil tepat di tengah seksi tengah
tersebut Rulliati dan Lempang, 2004. Pengamatan dimensi serat dilakukan dengan cara pembuatan preparat maserasi menurut metode Schultze Silitonga et al., 1972.
Mula-mula contoh kayu dari jenis alternatif tersebut dibuat menjadi serpih-serpih sebesar korek api. Selanjutnya serpih dipanaskan pelan-pelan dalam tabung reaksi
yang berisi campuran larutan hidrogen peroksida dan asam asetat glasial dengan perbandingan 1 : 1 vv. Serat yang sudah terpisah dicuci bersih dengan air mengalir
dari kran lalu diwarnai dengan safranin. Serat yang sudah diwarnai dimuat dalam gelas obyek yang terlebih dahulu sudah ditetesi gliserin. Seratnya disebarkan merata
lalu ditutup dengan gelas penutup, kemudian preparat siap untuk diamati dibawah mikroskop. Parameter pengamatan untuk dimensi serat adalah panjang serat, diameter
serat, diameter lumen, dan tebal dinding sel yang akan digunakan untuk mendapatkan nilai turunan dimensi serat yaitu bilangan Runkell, daya tenun, perbandingan
Muhlsteph, koefisien kekakuan dan perbandingan fleksibilitas. Masing-masing nilai turunan tersebut dihitung menurut rumus-rumus tertentu Silitonga et al, 1972.
5
C. Analisis Data