Analisis Finansial Usaha Tambak Kepiting Bakau (Scylla serrata) dan Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer) di Kampung Sentosa Barat Lingkungan 20 Kelurahan Sicanang Kecamatan Medan Belawan

(1)

65


(2)

66

Lampiran 1. Kuisioner Survei Analisis Nilai Ekonomi Tambak

A. Identitas Responden / Informan

1. Nama :………..

2. Umur :………..

3. Jenis Kelamin :………..

4. Pendidikan Terakhir :………..

5. Agama :………..

6. Suku :………..

7. Alamat :………..

8. Jumlah Anggota Keluarga :………..

9. Pekerjaan Utama :………..

10. Pekerjaan Sampingan :……….. 11. Luas Areal Tambak :……….ha

B 1. Keragaman Budidaya dan Valuasi Ekonomi Tambak

1. Apakah Bpk/Ibu/Sdr/i penghasilan utamanya sebagai petani tambak?

a. Ya b. tidak

2. Sistem budidaya apa yang diterapkan di tambak Bpk/Ibu/Sdr/i? a. Intensif

b. Semi Intensif c. Tradisional d. Lainnya

3. Apa yang melatar-belakangi Bpk/Ibu/Sdr/i berusaha di tambak? Jawab :

……… ……… ……….. 4. Berapa ukuran setiap kolam tambak yang Bpk/Ibu/Sdr/i miliki?

Jawab :

………..… ………..… ………

Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan

Fakultas Pertanian

No: Waktu: Hari/Tanggal:


(3)

67

Lampiran 1. Lanjutan

5. Berapa kg/kolam hasil panen yang diperoleh pada masa panen? Jawab :

……… ……… ……….. 6. Budidaya tambak apa yang Bpk/Ibu/Sdr/i lakukan berdasarkan tabel dan

keterangan dibawah ini :

Biaya manfaat tambak konvensional

Monokultur Satuan Jumlah

Padat Penebaran Ekor

SR %

Ukuran Panen Ekor/kg

Musim tanam Kali/tahun

Volume produksi Kg

FCR

Pakan Kg

Urea Kg

Kapur Kg

Obat/Pestisida (Saponin) Rp

Harga panen ikan Rp/kg

Hasil penjualan Rp

Analisis Usaha

No Uraian Satuan Harga Total

1. PENERIMAAN Hasil Panen

TOTAL PENERIMAAN 2. BIAYA INVESTASI

1. Lahan

2. Pembuatan petakan tambak 3. Mesin pompa

4. Bangunan 5. Genset 6. Kincir 7. Pipa 8. Kabel

9. Mesin produksi 10.Mobil pemasaran 11.Jarring

12.Cangkul 13.Timbangan

TOTAL BIAYA INVESTASI

Ha Unit Unit Unit Unit Unit Unit M Unit Unit Unit Unit Unit


(4)

68

Lampiran 1. Lanjutan BIAYA TETAP 1. Pengembalian

pinjaman+Bunga 2. Biaya penyusutan 3. Sewa lahan

4. Biaya pemeliharaan 5. Iuran swadaya desa 6. Surat izin

7. Konsumsi

TOTAL BIAYA TETAP BIAYA VARIABEL 1. Pakan (Kombes) 2. Pakan tambahan 3. Benih

4. Upah panen 5. Obat-obatan 6. Probiotik

7. Upah pengurasan 8. Solar

9. Kapur 10.Pupuk 11.Garam 12.Bensin

13.Gaji tenaga kerja

TOTAL BIAYA VARIABEL

Rp/tahun Rp/ha Rp/tahun Rp/bulan Rp/orang Rp/kg Rp/kg Rp/kg Rp/orang Rp/liter Rp/orang Rp/liter Rp/kg Rp/kg Rp/kg Rp/liter Rp/orang 3. NET BENEFIT (A-B)

4. FREKUENSI PEMANENAN

7. Berapa frekuensi Bpk/Ibu/Sdr/i melakukan pemanenan? a. 3 bulan sekali

b. 4 bulan sekali c. 5 bulan sekali

8. Apakah dalam pemanenan pernah terjadi kegagalan hasil panen? Apa penyebabnya?

Jawab :

……… ……… ……….. 9. Apakah dengan hasil tambak yang Bpk/Ibu/Sdr/I lakukan, dijual untuk

menambah penghasilan?


(5)

69

Lampiran 1. Lanjutan

10.Apakah dengan jenis pemanfaatan yang Bpk/Ibu/Sdr/i lakukan untuk menambah pendapatan?

a. Ya (Semuanya) b. Dijual sebagian

c. Tidak dijual (subsistem)

B.2. Target Responden: Pemilik Tambak

1. Berapa lama Bpk/Ibu/Sdr/i melakukan kegiatan usaha tambak, alasan? Jawab :

……… ……… ……… 2. Apakah ada kegiatan usaha lain yang Bpk/Ibu/Sdr/i lakukan untuk menambah

pendapatan? Jawab :

……… ……… ……… 3. Berapakah anak dalam tanggungan saudara (…..) dan berapakah biaya yang

anda butuhkan untuk memenuhi kebutuhan setiap anak (sekolah dan jajan)? Jawab :

……… ……… ……… 4. Berapa biaya yang saudara butuhkan untuk pemenuhan kebutuhan rumah

tangga setiap bulannya? Peruntukannya untuk apa saja? Jawab :

……… ……… ……… 5. Berapa biaya yang saudara butuhkan untuk memenuhi kebutuhan pribadi istri?

Jawab :

……… ……… ………


(6)

70

Lampiran 1. Lanjutan

6. Berapa biaya yang saudara/i butuhkan untuk kebutuhan pribadi (uang saku) selama sebulan?

Jawab :

……… ……… ……… 7. Berapakah biaya yang tidak terduga yang saudara/i sediakan setiap bulannya?

Jawab :

……… ……… ………

Analisis Usaha

No. Uraian Satuan Harga Total

1 Penerimaan Jenis kerusakan 1. ……….. 2. ……….. Total penerimaan 2 Biaya

investasi (penyusutan) 1. ……….. 2. ……….. Biaya operasional 1. ……….. 2. ……….. Total Biaya 3 Net Benefit (A-B) 4 Frekuensi Pengambilan

8. Berapa frekuensi Bpk/Ibu/Sdr/i melakukan perbaikan tambak tersebut diatas? a. Berapa bulan sekali

b. 1 tahun sekali c. 2 tahun sekali d. Lainnya


(7)

71

Lampiran 1. Lanjutan

9. Menurut Bpk/Ibu/Sdr/i berapa nilai keberadaan tambak per meter per tahun jika tambak tidak mengalami kerusakan?

a. …………<Rp.500.000,-

b. Rp.500.000,- sampai Rp.2.000.000,- c. Rp.2.000.000,- sampai Rp.5.000.000,- d. Rp.5.000.000,- sampai Rp.8.000.000,- e. Lainnya

10.Mengapa anda tidak memanfaatkan seluruh wilayah ini menjadi kawasan tambak?

……… ……….. ……….. 11.Apakah para pekerja berasal dari masyarakat sekitar?


(8)

72

Lampiran 2. Kuisioner untuk Masyarakat Sekitar Usaha Tambak

Narasumber berasal dari masyarakat sekitar kegiatan usaha tambak A. Identitas Responden / Informan

1. Nama :……….

2. Umur :……….

3. Jenis kelamin :……….

4. Pekerjaan utama dan sampingan :……….

5. Lama tinggal :……….

6. Pendidikan terakhir :……….

7. Alamat :……….

8. Agama :……….

B.1. Analisis Presepsi :

1. Berapa pendapatan Bpk/Ibu/Sdr/i per bulannya? Jawab :

……… ……….. ……….. 2. Apakah dengan adanya usaha tambak ikan di daerah anda mempengaruhi

perekonomian anda? Jawab :

a. Berpengaruh b. Tidak Berpengaruh Pengaruh yang seperti apa?

……… ……… ……….. 3. Bagaimana pendapat anda tentang usaha tambak ikan kakap putih ini?

Jawab :

Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan

Fakultas Pertanian

No: Waktu: Hari/Tanggal:


(9)

73

……… ……… ……….. Lampiran 2. Lanjutan

4. Apakah pihak pengelola tambak mengadakan penyuluhan sebelum dibuatnya kegiatan usaha tambak tersebut

a. Ya b. Tidak

5. Apakah usaha tambak ikan tersebut pernah melakukan perekrutan pekerja tambak dari masyarakat sekitar daerah ini?

a. Pernah b. Tidak Pernah

6. Bagaimana partisipasi pihak pengelola tambak terhadap masyarakat sekitar demi kelancaran kegiatan usaha tambak yang dilakukan?

Jawab :

……… ……… ……….. 7. Apakah usaha tambak ikan tersebut memilki dampak yang baik bagi

kesejahteraan masyarakat sekitar yang tinggal di dekat daerah usaha?

a. Ya b. Tidak

8. Apakah ada dampak negatif yang ditimbulkan usaha tambak ikan tersebut terhadap lingkungan pemukiman masyarakat sekitar?

a. Ada b. Tidak ada

Dampak negatif yang seperti apa?

……… ……… ……….. 9. Apakah hasil produksi tambak diperjualbelikan juga kepada masyarakat

sekitar?


(10)

74

Lampiran 3. Perhitungan Jumlah Pemilik Tambak Sebagai Responden

n = �

1 +��2 Keterangan:

n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi

e = Tingkat kesalahan yang ditoleransi yaitu 10% Diketahui :

N = 100 Sehingga;

n = 100

1 + (100)(0.1)(0.1) n = 100

1 + 0.5 n =100

1.5 n = 50

Jadi, jumlah responden yang diwawancarai dalam penenlitian ini yaitu sebanyak 50 orang.


(11)

75

Lampiran 4. Rincian Biaya Investasi Usaha Budidaya Kepiting Bakau (Ha/Tahun)

Jenis Investasi Umur Teknis Satuan Jumlah Unit Harga Satuan

(Rp) Jumlah Biaya (Rp)

Persentase (%)

Petakan Tambak 8 Petak 1 40.000.000 40.000.000 0.758

Trado 8 Unit 1 5.000.000 5.000.000 0.094

Pipa Paralon 8 inchi 1 Unit 4 300.000 1.200.000 0.022

Pipa Paralon 12 inchi 1 Unit 2 1.200.000 2.400.000 0.045

Jaring Katrol 3 Kg 10 50.000 500.000 0.009

Tanggok 3 Unit 1 150.000 150.000 0.002

Bubu 5 Unit 3 500.000 1.500.000 0.028

Cangkul 2 Unit 2 80.000 160.000 0.003

Timbangan 3 Unit 3 600.000 1.800.000 0.034


(12)

76

Lampiran 5. Rincian Biaya Investasi Usaha Budidaya Ikan Kakap Putih (Ha/Tahun)

Jenis Investasi Umur Teknis Satuan Jumlah Unit Harga Satuan

(Rp) Jumlah Biaya (Rp)

Persentase (%)

Petakan Tambak 7 Petak 1 40.000.000 40.000.000 0.704

Trado 7 Unit 1 5.000.000 5.000.000 0.088

Kotak bibit 6 Petak 1 5.000.000 5.000.000 0.088

Pipa Paralon 8 inchi 1 Unit 3 300.000 900.000 0.015

Pipa Paralon 12 inchi 1 Unit 3 1.200.000 3.600.000 0.063

Jaring 3 Unit 2 300.000 600.000 0.01

Jala 3 Unit 1 500.000 500.000 0.008

Ambai 3 Unit 1 1.000.000 1.000.000 0.017

Cangkul 2 Unit 1 80.000 80.000 0.001

Timbangan 2 Unit 1 100.000 100.000 0.001


(13)

77

Lampiran 6. Biaya Tetap dan Biaya Variabel Kepiting Bakau 1. Biaya Tetap

Keterangan Banyak Satuan Harga (Rp)

Total Harga/tahun (Ha) Iuran Swadaya Desa 1 Rp/Tahun 45.000 45.000 Surat Izin Usaha 1 Rp/Tahun 500.000 500.000

Penyusutan Rp/Tahun 6.401.917 6.401.917

Sewa Lahan 1 Rp/Ha 3.000.000 3.000.000

Total/Ha/Tahun 9.946.917

2. Biaya Variabel

Keterangan Banyak Satuan Harga (Rp)

Total Harga (Rp)

Benih 90 Kg 12.000 1.080.000

Pakan 1.800 Rp/Kg 2.500 4.500.000

Upah Panen 2 Rp/Orang/Tahun 2.000.000 4.000.000 Konstruksi Lahan 1 Rp/Tahun 9.000.000 9.000.000 Gaji Tenaga Kerja 2 Rp/Orang/Tahun 7.200.000 14.400.000


(14)

66

Lampiran 7. Biaya Tetap dan Biaya Variabel Ikan Kakap Putih (Ha/Tahun) 1. Biaya Tetap

Keterangan Banyak Satuan Harga (Rp) Total Harga/tahun (Ha) Iuran Swadaya Desa 1 Rp/Tahun 45.000 45.000 Surat Izin Usaha 1 Rp/Tahun 500.000 500.000 Penyusutan Rp/Tahun 8.034.119,04 8.034.119,04

Sewa Lahan 1 Rp/Ha 3.000.000 3.000.000

TOTAL 11.579.119

2. Biaya Variabel

Keterangan Banyak Satuan Harga (Rp) Total Harga (Rp)

Benih 1.000 Ekor 4.000 4.000.000

Upah Pengurasan 2 Rp/Orang/Tahun 200.000 400.000 Upah Panen 2 Rp/Orang/Tahun 150.000 300.000 Konstruksi Lahan 1 Rp/Tahun 600.000 600.000 Gaji Tenaga Kerja 1 Rp/Orang/Tahun 7.200.000 7.200.000


(15)

67

Lampiran 8. Perhitungan Penerimaan (Benefit) per Ha/Tahun Usaha Budidaya Kepiting Bakau

Tahun Produksi

(Kg/ha/tahun) Harga satuan (Rp) Jumlah (Rp)

2011 487 170.000 82.790.000

2012 500 170.000 85.000.000

2013 557 180.000 100.260.000

2014 615 200.000 123.000.000

2015 523 150.000 78.450.000

Total 2.682 469.500.000

Rata-Rata 536,4 174.000 93.900.000

Keterangan:

TR = Total Revenue (Total penerimaan) P = Harga jual (Rp/Kg)

Q = Jumlah ikan kakap yang dijual (Kg) Contoh Perhitungan Tahun 2011:

TR = P. Q

= Rp 170.000 x 487 kg/ha/tahun = 82.790.000 kg/ha/tahun


(16)

68

Lampiran 9. Perhitungan Penerimaan (Benefit) per Ha/Tahun Usaha Budidaya Ikan Kakap Putih

Tahun Produksi

(Kg/ha/tahun)

Harga satuan

(Rp) Jumlah (Rp)

2011 585 40.000 23.400.000

2012 157,14 40.000 6.285.600

2013 593 45.000 26.685.000

2014 628 45.000 28.260.000

2015 671 45.000 30.195.000

Total 2634,14 114.825.600

Rata-Rata 526,828 22.965.120

Keterangan:

TR = Total Revenue (Total penerimaan) P = Harga jual (Rp/Kg)

Q = Jumlah ikan kakap yang dijual (Kg) Contoh Perhitungan Tahun 2011:

TR = P. Q

= Rp 40.000 x 585 kg/ha/tahun = 23.400.000 kg/ha/tahun


(17)

69

Lampiran 10. Perhitungan Pendapatan (Net Benefit) per Ha/Tahun Usaha Budidaya Kepiting Bakau

Tahun Total Penerimaan (Rp)

Total Biaya (Rp)

Keuntungan (Rp)

2011 82.790.000 36.580.000,00 46.210.000

2012 85.000.000 37.010.000,00 47.990.000

2013 100.260.000 40.125.000,00 60.135.000

2014 123.000.000 37.985.000,00 85.015.000

2015 78.450.000 38.470.000,00 39.980.000

Total 190.170.000 279.330.000

Rata -Rata 38.034.000 93.110.000

Keterangan: Π = Pendapatan

TR = Total Revenue (Total penerimaan) (Rp) TC = Total Cost (Total Biaya) (Rp)

Contoh Perhitungan pada Tahun 2011: Π = TR – TC

= Rp 82.790.000 – Rp 36.580.000 = Rp 46.210.000


(18)

70

Lampiran 11. Perhitungan Pendapatan (Net Benefit) per Ha/Tahun Usaha Budidaya Kakap Putih

Tahun Total Penerimaan (Rp)

Total Biaya (Rp)

Keuntungan (Rp)

2011 23.400.000 24.079.119 -679.119

2012 6.285.600 23.221.959 -16.936.359

2013 26.685.000 24.454.819 2.230.181

2014 28.260.000 25.079.119 3.180.881

2015 30.195.000 24.936.239 5.258.761

Rata-rata -1.389.131

Keterangan: Π = Pendapatan

TR = Total Revenue (Total penerimaan) (Rp) TC = Total Cost (Total Biaya) (Rp)

Contoh Perhitungan pada Tahun 2011: Π = TR – TC

= Rp 23.400.000 – Rp 24.079.119 = Rp -679.119


(19)

71

Lampiran 12. Perhitungan Benefit Cost of Ratio (B/C) Usaha Budidaya Kepiting Bakau (Ha/Tahun)

Tahun Total Penerimaan (Rp) Total Biaya (Rp) B/C

2011 82.790.000 36.580.000,00 2,263258611

2012 85.000.000 37.010.000,00 2,296676574

2013 100.260.000 40.125.000,00 2,498691589 2014 123.000.000 37.985.000,00 3,238120311

2015 78.450.000 38.470.000,00 2,039251365

Rata -Rata 2,46719969

Keterangan;

TR = Total Revenue (Total Penerimaan/Harga Penjualan) TC = Total Cost (Total Biaya/Biaya Produksi)\

Contoh Perhitungan pada Tahun 2011:

B/C = Total Penerimaan Total Produksi B/C = 82.790.000

36.580.000 = 2,263258611


(20)

72

Lampiran 13. Perhitungan Benefit Cost of Ratio (B/C) Usaha Budidaya Kakap Putih (Ha/Tahun)

Tahun Total Penerimaan (Rp)

Total Biaya

(Rp) B/C

2011 23.400.000 24.079.119 0,97179635

2012 6.285.600 23.221.959 0,270674838

2013 26.685.000 24.454.819 1,09119597

2014 28.260.000 25.079.119 1,126833839

2015 30.195.000 24.936.239 1,210888296

Rata -Rata 0,934277859

Keterangan;

TR = Total Revenue (Total Penerimaan/Harga Penjualan) TC = Total Cost (Total Biaya/Biaya Produksi)\

Contoh Perhitungan pada Tahun 2011:

B/C = Total Penerimaan Total Produksi B/C = 23.400.000

24.079.119 = 0,97179635


(21)

73

Lampiran 14. Perhitungan Payback Period (PP) per Ha/Tahun Usaha Budidaya Kepiting Bakau

Tahun Biaya Investasi (Rp) Net Benefit (Rp) PP

2011 52.710.000 46.210.000 1,140662194

2012 52.710.000 47.990.000 1,098353824

2013 52.710.000 60.135.000 0,876527812

2014 52.710.000 85.015.000 0,620008234

2015 52.710.000 39.980.000 1,318409205

Rata -Rata 1,010792254

Keterangan :

PBP = Jumlah waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal I = Biaya investasi

A = Benefit bersih tiap tahun Contoh Perhitungan pada Tahun 2011: PBP = I

A × 1 tahun PBP =52.710.000

46.210.000 × 1 tahun PBP = 1,140662194


(22)

74

Lampiran 15. Perhitungan Payback Period (PP) per Ha/Tahun Usaha Budidaya Kakap Putih

Tahun Biaya Investasi (Rp) Net Benefit (Rp) PP

2011 56.780.000 -679.119 -83,6083161

2012 56.780.000 -16.936.359 -3,352550559

2013 56.780.000 2.230.181 25,45981748

2014 56.780.000 3.180.881 17,85040083

2015 56.780.000 5.258.761 10,7972202

Rata -Rata -6,570685627

Keterangan :

PBP = Jumlah waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal I = Biaya investasi

A = Benefit bersih tiap tahun Contoh Perhitungan pada Tahun 2011: PBP = I

A × 1 tahun PBP =56.780.000

−679.119 × 1 tahun PBP = -83,6083161


(23)

75

Lampiran 16. Contoh Menghitung Persentase Perubahan Harga Benih Kepiting Bakau (Ha/Tahun)

Tahun Harga Benih (Rp) Perubahan Harga Benih (Rp)

2011 12.000 -

2012 12.000 0

2013 15.000 3.000

2014 15.000 0

2015 12.000 -3.000

Tahun 2012

=

Rp 12.000 − Rp 12.000

Rp 12.000

×

100% = 0% Tahun 2013 = Rp 15.000 − Rp 12.000

Rp 12.000

×

100% = 0.25% Tahun 2014 = Rp 15.000 − Rp 15.000

Rp 15.000

×

100% = 0% Tahun 2015 = Rp 12.000 – Rp 15.000

Rp 15.000

×

100% = -0.2%


(24)

76

Lampiran 17. Contoh Menghitung Persentase Perubahan Harga Benih Ikan Kakap Putih (Ha/Tahun)

Tahun Harga Benih (Rp) Perubahan Harga Benih (Rp)

2011 4.000 -

2012 4.000 0

2013 5.000 1.000

2014 5.000 0

2015 4.000 -1.000

Tahun 2012

=

Rp 4.000 − Rp 4.000

Rp 4.000

×

100% = 0% Tahun 2013 = Rp 5.000 − Rp 4.000

Rp 4.000

×

100% = 0.25% Tahun 2014 = Rp 5.000 − Rp 5.000

Rp 5.000

×

100% = 0% Tahun 2015 = Rp 4.000 – Rp 5.000

Rp 5.000

×

100% = -0.2%


(25)

77

Lampiran 18. Contoh Menghitung Persentase Perubahan Harga Jual Kepiting Bakau (Ha/Tahun)

Tahun Harga Kepiting Bakau (Rp)

Perubahan Harga Kepiting Bakau (Rp)

2011 170.000 -

2012 170.000 0

2013 180.000 10.000

2014 200.000 20.000

2015 150.000 -50.000

Tahun 2012

=

Rp 120.000 − Rp 120.000

Rp 120.000

×

100% = 0% Tahun 2013 = Rp 180.000 − Rp 170.000

Rp 170.000

×

100% = 0.06% Tahun 2014 = Rp 200.000 − Rp 180.000

Rp 180.000

×

100% = 0.12% Tahun 2015 = Rp 150.000 – Rp 200.000

Rp 200.000

×

100% = -0.25%


(26)

78

Lampiran 19. Contoh Menghitung Persentase Perubahan Harga Jual Ikan Kakap Putih (Ha/Tahun)

Tahun Harga Kakap Putih (Rp)

Perubahan Harga Kakap Putih (Rp)

2011 40.000 -

2012 40.000 0

2013 45.000 5.000

2014 45.000 0

2015 45.000 0

Tahun 2012

=

Rp 40.000 − Rp 40.000

Rp 40.000

×

100% = 0% Tahun 2013 = Rp 45.000 − Rp 40.000

Rp 40.000

×

100% = 0.125% Tahun 2014 = Rp 45.000 − Rp 45.000

Rp 45.000

×

100% = 20% Tahun 2015 = Rp 45.000 – Rp 45.000

Rp 45.000

×

100% = 0%


(27)

Lampiran 20. Cashflow Usaha Budidaya Kepiting Bakau per Ha/Tahun

Keterangan Tahun

0 1 2 3 4 5

A. Cash Inflow

1. Penjualan Kepiting Bakau 0 82.790.000 85.000.000 100.260.000 123.000.000 78.450.000

2. Harga Jual Kepiting Bakau 170.000 170.000 180.000 200.000 150.000

3. Nilai Sisa 0 7.182.000

Total Penerimaan 0 82.790.000 85.000.000 100.260.000 123.000.000 85.632.000

B. Cash Outflow

B.1 Biaya Investasi

Petakan Tambak (8) 40.000.000

Trado (8) 5.000.000

Pipa Paralon 8 inchi (1) 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 Pipa Paralon 12 inchi (1) 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000

Jaring Katrol (3) 500.000 500.000

Tanggok (3) 150.000 150.000

Bubu (5) 1.500.000 1.500.000

Cangkul (2) 160.000 160.000 160.000

Timbangan (3) 1.800.000 1.800.000

Total Biaya Investasi/Ha/Tahun 52.710.000 3.600.000 3.760.000 6.050.000 3.760.000 5.100.000

B.2 Biaya Tetap

Iuran Swadaya Desa 45.000 45.000 45.000 45.000 45.000

Surat Izin Usaha 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000


(28)

Lampiran 20. Lanjutan

Sewa Lahan 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 Total Biaya Tetap/Ha/Tahun

B.3 Biaya Variabel

9.946.917

9.946.917

9.946.917

9.946.917

9.946.917

Benih 1.080.000 1.200.000 1.875.000 1.950.000 1.320.000

Pakan 4.500.000 4.650.000 4.800.000 4.875.000 4.650.000

Upah Panen 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000

Konstruksi Lahan 9.000.000 9.000.000 9.000.000 9.000.000 9.000.000

Gaji Tenaga Kerja 14.400.000 14.400.000 14.400.000 14.400.000 14.400.000

Total Biaya Variabel/Ha/Tahun 32.980.000 33.250.000 34.075.000 34.225.000 33.370.000 Total Biaya 52.710.000 36.580.000 37.010.000 40.125.000 37.985.000 38.470.000 Net Benefit -52.710.000 46.210.000 47.990.000 60.135.000 85.015.000 39.980.000

Discount Rate 20%

DF 1 0.8333 0.6944 0.5787 0.4822 0.4018

Present Value -52.710.000 38.506.793 33.324.256 34.800.124,5 40.994.233 16.063.964

Present Value Benefit 163.689.370,5

Present Value Cost 52.710.000

Net Present Value 110.979.371

Net B/C 3,105470888


(29)

Lampiran 21. Perhitungan IRR Usaha Budidaya Kepiting Bakau Tahun Net Benefit DF

(20%)

Present Value (NPV1)

DF (42%)

Present Value (NPV2) 0 -52.710.000 1 -52.710.000 1 -52.710.000 1 46.210.000 0.8333 38.506.793 0.7042 32.542.253,52 2 47.990.000 0.6944 33.324.256,00 0.4959 23.799.841,3 3 60.135.000 0.5787 34.800.124,50 0.3492 21.002.078,73 4 85.015.000 0.4822 40.994.233,00 0.2459 20.909.429,41 5 39.980.000 0.4018 16.063.964,00 0.1732 6.924.701,67 Total 279.330.000 163.689.370,50 52.468.305

NPV 110.979.371 -241.695

IRR = i1 +� NPV1

NPV1−NPV2�(i2−i1) IRR = 0.20 +� 110.979.371

110.979.371−(−241.695)�(0.42−0.20) IRR = 0.20 +�110.979.371

111.221.066�(0.22) IRR = 0.20 + (0,9978)(0.22) RR = 0.42 = 42%


(30)

Lampiran 22. Cashflow Usaha Budidaya Ikan Kakap Putih per Ha/Tahun

Keterangan Tahun

0 1 2 3 4 5

A. Cash Inflow

1. Penjualan Ikan Kakap Putih 0 23.400.000 6.285.600 26.685.000 28.260.000 30.195.000

2. Harga Jual Ikan Kakap Putih 40.000 40.000 45.000 45.000 45.000

3. Nilai Sisa 0 8.022.000

Total Penerimaan 0 23.400.000 6.285.600 26.685.000 28.260.000 38.217.000

B. Cash Outflow

B.1 Biaya Investasi

Petakan Tambak (7) 40.000.000

Trado (7) 5.000.000

Kotak bibit (6) 5.000.000

Pipa Paralon 8 inchi (1) 900.000 900.000 900.000 900.000 900.000 900.000

Pipa Paralon 12 inchi (1) 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000

Jaring (3) 600.000 600.000

Jala (3) 500.000 500.000

Ambai (3) 1.000.000 1.000.000

Cangkul (2) 80.000 80.000 80.000

Timbangan (2) 100.000 100.000 100.000

Total Biaya Investasi/ha/tahun 56.780.000 4.500.000 4.680.000 6.600.000 4.680.000 4.500.000

B.2 Biaya Tetap

Iuran Swadaya Desa 45.000 45.000 45.000 45.000 45.000


(31)

Lampiran 22. Lanjutan

Penyusutan 8.034.119 8.034.119 8.034.119 8.034.119 8.034.119 Sewa Lahan

Total Biaya Tetap/Ha/Tahun

3.000.000 11.579.119

3.000.000 11.579.119

3.000.000 11.579.119

3.000.000 11.579.119

3.000.000 11.579.119

B.3 Biaya Variabel

Benih 4.000.000 3.142.840 4.375.700 5.000.000 4.857.120

Upah Pengurasan 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000

Upah Panen 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000

Konstruksi Lahan 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000

Gaji Tenaga Kerja 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000

Total Biaya Variabel /ha/tahun 12.500.000 11.642.840 12.875.700 13.500.000 13.357.120 Total Biaya 56.780.000 24.079.119 23.221.959 24.454.819 25.079.119 24.936.239

Net Benefit -56.780.000 -679.119 -16.936.359 2.230.181 3.180.881 5.258.761

Discount Rate 20%

DF 1 83.3% 0.694444444 0.578703704 0.482253086 0.401877572

Present Value -56.780.000 -565.909,902 -11.761.360,45 1.290.613,977 1.533.989,657 2.113.378,083

Present Value Benefit -7.389.288,635

Present Value Cost 56.780.000

Net Present Value -64.169.289

Net B/C -0,130138933


(32)

Lampiran 23. Perhitungan IRR Usaha Budidaya Ikan Kakap Putih Tahun Net Benefit DF

(20%)

Present Value (NPV1)

DF (22 %)

Present Value (NPV2) 0 -56.780.000 1 -56.780.000 1 -56.780.000 1 -679.119 0.8333 -565.909,90 0.8196 -556.654,957 2 -16.936.359 0.6944 -11.760.607,72 0.6718 -11.378.902,88 3 2.230.181 0.5787 1.290.605,72 0.5507 1.228.176,011 4 3.180.881 0.4822 1.533.820,80 0.4513 1.435.846,761 5 5.258.761 0.4018 2.112.970,15 0.3699 1.945.737,621 Total -6.945.655 -7.389.120,96 -7.325.797,445

NPV -64.169.121 -64.305.797

IRR = i1 +� NPV1

NPV1−NPV2�(i2−i1) IRR = 0.20 +� −64.169.121

−64.169.121−(−64.305.797)�(0.22−0.20) IRR = 0.20 +�−64.169.121

136.676 �(0.02) IRR = 0.20 + (−469,498)(0.02) IRR =−9.18 = −9.18%


(33)

Lampiran 24. Cash Flow Usaha Budidaya Kepiting Bakau per Ha/Tahun Apabila Kenaikan Harga Benih 0.25%

Keterangan Tahun

0 1 2 3 4 5

A. Cash Inflow

1. Penjualan Kepiting Bakau 0 82.790.000 85.000.000 100.260.000 123.000.000 78.450.000

2. Harga Jual Kepiting Bakau 170.000 170.000 180.000 200.000 150.000

3. Nilai Sisa 0 7.182.000

Total Penerimaan 0 82.790.000 85.000.000 100.260.000 123.000.000 85.632.000

B. Cash Outflow

B.1 Biaya Investasi

Petakan Tambak (8) 40.000.000

Trado (8) 5.000.000

Pipa Paralon 8 inchi (1) 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 Pipa Paralon 12 inchi (1) 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000

Jaring Katrol (3) 500.000 500.000

Tanggok (3) 150.000 150.000

Bubu (5) 1.500.000 1.500.000

Cangkul (2) 160.000 160.000 160.000

Timbangan (3) 1.800.000 1.800.000

Total Biaya Investasi/Ha/Tahun 52.710.000 3.600.000 3.760.000 6.050.000 3.760.000 5.100.000

B.2 Biaya Tetap

Iuran Swadaya Desa 45.000 45.000 45.000 45.000 45.000

Surat Izin Usaha 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000


(34)

Lampiran 24. Lanjutan

Sewa Lahan 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000

9.946.917 9.946.917

Total Biaya Tetap/Ha/Tahun B.3 Biaya Variabel

9.946.917 9.946.917 9.946.917

Benih 1.082.700 1.203.000 1.879.688 1.954.875 1.323.300

Pakan 4.500.000 4.650.000 4.800.000 4.875.000 4.650.000

Upah Panen 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000

Konstruksi Lahan 9.000.000 9.000.000 9.000.000 9.000.000 9.000.000

Gaji Tenaga Kerja 14.400.000 14.400.000 14.400.000 14.400.000 14.400.000

Total Biaya Variabel/Ha/Tahun 32.982.700 33.253.000 34.079.687,5 34.229.875 33.373.300 Total Biaya 52.710.000 36.582.700 37.013.000 40.129.688 37.989.875 38.473.300 Net Benefit -52.710.000 46.207.300 47.987.000 60.130.313 85.010.125 39.976.700

Discount Rate 20%

DF 1 0.8333 0.6944 0.5787 0.4822 0.4018

Present Value -52.710.000 38.504.543,09 33.322.172,8 34.797.411,84 40.991.882,28 16.062.638,06

Present Value Benefit 163.678.648,1

Present Value Cost 52.710.000

Net Present Value 110.968.648

Net B/C 3,105267465


(35)

Lampiran 25. Perhitungan IRR Usaha Budidaya Kepiting Bakau Saat Terjadi Kenaikan Harga Benih Sebesar 0.25%

Tahun Net Benefit DF (20%)

Present Value (NPV1)

DF (45%)

Present Value (NPV2) 0 -52.710.000 1 -52.710.000 1 -52.710.000 1 46.207.300 0.8333 38.504.543,09 0.6896 31.867.103,45 2 47.987.000 0.6944 33.322.172,80 0.4756 22.823.781,21 3 60.130.313 0.5787 34.797.411,84 0.3280 19.723.748,41 4 85.010.125 0.4822 40.991.882,28 0.2262 19.230.857,33 5 39.976.700 0.4018 16.062.638,06 0.1560 6.236.873,419 Total 279.311.438 163.678.648,07 47.172.364

NPV 110.968.648 -5.537.636

IRR = i1 +� NPV1

NPV1−NPV2�(i2−i1) IRR = 0.20 +� 110.968.648

110.968.648−(−5.537.636)�(0.45−0.20) IRR = 0.20 +�110.968.648

116.506.284�(0.25) IRR = 0.20 + (0,9524)(0.25) RR = 0.44 = 44%


(36)

Lampiran 26. Cash Flow Usaha Budidaya Kepiting Bakau per Ha/Tahun Apabila Penurunan Harga Jual Kepiting Bakau -0.25%

Keterangan Tahun

0 1 2 3 4 5

A. Cash Inflow

1. Penjualan Kepiting Bakau 0 82.996.975 85.212.500 100.510.650 123.307.500 78.646.125

2. Harga Jual Kepiting Bakau 170.000 170.000 180.000 200.000 150.000

3. Nilai Sisa 0 7.182.000

Total Penerimaan 0 82.996.975 85.212.500 100.510.650 123.307.500 85.828.125

B. Cash Outflow

B.1 Biaya Investasi

Petakan Tambak (8) 40.000.000

Trado (8) 5.000.000

Pipa Paralon 8 inchi (1) 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 Pipa Paralon 12 inchi (1) 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000

Jaring Katrol (3) 500.000 500.000

Tanggok (3) 150.000 150.000

Bubu (5) 1.500.000 1.500.000

Cangkul (2) 160.000 160.000 160.000

Timbangan (3) 1.800.000 1.800.000

Total Biaya Investasi/Ha/Tahun 52.710.000 3.600.000 3.760.000 6.050.000 3.760.000 5.100.000

B.2 Biaya Tetap

Iuran Swadaya Desa 45.000 45.000 45.000 45.000 45.000

Surat Izin Usaha 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000


(37)

Lampiran 26. Lanjutan

Sewa Lahan 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000

Total Biaya Tetap/Ha/Tahun B.3 Biaya Variabel

Benih 9.946.917 1.080.000 9.946.917 1.200.000 9.946.917 1.875.000 9.946.917 1.950.000 9.946.917 1.320.000

Pakan 4.500.000 4.650.000 4.800.000 4.875.000 4.650.000

Upah Panen 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000

Konstruksi Lahan 9.000.000 9.000.000 9.000.000 9.000.000 9.000.000

Gaji Tenaga Kerja 14.400.000 14.400.000 14.400.000 14.400.000 14.400.000

Total Biaya Variabel/Ha/Tahun 32.980.000 33.250.000 34.075.000 34.225.000 33.370.000 Total Biaya 52.710.000 36.580.000 37.010.000 40.125.000 37.985.000 38.470.000 Net Benefit -52.710.000 46.416.975 48.202.500 60.385.650 85.322.500 40.176.125

Discount Rate 20%

DF 1 0.8333 0.6944 0.5787 0.4822 0.4018

Present Value -52.710.000 38.679.265,27 33.471.816 34.945.175,66 41.142.509,5 16.142.767,03

Present Value Benefit 164.381.533,4

Present Value Cost 52.710.000

Net Present Value 111.671.533

Net B/C 3,118602418


(38)

Lampiran 27. Perhitungan IRR Usaha Budidaya Kepiting Bakau Saat Terjadi Penurunan Harga Jual Ikan Sebesar -0.25%

Tahun Net Benefit DF (20%)

Present Value (NPV1)

DF (44%)

Present Value (NPV2) 0 -52.710.000 1 -52.710.000 1 -52.710.000 1 46.416.975 0.8333 38.679.265,27 0.6944 32.234.010,42 2 48.202.500 0.6944 33.471.816,00 0.4822 23.245.804,4 3 60.385.650 0.5787 34.945.175,66 0.3348 20.223.032,01 4 85.322.500 0.4822 41.142.509,50 0.2325 19.843.286,54 5 40.176.125 0.4018 16.142.767,03 0.1615 6.488.668,486 Total 280.503.750 164.381.533,45 49.324.802

NPV 111.671.533 -3.385.198

IRR = i1 +� NPV1

NPV1−NPV2�(i2−i1) IRR = 0.20 +� 111.671.533

111.671.533−(−3.385.198)�(0.44−0.20) IRR = 0.20 +�111.671.533

115.056.731�(0.24) IRR = 0.20 + (0,9705)(0.24) IRR = 0.43 = 43%


(39)

Lampiran 28. Cash Flow Usaha Budidaya Ikan Kakap Putih per Ha/Tahun Apabila Kenaikan Harga Benih 0.25%

Keterangan Tahun

0 1 2 3 4 5

A. Cash Inflow

1. Penjualan Ikan Kakap Putih 0 23.400.000 6.285.600 26.685.000 28.260.000 30.195.000

2. Harga Jual Ikan Kakap Putih 40.000 40.000 45.000 45.000 45.000

3. Nilai Sisa 0 8.022.000

Total Penerimaan 0 23.400.000 6.285.600 26.685.000 28.260.000 38.217.000

B. Cash Outflow

B.1 Biaya Investasi

Petakan Tambak (7) 40.000.000

Trado (7) 5.000.000

Kotak bibit (6) 5.000.000

Pipa Paralon 8 inchi (1) 900.000 900.000 900.000 900.000 900.000 900.000

Pipa Paralon 12 inchi (1) 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000

Jaring (3) 600.000 600.000

Jala (3) 500.000 500.000

Ambai (3) 1.000.000 1.000.000

Cangkul (2) 80.000 80.000 80.000

Timbangan (2) 100.000 100.000 100.000

Total Biaya Investasi/ha/tahun 56.780.000 4.500.000 4.680.000 6.600.000 4.680.000 4.500.000

B.2 Biaya Tetap

Iuran Swadaya Desa 45.000 45.000 45.000 45.000 45.000


(40)

Lampiran 28. Lanjutan

Penyusutan 8.034.119 8.034.119 8.034.119 8.034.119 8.034.119

Sewa Lahan

Total Biaya Tetap/Ha/Tahun

3.000.000 11.579.119

3.000.000 11.579.119

3.000.000 11.579.119

3.000.000 11.579.119

3.000.000 11.579.119

B.3 Biaya Variabel

Benih 4.010.000 3.150.697 4.386.639 5.012.500 4.869.263

Upah Pengurasan 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000

Upah Panen 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000

Konstruksi Lahan 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000

Gaji Tenaga Kerja 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000

Total Biaya Variabel /ha/tahun 12.510.000 11.650.697 12.886.639 13.512.500 13.369.263

Total Biaya 56.780.000 24.089.119 23.229.816 24.465.758 25.091.619 24.948.382

Net Benefit -56.780.000 -689.119 -16.944.216 2.219.242 3.168.381 5.246.618

Discount Rate 20%

DF 1 83.3% 0.694444444 0.578703704 0.482253086 0.401877572

Present Value -56.780.000 -574.242,902 -11.766.816,77 1.284.283,393 1.527.961,493 2.108.498,164

Present Value Benefit -7.420.316,621

Present Value Cost 56.780.000

Net Present Value -64.200.317

Net B/C -0,130685393


(41)

Lampiran 29. Perhitungan IRR Usaha Budidaya Ikan Kakap Putih Saat Terjadi Kenaikan Harga Benih Sebesar 0.25%

Tahun Net Benefit DF (20%)

Present Value (NPV1)

DF (26%)

Present Value (NPV2) 0 -56.780.000 1 -56.780.000 1 -56.780.000 1 -689.119 0.8333 -574.242,90 0.7936 -546.919,879 2 -16.944.216 0.6944 -11.766.063,69 0.6298 -10.672.849,68 3 2.219.242 0.5787 1.284.275,17 0.4999 1.109.412,282 4 3.168.381 0.4822 1.527.793,30 0.3967 1.257.057,702 5 5.246.618 0.4018 2.108.091,17 0.3148 1.652.063,484 Total -6.999.094 -7.420.146,95 -7.201.236,089

NPV -64.200.147 -64.981.236

IRR = i1 +� NPV1

NPV1−NPV2�(i2−i1) IRR = 0.20 +� −64.200.147

−64.200.147−(−64.981.236)�(0.26−0.20) IRR = 0.20 +�−64.200.147

781.089 �(0.06) IRR = 0.20 + (−82,1931)(0.06) IRR =−4.73 =−4.73%


(42)

Lampiran 30. Cash Flow Usaha Budidaya Ikan Kakap Putih per Ha/Tahun Apabila Penurunan Harga Jual Ikan 0.125%

Keterangan Tahun

0 1 2 3 4 5

A. Cash Inflow

1. Penjualan Ikan Kakap Putih 0 23.370.750 6.277.743 26.651.644 28.224.675 30.157.256

2. Harga Jual Ikan Kakap Putih 40.000 40.000 45.000 45.000 45.000

3. Nilai Sisa 0 8.022.000

Total Penerimaan 0 23.400.000 6.285.600 26.685.000 28.260.000 38.179.256

B. Cash Outflow

B.1 Biaya Investasi

Petakan Tambak (7) 40.000.000

Trado (7) 5.000.000

Kotak bibit (6) 5.000.000

Pipa Paralon 8 inchi (1) 900.000 900.000 900.000 900.000 900.000 900.000

Pipa Paralon 12 inchi (1) 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000

Jaring (3) 600.000 600.000

Jala (3) 500.000 500.000

Ambai (3) 1.000.000 1.000.000

Cangkul (2) 80.000 80.000 80.000

Timbangan (2) 100.000 100.000 100.000

Total Biaya Investasi/ha/tahun 56.780.000 4.500.000 4.680.000 6.600.000 4.680.000 4.500.000

B.2 Biaya Tetap

Iuran Swadaya Desa 45.000 45.000 45.000 45.000 45.000


(43)

Lampiran 30. Lanjutan

Penyusutan 8.034.119 8.034.119 8.034.119 8.034.119 8.034.119

Sewa Lahan 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000

Total Biaya Tetap/Ha/Tahun 11.579.119 11.579.119 11.579.119 11.579.119 11.579.119

B.3 Biaya Variabel

Benih 4.000.000 3.142.840 4.375.700 5.000.000 4.857.120

Upah Pengurasan 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000

Upah Panen 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000

Konstruksi Lahan 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000

Gaji Tenaga Kerja 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000

Total Biaya Variabel /ha/tahun 12.500.000 11.642.840 12.875.700 13.500.000 13.357.120 Total Biaya 56.780.000 24.079.119 23.221.959 24.454.819 25.079.119 24.936.239

Net Benefit -56.780.000 -708.369 -16.944.216 2.196.825 3.145.556 5.221.017

Discount Rate 20%

DF 1 83.3% 0.694444444 0.578703704 0.482253086 0.401877572

Present Value -56.780.000 -590.283,927 -11.766.816,7 1.271.310,621 1.516.954,067 2.098.209,697

Present Value Benefit -7.470.626,243

Present Value Cost 56.780.000

Net Present Value -64.250.626

Net B/C -0,131571438


(44)

Lampiran 31. Perhitungan IRR Usaha Budidaya Ikan Kakap Putih Saat Terjadi Penurunan Harga Jual Ikan Sebesar 0.125%

Tahun Net Benefit DF (20%)

Present Value (NPV1)

DF (24%)

Present Value (NPV2) 0 -56.780.000 1 -56.780.000 1 -56.780.000 1 -708.369 0.8333 -590.283,93 0.8064 -571.265,361 2 -16.944.216 0.6944 -11.766.063,62 0.6503 -11.019.911,58 3 2.196.825 0.5787 1.271.302,48 0.5244 1.152.206,598 4 3.145.556 0.4822 1.516.787,08 0.4229 1.330.487,118 5 5.221.017 0.4018 2.097.804,69 0.3411 1.780.929,362 Total -7.089.187 -7.470.453,29 -7.327.553,864

NPV -64.250.453 -64.507.554

IRR = i1 +� NPV1

NPV1−NPV2�(i2−i1) IRR = 0.20 +� −64.250.453

−64.250.453−(−64.507.554)�(0.24−0.20) IRR = 0.20 +�−64.250.453

257.101 �(0.04) IRR = 0.20 + (−249,9035)(0.04) IRR =−9.79 = −9.8%

Perhitungan Diskon Faktor Rumus :

Diskon F = 1

(0.20 + 1)� n = tahun ke (0,1,2,.. n)

Contoh Perhitungan DF Pada Tahun Ke 1

Diskon F = 1


(45)

Lampiran 32. Rincian Biaya Penyusutan dan Jumlah Nilai Sisa Usaha Budidaya Kepiting Bakau (Ha/Tahun)

No. Jenis Investasi Nilai Beli Umur Pakai Penyusutan Nilai Sisa

(Rp) (Tahun) per Tahun (Rp)

1. Petakan Tambak 40.000.000 8 4.250.000 6.000.000

2. Trado 5.000.000 8 531.250 750.000

3. Pipa Paralon 8 inchi 300.000 1 255.000 45.000

4. Pipa Paralon 12 inchi 1.200.000 1 1.020.000 180.000

5. Jaring Katrol 50.000 3 14.166,67 7.500

7. Tanggok 150.000 3 42.500 22.500

8. Bubu 500.000 5 85.000 75.000

9. Cangkul 80.000 2 34.000 12.000

10. Timbangan 600.000 3 170.000 90.000


(46)

Lampiran 33. Rincian Biaya Penyusutan dan Jumlah Nilai Sisa Usaha Budidaya Ikan Kakap Putih (Ha/Tahun)

No. Jenis Investasi Nilai Beli Umur Pakai Penyusutan Nilai Sisa

(Rp) (Tahun) per Tahun (Rp)

1. Petakan Tambak 40.000.000 7 4.857.142,857 6.000.000

2. Trado 5.000.000 7 607.142,8571 750.000

3. Kotak bibit 5.000.000 6 708.333,3333 750.000

4. Pipa Paralon 8 inchi 300.000 1 255.000 45.000

5. Pipa Paralon 12 inchi 1.200.000 1 1.020.000 180.000

7. Jaring 300.000 3 85.000 45.000

8. Jala 500.000 3 141.666,6667 75.000

9. Ambai 1.000.000 3 283.333,3333 150.000

10. Cangkul 80.000 2 34.000 12.000

11. Timbangan 100.000 2 42.500 15.000


(47)

Lampiran 34. Dokmentasi Wawancara Dengan Masyarakat Pemilik Tambak

(a) Wawancara dengan pemilik tambak (b) Kepiting bakau Kepiting Bakau

(c) Transaksi jual beli kepiting bakau (d) Alat tangkap Bubu


(48)

Lampiran 34. Lanjutan

(g) Wawancara dengan pemilik tambak (h) Wawancara dengan pemilik tambak ikan kakap putih dan masyarakat ikan kakap putih

(i) Wawancara dengan pemilik tambak (j) Wawancara dengan masyarakat sekitar dan masyarakat ikan kakap putih usaha tambak


(49)

62

DAFTAR PUSTAKA

Adiprima, K.P dan A. Sudradjat. 2012. Kajian Kesesuaian Lahan Tambak, Konservasi dan Permukiman Kawasan Pesisir Menggunakan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus: Pesisir Pangandaran, Jawa Barat). [Skripsi]. Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan. Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Ainun, A.N. 2014. Analisis dan Studi Kelayakan Proyek Usaha Budidaya Sapi Potong Skala 500 Ekor. Jurnal Penelitian Sains. 11 (1) : 77-85.

Annisa, R dan A. Lamursa. 2014. Analisis kelayakan usaha tambak bandeng di Desa Kolago kecamatan parigi selatan kabupaten parigi Moutong. Agrotekbish 2 (3) : 347-342.

Ashari, R. 2011. Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dan Ikan Bandeng (Chanos chanos) di Desa Kanaungan Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkep. [Skripsi]. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin, Makassar.

Barokah, U. 2012. Strategi Pengembangan Perikanan Tambak sebagai Sub Sektor Unggulan di Kabupaten Sidoarjo. [Skripsi]. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Dolorosa, E., Masyhuri., Lestari, dan Jamhari. 2014. Analisis Kelayakan Finansial usaha Perikanan Tambak Polikultur Bandeng-Udang Windu. Jurnal Social Economic of Agriculture. 3 (2).

Garno, Y.S. 2004. Pengembangan Budidaya Udang dan Potensi Pencemarannya pada Perairan Pesisir. Jurnal Teknik Lingkungan P3TL-BPPT. 5 (3) : 187-192.

Hilipito, A. 2013. Analisis Kelayakan Finansial dan Sensitivitas Usaha Ternak Ayam Boiler. Jurnal Ilmiah Platax. 4 (2) : 178-183.

Kanna, I. 2002. Budidaya Kepiting Bakau. Kanisius: Jakarta

Kasry, A. 1996. Budidaya Kepiting Bakau dan Biologi Ringkas. Bhratara: Jakarta Liana, L., S. Bahri, dan Tibrani. 2014. Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Ikan

Lemak dalam Keramba di Desa Tanjung Belit Airtiris Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar. Jurnal Dinamika Pertanian. 29 (1) : 87-96.

Meade, J.W. 1989. Aquaculture Management. Van Nostrand Reinhold: New York.


(50)

63

Nasution, Z., S. Koehendrajana, dan A.H. Purnomo. 2005. Prosiding Seminar Indikator Kinerja dan Hasil Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Jakarta, 14 Mei 2014. Balai Besar Riset Ekonomi Kelautan dan Perikanan: Jakarta Pusat.

Norton, G.W dan J. Alwang. 1993. Introduction To Economics of Agricultural Development. McGraw-Hill: United States of America.

Perdana, H. 2008. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Pembesaran Ikan Mas dan Nila pada Keramba Jaring Apung (KJA) Sistem Jaring Kolor di KJA Waduk Cikoncang, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, Banten. [Skripsi]. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Reksono, B., H. Hamdani, dan M.S. Yuniarti. 2012. Pengaruh Padat Penebaran Gracilaria sp. terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Bandeng (Chanos chanos) pada Budidaya Sistem Polikultur. Jurnal perikanan dan Kelautan. 3 (3) : 41-49.

Romadon, A dan E. Subekti. 2011. Teknik Budidaya Ikan Bandeng di Kabupaten Demak. Jurnal Mediagro. 7 (2) : 19-24.

Rubiana, G. 2010. Analisis Kelayakan Pembesaran Ikan Bandeng dengan Keramba Jaring Apung di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat. [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Ruchmana, A.D. 2013. Proses Pembelajaran Usaha Tambak Bandeng di Desa Ujungwatu Kecamatan Donorojo Kabupaten Jepara. [Skripsi]. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Ruslan, B.M. 2004. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tambak Udang Windu CV Surya Putra Agroindustri di Kecamatan Sidangbandang Kabupaten Cianjur. [Skripsi]. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Institute Pertanian Bogor, Bogor.

Sembiring, I., A.S. Wantasen, dan E.LA. Ngangi. 2012. Kajian Sosial Ekonomi Masyarakat dalam Pemanfaatan Terumbu Karang di Desa Tumbak Kabupaten Minahasa Tenggara. Jurnal Platax. 1 (1).

Sudradjat, A. 2008. Budidaya 23 Komoditas Laut Menguntungkan. Penebar Swadaya: Jakarta.

Suzana, B.O.L., J. Timban., R. Kaunang, dan F. Ahmad. 2011. Valuasi Ekonomi Sumberdaya Hutan Mangrove di Desa Palaes Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal ASE. 7 (2) : 29-38.


(51)

64

Swastawati, F. 2011. Studi Kelayakan dan Efisiensi Usaha Pengasapan Ikan dengan Asap Cair Limbah Pertanian. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Diponegoro, Semarang. 3 (12) : 19-30.

Syah, R. 2012. Daya Dukung dan Kesesuaian Lahan Pesisir dan Laut untuk Pengembangan Perikanan dan Budidaya Berkelanjutan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Jakarta: Jakarta.

Wardany, U.K. 2007. Analisis kelayakan Finansial Usaha Budidaya Tambak Ikan pada Usaha Dagang Jasa Hasil Diri di Desa Lamaran Tarung, Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. [Skripsi]. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.


(52)

20

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April 2016. Kegiatan penelitian ini dilakukan ditempat budidaya tambak di Kampung Sentosa Barat Lingkungan 20 Kelurahan Sicanang Kecamatan Medan Belawan dengan titik koordinat 3o 44' 55,5" LU dan 98o 38' 19" BT dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Lokasi Penelitian

Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian antara lain GPS (Global Positioning System), kamera digital, alat tulis, microsoft excel, dan laptop.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah kuisoner yang ditujukan pada pihak-pihak terkait di Kampung Sentosa Barat Lingkungan 20, Kecamatan Sicanang, Kabupaten Medan Belawan.


(53)

21

Deskripsi Area

Kampung Sentosa Barat Lingkungan 20 Kelurahan Sicanang Kecamatan Medan Belawan Provinsi Sumatera Utara terletak pada titik koordinat 3o 44' 55,5" LU dan 98o 38' 19" BT. Lingkungan 20 ini memiliki luas area yang sangat luas yaitu 600 ha. Area yang sangat luas tersebut menjadikan tempat ini sebagai lokasi dimana terdapat pemukiman penduduk, usaha pertambakan, perindustrian kecil maupun besar dan perkebunan kelapa sawit serta kawasan hutan bakau yang masih alami atau belum mengalami reklamasi.

Jenis dan Sumber Data

Pengumpulan data dilakukan sebanyak tiga kali dalam satu minggu selama satu bulan dan pengolahan data dilakukan selama satu bulan. Sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan pihak-pihak terkait, seperti kepala bidang budidaya, penyuluh dan petani atau nelayan, dan masyarakat sekitar tambak. Data primer yang dikumpulkan meliputi biaya investasi, biaya opersional, sumber modal, volume dan nilai produksi.

Data sekunder diperoleh dari berbagai literatur, buku atau jurnal, instansi terkait serta penelitian-penelitian sebelumnya yang dapat dijadikan sebagai bahan rujukan yang berhubungan dengan budidaya kepiting bakau dan ikan kakap putih. Data sekunder yang dikumpulkan meliputi keadaan umum lokasi penelitian, perkembangan produksi perikanan, perkembangan permintaan dan penawaran kepiting bakau dan ikan kakap putih di Indonesia maupun Kabupaten Medan Belawan.


(54)

22

Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Angket/Kuisioner dan Wawancara

Teknik yang menggunakan angket atau kuisioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan secara langsung mewawancarai pihak-pihak yang terkait dengan harapan dapat memberikan informasi serta data mengenai nilai finansial kelayakan usaha budidaya kepiting bakau dan ikan kakap putih. Teknik pengumpulan data untuk ikan kakap putih dilakukan dengan metode purposive sampling dengan banyak responden yaitu 3 pemilik tambak sehingga, tidak menggunakan rumus slovin dalam pengambilan data responden atau wawancara.

Dalam penelitian ini, responden diminta untuk menjawab beberapa hal yang berkaitan dengan judul penelitian. Sedangkan pengumpulan data dalam wawancara dilakukan dengan cara melakukan wawancara langsung dengan responden secara sistematis sesuai dengan tujuan penelitian. Menurut Sembiring dkk (2012) untuk menentukan banyaknya petambak kepiting bakau yang dijadikan sebagai responden ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

n = �

1 +��2

Keterangan:

n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi


(55)

23

b. Studi pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan mempelajari dan mengambil data dari literatur terkait dan sumber-sumber lain yang dianggap dapat memberikan informasi mengenai penelitian ini seperti buku, penelitian terdahulu, jurnal, dan internet.

c. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan cara mencatat semua arsip dan catatan penting lainnya yang berhubungan dengan obyek penelitian.

Prosedur Penelitian

Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa daerah tersebut memiliki potensi sumber daya perikanan yang cukup besar khususnya kepiting bakau (S.serrata) dan ikan kakap putih (L.calcarifer), selain itu didukung oleh luas perairan darat maupun perairan bentang pantai yang cukup luas untuk pembudidayaan ikan menggunakan tambak.

Penelitian ini awalnya dilakukan dengan menentukan lokasi dimana lokasi penelitian berada dikawasan mangrove yang didalamnya terdapat potensi budidaya tambak. Untuk memperoleh data-data yang diinginkan dalam memenuhi kebutuhan penelitian ini melakukan penyebaran kuisioner yang melibatkan stakeholder yang terdiri dari pemilik tambak dan masyarakat kawasan sekitar yang didalamnya terdapat serangkaian pertanyaan yang telah disusun sedemikian rupa dan yang berhubungan atau berkaitan dengan penelitian ini. Setelah itu kuisioner tersebut dikumpulkan untuk dianalisis. Angket atau kuisioner dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 2.


(56)

24

Analisis Data Analisis Ekonomi Total Biaya

Menurut Ashari (2011), untuk mencari total biaya (total cost) dapat digunakan rumus :

TC = FC + VC Keterangan :

TC = Total Cost (Total biaya) (Rp) FC = Fixed Cost ( Biaya tetap) (Rp) VC = Variable Cost (Biaya variabel) (Rp) Dengan kriteria usaha sebagai berikut : TR > TC maka usaha menguntungkan TR < TC maka usaha rugi

TR = TC maka usaha dalam keadaan impas Penerimaan

Untuk mencari total penerimaan dalam budidaya kepiting bakau (S.serrata) dan ikan kakap putih (L.calcarifer) dapat digunakan rumus :

TR = P. Q Keterangan:

TR = Total revenue (Total penerimaan) P = Harga jual (Rp/Kg)

Q = Jumlah komoditi yang dijual (Kg) Pendapatan

Analisis pendapatan dalam budidaya kepiting bakau (S.serrata) dan ikan kakap putih (L.calcarifer) digunakan persamaan berikut :

π = TR – TC Keterangan:

Π = Pendapatan

TR = Total Revenue (Total penerimaan) (Rp) TC = Total Cost (Total biaya) (Rp)


(57)

25

Analisis Benefit Cost Ratio (B/C)

Analisis Benefit Cost Ratio (B/C) merupakan analisis untuk mengetahui kelayakan suatu usaha. Menurut Wardany (2007) rumus untuk mendapatkan nilai B/C adalah:

B/C =Harga Penjualan Biaya Produksi

B/C > 1 = Manfaatnya positif dan layak untuk dilakukan karena menguntungkan secara ekonomi.

B/C < 1 = Manfaatnya negatif dan tidak layak untuk dilakukan karena tidak menguntungkan secara ekonomi.

Analisis Finansial

Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Ratio manfaat dan biaya diperoleh bila nilai sekarang arus manfaat dibagi dengan nilai sekarang arus biaya (Gittinger (1986) diacu oleh Barokah (2012)). Net B/C ratio menunjukkan besarnya tingkat tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu rupiah. Proyek layak dilaksanakan apabila nilai B/C ratio lebih dari satu. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

Net B / C =

∑�=0B t(1+i)t−C t

∑ B t−C t

(1+i)t �

�=0

Keterangan :

Net B/C = Nilai Benefit-cost ratio

Bt = Penerimaan yang diperoleh pada tahun ke-t Ct = Biaya yang dikeluarkan pada tahun ke-t n = Umur ekonomis proyek

i = Tingkat suku bunga (%)


(58)

26

Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) usaha pembudidayaan kepiting bakau dan ikan kakap putih adalah selisih present value (PV) arus benefit dengan PV arus cost. NPV menunjukkan manfaat bersih yang diterima usaha budidaya kepiting bakau dan ikan kakap putih selama waktu tertentu dan tingkat discount rate tertentu atau NPV menunjukkan keuntungan yang akan diperoleh selama umur investasi, merupakan jumlah nilai penerimaan arus tunai. Rumus yang digunakan dalam perhitungan NPV adalah sebagai berikut (Swastawati, 2011) :

NPV =

Bt−Ct (1+i)t

� �=0 Keterangan :

Bt = Penerimaan dari produksi komoditi yang diperoleh pada tahun ke-t. Ct = Biaya yang dikeluarkan dari produksi komoditi yang diperoleh pada

tahun ke-t.

n = Umur ekonomis proyek. i = Tingkat suku bunga (%).

t = Tingkat Investasi (t= 0,1,2,…n).

Dalam metode NPV terdapat tiga kriteria kelayakan investasi, yaitu:

1. NPV ≥ 0, berarti secara finansial usaha layak untuk dilaksanakan karena manfaat yang diperoleh lebih besar dari biaya.

2. NPV ≤ 0, berarti secara finansial usaha tersebut tidak layak untuk dilaksanakan, hal ini dikarenakan manfaat yang diperoleh lebih kecil dari biaya/tidak cukup untuk menutup biaya yang dikeluarkan.

3. NPV = 0, berarti secara finansial proyek sulit dilaksanakan karena manfaat yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya yang dikeluarkan.

Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return (IRR) adalah nilai discount rate yang membuat NPV dari usaha budidaya kepiting bakau dan kakap putih sama dengan nol. IRR adalah tingkat rata-rata keuntungan intern tahunan bagi perusahaan yang melakukan investasi dan dinyatakan dalam satuan persen. Jika diperoleh IRR lebih besar dari tingkat diskonto yang berlaku, maka usaha budidaya kepiting


(59)

27

bakau dan ikan kakap putih dengan tambak layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya jika nilai IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga yang berlaku maka usaha budidaya kepiting bakau dan ikan kakap putih dengan tambak tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. Rumus yang digunakan dalam menghitung IRR adalah sebagai berikut (Adiprima dan Sudradjat, 2012) :

IRR

=

1+ (�2− �1)���1−���2���1

Keterangan :

NPV1 = NPV yang bernilai positif. NPV2 = NPV yang bernilai negatif.

i1 = Tingkat bunga yang menghasilkan NPV positif. i2 = Tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif. Payback Period

Payback Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas. Metode ini merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu pengambalian investasi suatu usaha. Semakin cepat waktu pengembalian, semakin baik proyek tersebut untuk diusahakan. Akan tetapi analisis payback period memiliki kelemahan karena mengabaikan nilai uang terhadap waktu (present value) dan tidak memperhitungkan periode setelah payback period (Liana dan Tibrani, 2014).

Kriteria penilaiannya yaitu jika PBP lebih pendek dari maksimum PBP-nya, maka usaha bisa dijalankan. Sebaliknya jika PBP lebih lama dari maksimum PBP-nya, maka proyek ditolak. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut (Ruchmana, 2013) :

PBP = I

A × 1 tahun

Keterangan :

PBP = Jumlah waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal I = Biaya investasi


(60)

28

Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui akibat dari perubahan parameter-parameter produksi terhadap perubahan kinerja sistem produksi dalam menghasilkan keuntungan. Dengan melakukan analisis sensitivitas maka akibat yang mungkin terjadi dari perubahan-perubahan tersebut dapat dikeahui dan diantisipasi sebelumnya (Ainun, 2014).

Setelah melakukan analisis dapat diketahui seberapa jauh dampak perubahan tersebut terhadap kelayakan proyek dan pada tingkat mana proyek masih layak dilaksanakan. Analisis sensitivitas dilakukan dengan menghitung IRR, NPV, B/C ratio, dan Payback period pada beberapa skenario perubahan yang mungkin terjadi (Hilipito, 2013).

Analisis Penyusutan

Menghitung pajak penghasilan yang merupakan komponen dalam laba rugi dan cash flow diperlukan penyusutan aktiv tetap. Metode penyusutan yang digunakan adalah metode penyusutan garis lurus. Secara matematis rumus penyusutan garis lurus yaitu sebagai berikut (Ainun, 2014) :

Penyusutan = Nilai Investasi−Nilai Sisa Umur Ekonomis


(61)

29

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Gambaran Umum Daerah Penelitian Kondisi Geofisik Kelurahan Sicanang

Kelurahan Sicanang merupakan salah satu dari enam kelurahan yang berada pada Kecamatan Medan Belawan, Provinsi Sumatera Utara. Jarak Kelurahan Sicanang ke Kecamatan Medan Belawan sekitar 4 Km dengan waktu tempuh sekitar 30 menit menggunakan alat transport yang digunakan masyarakat umum di Kelurahan Sicanang yaitu kendaraan roda dua, sedangkan ke Ibukota Medan sekitar 26 Km dengan waktu tempuh sekitar satu jam menggunakan alat transport yang digunakan masyarakat umum di Kelurahan Sicanang yaitu kendaraan roda dua. Kelurahan Sicanang berbatasan dengan wilayah-wilayah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Sungai Belawan Sebelah Selatan : Kelurahan Bahagia Sebelah Timur : Kelurahan Terjun Sebelah Barat : Kelurahan H. Perak

Luas wilayah Kelurahan Sicanang adalah 1.518 Ha yang terbagi menjadi 557 Ha untuk pemukiman umum, 8 Ha untuk perkantoran, 7 Ha untuk pertokoan atau perdagangan, 1 Ha untuk tempat peribadatan (masjid, gereja, pura, vihara, dan lain-lain), 1 Ha untuk kuburan atau makam, 3 Ha untuk jalan, 600 Ha untuk perikanan, 334 Ha untuk rawa, dan 5 Ha lain-lain.


(62)

30

Secara topografi Kelurahan Sicanang berada dalam kisaran ketinggian antara 1-1,5 meter dari permukaan laut. Iklim diwilayah Kelurahan Sicanang termasuk tropis dengan musim hujan antara November-April dan musim kemarau antara bulan Mei-Oktober. Curah hujan rata-rata 0,10 mm per hari. Temperatur suhu udara sekitar 320C.

Kondisi Demografi Kelurahan Sicanang

Tahun 2006, jumlah penduduk Kelurahan Sicanang mencapai 14.269 jiwa, yang terdiri atas 7.213 laki-laki dan 7.056 perempuan. Kepadatan penduduk mencapai 1 orang per Km. jumlah perubahan penduduk ditahun tersebut berjumlah 67 orang untuk laki-laki dan 64 orang untuk perempuan. Data jumlah penduduk menurut kelompok umur secara lengkap terdapat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah penduduk Kelurahan Sicanang berdasarkan kelompok umur tahun 2006

No. Golongan Umur

(Tahun) Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%) Laki-laki (orang) Perempuan (orang)

1. 0-4 695 598 1.393 9,12

2. 5-6 662 629 1.296 9,04

3. 7-12 650 697 1.347 9,02

4. 13-15 620 580 1.702 11,02

5. 16-18 299 570 869 6,08

6. 19-25 795 269 1.064 7,11

7. 26-35 1.747 750 2.497 17,20

8. 36-45 1.582 1.994 3.576 25,05

9. 46-50 78 886 964 6,09

10. 51-60 40 72 112 0,14

11. 61-75 38 28 66 0,08

12. 76+ 6 6 12 0,05

Jumlah 7.213 7.056 14.269 100,00

Sumber : Profil Kelurahan Sicanang (Monografi Kelurahan Sicanang) Tahun 2006 Berdasarkan Tabel 1 menurut kelompok umurnya, jumlah penduduk yang terbanyak berada pada kelompok umur 36-45 tahun, yaitu sebesar 3.576 orang (25,06%). Jumlah penduduk yang paling sedikit berada pada kelompok umur >76


(63)

31

tahun, yaitu sebesar 12 orang (0,08%). Sex ratio sebesar 102 yang artinya pada setiap 100 penduduk perempuan terdapat 102 penduduk laki-laki.

Kondisi Perekonomian Kelurahan Sicanang

Berdasarkan lapangan pekerjaan di Kelurahan Sicanang didominasi bidang perikanan yaitu sebanyak 230 orang. Selain itu, sektor jasa pemerintahan atau non pemerintahan sebanyak 137 orang, sektor jasa perdagangan sebanyak 9 orang, sektor jasa komunikasi dan angkutan sebanyak 89 orang, dan sektor keterampilan sebanyak 40 orang. Menurut data yang didapat penduduk di Kelurahan Sicanang pada usia kerja sebanyak 1.120 orang, penduduk usia kerja yang bekerja 1.498, dan penduduk usia kerja yang belum bekerja sebanyak 507 orang. Dari keterangan tersebut, dapat disimpulkan tingkat pengangguran cukup rendah yaitu 33,85% dari jumlah penduduk usia kerja.

Gambaran Umum Usaha Budidaya Tambak Kepiting Bakau

Usaha tambak kepiting bakau di Kampung Sentosa Barat Lingkungan 20 didirikan pada tahun 1989. Usaha tambak kepiting bakau ini merupakan salah satu komoditi unggulan yang paling banyak dibudidayakan masyarakat sekitar. Usaha budidaya kepiting terdiri dari 2 jenis yaitu kepiting soka dan kepiting pembesaran. Perbeadaan dari kepiting tersebut terdapat pada ukuran dan tekstur tubuh kepiting. Kepiting soka memiliki ukuran yang lebih kecil dan tekstur tubuh yang seluruhnya lunak, berbeda halnya dengan kepiting pembesaran, kepiting jenis ini memiliki ukuran yang besar dengan tekstur tubuh yang keras. Kepiting


(64)

32

bakau bergerak dibidang pembesaran dan hasil produksi tersebut diperjual belikan ke pasar lokal maupun interlokal, namun jenis kepiting pembesaran lebih diminati pasar interlokal karena memiliki ukuran yang super.

Latar belakang tambak kepiting ini karena tingginya nilai jual dan hasil yang didapatkan, serta sedikitnya masalah yang dihadapi dalam pembudidayaan kepiting bakau ini maka masyarakat di Kelurahan Sicanang Kampung Sentosa Barat Lingkungan 20 Kecamatan Medan Belawan terus melakukan usaha budidaya kepiting bakau tersebut hingga sekarang. Gambar kondisi tambak kepiting bakau dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Kondisi Tambak Kepiting Bakau

Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer)

Usaha tambak ikan kakap putih di Kampung Sentosa Barat Lingkungan 20 didirikan pada tahun 1998. Usaha tambak ikan ini bergerak dibidang pembesaran dan hasil produksi tersebut diperjual belikan ke pasar lokal maupun interlokal. Lokasi tambak ikan ini berada di Kampung Sentosa Barat Lingkungan 20


(65)

33

Kelurahan Sicanang Kecamatan Medan Belawan. Awalnya tambak dikampung ini membudidayakan udang dan kepiting, namun karena adanya bantuan dan sosialisasi dari pemerintah terhadap masyarakat setempat maka usaha tambak ikan kakap putih dilakukan dan berkembang hingga sekarang. Usaha tambak ikan kakap putih tidak hanya menjadi satu-satunya komoditi ikan yang dibudidayakan di kampung ini, banyak jenis komoditi lain seperti udang, kepiting, nila, bandeng, dan kerapu yang dibudidayakan.

Latar belakang tambak ikan ini mencoba usaha budidaya ikan kakap adalah ingin mengembangkan usahanya. Selain itu ikan kakap putih merupakan komoditi yang mahal sehingga pasar yang ditawarkan tidak hanya lokal tetapi interlokal. Namun usaha budidaya tambak ini tidak berjalan lancar, ada beberapa aspek yang membuat usaha ini tidak menghasilkan untung yang lebih pada petambak diantaranya yaitu harga dan keberadaan benih, kondisi alam, dan harga jual ikan.

Saat ini usaha budidaya tambak sudah menjalankan usaha budidaya dengan luas 600 ha, namun luas tambak yang dimanfaatkan untuk budidaya ikan kakap putih hanya 7 ha dengan jumlah petakan 7 kolam. Tambak ikan kakap putih di Kampung Sentosa Barat Lingkungan 20 Kelurahan Sicanang Kecamatan Medan Belawan memiliki jalur transportasi yang mudah dijangkau dan berdekatan dengan laut serta sungai atau muara sungai sesuai dengan kebutuhan suplai air untuk tambak ikan kakap putih. Gambar kondisi tambak ikan kakap putih dapat dilihat pada Gambar 6.


(66)

34

Gambar 6. Kondisi Tambak Ikan Kakap Putih

Karakteristik Responden Pembudidaya Kepiting Bakau dan Kakap Putih Pembudidaya Kepiting Bakau memiliki status kepemilikan tanah sebagai pemilik lahan budidaya. Pembudiaya Kepiting Bakau mengelola usaha ini berumur 35-60 tahun. Berdasarkan status pekerjaan sebanyak 50 orang responden menjadikan usaha budidaya Kepiting Bakau ini sebagai pekerjaan utama. Pembudidaya Kepiting Bakau ini adalah 35 orang merupakan lulusan sekolah menengah atas dan 15 orang lulusan sekolah dasar. Perhitungan jumlah pemilik tambak sebagai responden dengan menggunakan rumus slovin dapat dilihat pada Lampiran 3.

Pembudidaya ikan kakap putih memiliki status kepemilikan tanah sebagai pemilik lahan budidaya. Pembudiaya ikan kakap putih mengelola usaha ikan ini berumur 40-60 tahun. Berdasarkan status pekerjaan sebanyak 3 orang responden menjadikan usaha budidaya ikan kakap putih ini sebagai pekerjaan utama.


(67)

35

Pembudidaya ikan kakap putih ini adalah 2 orang merupakan lulusan sekolah menengah atas dan 1 orang lulusan sekolah dasar.

Pemasaran

Pemasaran hasil panen Kepiting Bakau didistribusikan ke pasar lokal dan interlokal. Pasar lokal langsung kepada pedagang pasar sedangkan pasar interlokal melalui agen atau pabrik kemudian diekspor ke Singapura, Malaysia, dan Thailand. Benih berasal dari wilayah kota medan yaitu Desa Hamparan Perak dengan memiliki 3 musim panen dalam setahun. Dalam satu kali panen memiliki waktu 3-4 bulan untuk mendapatkan kepiting dengan kualitas jumbo atau eksport. Tambak kepiting ini sama juga dengan ikan kakap putih tidak melakukan promosi khusus dalam memasarkan produknya tetapi melalui rekanan bisnis. Untuk proses pengiriman hasil produksi, pihak pembeli juga yang akan datang mengambil hasil panen kepiting bakau tersebut.

Pemasaran hasil panen ikan kakap putih didistribusikan ke TPI, Agen, kemudian kepasar Interlokal. Benih berasal dari luar negri kemudian di import ke Bali dan Lampung karena budidaya benih di Indonesia khususnya Medan tidak tersedia sehingga proses dalam budidaya ikan ini tidak hanya memakan waktu atau masa panen yang lama yaitu 7-8 bulan tetapi dalam pemesanan benih juga membutuhkan waktu yang lama. Tambak ikan kakap ini tidak melakukan promosi khusus dalam memasarkan produknya melainkan melalui rekanan bisnis. Untuk proses pengiriman hasil produksi, pihak pembeli yang akan datang mengambil hasil panen ikan kakap putih tersebut. Gambar skema pemasaran kepiting bakau dan ikan kakap putih dapat dilihat pada Gambar 7.


(68)

36

Gambar 7. Saluran Pemasaran Ikan Kakap Putih dan Kepiting Bakau

Sistem Tambak

Tambak ikan kepiting bakau dan kakap putih yang berada di Kampung Sentosa Barat Lingkungan 20 Kelurahan Sicanang Kecamatan Medan Belawan terletak dekat dengan pantai. Jarak antara garis pantai kearah tambak sekitar 200 m. Ditinjau dari segi letak tambak terhadap laut dan muara sungai, tambak kepiting bakau dan ikan kakap putih ini termasuk tambak layah.

Sistem tambak pada tambak kepiting bakau dan ikan kakap putih merupakan sistem tambak tradisional dengan luas petakan (1 kolam) adalah 1 ha. Setiap petakan kolam terdiri dari outlet, inlet, serta pipa yang menjadi saluran keluar dan masuk air.

Analisis Ekonomi Usaha Biaya Investasi

Investasi merupakan sejumlah biaya yang dikeluarkan satu kali selama umur proyek untuk memperoleh manfaat sampai secara ekonomis tidak dapat

Unit Pembesaran Ikan Kakap Putih dan Kepiting Bakau di

Kelurahan Sicanang

TPI

(Tempat Pelelangan Ikan)

Agen

(Pengusaha, pabrik, dll)

Export (Inter lokal) Pedagang

Masyarakat (Lokal)


(69)

37

memberikan keuntungan lagi. Biaya investasi yang dikeluarkan dalam usaha budidaya kepiting bakau di Kampung Sentosa Barat Lingkungan 20 adalah sebesar Rp 52.710.000 per ha/tahun, dan biaya investasi untuk usaha tambak ikan kakap putih adalah sebesar Rp 56.780.000 per ha/tahun. Rincian komponen investasi dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3 serta pada Lampiran 4 dan Lampiran 5.

Tabel 2. Rincian komponen investasi tambak kepiting bakau (Ha/Tahun)

Jenis Investasi Satuan Jumlah

Unit Harga Satuan (Rp) Jumlah Biaya (Rp) Persentase (%)

Petakan Tambak Petak 1 40.000.000 40.000.000 0.758

Trado Unit 1 5.000.000 5.000.000 0.094

Pipa Paralon 8 inchi Unit 4 300.000 1.200.000 0.022

Pipa Paralon 12 inchi Unit 2 1.200.000 2.400.000 0.045

Jaring Katrol Kg 10 50.000 500.000 0.009

Tanggok Unit 1 150.000 150.000 0.002

Bubu Unit 3 500.000 1.500.000 0.028

Cangkul Unit 2 80.000 160.000 0.003

Timbangan Unit 3 600.000 1.800.000 0.034

Total Biaya Investasi/Ha/Tahun 52.710.000 100%

Tabel 3. Rincian komponen investasi tambak ikan kakap putih (Ha/Tahun)

Jenis Investasi Satuan Jumlah

Unit Harga Satuan (Rp) Jumlah Biaya (Rp) Persentase (%)

Petakan Tambak Petak 1 40.000.000 40.000.000 0.704

Trado Unit 1 5.000.000 5.000.000 0.088

Kotak bibit Petak 1 5.000.000 5.000.000 0.088

Pipa Paralon 8 inchi Unit 3 300.000 900.000 0.015

Pipa Paralon 12 inchi Unit 3 1.200.000 3.600.000 0.063

Jaring Unit 2 300.000 600.000 0.01

Jala Unit 1 500.000 500.000 0.008

Ambai Unit 1 1.000.000 1.000.000 0.017

Cangkul Unit 1 80.000 80.000 0.001

Timbangan Unit 1 100.000 100.000 0.001

Total Biaya Investasi/Ha/Tahun 56.780.000 100%

Pada Tabel 2 dan Tabel 3 dapat dilihat nilai persentase yang paling besar dalam investasi yang ditanam perusahaan adalah pada pembuatan petakan tambak yaitu 0.75% dan 0.70%. Hal ini disebabkan karena konstruksi tambak sebagai


(70)

38

media utama dalam budidaya kepiting bakau dan ikan kakap putih membutuhkan biaya yang relative besar.

Biaya Produksi

Biaya produksi diperlukan untuk mengolah input sehingga dapat menghasilkan sejumlah output. Biaya usaha yang dikeluarkan pemilik tambak pada usaha budidaya kepiting bakau dan ikan kakap putih di tambak Kampung Sentosa Barat Lingkungan 20 Kelurahan Sicanang masing-masing adalah sebesar Rp 9.946.917 per ha/tahun dan Rp 11.579.119 per ha/tahun. Rincian komponen biaya tetap dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5 serta pada Lampiran 6 dan Lampiran 7.

Tabel 4. Rincian komponen biaya tetap tambak kepiting bakau (Ha/Tahun)

Keterangan Banyak Satuan Harga (Rp) Total Harga/tahun

(Ha)

Persentase (%)

Iuran Swadaya Desa 1 Rp/Tahun 45.000 45.000 0.004

Surat Izin Usaha 1 Rp/Tahun 500.000 500.000 0.050

Penyusutan Rp/Tahun 6.401.917 6.401.917 0.643

Sewa Lahan 1 Rp/Ha 3.000.000 3.000.000 0.301

Total/Ha/Tahun 9.946.917 100

Tabel 5. Rincian komponen biaya tetap tambak ikan kakap putih (Ha/Tahun)

Keterangan Banyak Satuan Harga (Rp) Total Harga/tahun

(Ha)

Persentase (%)

Iuran Swadaya Desa 1 Rp/Tahun 45.000 45.000 0.003

Surat Izin Usaha 1 Rp/Tahun 500.000 500.000 0.043

Penyusutan Rp/Tahun 8.034.119 8.034.119 0.693

Sewa Lahan 1 Rp/Ha 3.000.000 3.000.000 0.259

Total/Ha/Tahun 11.579.119 100

Biaya variabel yang digunakan dalam usaha tambak kepiting bakau dan ikan kakap putih meliputi biaya benih, upah panen, upah pengurasan, kontruksi lahan, pakan, dan gaji tenaga kerja. Biaya variabel dari usaha tersebut adalah


(71)

39

Rp 16.580.000 ha/tahun dan Rp 6.020.000 ha/tahun. Rincian komponen biaya variabel dapat dilihat pada Tabel 6 dan Tabel 7 serta pada Lampiran 6 dan Lampiran 7.

Tabel 6. Rincian rata-rata biaya variabel tambak kepiting bakau (Ha/Tahun)

Keterangan Banyak Satuan Harga Satuan

(Rp)

Total Harga (Rp)

Persentase (%)

Benih 90 Kg 12.000 1.080.000 0.032

Pakan 1.800 Rp/Kg 2.500 4.500.000 0.136

Upah Panen 2 Rp/Orang/Tahun 2.000.000 4.000.000 0.121

Konstruksi Lahan 1 Rp/Tahun 9.000.000 9.000.000 0.272

Gaji Tenaga Kerja 2 Rp/Orang/Tahun 7.200.000 14.400.000 0.436

Total/Ha/Tahun 32.980.000 100

Tabel 7. Rincian rata-rata biaya variabel tambak ikan kakap putih (Ha/Tahun)

Keterangan Banyak Satuan Harga Satuan

(Rp)

Total Harga (Rp)

Persentase (%)

Benih 1.000 Ekor 4.000 4.000.000 0.32

Upah Pengurasan 2 Rp/Orang/Tahun 200.000 400.000 0.032

Upah Panen 2 Rp/Orang/Tahun 150.000 300.000 0.024

Konstruksi Lahan 1 Rp/Tahun 600.000 600.000 0.048

Gaji Tenaga Kerja 1 Rp/Orang/Tahun 7.200.000 7.200.000 0.576

Total/Ha/Tahun 12.500.000 100

Penerimaan Usaha

Penerimaan adalah jumlah hasil panen dikali dengan harga kepiting bakau dan ikan kakap putih yang berlaku pada saat itu. Analisis usaha tambak kepiting bakau dan ikan kakap putih yang dikembangkan tambak Kampung Sentosa Lingkungan 20 Kelurahan Sicanang Kecamatan Medan Belawan. Jumlah produksi kepiting bakau 523 kg/ha/tahun, harga kepiting bakau yang berlaku Rp 150.000 sehingga jumlah penerimaan satu kolam atau hektar per tahun adalah Rp 78.450.000 sedangkan, dalam satu musim panen per tahun Rp 26.150.000, hal ini dikarenakan kepiting bakau memiliki musim panen sebanyak tiga kali dalam satu tahun. Jumlah produksi ikan kakap putih dalam satu tahun 671 kg/ha/tahun,


(72)

40

harga ikan kakap putih dalam satu tahun Rp 45.000 sehingga, jumlah penerimaan satu kolam atau hektar per tahun sebesar Rp 30.195.000 sedangkan, jumlah penerimaan dalam satu musim panen per tahun memiliki nilai yang sama dengan satu kolam atau hektar per tahun dikarenakan ikan kakap putih memiliki masa panen sekali dalam satu tahun. Adapun rincian penerimaan pada budidaya kepiting bakau dan ikan kakap putih dapat dilihat pada Tabel 8 dan pada Lampiran 8 dan Lampiran 9.

Tabel 8. Rincian penerimaan usaha tambak kepiting bakau dan ikan kakap putih ha/tahun

Keterangan Produksi

(Kg/ha/tahun)

Harga satuan (Rp)

Jumlah (Rp) Ha/tahun

Jumlah (Rp) Panen/musim

Kepiting Bakau 523 150.000 78.450.000 26.150.000

Ikan Kakap Putih 671 45.000 30.195.000 30.195.000

Pendapatan Usaha

Pendapatan merupakan hasil penerimaan dikurangi biaya yang dikeluarkan selama proses produksi berlangsung. Adapun pendapatan yang diperoleh pembudidaya kepiting bakau satu kolam atau hektar per tahun adalah Rp 39.980.000 sedangkan, dalam satu musim panen per tahun Rp 13.326.666, hal ini dikarenakan kepiting bakau memiliki musim panen sebanyak tiga kali dalam satu tahun. Pendapatan yang diperoleh pembudidaya ikan kakap putih satu kolam atau hektar per tahun adalah Rp 5.258.761 sedangkan, jumlah pendapatan dalam satu musim panen per tahun memiliki nilai yang sama dengan satu kolam atau hektar per tahun dikarenakan ikan kakap putih memiliki masa panen sekali dalam satu tahun. Perhitungan nilai pendapatan dapat dilihat pada Lampiran 10 dan Lampiran 11.


(73)

41

Analisis Benefit Cost Ratio (B/C) dan Payback Period (PP)

Analisis Benefit Cost Ratio (B/C) merupakan analisis untuk mengetahui kelayakan suatu usaha. Nilai rata-rata Benefit Cost Ratio (B/C) pada tambak kepiting bakau yang diperoleh adalah bernilai > 1 (lebih dari satu) yaitu sebesar 2,26 yang berarti bahwa usaha tambak kepiting bakau ini memiliki manfaat yang positif dan layak untuk dilakukan karena menguntungkan secara ekonomi, sedangkan nilai rata-rata Benefit Cost Ratio (B/C) pada tambak ikan kakap putih yang diperoleh adalah < 1 (kurang dari satu) yaitu sebesar 0,97 yang berarti bahwa usaha tambak ikan kakap putih tidak memiliki manfaat yang positif dan tidak layak untuk dilakukan karena tidak menguntungkan secara ekonomi. Perhitungan nilai B/C dapat dilihat pada Lampiran 12 dan Lampiran 13.

Analisis Payback Period (PP) bertujuan untuk mengetahui waktu yang diperlukan untuk menutupi nilai investasi. Rata-rata nilai Payback Period (PP) pada tambak kepiting bakau dan ikan kakap putih adalah sebesar 1,01 dan -6,57 yang berarti tambak ini masing-masing membutuhkan waktu selama 1 tahun dan 6 tahun 5 bulan untuk mengembalikan nilai investasi. Perhitungan nilai PP dapat dilihat pada Lampiran 14 dan Lampiran 15.

Cash Flow

Perhitungan cash flow perlu dilakukan dalam analisis usaha dari aspek finansial dalam rangka mengkaji ulang terhadap investasi yang telah ditanam. Rata-rata inflow tambak kepiting bakau dan ikan kakap putih pada perkiraan cash flow yaitu sebesar Rp 95.336.400 dan Rp 24.569.520 dan rata-rata outflow sebesar Rp 4.454.000 dan Rp 4.992.000. Arus masuk (inflow) pada perkiraan cash flow


(1)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Rumusan Masalah ... 3

Kerangka Pemikiran ... 4

Tujuan Penelitian ... 5

Manfaat Penelitian ... 6

TINJAUAN PUSTAKA ... 7

Deskripsi Kepiting Bakau (Scylla serrata) ... 7

Deskripsi Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer) ... 8

Tambak Perikanan ... 10

Kegiatan Usaha Tambak Ikan ... 13

Analisis Kelayakan Usaha Tambak ... 16

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ... 20

Alat dan Bahan Penelitian ... 20

Deskripsi Area ... 21

Jenis dan Sumber Data ... 21

Metode Pengumpulan Data ... 22

Prosedur Penelitian ... 23

Analisis Data ... 24

Analisis Ekonomi ... 24

Total Biaya ... 24

Penerimaan ... 24

Pendapatan ... 24


(2)

vii

Analisis Finansial Usaha ... 25

Net B/C Ratio ... 25

Net Present Value (NPV) ... 26

Internal Rate of Return (IRR) ... 26

Payback Period (PP) ... 27

Analisis Sensitivitas ... 28

Analisis Penyusutan ... 28

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 29

Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 29

Gambaran Umum Usaha Budidaya Tambak Ikan ... 31

Karakteristik Responden Pembudidaya Tambak ... 34

Pemasaran ... 35

Sistem Tambak ... 36

Analisis Ekonomi Usaha ... 36

Analisis Finansial Usaha ... 42

Analisis Sensitivitas ... 43

Analisis Penyusutan ... 45

Pembahasan ... 46

Kondisi Umum ... 46

Analisis Ekonomi Usaha ... 48

Analisis Finansial Usaha ... 52

Analisis Sensitivitas ... 54

Analisis Penyusutan ... 59

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 60

Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(3)

viii

DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman

1. Jumlah penduduk Kelurahan Sicanang ... 30 2. Rincian komponen investasi tambak kepiting bakau (Ha/Tahun) ... 37 3. Rincian komponen investasi tambak ikan kakap putih (Ha/Tahun) ... 37 4. Rincian komponen biaya tetap tambak kepiting bakau (Ha/Tahun) .... 38 5. Rincian komponen biaya tetap tambak ikan kakap putih (Ha/Tahun) . 38 6. Rincian rata-rata biaya variabel tambak kepiting bakau (Ha/Tahun) ... 39 7. Rincian rata-rata biaya variabel tambak ikan kakap putih (Ha/Tahun) 39

8. Rincian penerimaan usaha tambak kepiting bakau dan kakap putih

ha/tahun ... 40 9. Nilai NPV, Net B/C, dan IRR Usaha Tambak Kepiting Bakau ... 42 10. Nilai NPV, Net B/C, dan IRR Usaha Tambak ikan kakap putih ... 42 11. Nilai NPV, Net B/C, dan IRR pada kondisi normal, kenaikan harga

benih, dan penurunan harga jual kepiting bakau ... 43 12. Nilai NPV, Net B/C, dan IRR pada kondisi normal, kenaikan harga


(4)

ix

DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman

1. Bagan Kerangka Pemikiran Peneliti ... 5

2. Gambar Kepiting Bakau (Scylla serrata) ... 7

3. Gambar Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer) ... 9

4. Lokasi Penelitian ... 20

5. Kondisi Tambak Ikan Kakap Putih ... 32

6. Kondisi Tambak Kepiting Bakau ... 34


(5)

x

DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks Halaman

1. Kuisioner Survei Analisis Nilai Ekonomi Tambak... 66

2. Kuisisoner untuk Masyarakat Sekitar Usaha Tambak ... 72

3. Perhitungan Jumlah Masyarakat Sebagai Responden ... 74

4. Rincian Biaya Investasi Usaha Budidaya Kepiting Bakau ... 75

5. Rincian Biaya Investasi Usaha Budidaya Ikan Kakap Putih ... 76

6. Biaya Tetap dan Biaya Variabel Kepiting Bakau ... 77

7. Biaya Tetap dan Biaya Variabel Ikan Kakap Putih ... 78

8. Perhitungan Penerimaan (Benefit) Kepiting Bakau per Ha/Tahun ... 79

9. Perhitungan Penerimaan (Benefit) Ikan Kakap Putih per Ha/Tahun .. 80

10. Perhitungan Pendapatan Kepiting Bakau per Ha/Tahun... 81

11. Perhitungan Pendapatan Ikan Kakap Putih per Ha/Tahun ... 82

12. Perhitungan Benefit Cost of Ratio (B/C) Kepiting Bakau... 83

13. Perhitungan Benefit Cost of Ratio (B/C) Ikan Kakap Putih ... 84

14. Perhitungan Payback Period (PP) Kepiting Bakau per Ha/Tahun ... 85

15. Perhitungan Payback Period (PP) Ikan Kakap Putih per Ha/Tahun .. 86

16. Contoh Menghitung Persentase Perubahan Harga Benih Kepiting .... 87

17. Contoh Menghitung Persentase Perubahan Harga Benih Kakap ... 88

18. Contoh Menghitung Persentase Perubahan Harga Jual Kepiting ... 89

19. Contoh Menghitung Persentase Perubahan Harga Jual Kakap ... 90

20. Cashflow Usaha Budidaya Kepiting Bakau per Ha/Tahun ... 91


(6)

xi

22. Cashflow Usaha Budidaya Ikan Kakap Putih per Ha/Tahun ... 94

23. Perhitungan IRR Usaha Budidaya Ikan Kakap Putih ... 96

24. Cash Flow Apabila Kenaikan Harga Jual Benih 0.25% ... 97

25. Perhitungan IRR Apabila Kenaikan Harga Jual Benih 0.25% ... 99

26. Cash Flow Apabila Penurunan Harga Jual Kepiting -0.25% ... 100

27. Perhitungan IRR Apabila Penurunan Harga Jual Kepiting -0.25% .... 102

28. Cash Flow Apabila Kenaikan Harga Jual Benih 0.25% ... 103

29. Perhitungan IRR Apabila Kenaikan Harga Jual Benih 0.25% ... 105

30. Cash Flow Apabila Penurunan Harga Jual Ikan 0.125% ... 106

31. Perhitungan IRR Apabila Penurunan Harga Jual Ikan 0.125% ... 108

32. Rincian Biaya Penyusutan dan Jumlah Nilai Sisa Kepiting Bakau .... 109

33. Rincian Biaya Penyusutan dan Jumlah Nilai Sisa Kakap Putih... 110


Dokumen yang terkait

Analisis Finansial Usaha Tambak Kepiting Bakau (Scylla serrata) dan Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer) di Kampung Sentosa Barat Lingkungan 20 Kelurahan Sicanang Kecamatan Medan Belawan

0 0 16

Analisis Finansial Usaha Tambak Kepiting Bakau (Scylla serrata) dan Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer) di Kampung Sentosa Barat Lingkungan 20 Kelurahan Sicanang Kecamatan Medan Belawan

0 0 2

Analisis Finansial Usaha Tambak Kepiting Bakau (Scylla serrata) dan Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer) di Kampung Sentosa Barat Lingkungan 20 Kelurahan Sicanang Kecamatan Medan Belawan

0 0 6

Analisis Finansial Usaha Tambak Kepiting Bakau (Scylla serrata) dan Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer) di Kampung Sentosa Barat Lingkungan 20 Kelurahan Sicanang Kecamatan Medan Belawan

0 2 13

Analisis Finansial Usaha Tambak Kepiting Bakau (Scylla serrata) dan Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer) di Kampung Sentosa Barat Lingkungan 20 Kelurahan Sicanang Kecamatan Medan Belawan

0 1 3

Analisis Finansial Usaha Tambak Kepiting Bakau (Scylla serrata) dan Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer) di Kampung Sentosa Barat Lingkungan 20 Kelurahan Sicanang Kecamatan Medan Belawan

0 0 48

Karakter Morfometrik dan Meristik Kepiting Bakau (Scylla serrata) di Perairan Mangrove Kampung Sentosa Barat Kelurahan Belawan Sicanang Kecamatan Medan Belawan

0 0 15

Karakter Morfometrik dan Meristik Kepiting Bakau (Scylla serrata) di Perairan Mangrove Kampung Sentosa Barat Kelurahan Belawan Sicanang Kecamatan Medan Belawan

0 0 2

Karakter Morfometrik dan Meristik Kepiting Bakau (Scylla serrata) di Perairan Mangrove Kampung Sentosa Barat Kelurahan Belawan Sicanang Kecamatan Medan Belawan

2 3 5

Karakter Morfometrik dan Meristik Kepiting Bakau (Scylla serrata) di Perairan Mangrove Kampung Sentosa Barat Kelurahan Belawan Sicanang Kecamatan Medan Belawan

0 0 9