Analisis Tingkat Pendapatan Supir Taksi di Kota Medan (Studi Komparatif: Sebelum dan Sesudah Bandara Pindah)

(1)

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

ANALISIS TINGKAT PENDAPATAN SUPIR TAKSI DI KOTA MEDAN (studi komparatif: sebelum dan sesudah bandara pindah)

No. Responden : ....

Kepada Yth : Supir Taksi Bandara Internasional Kualanamu

Saya mohon kesediaan Bapak/ Ibu, Saudara/ Saudari untuk mengisi daftar kuesioner yang diberikan. Informasi yang Anda berikan merupakan bantuan yang sangat berarti dalam menyelesaikan penelitian ini. Atas bantuan dan perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

I. Identitas Responden

1. Nama : ... 2. Umur : ... tahun 3. Pendidikan : ... 4. Pengalaman Kerja : ... tahun 5. Jumlah anggota keluarga : ... orang 6. Nama perusahaan : ... II. Sebelum Perpindahan Bandara

1. Berapa jumlah keberangkatan yang Saudara lakukan dalam setiap bulannya ?

 Pergi : ...

 Pulang : ...


(2)

2. Berapa rata-rata jumlah penumpang dalam setiap bulannya ? Sebanyak ... orang.

3. Berapa rata-rata pendapatan yang Saudara terima setiap bulannya ? Rp. ...

III. Sesudah Perpindahan Bandara

1. Berapa jumlah keberangkatan yang Saudara lakukan dalam setiap bulannya ?

 Pergi : ...

 Pulang : ...

 Total : ...

2. Berapa rata-rata jumlah penumpang dalam setiap bulannya ? Sebanyak ... orang.

3. Berapa rata-rata pendapatan yang Saudara terima setiap bulannya ? Rp. ...

4. Bagaimana jumlah permintaan sekarang ini, bila di bandingkan dengan sebelum perpindahan bandara ?


(3)

Lampiran 2. Output Paired Sample T-test T-Test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1 sebelum pindah 4528333.33 30 1162983.925 212330.843

sesudah pindah 1733333.33 30 568320.777 103760.703

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig. Pair 1 sebelum pindah & sesudah

pindah

30 .368 .045

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 sebelum pindah -

sesudah pindah


(4)

Lampiran 3. Daftar Distribusi Jawaban Responden

No. Tingkat Pendapatan

Sebelum Bandara Pindah Sesudah Bandara Pindah

1. 6000000 3000000

2. 3000000 1000000

3. 6000000 3000000

4. 6000000 1500000

5. 3500000 1500000

6. 6000000 1000000

7. 6000000 1000000

8. 5000000 2000000

9. 6000000 2000000

10. 6000000 3000000

11. 3600000 1500000

12. 3000000 1500000

13. 5250000 1500000

14. 5250000 1500000

15. 5250000 1500000

16. 5000000 1500000

17. 5000000 1500000

18. 4000000 1500000

19. 3000000 1500000

20. 5000000 1500000

21. 3500000 2000000

22. 4000000 2500000

23. 5000000 2000000

24. 2000000 1500000

25. 5000000 2500000

26. 4000000 1500000

27. 3000000 1000000

28. 3500000 1500000

29. 4000000 2000000


(5)

DAFTAR PUSTAKA Buku :

Erlina. 2008. Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Kedua. Medan. USU Press. Jhingan, M.L. 2008. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Edisi

Keenambelas. Jakarta. Penerbit Raja Grafindo Persada.

Kamaluddin, Rustian. 2003. Ekonomi Transportasi (karakteristik, teori dan kebijakan). Jakarta. Penerbit Ghalia Indonesia.

Nasution, M. Nur. 2004. Manajemen Transportasi. Jakarta. Penerbit Ghalia Indonesia.

Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta. Penerbit Ghalia Indonesia.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan kesembilan. Bandung. CV Alfabeta.

Sukirno, Sadono. 2006. Makro Ekonomi Teori Pengantar, Edisi Ketiga. Jakarta. Penerbit Raja Grafindo Persada.

Sukirno, Sadono. 2008. Mikro Ekonomi Teori Pengantar, Edisi Ketiga. Jakarta. Penerbit Raja Grafindo Persada.

Todaro, Michael P. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Edisi Ketujuh. Jakarta. Penerbit Erlangga.

Warpani, Suwardjoko P. 2002. Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Bandung. Penerbit ITB.

Jurnal dan Internet :

Lase, John Ester. 2011. Dampak Keberadaan Kampus Universitas Sumatera Utara Terhadap Pendapatan Usaha Kecil dan Warung Serta Pola Ruang di Wilayah Sekitarnya. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Rahayu, Sri Endang. 2014. Studi Komparatif Perubahan Pendapatan Usaha Warung Tradisional Sebelum dan Sesudah Adanya Warung Retail Modern di Kecamatan Medan Timur. Fakultas Manajemen dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.


(6)

Runa, M.Taufik. 2013. Analisis Pendapatan Usahatani Kol Sebelum dan Sesudah Adanya Peningkatan Jalan Ruas Palolo-Napu di Desa Bumi Banyusari Kecamatan Lore Utara Kabupaten Poso. Program Studi Magister Pembangunan Wilayah Pedesaan Pascasarjana Universitas Tadulako. Ummi, Nurfadillah. 2010. Perbandingan Profitabilitas Sebelum dan Sesudah

Penerapan Program Corporate Social Responsibilities (Studi Kasus pada PT. Pelabuhan Indonesia I Medan). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Yadiati, Winwin. 2009. Perbandingan Tingkat Pendapatan Dari Perusahaan Perusahaan Pasangan Usaha Sebelum dan Sesudah Didanai Oleh Modal Ventura. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran.

http://hariansib.co/mobile/?open=content&id=5 (diakses tanggal 29 Oktober 2015).

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Bandar_Udara_Internasional_Kualanamu (diakses tanggal 29 Oktober 2015).

http://bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1200 (diakses tanggal 29 Oktober 2015). http://bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1213 (diakses tanggal 29 Oktober 2015). http://deliserdangkab.go.id/statis-5-petadeliserdang.html#!prettyPhoto/-1/ (diakses

tanggal 17 Desember 2015).

http://www.angkasapura2.co.id/id/tentang/sejarah (diakses tanggal 17 Desember 2015).


(7)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian yang bersifat komparatif. Menurut Nazir (2003 : 58), “penelitian komparatif adalah jenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab akibat, dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu.

Sudjud dalam Arikunto (2002 : 236) menyatakan bahwa :

“penelitian komparatif akan dapat menemukan persamaan-persamaan dan perbedaan tentang benda-benda, tentang orang, tentang prosedur, kerja, tentang ide-ide, kritik terhadap orang, kelompok terhadap suatu ide atau suatu prosedur kerja. Dapat juga membandingkan kesamaan pandangan dan perubahan-perubahan pandangan orang, grup atau negara, terhadap kasus, terhadap orang, peristiwa atau terhadap ide-ide.”

Dari kedua pendapat di atas, maka dapat diketahui bahwa penelitian komparatif adalah penelitian yang membandingkan tentang orang, benda dan hal lain dengan cara menganalisis persamaan dan perbedaan yang ada dari objek/subjek yang diteliti. Penelitian ini menggunakan proses kualitatif sehingga untuk, menganalisis datanya dilakukan dengan instrumen penelitian.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada supir taksi di Kota Medan yang beroperasi di wilayah sekitar Bandara Kuala Namu, yang berlokasi di Jl. Bandara Internasional


(8)

Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan November 2015 sampai dengan Desember 2015.

3.3 Definisi Operasional

Sesuai dengan judul penelitian ini, yaitu “Analisis Tingkat Pendapatan Supir Taksi di Kota Medan (studi komparatif: sebelum dan sesudah bandara pindah)”, maka terdapat 2 macam variabel yang digunakan dalam penelitian dan definisinya adalah sebagai berikut:

1. Pendapatan bersih supir taksi sebelum bandara pindah adalah jumlah uang yang diterima oleh supir taksi setiap bulannya setelah dikurang dengan setoran dan bahan bakar minyak sewaktu beroperasi di Bandara Polonia yang berada di Kota Medan.

2. Pendapatan bersih supir taksi sesudah bandara pindah adalah jumlah uang yang diterima oleh supir taksi yang beroperasi di wilayah sekitar Bandara Kualanamu yang berada di Kabupaten Deli Serdang setiap bulannya setelah dikurang dengan setoran dan bahan bakar minyak..

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian 3.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2003), populasi merupakan keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah supir taksi yang beroperasi di sekitar wilayah Bandara Kualanamu dan sebelumnya beroperasi di Bandara Polonia. Jumlah populasi yang dijadikan barometer dalam penelitian ini yaitu berjumlah 168 orang supir taksi Bandara Kualanamu yang sebelumnya beroperasi di Bandara Polonia.


(9)

3.4.2 Sampel

Penggunaan sampel bertujuan agar peneliti mudah memperoleh data yang dapat mencerminkan keadaan populasi dengan pertimbangan biaya lebih murah dan waktu penelitian lebih cepat. Populasi homogen yaitu keseluruhan individu yang menjadi anggota populasi memiliki sifat-sifat yang relatif sama antara yang satu dengan yang lain dan mempunyai ciri tidak terdapat perbedaan hasil tes dari jumlah tes populasi yang berbeda. Populasi yang homogen cenderung memudahkan penarikan sampel dan semakin homogen populasi maka memungkinkan penggunaan sampel penelitian yang kecil.

Penetapan ukuran sampel di dasarkan atas pertimbangan Roscoe dalam Sugiyono (2003) yang menyatakan ukuran sampel yang layak digunakan dalam penelitian sosial adalah antara 30 sampai 500 sampel. Diasumsikan bahwa latar belakang sosial ekonomi supir taksi relatif homogen. Maka jumlah sampel yang akan di ambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 sampel. Jumlah sampel tersebut telah dapat mewakili seluruh populasi di lokasi penelitian mengingat kecilnya luasan wilayah penelitian.

Penentuaan jumlah sampel penelitian menggunakan teknik pengambilan sampel secara teknik sampel random sampling, yaitu suatu tipe sampling probabilitas. Teknik ini sangat populer dan banyak dianjurkan penggunaannya dalam proses penelitian. Pada teknik acak ini, secara teoritis, semua anggota dalam populasi mempunyai probabilitas atau kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini merupakan teknik yang paling objektif, dibandingkan dengan teknik-teknik sampling yang lain.


(10)

3.5 Jenis dan Sumber Data

Data penelitian adalah data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik. Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah:

1. Data primer

Data primer adalah data yang dihimpun secara langsung dari sumbernya dan diolah sendiri oleh lembaga bersangkutan untuk dimanfaatkan (Ruslan,2006:138). Data primer diperoleh dengan cara memberikan kuesioner kepada supir taksi di Kota Medan yang beroperasi di wilayah sekitar Bandara Kuala Namu.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data peneitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (dihasilkan pihak lain) atau digunakan oleh lembaga lainnya yang bukan merupakan pengolahnya, tetapi dimanfaatkan dalam suatu penelitian tertentu (Ruslan, 2006:138). Seperti buku-buku pendukung, jurnal, penelusuran internet dan lainnya.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data diperlukan untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya.


(11)

1. Kuesioner

Memberikan daftar pertanyaan atau pernyataan kepada supir taksi di Kota Medan yang beroperasi di wilayah sekitar Bandara Kualanamu yang telah ditetapkan sebagai sampel atau responden penelitian.

2. Studi dokumentasi

Dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari data-data yang diperoleh dari berbagai macam buku pendukung, jurnal dan informasi dari internet yang berhubungan dengan penelitian.

3.7 Metode Analisis Data

Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan data, mengklasifikasikannya, menganalisanya serta menginterprestasikan sehingga mendapat gambaran yang lebih relevan dari objek-objek yang diteliti. Metode deskriptif ini adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (John Ester Lase, 2011:50). Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan yang sedang berlaku dan pengaruh-pengaruh suatu fenomena.

Data yang nanti diperoleh dari penelitian di lapangan, selanjutnya diolah dan dianalisis sebagai berikut:


(12)

1. Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan jumlah pendapatan supir taksi yang beroperasi di wilayah sekitar Bandara Kualanamu maka dilakukan dengan analisis statistik deskriptif (uji parametrik) melalui survei langsung kepada responden di lokasi penelitian dengan menggunakan kuisioner. Dan kemudian mengkaji keterkaitan antara hasil analisis tersebut dengan perpindahan bandara ke Kualanamu secara deskriptif.

Pembuktian hipotesis ini menggunakan analisis statistik deskriptif dengan metode Pengujian Sampel Berpasangan (Paired sample T-test), yaitu untuk menguji ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang berpasangan (berhubungan). Dengan demikian maka pada penelitian ini pembuktian hipotesis dilakukan dengan pengujian terhadap tingkat pendapatan supir taksi pada saat beropersi di Bandara Polonia dan tingkat pendapatan supir taksi pada saat beroperasi di Bandara Kualanamu. Metode ini dapat digunakan denga rumus di bawah ini (Sugiyono, 2007):

Rumus:

̅̅̅ ̅̅̅

Ho = Tidak terdapat perbedaan tingkat pendapatan supir taksi pada saat sebelum dan sesudah perpindahan bandara.

Ha = Terdapat perbedaan tingkat pendapatan supir taksi pada saat sebelum dan sesudah perpindahan bandara.


(13)

Dasar pengambilan keputusan pada Uji Sampel Berpasangan (paired sample T-test) bisa diperoleh dengan menggunakan t hitung dengan melakukan uji 2 sisi dengan Tingkat signifikansi (α) adalah 5%. Sedangkan t tabel (tabel distribusi t) dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% dengan derajat kebebasan (df) n-1 atau 30 – 1 = 29. Adapun kriteria pengujian:

Ho diterima jika : -t tabel ≤ t hitung ≥ t tabel

Ho ditolak jika : -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel Berdasar Probabilitas maka:

Ho diterima jika : P value > 0,05 Ho ditolak jika : P value < 0,05

Selanjutnya pengolahan data untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan program komputer SPSS versi 17.


(14)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Bandar Udara Internasional Kualanamu

Bandar Udara Internasional Kualanamu adalah Bandar Udara yang terletak di Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Bandara ini terletak 39 km dari kota Medan. Bandara ini adalah Bandara terbesar kedua di Indonesia setelah Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. Lokasi Bandara ini dulunya bekas areal perkebunan PT Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa yang terletak di Kecamatan Beringin, Deli Serdang, Sumatera Utara. Pembangunan Bandara ini dilakukan untuk menggantikan Bandar Udara Internasional Polonia yang sudah berusia 85 tahun. Bandara Kualanamu diharapkan dapat menjadi Hub Airport yaitu pangkalan transit internasional untuk kawasan Sumatera dan sekitarnya dan Aerocity yaitu kawasan perkotaan yang saling memberikan nilai tambah antara bandara dan masyarakat kota disekitarnya.

Selain itu, adanya kebijakan untuk melakukan pembangunan Bandara Internasional Kualanamu adalah karena keberadaan Bandar Udara Internasional Polonia di tengah kota Medan yang mengalami keterbatasan Operasional dan sulit untuk dapat dikembangkan serta kondisi fasilitas yang tersedia di Bandar Udara Polonia sudah tidak mampu lagi menampung kebutuhan pelayanan angkutan udara yang cenderung terus meningkat.


(15)

4.1.1. Sejarah dan Latar Belakang Pembangunan Bandar Udara Internasional Kualanamu

Pada tahun 1992 Direktorat Jenderal Perhubungan Udara melakukan studi pemilihan lokasi Bandar Udara Baru sebagai pengganti Bandar Udara Polonia, dimana terdapat 6 (enam) alternatif lokasi di Propinsi Sumatera Utara yang berada di kawasan Kualanamu, Pantai Cermin & Hamparan Perak (masing-masing dua lokasi). Adapun 6 (enam) kriteria yang menjadi perhatian Direktorat Jendral Perhubungan Udara adalah sebagai berikut:

a. Rencana tata ruang wilayah b. Pertumbuhan ekonomi

c. Kelayakan ekonomis, teknis, operasional, lingkungan dan usaha angkutan udara d. Keamanan dan keselamatan penerbangan

e. Keterpaduan intra dan antar moda f. Pertahanan keamanan negara

Dari keenam kriteria tersebut terpilih 2 (dua) alternatif lokasi Bandar Udara baru sebagai pengganti Bandar Udara Polonia yaitu di kawasan Kualanamu dan Pantai Cermin (masing-masing satu lokasi). Lalu ditahun 1994 dilakukan studi pembuatan Master Plan & Basic Design Bandar Udara Baru sebagai pengganti Bandar Udara Polonia oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara terhadap 2 alternatif lokasi terpilih yaitu di kawasan Kualanamu & Pantai Cermin (masing-masing satu lokasi). Ditahun selanjutnya ditetapkan lokasi Bandar Udara Baru di Kualanamu sebagai pengganti Bandar Udara Polonia melalui Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 41 Tahun 1995 pada 21 September 1995 yang


(16)

kemudian disempurnakan dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 66 Tahun 1996 pada 6 Nopember 1996.

Pada tahun 1996 dimulainya proses pembebasan lahan lokasi Bandar Udara Baru Kualanamu seluas 1.365 Ha oleh PT. Angkasa Pura II (Persero) selaku BUMN penyelengara bandar umum dan tahun 1997 dilakukan studi Review Master Plan & Basic Design Fasilitas Sisi Darat Bandar Udara Baru Kualanamu oleh PT. Angkasa Pura II (Persero). Pencanangan membangun Bandara Baru Kualanamu dengan sistem Ruislag (tukar guling dengan Bandar Udara Polonia), pada saat itu sudah ada investor yang berminat yaitu konsorsium PT. Citra Lamtoro Gung Persada. Terkait terjadinya krisis ekonomi pada era pemerintahan Orde Baru, maka status pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu “Ditangguhkan Pelaksanaannya” melalui KEPPRES Nomor 39 Tahun 1997 pada tanggal 20 September 1997. Kemudian terjadi perubahan status pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu untuk diteruskan pelaksanaannya melalui KEPPRES Nomor 47 Tahun 1997 pada tanggal 1 Nopember 1997. Pada 1998 kembali terjadi perubahan status pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu “Untuk Ditangguhkan Pelaksanaannya” melalui KEPPRES Nomor 5 Tahun 1998 pada tanggal 10 Januari 1998. Namun pada tahun 2002 Diterbitkan KEPPRES Nomor 15 Tahun 2002 tentang Pencabutan KEPPRES Nomor 39 Tahun 1997 dengan mengintruksikan kepada Kementrian terkait untuk melakukan penilaian kelayakan penerusan proyek-proyek yang ditangguhkan pelaksanaannya (termasuk proyek pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu) pada tanggal 22 Maret 2002.


(17)

Selanjutnya Kementrian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara melakukan pengkajian ulang yang didasarkan pada tingkat kebutuhan, ketersediaan dana dan kriteria/karakteristik khusus proyek dan dinyatakan pembangunan Bandar Udara baru di Kualanamu layak untuk diteruskan pelaksanaanya. Atas persetujuan Presiden RI pada Era Reformasi, Menteri Perhubungan menetapkan pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu dapat diteruskan pelaksanaanya dengan pola pendanan dari BLN (Bantuan Luar Negeri), namun kebijakan pemerintah pada Era Indonesia Bersatu menyetujui pendanaan dari APBN dan Sharing dengan PT.Angkasa Pura II (Persero) selaku BUMN penyelenggara Bandar Udara umum.

Pada tahun 2003 dilakukan Pembuatan Detail Engineering Design pembangunan Bandar Udara Kualanamu oleh Dirjen Perhubungan Udara dan PT. Angkasa Pura II (Persero) dan tahun 2006 peletakan batu pertama sebagai awal dimulainya pelaksanaan pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu oleh Wakil Presiden RI M. Jusuf Kalla. Adanya Penetapan Rencana Induk Bandar Udara Baru Kualanamu dengan Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 30 Tahun 2007 tanggal 16 Juli 2007 dan perubahannya dengan Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 61 Tahun 2007 tepatnya pada tanggal (29 November 2007 ). Penetapan KKOP (Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan) Bandar Udara Baru Kualanamu dengan Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 57 Tahun 2007 pada tanggal 2 Nopember 2007.

Tahun 2008 pelaksanaan pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu sampai dapat diselesaikan sesuai target pengoperasian bandar udara yang telah


(18)

ditetapkan pemerintah. Tanggal 25 juli 2013 Bandar Udara Polonia resmi di dipindahkan dan mulailah pengoperasian Bandar Udara Internasional Kualanamu. Pada akhirnya Bandar Udara Internasional Kualanamu di resmikan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada Tanggal 27 Maret 2014.

Peta Bandar Udara Internasional Kualanamu

Sumber: http://www.deliserdangkab.go.id/ statis -5- petadeliserdang.html Gambar 4.1


(19)

4.1.2. Visi dan Misi Bandar Udara Internasional Kualanamu

Bandar Udara Internasional Kualanamu yang merupakan pengganti dari Bandar Udara Polonia yang sudah kelebihan kuota penumpang dan lokasi yang terdapat di tengah Kota Medan akan menjadi bandar udara yang jauh lebih baik melalui visi dan misinya, adapun visi dan misi Bandar Udara Internasional Kualanamu adalah sebagai berikut :

Visi Bandar Udara Internasional Kualanamu yaitu : “Menjadi bandar udara Hub Port dan Aerocity” Misi Bandar Udara Internasional Kualanamu yaitu :

1. Mengelola jasa bandar udara kelas dunia dengan mengutamakan tingkat keselamatan, keamanan, dan kenyamanan untuk meningkatkan kepuasan penumpang.

2. Konektivitas yang tinggi (memudahkan penumpang untuk terhubung dengan penerbangan selanjutnya dengan berbagai maskapai dalam hari yang sama).

3. Kapasitas bandar udara yang mampu menangani volume inbound-outbound dan traffic transit yang tinggi.

4. Fasilitas bandar udara yang bersih, nyaman dan menyenangkan untuk transit.

5. Mengembangkan Sumber Daya Manusia dan budaya perusahaan yang berkinerja tinggi dengan menerapkan sistem manajemen kelas dunia.


(20)

6. Menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan mitra usaha dan mitra kerja serta mengembangkan secara sinergis dalam pengelolaan jasa bandar udara.

7. Memberikan nilai tambah yang optimal bagi masyrakat dan lingkungan. 4.1.3. Struktur Organisasi Bandar Udara Internasional Kualanamu

Bandar Udara Internasional Kualanamu memiliki struktur organisasi dengan fungsi dan tugas pokok yang berbeda-beda. Adapun fungsi dan tugas pokok setiap bidang adalah sebagai berikut :

1. General Manager

Fungsi : Pengelolaan, pengarahan, dan pengendalian seluruh kegiatan penyelenggaraan usaha dan pelayanan jasa kebandarudaraan serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya dalam menunjang pelaksanaan usaha perusahaan dan pengembangan strategi Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

Tugas Pokok :

a. Menyelenggarakan dan mengendalikan kegiatan Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu untuk menunjang strategi bisnis dan kegiatan operasional Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

b. Menyusun kegiatan dan evaluasi program pada Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu mengenai penyelenggaraan usaha dan pelayanan jasa kebandarudaraan serta


(21)

optimalisasi pemanfaatan sumber daya di Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

c. Menyusun sistem dan prosedur serta pembinaan kegiatan pengelolaan, pengarahan, dan pengendalian kegiatan penyelenggaraan usaha dan pelayanan jasa kebandarudaraan pada Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

d. Melakukan pengendalian dan pengurusan aset perusahaan yang digunakan Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu. e. Melakukan perumusan, penetapan dan pelaksanaan kebijakan di Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu berikut kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan kebijakan dan petunjuk yang telah ditetapkan oleh Direksi.

f. Mengendalikan ketertiban wilayah kerja Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu dalam menunjang keamanan dan keselamatan penerbangan.

g. Menyusun laporan pertanggungjawaban dan perhitungan hasil kegiatan usaha menurut cara dan waktu yang telah ditetapkan oleh Direksi.

h. Memantau, mengevaluasi, dan melaporkan pencapaian kinerja kepada Direksi secara periodik.

i. Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan.


(22)

Fungsi : Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengkoordinasian fungsi pelelangan yang meliputi kegiatan seleksi untuk pengadaan barang dan jasa di Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

Tugas Pokok:

a. Bertanggung jawab atas penyusunan program, sistem, prosedur, pelaksanaan, dan pemastian tercapainya program Divisi Pelelangan yang telah ditetapkan dalam RKA.

b. Mengelola pelaksanaan kegiatan Divisi Pelelangan Kantor Cabang terkait seleksi untuk pengadaan barang dan jasa.

c. Melakukan pengkajian dan mengusulkan perbaikan pelaksanaan program, sistem dan prosedur Divisi Pelelangan kepada pihak terkait.

d. Melaporkan pencapaian kinerja Divisi Pelelangan kepada General Manager secara periodik.

e. Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan.

3. Manager Pengembangan Teknologi Informasi & Komunikasi

Fungsi : Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengkoordinasian fungsi pengembangan teknologi komunikasi dan informasi pada wilayah kerja Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

Tugas Pokok :

a. Bertanggung jawab atas penyusunan program, sistem, prosedur, pelaksanaan, dan pemastian tercapainya program Divisi


(23)

Pengembangan Teknologi Informasi & Komunikasi yang telah ditetapkan dalam RKA.

b. Mengelola pelaksanaan kegiatan Divisi Pengembangan Teknologi Informasi & Komunikasi di wilayah Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

c. Melakukan implementasi rencana pengembangan sarana dan prasana teknologi informasi dan komunikasi.

d. Mengelola usulan perbaikan program, sistem, dan prosedur kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsí pengembang teknologi informasi dan komunikasi di wilayah Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

e. Melaporkan pencapaian kinerja Divisi Pengembangan Teknologi Informasi & Komunikasi kepada General Manager secara periodik. f. Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai

kebutuhan perusahaan. 4. Manager Hukum

Fungsi : Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengkoordinasian fungsi hukum yang meliputi kegiatan :

a) Peraturan dan bantuan hukum. b) Perjanjian kerja sama.

c) Perjanjian pengadaan barang dan jasa. Tugas Pokok :


(24)

a. Bertanggung jawab atas penyusunan program, sistem, prosedur, pelaksanaan, dan pemastian tercapainya program Divisi Hukum yang telah ditetapkan dalam RKA.

b. Mengelola pelaksanaan kegiatan Divisi Hukum Kantor Cabang terkait bantuan hukum, perjanjian kerja sama serta perjanjian pengadaan barang dan jasa.

c. Melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap terkait kegiatan penyusunan dan penelahaan peraturan, dokumentasi hukum, pemberian advokasi, penyelesaian / tindak lanjut permasalahan hukum, penyiapan draft perjanjian kerjasama komersial, draft perjanjian pengadaan barang, pemborongan dan jasa lain

d. Melakukan pengkajian dan mengusulkan perbaikan pelaksanaan program, sistem dan prosedur Divisi Hukum kepada pihak terkait. e. Melaporkan pencapaian kinerja unit hukum kepada General

Manager secara periodik.

f. Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan.

5. Manager Humas dan Protokoler

Fungsi : Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengkoordinasian fungsi humas yang meliputi kegiatan :

a) Humas. b) Protokoler. Tugas Pokok :


(25)

a. Bertanggung jawab atas penyusunan program, sistem, prosedur, pelaksanaan, dan pemastian tercapainya program Divisi Humas dan Protokoler yang telah ditetapkan dalam RKAP.

b. Mengelola pelaksanaan kegiatan Divisi Humas dan Protokoler Kantor Cabang terkait kegiatan kehumasan dan keprotokoleran. c. Melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap terkait kegiatan

membina hubungan dengan media massa ataui instansi luar, dokumentasi kegiatan KNO, pencitraan KNO, publikasi, press release, media internal, duta bandar udara, hubungan dengan komunitas sekitar bandara, keprotokoleran, pengurusan dan pelayanan akomodasi tamu KNO, pengurusan kunjungan kerja dari cabang lain dan dari instansi lain.

d. Mengawasi dan mengendalikan program kerja humas terkait produk pencitraan Kantor Cabang antara lain content Website, penyelenggaraan pameran, majalah internal, spanduk, banner dan lain-lain.

e. Melakukan pengkajian dan mengusulkan perbaikan pelaksanaan program, sistem dan prosedur Divisi Humas dan Protokoler kepada pihak terkait.

f. Melaporkan pencapaian kinerja Divisi Humas dan Protokoler kepada General Manager secara periodik.

g. Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan.


(26)

6. Manager Perencanaan dan Manager Kinerja

Fungsi : Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengkoordinasian fungsi Perencanaan & Managemen Kinerja yang meliputi kegiatan :

a) Pengolahan dan analisis data statistik penerbangan, penumpang, dan moda transportasi darat.

b) Perencanaan pengembangan Bandar Udara Internasional Kualanamu.

c) Monitoring dan akselarasi pencapaian target-target program investasi.

d) Pengembangan kinerja komersial.

e) Pengelolaan kegiatan inovasi Kantor Cabang Bandar Udara Kualanamu.

Tugas Pokok :

a. Bertanggung jawab atas penyusunan program, sistem, prosedur, pelaksanaan, dan pemastian tercapainya program Divisi Perencanaan & Managemen Kinerja yang telah ditetapkan dalam RKA.

b. Mengelola pelaksanaan kegiatan Divisi Perencanaan & Managemen Kinerja di wilayah Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

c. Melakukan pengolahan dan analisis data statistik yang telah dikompilasi oleh Divisi Pelayanan Bandar Udara untuk kebutuhan Kantor Cabang dan Perusahaan.


(27)

d. Mengelola dan menyusun kegiatan inovasi di Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

e. Mengawasi dan melakukan akselarasi pencapaian target-target program investasi dan KPI Kantor Cabang.

f. Mengelola usulan perbaikan program, sistem, dan prosedur kepada managemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsí perencanaan dan managemen kinerja di wilayah Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

g. Melaporkan pencapaian kinerja Divisi Perencanaan & Manajemen Kinerja kepada General Manager secara periodik.

h. Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan.

7. Deputi Bidang Operasi dan Teknik

Fungsi : Pengelolaan, pengarahan, dan pengendalian pada bidang operasi dan teknik mengenai penyelenggaraan usaha dan pelayanan jasa kebandarudaraan serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya dalam menunjang pelaksanaan usaha perusahaan dan pengembangan strategi Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

Tugas Pokok :

a. Menyelenggarakan kegiatan bidang operasi dan teknik yang terkait fungsi-fungsi pelayanan bandar udara, pengamanan, PKP-PK, fasilitas elektronika dan teknologi informasi, fasilitas LMP,


(28)

infrastruktur bandara serta risk and safety management secara sistematis dan mampu bersinergi dengan baik.

b. Menyusun kegiatan dan evaluasi program fungsi bidang operasi dan teknik mengenai penyelenggaraan usaha dan pelayanan jasa kebandarudaraan serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya di Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

c. Membantu General Manager dalam menyusun sistem dan prosedur serta pembinaan kegiatan pengelolaan, pengarahan, dan pengendalian pada bidang operasi dan teknik.

d. Membantu General Manager dalam mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Divisi Pelayanan Bandar Udara, Pengamanan, PKP-PK, Fasilitas Elektronika & Teknologi Informasi, Fasilitas LMP, Infrastruktur Bandara serta Risk & Safety Management. e. Melakukan penelaahan data dalam rangka perumusan kebijakan

pengelolaan Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu pada bidang operasi dan teknik.

f. Memantau, mengevaluasi, dan melaporkan pencapaian kinerja pada bidang operasi dan teknik kepada General Manager secara periodik.

g. Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan.


(29)

Fungsi : Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengkoordinasian fungsi pelayanan bandar udara di seluruh wilayah Bandar Udara Internasional Kualanamu yang meliputi :

a) Pelayanan pelanggan. b) Operasi sisi udara.

c) Operasi sisi darat dan terminal. Tugas Pokok :

a. Bertanggung jawab atas penyusunan program, sistem, prosedur, pelaksanaan, dan pemastian tercapainya program Divisi Pelayanan bandar udara yang telah ditetapkan dalam RKA.

b. Mengelola pelaksanaan kegiatan Divisi Pelayanan Bandara terkait kegiatan operasi pada sisi darat, sisi udara, dan terminal serta pelayanan pelanggan di Bandar Udara Internasional Kualanamu. c. Mengkoordinasikan penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi

program kerja Divisi Pelayanan Bandara Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

d. Mengelola kegiatan validasi dan evaluasi STKP dan rating seluruh fungsi pelayanan bandara di Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

e. Mengelola usulan perbaikan program, sistem, dan prosedur kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsí pelayanan bandar udara di wilayah Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.


(30)

f. Melaporkan pencapaian kinerja Divisi Pelayanan Bandara kepada Deputi Bidang Operasi & Teknik secara periodik.

g. Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan.

9. Manager Pengamanan

Fungsi : Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengkoordinasian fungsi pengamanan di seluruh wilayah Bandar Udara Internasional Kualanamu yang meliputi :

a) Pengamanan penerbangan. b) Pengamanan umum.

c) Pengendalian kualitas pengamanan dan CCTV. Tugas Pokok :

a. Bertanggung jawab atas penyusunan program, sistem, prosedur, pelaksanaan, dan pemastian tercapainya program Divisi Pengamanan yang telah ditetapkan dalam RKA.

b. Mengelola Melaksanakan kegiatan Divisi Pengamanan terkait kegiatan keamanan dan keselamatan penerbangan di wilayah Bandar Udara Internasional Kualanamu.

c. Mengkoordinasikan penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi program kerja Divisi Pengamanan Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.


(31)

d. Mengelola kegiatan validasi dan evaluasi STKP dan rating seluruh fungsi pengamanan di Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

e. Mengelola usulan perbaikan program, sistem, dan prosedur kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsí pengamanan di wilayah Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

f. Melaporkan pencapaian kinerja Divisi Pengamanan kepada Deputi Bidang Operasi & Teknik secara periodik.

g. Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan.

10.Manager Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK)

Fungsi : Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengkoordinasian fungsi PKP-PK yang meliputi kegiatan :

a) Operasional dan pemeliharaan fasilitas PKP-PK. b) Pengendalian kualitas PKP-PK dan pelatihan. Tugas Pokok :

a. Bertanggung jawab atas penyusunan program, sistem, prosedur, pelaksanaan, dan pemastian tercapainya program Divisi PKP-PK yang telah ditetapkan dalam RKA.

b. Mengelola pelaksanaan kegiatan divisi PKP-PK terkait pemberian pertolongan kecelakaan penerbangan dan pemadaman kebakaran,


(32)

pemeliharaan peralatan PKP-PK, proses salvage, pengendalian kualitas PKP-PK dan pelatihan personil PKP-PK.

c. Mengelola kegiatan validasi dan evaluasi STKP dan rating personil fungsi PKP-PK di Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

d. Mengelola usulan perbaikan program, sistem, dan prosedur kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsí PKP-PK di wilayah Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

e. Melaporkan pencapaian kinerja Divisi PKP-PK kepada Deputi Bidang Operasi & Teknik secara periodik.

f. Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan.

11.Manager Infrastruktur Bandar Udara

Fungsi : Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengkoordinasian fungsi infrastruktur bandara di seluruh wilayah Bandar Udara Internasional Kualanamu yang meliputi pemeliharaan seperti:

a) Bangunan terminal. b) Bangunan non terminal. c) Aksesibilitas dan landasan. d) Lingkungan.


(33)

a. Bertanggung jawab atas penyusunan program, sistem, prosedur, pelaksanaan, dan pemastian tercapainya program Divisi Infrastruktur Bandar Udara yang telah ditetapkan dalam RKA. b. Mengelola pelaksanaan kegiatan Divisi Infrastruktur Bandar Udara

mengenai kegiatan pemeliharaan infrastruktur terkait bangunan terminal dan non terminal, aksesibilitas dan landasan, serta lingkungan di wilayah Bandar Udara Internasional Kualanamu. c. Mengkoordinasikan penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi

program kerja Divisi Infrastruktur Bandar Udara Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

d. Mengelola kegiatan validasi dan evaluasi STKP dan rating serta pengajuan TCC personil seluruh fungsi infrastruktur bandar udara di Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

e. Mengawasi kegiatan pemeliharaan fasilitas infrastruktur bandar udara agar dapat berfungsi dengan baik.

f. Mengelola jadwal pemeliharaan dan perbaikan infrastruktur bandar udara secara berkala.

g. Mengelola usulan perbaikan program, sistem, dan prosedur kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsí infrastruktur bandar udara di wilayah Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

h. Melaporkan pencapaian kinerja Divisi Infrastruktur bandar udara kepada Deputi Bidang Operasi & Teknik secara periodik.


(34)

i. Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan.

12.Manager Fasilitas Listrik, Mekanikal dan Peralatan

Fungsi : Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengkoordinasian fungsi fasilitas listrik, mekanikal, & peralatan di seluruh wilayah Bandar Udara Internasional Kualanamu yang meliputi :

a) Energi dan catu daya. b) Fasilitas listrik bandara. c) Fasilitas mekanikal. d) Fasilitas peralatan. Tugas Pokok :

a. Bertanggung jawab atas penyusunan program, sistem, prosedur, pelaksanaan, dan pemastian tercapainya program Divisi Fasilitas Listrik, Mekanikal, & Peralatan yang telah ditetapkan dalam RKA. b. Mengelola pelaksanaan kegiatan Divisi Fasilitas Listrik, Mekanikal, & Peralatan terkait kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas listrik, mekanikal, dan peralatan di wilayah Bandar Udara Internasional Kualanamu.

c. Mengkoordinasikan penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi program kerja Divisi Fasilitas Listrik, Mekanikal, & Peralatan Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

d. Mengelola kegiatan validasi dan evaluasi STKP dan rating serta pengajuan TCC personil seluruh fungsi fasilitas listrik, mekanikal,


(35)

dan peralatan di Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

e. Mengawasi kegiatan pemeliharaan fasilitas listrik, mekanikal, dan peralatan agar dapat berfungsi dengan baik.

f. Mengelola jadwal pemeliharaan dan perbaikan fasilitas listrik, mekanikal, dan peralatan secara berkala.

13.Manager Fasilitas Elektronika dan Teknologi Informatika

Fungsi : Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengkoordinasian fungsi fasilitas elektronika dan teknologi informasi di seluruh wilayah Bandar Udara Internasional Kualanamu yang meliputi :

a) Elektronika bandar udara. b) Fasilitas data dan informasi. c) Infrastruktur dan jaringan.

d) Teknologi informasi perkantoran. e) Baggage Handling System (BHS). TugasPokok :

a. Bertanggung jawab atas penyusunan program, sistem, prosedur, pelaksanaan, dan pemastian tercapainya program Divisi Fasilitas Elektronika & Teknologi Informasi yang telah ditetapkan dalam RKA.

b. Mengelola pelaksanaan kegiatan Divisi Fasilitas Elektronika & Teknologi Informasi terkait kegiatan pengoperasian dan


(36)

pemeliharaan fasilitas elektronika dan teknologi informasi di wilayah Bandar Udara Internasional Kualanamu.

c. Mengkoordinasikan penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi program kerja Divisi Fasilitas Elektronika & Teknologi Informasi Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

d. Mengelola kegiatan validasi dan evaluasi STKP dan rating serta pengajuan TCC personil seluruh fungsi elektronika di Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

e. Mengawasi kegiatan pemeliharaan fasilitas elektronika dan teknologi informasi agar dapat berfungsi dengan baik.

f. Mengelola jadwal pemeliharaan dan perbaikan fasilitas elektronika dan teknologi informasi secara berkala.

g. Mengelola usulan perbaikan program, sistem, dan prosedur kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsí fasilitas elektronika dan teknologi informasi di wilayah Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

h. Melaporkan pencapaian kinerja Divisi Fasilitas Elektronika & Teknologi Informasi kepada Deputi Bidang Operasi & Teknik secara periodik.

i. Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan.


(37)

Fungsi : Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengkoordinasian fungsi risk & safety management yang meliputi kegiatan :

a) Pengawasan sistem manajemen keselamatan. b) Indentifikasi sistem manajemen risiko.

c) Implementasi keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Tugas Pokok :

a. Bertanggung jawab atas penyusunan program, sistem, prosedur, pelaksanaan, dan pemastian tercapainya program Divisi PKP-PK yang telah ditetapkan dalam RKA.

b. Mengelola pelaksanaan kegiatan divisi PKP-PK terkait pemberian pertolongan kecelakaan penerbangan dan pemadaman kebakaran, pemeliharaan peralatan PKP-PK, proses salvage, pengendalian kualitas PKP-PK dan pelatihan personil PKP-PK.

c. Mengelola kegiatan validasi dan evaluasi STKP dan rating personil fungsi PKP-PK di Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

d. Mengelola usulan perbaikan program, sistem, dan prosedur kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsí PKP-PK di wilayah Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

e. Melaporkan pencapaian kinerja Divisi PKP-PK kepada Deputi Bidang Operasi & Teknik secara periodik.


(38)

f. Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan.

15.Deputi Bidang Keuangan, Komersial, & SDM

Fungsi : Pengelolaan, pengarahan, dan pengendalian pada bidang keuangan, komersial, dan SDM mengenai penyelenggaraan usaha dan pelayanan jasa kebandarudaraan serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya dalam menunjang pelaksanaan usaha dan pengembangan strategi Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

Tugas Pokok :

a. Menyelenggarakan kegiatan bidang keuangan, komersial, dan SDM yang terkait fungsi-fungsi keuangan, komersial, manajemen aset dan perlengkapan, serta SDM dan umum secara sistematis dan mampu bersinergi dengan baik.

b. Menyusun kegiatan dan evaluasi program fungsi bidang keuangan, komersial, dan SDM mengenai penyelenggaraan usaha dan pelayanan jasa kebandarudaraan serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya di Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

c. Membantu General Manager dalam menyusun sistem dan prosedur serta pembinaan kegiatan pengelolaan, pengarahan, dan pengendalian pada bidang keuangan, komersial, dan SDM.


(39)

d. Membantu General Manager dalam mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Divisi Keuangan, Komersial, Manajemen Aset & Perlengkapan, serta SDM & Umum.

e. Melakukan penelaahan data dalam rangka perumusan kebijakan pengelolaan Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu pada bidang keuangan, komersial, dan SDM.

f. Memantau, mengevaluasi, dan melaporkan pencapaian kinerja pada bidang keuangan, komersial, dan SDM kepada General Manager secara periodik.

g. Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan.

16.Manager Keuangan

Fungsi : Perencanaan, pengawasan, pelaksanaan, evaluasi dan pengkoordinasian fungsi keuangan yang meliputi kegiatan:

a) Administrasi keuangan dan perpajakan. b) Akuntansi dan anggaran.

c) Manajemen piutang. d) PKBL.

Tugas Pokok :

a. Bertanggung jawab atas penyusunan program, sistem, prosedur, pelaksanaan, dan pencapaian program kerja Divisi Keuangan yang telah ditetapkan dalam RKA.


(40)

b. Mengelola, melaksanakan, mengendalikan dan mengkoordinasikan kegiatan Divisi Keuangan Kantor Cabang terkait kegitana administrasi keuangan dan perpajakan, akuntansi dan anggaran, manajemen piutang serta PKBL Kantor cabang.

c. Mengkaji dan mengajukan usulan kepada manajemen atau divisi terkait mengenai kegiatan fungsi keuangan di Kantor Cabang Bandar UdaraKualanamu.

d. Mengelola usulan perbaikan program, sistem, dan prosedur kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsí keuangan di wilayah Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

e. Melaporkan pencapaian kinerja Divisi Keuangan kepada Deputi Bidang Keuangan, Komersial & SDM.

f. Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan.

17.Manager Komersial Bandar Udara dan Penerbangan

Fungsi : Perencanaan, pengawasan, pelaksanaan, evaluasi dan pengkoordinasian fungsi komersial yang meliputi kegiatan:

a) Administrasi Keuangan dan Perpajakan. b) Akuntansi dan Anggaran.

c) Manajemen Piutang. d) PKBL.


(41)

a. Bertanggung jawab atas penyusunan program, sistem, prosedur, pelaksanaan, dan pencapaian program kerja Divisi Komersial Bandara & Penerbangan yang telah ditetapkan dalam RKA.

b. Mengelola, melaksanakan, mengendalikan dan mengkoordinasikan kegiatan Divisi Komersial Bandar Udara& Penerbangan Kantor Cabang terkait kegiatan akun PJP2U, PJP4U, tenan, dan jasa penunjang.

c. Mengkoordinasikan penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi program kerja Divisi Komersial Bandar Udara& Penerbangan Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

d. Mengelola usulan perbaikan program, sistem, dan prosedur kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsí komersial di wilayah Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Kualanamu.

e. Melaporkan pencapaian kinerja Divisi Komersial Bandara & Penerbangan kepada Deputi Bidang Keuangan,Komersial & SDM; f. Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai

kebutuhan perusahaan.

18.Manager Manager Aset dan Peralatan

Fungsi : Perencanaan, pengawasan, pelaksanaan, evaluasi dan pengkoordinasian fungsi manajemen aset dan perlengkapan yang meliputi kegiatan:


(42)

b) Pengadaan. c) Perlengkapan. Tugas Pokok :

a. Bertanggung jawab atas penyusunan program, sistem, prosedur, pelaksanaan, dan pencapaian program kerja Divisi Manajemen Aset Tetap & Perlengkapan yang telah ditetapkan dalam RKA. b. Mengelola, melaksanakan, mengendalikan dan mengkoordinasikan

kegiatan Divisi Manajemen Aset & Perlengkapan Kantor Cabang terkait kegitan Aset tetap dan pertanahan, pengadaan dan perlengkapan Kantor cabang.

c. Mengkaji dan mengajukan usulan kepada manajemen atau divisi terkait mengenai kegiatan fungsi manajemen aset dan perlengkapan di Kantor Cabang Kualanamu.

d. Mengevaluasi kegiatan di Divisi Manajemen Aset dan Perlengkapan serta mengajukan usulan perbaikan pelaksanaan program, sistem dan prosedur di Divisi Manajemen Aset dan Perlengkapan.

e. Melaporkan pencapaian kinerja Divisi Manajemen Aset dan Perlengkapan kepada Deputi Bidang Keuangan,Komersial dan SDM.

f. Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan.


(43)

Fungsi : Perencanaan, pengawasan, pelaksanaan, evaluasi dan pengkoordinasian fungsi SDM dan Umum yang meliputi kegiatan:

a) Personalia dan Kesejahteraan. b) Pengembangan SDM dan Diklat. c) Administrasi dan Kerumahtangaan. Tugas Pokok :

a. Bertanggung jawab atas penyusunan program, sistem, prosedur, pelaksanaan, dan pencapaian program kerja Divisi SDM dan Umum yang telah ditetapkan dalam RKA.

b. Mengelola, melaksanakan, mengendalikan dan mengkoordinasikan kegiatan Divisi SDM dan Umum Kantor Cabang terkait kegitan personalia dan kesejahteraan, pengembangan SDM dan Diklat serta administrasi dan kerumahtangaan Kantor cabang.

c. Mengkaji dan mengajukan usulan kepada manajemen atau divisi terkait mengenai kegiatan fungsi manajemen aset dan perlengkapan di Kantor Cabang Bandar Udara Kualanamu.

d. Mengevaluasi kegiatan di Divisi SDM & Umum serta mengajukan usulan perbaikan pelaksanaan program, sistem dan prosedur di Divisi SDM & Umum.

e. Melaporkan pencapaian kinerja Divisi SDM & Umum kepada Deputi Bidang Keuangan,Komersial dan SDM.

f. Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan.


(44)

1. MARDIONO 2. JASIRIN, SH

3. PARLUHUTAN, ST

4. MUHAMMAD SYUKUR, S.Kom

5. INDRA MULIA LUBIS

Gambar 4.2

Struktur Organisasi Perusahaan GENERAL MANAGER

H. T SAID RIDWAN, ST, MM

DEPUTI BID. OPS. TEK TOMMY HADI BAWONO, SH

MANAJER PELAYANAN BANDARA

MANAJER PENGAMANAN KUSWADI

MANAJER FAS. LISTRIK, MEKANIKAL & PERALATAN

MANAJER PKP-PK TAUFIK EDI SUYANTO

MANAJER FAS. ELEKTRONIKA & T.I.

SRI HIDAYAT, ST MANAJER INFRASTRUKTUR

BANDARA

MANAGER RISK & SAFETY

DEPUTI BID. ADKOM ARIYADI, B. Ac

MANAJER KOMERSIAL BANDARA & PENERBANGAN DWI ARIES DARMAWAN, SAB MANAJER KEUANGAN

SUPRI HANDOYO, SE

MANAJER SDM & UMUM BAMBANG SUHARTONO, S.Sos MANAJER MANAJEMEN

ASET & PERALATAN DEMAS HUTAGALUNG

KA. BANDARA

SILANGIT EDWARD RAJAGUKGUK

AIRPORT DUTY MANAGER KETUA PELELANGAN MULYONO, SH MANAJER PENGEMBANGAN T.I. & K HOTASI MANALU MANAJER HUKUM WISNU BUDI SETIANTO, SH MANAJER PERENCANAAN & MANAJEMEN KINERJA MUHAMMAD MANAJER HUMAS &

PROTOKOLER DEWANDONO P.

NUGROHO, SE KA. UBGK


(45)

4.1.4. Deskripsi Operasional di Lapangan

Bandar Udara Internasional Kualanamu memiliki luas fasilitas udara sebagai berikut :

1. Luas area Kualanamu tahap I yaitu 1.365 Ha. 2. Runway seluas 3.750 m x 60 m.

3. Kekuatan Runway PCN 71, F/B/W/T, Asphalt Concrete. 4. Kekuatan Apron PCN 109, R/C/W/T, Rigid.

5. Paralel Taxiway :

Taxiway I seluas 3.750 m x 30 m. Taxiway II seluas 2.000 m x 30 m. 6. Titik Koordinat 3.38’32”N 98.53’7”E. 7. Luas Apron 200.000 m².

8. Kapasitas Apron sebanyak 33. 4.1.5 Luas Terminal Penumpang

Terminal Penumpang di Bandar Udara seluas 118.930 m² dengan terbagi menjadi beberapa tempat yaitu :

1. Check in seluas 7.085,9 m².

2. Ruang tunggu domestik seluas 4.568,98 m² dan internasional seluas 2.068,2 m².

3. Baggage claim domestik seluas 3.244,15 m² dan internasional seluas 1.614,85 m².

4. Area komersial seluas 19.514,33 m². 5. Total area terminal yaitu 23.000 m².


(46)

6. Kapasitas penumpang 22.180.000/tahun. 7. Sisi trotoar sepanjang 3.200 m².

8. Departure/Boarding Lounge internasional seluas 400 m² dan domestik seluas 704 m².

9. Hall kedatangan seluas 7.262,32 m². 10.Kantor maskapai seluas 1.981,64 m².

11.Garbarata terdapat 8 unit, tipe R3 sebanyak 6 unit (domestik) dan tipe R2 sebanyak 2 unit (internasional).

4.2 Karakteristik Responden

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Berdasarkan hasil penelitian 30 supir taksi yang beroperasi di Bandara Polonia dan Kualanamu yang menjadi sampel penelitian, maka diperoleh data tentang usia responden yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No. Umur (Tahun) Jumlah Responden (Orang) Persentase (%)

1. 21-30 3 10

2. 31-40 4 13,33

3. 41-50 10 33,33

4. 51-60 11 36,67

5. > 60 2 6,67

Jumlah 30 100 %

Sumber : Hasil Olahan (2015)

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa supir taksi yang beroperasi di Bandara Polonia dan Kualanamu lebih banyak adalah yang berusia 51-60 tahun, kemudian yang berusia 41-50 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa profesi supir taksi didominasi oleh usia 41-60.


(47)

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian 30 supir taksi yang beroperasi di Bandara Polonia dan Kualanamu yang menjadi sampel penelitian, maka diperoleh data tentang pendidikan responden yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

No. Pendidikan Jumlah Resonden (Orang) Persentase (%)

1. SD 3 10

2. SMP 8 26,67

3. SMA 15 50

4. D3 2 6,66

5. S1 2 6,66

Jumlah 30 100 %

Sumber : Hasil Olahan (2015)

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa supir taksi yang beroperasi di Bandara Polonia dan Kualanamu yang lebih banyak adalah supir dengan tingkat pendidikan terakhir SMA kemudian disusul dengan tingkat pendidikan SMP. 4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja

Berdasarkan hasil penelitian 30 supir taksi yang beroperasi di Bandara Polonia dan Kualanamu yang menjadi sampel penelitian, maka diperoleh data tentang pengalaman kerja responden yang dapat dilihat pada tabel berikut:


(48)

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja No. Pengalaman Kerja

(Tahun)

Jumlah Responden (Orang)

Persentase (%)

1. 1-5 4 13,33

2. 6-10 5 16,67

3. 11-15 4 13,33

4. 16-20 7 23,33

5. > 20 10 33,33

Jumlah 30 100 %

Sumber : Hasil Olahan (2015)

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pengalaman kerja supir taksi yang beroperasi di Bandara Polonia dan Kualanamu lebih banyak adalah yang bekerja sebagai supir selama > 20 tahun.

4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga Berdasarkan hasil penelitian 30 supir taksi yang beroperasi di Bandara Polonia dan Kualanamu yang menjadi sampel penelitian, maka diperoleh data tentang jumlah anggota keluarga responden yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga No. Jumlah Anggota Keluarga

(Orang)

Jumlah Responden (Orang)

Persentase (%)

1. 1-2 10 33,33

2. 3-4 11 36,67

3. 5-6 5 16,67

4. 7-8 4 13,33

5. 9-10 0 0

Jumlah 30 100 %

Sumber : Hasil Olahan (2015)

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa supir taksi yang beroperasi di Bandara Polonia dan Kualanamu lebih banyak adalah yang jumlah anggota


(49)

keluarga 1-2 orang, kemudian yang 3-4 orang. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah tanggungan supir taksi berkisar 1-4 orang.

4.3 Analisis Hasil Penelitian

Untuk dapat menganalisa tingkat pendapatan supir taksi di kota Medan sebelum dan sesudah perpindahan bandara adalah dengan membandingkan tingkat pendapatan pada dua keadaan yang berbeda yaitu saat taksi beroperasi di bandara Polonia dan saat taksi beroperasi di bandara Kualanamu. Sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan sementara (lihat kembali bab II) bahwa perpindahan bandara memberi dampak terhadap tingkat pendapatan supir taksi di kota Medan apabila “Terdapat perbedaan tingkat pendapatan supir taksi Kota Medan antara sebelum dan sesudah perpindahan bandara”.

Rumusan hipotesis penelitian dalam analisis statistik adalah :

Ho = Tidak terdapat perbedaan tingkat pendapatan supir taksi pada saat sebelum dan sesudah perpindahan bandara.

Ha = Terdapat perbedaan tingkat pendapatan supir taksi pada saat sebelum dan sesudah perpindahan bandara.

Untuk membuktikan hipotesis tersebut diatas maka dengan menggunakan analisis uji dua sampel berpasangan dan dari statistik sampel berpasangan diketahui bahwa nilai rata-rata pendapatan bersih supir taksi saat beroperasi di bandara Polonia adalah Rp. 4.528.333,33 dan nilai rata-rata pendapatan bersih supir taksi saat beroperasi di bandara Kualanamu adalah Rp. 1.733.333,33. Dari output didapat nilai korelasi sebesar 0,368 dengan nilai probabilitas 0,045 hal ini


(50)

menyatakan bahwa korelasi antara sebelum dan sesudah perpindahan bandara berhubungan secara nyata, karena nilai probabilitas < 0,05.

Tabel 4.5

Hasil Uji Hipotesis Paired Sample T-test

Perbandingan t tabel t hitung Sig. Keterangan Sebelum dan sesudah

perpindahan bandara

2,045 14,038 0,045 Sig. < 0,05 dan t hitung > t tabel maka Ha diterima Sumber: Hasil Uji SPSS(2015)

Dengan menggunakan analisa uji dua sampel berpasangan, maka yang perlu diketahui adalah apakah terdapat perbedaan rata-rata pendapatan pada saat sebelum dan sesudah perpindahan bandara dengan tingkat signifikansi 0,05. Sehingga dari tabel output analisa SPSS diperoleh :

1. Nilai t hitung adalah 14,038 dan P value (signifikansi) adalah 0,045. 2. Nilai t tabel dapat dilihat pada tabel statistik pada signifikansi 0,05 : 2 =

0,25 (uji dua sisi) dengan derajat kebebasan (df)n-1 atau 30 – 1 = 29. Maka hasil yang diperoleh untuk t tabel adalah 2,045.

Untuk menegaskan kembali kriteria pengujian untuk analisa uji dua sampel berpasangan maka :

Ho diterima jika -t tabel ≤ t hitung ≥ t tabel

Ho ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel Berdasarkan Probabilitas maka :

Ho diterima jika P value > 0,05 Ho ditolak jika P value < 0,05


(51)

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa :

1. t hitung = 14,038 dan t tabel = 2,045 sehingga berdasarkan kriteria di atas t hitung > t tabel dimana Ho ditolak.

2. P value = 0,045 sehingga berdasarkan kriteria di atas P value < 0,05 dimana Ho ditolak.

Kesimpulan dari hasil uji dua sampel berpasangan menunjukkan bahwa Ho ditolak atau hipotesis penelitian ini (Ha) diterima yaitu terdapat perbedaan tingkat pendapatan supir taksi Kota Medan antara sebelum dan sesudah perpindahan bandara. Hal ini menunjukkan bahwa perpindahan bandara memberikan dampak terhadap tingkat pendapatan supir taksi di kota Medan.

Dapat pula diketahui dari hasil perhitungan SPSS bahwa rata-rata pendapatan supir taksi saat beroperasi di bandara Kualanamu lebih rendah daripada rata-rata pendapatan supir taksi saat beroperasi di bandara Polonia. Hal tersebut di atas memberikan arti bahwa perpindahan bandara Polonia ke Kualanamu memberikan dampak negatif dalam peningkatan pendapatan supir taksi di kota Medan.


(52)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan Hasil Uji Beda dan Pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Terbukti bahwa terdapat perbedaan Tingkat Pendapatan rata-rata Supir Taksi di Kota Medan antara sebelum dan sesudah perpindahan Bandara ke Kualanamu. Perbedaan Tingkat Pendapatan rata-rata Supir Taksi antara sebelum dan sesudah perpindahan bandara adalah sebesar Rp. 2.795.000, dimana Tingkat Pendapatan rata-rata Supir Taksi sebelum perpindahan bandara adalah Rp. 4.528.333,33 dan Tingkat Pendapatan rata-rata Supir Taksi sesudah perpindahan bandara adalah Rp. 1.733.333,33. Oleh karena itu, Hipotesis Penelitian (Ha) diterima.

2. Perpindahan Bandara dari Polonia ke Kualanamu berdampak negatif pada Peningkatan Pendapatan rata-rata Supir Taksi di Kota Medan, hal ini ditunjukkan oleh lebih rendahnya Tingkat Pendapatan Supir Taksi saat beroperasi di bandara Kualanamu daripada Tingkat Pendapatan Supir Taksi saat beroperasi di bandara Polonia.

5.2 Saran

Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas, maka saran yang dapat diusulkan adalah :

1. Diharapkan pihak PT. Angkasa Pura II (Persero) dapat lebih berkoordinasi dengan para armada taksi terutama taksi bertrayek resmi agar taksi bandara dapat lebih efisien untuk memperoleh penumpang.


(53)

2. Dari hasil pengamatan di lapangan bahwa berkurangnya permintaan terhadap taksi bandara di Kualanamu yang berdampak pada penurunan pendapatan para supir taksi disebabkan adanya transportasi kereta api dan bus DAMRI yang cenderung lebih murah serta semakin banyaknya taksi gelap yang beroperasi secara bebas di bandara. Diharapkan pihak PT. Angkasa Pura II (Persero) dapat lebih menindak tegas para taksi gelap. 3. Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan untuk menambah variabel lain

yang dapat dijadikan indikator dalam penelitian lanjutan. Hal ini karena masih adanya variabel-variabel yang belum ditemukan penulis yang masih memiliki hubungan yang berkaitan dengan Tingkat Pendapatan Supir Taksi di Kota Medan.


(54)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendapatan

2.1.1 Pengertian Pendapatan

Dalam mengukur kondisi ekonomi seseorang atau rumah tangga, salah satu konsep yang paling sering digunakan adalah melalui tingkat pendapatan. Pendapatan menunjukan seluruh uang yang diterima seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu pada suatu kegiatan ekonomi. Dengan kata lain pendapatan juga dapat diuraikan sebagai keseluruhan penerimaan yang diterima pekerja/buruh, baik berupa fisik maupun non fisik selama ia melakukan pekerjaannya pada suatu perusahaan, maka instansi diharapkan agar mampu memenuhi kebutuhan hidupnya.

Maksud utama para pekerja bersedia melakukan berbagai pekerjaan adalah untuk mendapatakan pendapatan yang cukup baginya dan keluarganya. Dengan terpenuhi kebutuhan tersebut, maka akan tercapai kehidupan yang sejahtera. Dapat dikatakan bahwa pendapatan itu berupa upah dan juga pendapatan dari kekayaan seperti sewa, bunga dan deviden, serta pembayaran transfer atau penerimaan dari pemerintah seperti tunjangan sosial atau asuransi (Ahmad Atilla, 2003).

Upah menurut peraturan pemerintah tahun 1982 pasal 1 adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pekerjaan kepada buruh untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu perjanjian, atau perundang-undangan, dan


(55)

dibayarkan atas dasar perjanjian kerja antar perusahaan dan buruh, termasuk tunjangan baik untuk buruh sendiri maupun untuk keluarganya.

Definisi pendapatan adalah uang yang diterima oleh perorangan, perusahaan dan organisasi-organisasi lain dalam bentuk upah, gaji, sewa, bunga, komisi,ongkos, dan laba, bantuan, tunjangan pengangguran, pensiun, dan lain sebagainya. Pendapatan adalah total penerimaan uang dan bukan uang seseorang atau rumah tangga selama periode tertentu.

Menurut Mankiw (2000) pendapatan perorangan adalah jumlah pendapatan yang diterima rumah tangga dan bisnis nonkorporat. Sedangkan menurut Sukirno (2004) pendapatan pribadi dapat diartikan sebagai semua jenis pendapatan, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan sesuatu kegiatan apapun, yang diterima oleh penduduk suatu negara.

Pendapatan (income) adalah total penerimaan (uang dan bukan uang) seseorang atau suatu rumah tangga selama periode tertentu.

Ada tiga sumber penerimaan rumah tangga yaitu: 1) Pendapatan dari gaji dan upah.

Gaji dan upah adalah balas jasa terhadap kesediaan menjadi tenaga kerja. Besar gaji atau upah sesorang secara teoritis sangat tergantung dari produktivitasnya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas yaitu :

a) Keahlian (skill) adalah kemampuan teknis yang dimiliki seseorang untuk mampu menangani pekerjaan yang dipercayakan. Semakin


(56)

tinggi jabatan seseorang, maka keahlian yang dibutuhkan semakin tinggi, karena itu gaji atau upahnya juga semakin tinggi.

b) Mutu modal manusia (human capital) adalah kapasitas pengetahuan, keahlian dan kemampuan yang dimiliki seseorang, baik karena bakat bawaan maupun hasil pendidikan dan penelitian. c) Kondisi kerja (working conditions) adalah lingkungan dimana

seseorang bekerja. Bila risiko kegagalan atau kecelakaan makin tinggi, walaupun tingkat keahlian yang dibutuhkan tidak jauh berbeda.

2) Pendapatan dari aset produktif.

Aset produktif adalah aset yang memberikan pemasukan atas batas jasa penggunaannya. Ada dua kelompok aset produktif. Pertama, aset keuangan seperti deposito yang menghasilkan pendapatan bunga, saham, yang menghasilkan deviden dan keuntungan atas modal bila diperjualbelikan. Kedua, aset bukan keuangan seperti rumah yang memberikan penghasilan sewa.

3) Pendapatan dari pemerintah.

Pendapatan dari pemerintah atau penerimaan transfer adalah pendapatan yang diterima bukan sebagai balas jasa input yang diberikan. Pembayaran yang dilakukan oleh pemerintah misalnya pembayaran untuk jaminan sosial yang diambil dari pajak yang tidak menyebabkan pertambahan dalam output.


(57)

2.2 Transportasi

2.2.1 Pengertian Transportasi

Pengertian transportasi berasal dari kata Latin yaitu transportare, dimana trans berarti seberang atau sebelah lain dan portare berarti mengangkut atau membawa. Jadi, transportasi berarti mengangkut atau membawa (sesuatu) ke sebelah lain atau dari suatu tempat ke tempat lainnya. Ini berarti transportasi merupakan jasa yang diberikan, guna menolong orang dan barang untuk dibawa dari suatu tempat ke tempat lainnya.Dengan demikian, transportasi adalah sebagai usaha dan kegiatan menyangkut atau membawa barang dan / atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya (Rustian Kamaludin, 2003).

Pada dasarnya pengangkutan atau pemindahan penumpang dan barang dengan transportasi ini adalah dengan maksud untuk dapat mencapai ke tempat tujuan dan menciptakan/menaikkan utilitas (kegunaan) dari barang yang diangkut. Utilitas yang dapat diciptakan oleh transportasi khususnya untuk barang yang diangkut, yaitu : (Rustian Kamaludin, 2003)

1. Utilitas Tempat (Place Utility): Yaitu kenaikan atau tambahan nilai ekonomi atau nilai kegunaan dari suatu komoditi yang diciptakan dengan mengangkutnya dari suatu tempat/daerah dimana komoditi tersebut mempunyai kegunaan yang lebih kecil ke tempat/daerah dimana komoditi tersebut mempunyai kegunaan yang lebih besar.

2. Utilitas Waktu (Time Utility): yang berarti dengan adanya transportasi akan menyebabkan terciptanya kesanggupan barang untuk memenuhi kebutuhan dangan menyediakan barang tersebut tepat pada waktunya.


(58)

Transportasi merupakan kebutuhan yang vital bagi masyarakat karena dibutuhkan untuk mendukung aktivitasnya sehari-hari. Bagi masyarakat kota sendiri transportasi adalah kebutuhan para pekerja untuk bisa mencapai lokasi pekerjaan, bagi para pelajar dan mahasiswa untuk sampai ke sekolah dan kampus, bagi para pedagang untuk sampai ke pusat-pusat perdagangan. Transportasi dibutuhkan bukan hanya untuk menindahkan orang dari satu tempat ke tempat lainnya, tetapi untuk memindahkan barang. Karena tingginya kebutuhan masyarakat akan transportasi ini, maka wajar apabila transportasi memiliki peran yang penting dalam menunjang perekonomian suatu kota dan masyarakat menuntut adanya pelayanan transportasi yang baik.

Transportasi dapat diklasifikasikan menurut macam, atau jenisnya yang lebih lanjut dapat ditinjau dari segi barang yang diangkut, dari segi daerah geografis transportasi itu berlangsung dan dari sudut teknis serta alat angkutannya (Rustian Kamaludin, 2003).

1. Dari segi barang yang diangkut a. Angkutan penumpang (passanger) b. Angkutan barang (goods)

c. Angkutan pos (mail) 2. Dari sudut geografis

a. Angkutan antar benua b. Angkutan antar continental c. Angkutan antar pulau d. Angkutan antar daerah


(59)

e. Angkutan di dalam kota

3. Dari sudut teknis dan alat pengangkutannya

a. Angkutan jalan raya atau highway transportation (road transportation) b. Pengangkutan rel (rail transportation)

c. Pengangkutan melalui air di pedalaman (inland transportation) d. Pengangkutan pipa (pipe line transportation)

e. Pengangkutan laut atau pengangkutan samudera (ocean transportation) f. Pengangkutan udara (transportation by air)

2.2.2 Transportasi Darat

Transportasi Darat adalah segala macam bentuk pemindahan barang atau manusia dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah moda transportasi (kendaraan bermotor) yang digerakkan oleh manusia dengan didukung suatu infrastruktur jalan (jalan raya ataupun rel).(Rustian Kamaludin, 2003:18).

a. Transpor Jalan Raya

Angkutan yang digunakan berupa manusia, binatang, pedati, sepeda, sepeda motor, becak, bus, truk, dan kendaraan bermotor lainnya.Jalan yang digunakan untuk transpor ini adalah jalan setapak, jalan tanah, jalan kerikil, dan jalan aspal.Sedangkan tenaga penggerak yang digunakan adalah tenaga manusia, tenaga binatang, tenaga uap, BBM, dan diesel. b. Transpor Jalan Rel

Angkutan yang digunakan adalah kereta api, yang terdiri atas lokomotif, gerbong (kereta barang), dan kereta penumpang. Jalan yang dipergunakan


(60)

berupa jalan rel baja, baik dua rel maupun mono rel. Tenaga penggeraknya adalah tenaga uap, diesel, dan tenaga listrik.

2.2.3 Peranan Transportasi

Menurut M.Nur Nasution (2004:16) peranan pengangkutan atau transportasi mencakup bidang yang luas di dalam kehidupan manusia yang meliputi atas berbagai aspek :

1. Aspek sosial dan budaya

Hampir seluruh kehidupan manusia di dalam bermasyarakat tidak dapat dilepaskan dari pengangkutan, di mana dibutuhkan saling berkunjung dan membutuhkan pertemuan.Dampak sosial dari transportasi dirasakan pada peningkatan standar hidup.Transportasi menekan biaya dan memperbesar kuantitas keanekaragaman barang, hingga terbuka kemungkinan adanya perbaikan dalam perumahan, sandang, dan pangan serta rekreasi. Dampak lain adalah terbukanya kemungkinan keseragaman dalam gaya hidup, kebiasaan dan bahasa.Dengan adanya transportasi di antara bangsa atau suku bangsa yang berbeda kebudayaan akan saling mengenal dan menghormati masing-masing budaya yang berbeda.

2. Aspek politis dan pertahanan

Di Negara maju maupun berkembang transportasi memiliki dua keuntungan (advantages) politis, yaitu sebagai berikut:


(61)

b) Transportasi merupakan alat mobilitas unsur pertahanan dan keamanan yang harus selalu tersedia, bukan saja untuk keperluan rutin angkutan unsur-unsur pertahanan dan keamanan.

3. Aspek hukum

Di dalam pengoperasian dan pemilikan alat angkutan diperlukan ketentuan hukum mengenai hak, kewajiban, dan tanggungjawab serta perasuransian apabila terjadi kecelakaan lalulintas, juga terhadap penerbangan luar negeri yang melewati batas wilayah suatu Negara, diatur di dalam perjanjian antarnegara (bilateral air agreement).

4. Aspek teknik

Hal-hal yang berkaitan dengan pembangunan dan pengoperasian transportasi menyangkut aspek teknis yang harus menjamin keselamatan dan keamanan dalam penyelenggaraan angkutan.

5. Aspek ekonomi

Dapat ditinjau dari sudut ekonomi makro dan ekonomi mikro. Dari sudut ekonomi makro transportasi merupakan salah satu prasarana penunjang pembangunan nasional. Sedangkan dari sudut ekonomi mikro transportasi dapat dilihat dari dua pihak, yaitu:

a) Pihak perusahaan transportasi (operator)

Pengangkutan merupakan usaha memproduksi jasa angkutan yang dijual kepada pemakai dengan memperoleh keuntungan.


(62)

b) Pihak pemakai jasa angkutan (user)

Pengangkutan sebagai salah satu mata rantai dari arus bahan baku untuk produksi dan arus distribusi barang jadi yang disalurkan ke pasar serta kebutuhan pertukaran barang di pasar.

Menurut Rustian Kamaluddin (2003:23) kemajuan dan perbaikan dalam sektor transportasi itu pada umumnya berarti tercermin dari penurunan ongkos transpor pada pemakai jasanya, peningkatan kecepatan jasa transpor, dan berbagai perbaikan dalam kondisi atau kualitas jasa transpor tersebut, baik dalam transportasi di dalam negeri maupun transportasi antarnegara. Peran dan pentingnya transportasi dan perbaikannya dalam kaitan dengan aspek ekonomi dan sosial-ekonomi pada negara dan masyarakat, dalam hubungan ini yang utama di antaranya adalah ;

1) Tersedianya barang

Dengan adanya transpor yang murah, maka pada masyarakat yang tidak dapat menghasilkan barang tertentu atau ketersediaannya dalam serba kekurangan akan dapat disuplai barang tersebut yang mengalir dari daerah/tempat penghasilnya guna memenuhi kebutuhan masyarakat setempat yang bersangkutan.

2) Stabilisasi dan penyamaan harga

Dengan transportasi yang murah dan mudahnya pergerakan barang dari suatu lingkungan masyarakat ke yang lainnya, maka akan cenderung terjadinya stabilisasi dan penyamaan harga dalam hubungan keterkaitan satu sama lainnya.


(63)

3) Penurunan harga

Dengan transpor yang tersedia dengan mudah dan murah akan menurunkan harga barang-barang oleh karena turunnya ongkos produksi atau biaya pengadaan barang-barang yang bersangkutan akibat penurunan ongkos transpor tersebut.

4) Meningkatnya nilai tanah

Dengan tersedianya transportasi yang mudah dan murah pada tanah atau wilayah yang potensial untuk pengembangan kegiatan produksi, akan dapat dihasilkan produksi yang menguntungkan sebab hasil produksinya akan dapat diangkut dan dilemparkan ke pasar dengan kalkulasi ongkos-harga yang menguntungkan.

5) Terjadinya spesialisasi antarwilayah

Pertukaran barang-barang antardaerah (melalui pasar) hanya dapat berlangsung dengan baik dan lancar, jika tersedia transpor yang murah dan efisien, sehingga akan dapat mendorong dan mendukung pembagian kerja dan spesialisasi antardaerah tersebut.

6) Berkembangnya usaha skala besar

Dengan terjadinya fasilitas transpor dengan ongkos yang relatif murah akan dapat disediakan suplai bahan-bahan dan tenaga kerja yang diperlukan, dan produk yang dihasilkan akan dapat mencapai atau memasuki pasar yang lebih luas yang memungkinkan terpenuhinya kebutuhan dan manfaat yang lebih besar bagi para konsumer dan


(64)

masyarakat pada umumnya sebagai hasil dari usaha skala besar yang lebih efisien.

7) Terjadinya urbanisasi dan konsentrasi penduduk

Sebagaimana dikemukakan di atas, dengan tersedinya transportasi yang mudah dan murah akan mendorong timbulnya pembagian kerja dan spesialisasi antardaerah. Ini akan mendorong bertumbuh dan berkembangnya serta terkonsentrasinya industri dan perdagangan dalam skala besar dan menengah. Kesemuanya itu akan cenderung dilaksanakan di pusat-pusat kota. Jadi, dengan demikian akan mengakibatkan tumbuh dan berkembangnya kota-kota besar disertai dengan urbanisasi penduduk ke wilayah kota-kota industri dan perdagangan yang berkembang tersebut untuk mencari kerja dan penghidupannya.

2.2.4 Fungsi Transportasi

Untuk menunjang perkembangan ekonomi yang mantap perlu dicapai keseimbangan antara penyediaan dan permintaan jasa angkutan. Jika penyediaan jasa angkutan lebih kecil daripada permintaannya, akan terjadi kemacetan arus barang yang dapat menimbulkan kegoncangan harga di pasaran. Sebaliknya, jika penawaran jasa angkutan melebihi permintaannya maka akan timbul persaingan tidak sehat yang akan menyebabkan banyak perusahaan angkutan rugi dan menghentikan kegiatannya, sehingga penawaran jasa angkutan berkurang, selanjutnya menyebabkan ketidaklancaran arus barang dan kegoncangan harga di pasar.


(65)

Pengangkutan berfungsi sebagai faktor penunjang dan perangsang pembangunan (the promoting sector) dan pemberi jasa (the servicing sector) bagi perkembangan ekonomi. Fasilitas pengangkutan harus dibangun mendahului proyek-proyek pembangunan lainnya. Jika kegiatan-kegiatan ekonomi telah berjalan, jasa angkutan perlu terus tersedia untuk menunjang kegiatan-kegiatan tersebut. Demikianlah fungsi pengankutan tersebut menunjang pembangunan, merangsang, dan melayani perkembangan ekonomi.

2.2.5 Manfaat Transportasi

Pengangkutan atau transportasi bukanlah tujuan melainkan sarana untuk mencapai tujuan. Sementara itu kegiatan masyarakat sehari-hari bersangkut-paut dengan produksi barang dan jasa untuk mencukupi kebutuhannya yang beranekaragam. Karena itu manfaat pengangkutan dapat pula dilihat dari berbagai segi kehidupan masyarakat yang dapat dikelompokkan dalam segi ekonomi, sosial, politik, dan kewilayahan (M. Nur Nasution, 2004:20).

a. Manfaat ekonomi

Tujuan kegiatan ekonomi adalah memenuhi kebutuhan manusia dengan menciptakan manfaat. Pengangkutan adalah satu jenis kegiatan yang menyangkut peningkatan kebutuhan manusia dengan mengubah letak geografis orang ataupun barang. Dengan angkutan bahan baku dibawa menuju tempat produksi dan dengan angkutan jugalah hasil produksi dibawa ke pasar. Selain itu, dengan angkutan pula para konsumen datang ke pasar atau tempat pelayanan kebutuhannya, seperti pasar, rumah sakit, pusat rekreasi, dan lain-lainnya.


(66)

Sementara itu, manfaat transportasi dalam pertukaran barang menimbulkan berbagai pengaruh, yaitu sebagai berikut:

1) Pertukaran barang pada umumnya merupakan transaksi dagang antara dua kelompok penjual dan pembeli. Tanpa pengangkutan, kedua kelompok masyarakat tersebut bersama-sama berada hanya dalam satu kelompok kecil sehingga keuntungan perdagangan jadi terbatas.

2) Persediaan barang di pasar yang berbeda-beda dapat disamakan.

3) Kemampuan memindahkan barang dari satu tempat yang mempunyai persediaan banyak ke tempat yang langka akan barang tersebut cenderung menyamakan harga barang yang bersangkutan.

4) Begitu wilayah persediaan meluas, persaingan antar penjual meningkat dan harga cenderung akan bertahan pada suatu tingkatan yang wajar. 5) Spesialisasi dalam kegiatan ekonomi dimudahkan dan didukung. 6) Pertukaran barang antarkelompok masyarakat menimbulkan

komunikasi antarorang yang terlibat dalam hubungan dagang. 7) Harga suatu barang di berbagai tempat dapat diseragamkan. b. Manfaat sosial

Bentuk kemasyarakatan dapat bersifat resmi, seperti hubungan dengan lembaga pemerintah maupun swasta, dan dapat pula bersifat tidak resmi, seperti hubungan dengan keluarga. Untuk kepentingan hubungan sosial ini, pengankutan sangat membantu dalam menyediakan berbagai kemudahan, antara lain (a) pelayanan untuk perorangan maupun kelompok, (b) pertukaran atau penyampain informasi, (c) perjalanan untuk


(1)

vi DAFTARISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendapatan ... 6

2.1.1 Pengertian Pendapatan ... 6

2.2 Transportasi ... 9

2.2.1 Pengertian Transportasi ... 9

2.2.2 Transportasi Darat ... 11

2.2.3 Peranan Transportasi ... 12

2.2.4 Fungsi Transportasi ... 16

2.2.5 Manfaat Transportasi ... 17

2.2.6 Permintaan Jasa Transportasi ... 20

2.3 Tarif ... 23

2.3.1 Penentuan Tarif Angkutan ... 23

2.3.2 Tarif Angkutan Penumpang Dalam Kota ... 26

2.4 Penelitian Terdahulu ... 28

2.5 Kerangka Konseptual ... 33


(2)

vii BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ... 35

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 35

3.3 Definisi Operasional ... 36

3.4 Populasi dan Sampel ... 36

3.4.1 Populasi ... 36

3.4.2 Sampel ... 37

3.5 Jenis dan Sumber Data ... 38

3.6 Metode Pengumpulan Data ... 38

3.7 Metode Analisis Data ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Bandar Udara Internasional Kualanamu ... 42

4.1.1 Sejarah dan Latar Belakang Pembangunan Bandar Udara Internasional Kualanamu ... 43

4.1.2 Visi dan Misi Bandar Udara Internasional Kualanamu ... 47

4.1.3 Struktur Organisasi Bandar udara Internasional Kualanamu ... 48

4.1.4 Deskripsi Operasional di Lapangan ... 73

4.1.5 Luas Terminal Penumpang ... 73

4.2 Karakteristik Responden ... 74

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 74

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 75

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja ... 75

4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga ... 76

4.3 Analisis Hasil Penelitian ... 77


(3)

viii BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 80

5.2 Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 82


(4)

ix DAFTAR TABEL

No. Tabel

Judul Halaman

1.1 Pendapatan Domestik Bruto Indonesia Atas Dasar Harga Konstan 2000 Sektor Pengangkutan dan

Komunikasi ... 2

2.1 Daftar Penelitian Terdahulu ... 32

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 74

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 75

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja ... 76

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga ... 76


(5)

x DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 33 4.1 Peta Bandar Udara Internasional Kualanamu ... 46 4.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 72


(6)

xi DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Kuisoner Penelitian ... 84 2 Output Paired Sample T-test ... 86 3 Daftar Distribusi Jawaban Responden ... 87