Persyaratan Air Minum Syarat Fisik Syarat-Syarat Kimia Syarat-Syarat bakteriologik Pengolahan Air Soft Water Di PT. Doca- Cola Bottling Indonesia

5 c Mata air Mata air adalah air yang keluar dari mata air ini biasanya berasal dari air tanah yang muncul secara alamiah. Air dari mata air ini bila belum tercemar oleh kotoran sudah dapat di jadikan air minum langsung.

2.3. Persyaratan Air Minum

Pada umumnya ditentukan pada beberapa standart patokan yang ada pada beberapa negara berbeda-beda menurut kondisi negara masing-masing, perkembangan ilmu pengetahuan, dan perkembangan teknologi. Dari segi kualitas, air minum harus memenuhi :

a. Syarat Fisik

1 Air tidak boleh berwarna 2 Air tidak boleh berasa 3 Air tidak boleh berbau 4 Suhu air hendaknya dibawah sela udara sejuk ± 25˚C 5 Air harus jernih Adapun syarat-syarat kekeruhan dan warna harus dipenuhi oleh tiap jenis air minum dimana dilakukan penyaringan dalam pengolahan.

b. Syarat-Syarat Kimia

Air minum tidak boleh mengandung racun, zat-zat mineral atau zat-zat kimia tertentu dalam jumlah melampaui batas yang telah ditentukan. Universitas Sumatera Utara 6

c. Syarat-Syarat bakteriologik

Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyebab penyakit Patogen sama sekali dan tidak boleh mengandung bakteri-bakteri golongan Coli melampaui batas –batas yang telah ditentukan 1 Coli100 ml air. Air yang mengandung Coli telah berkontaminasi berhubungan dengan kotoran manusia. Dengan demikian dalam pemeriksaan bakteriologik, tidak langsung diperiksa apakah air itu mengandung bakteri patogen, tetapi tidak diperiksa dengan indikator bakteri golongan Coli. Bakteri golongan Coli ini berasal dari usus besar feaces dari tanah. Bakteri patogen yang mungkin ada dalam air antara lain adalah bakteri Thypsum, Vibriocolerae , Bakteri dysentriae, Entamoeba hystolica dan Bakteri Enteritis Penyakit Perut . Sutrisno, 2004

2.4. Pengolahan Air Soft Water Di PT. Doca- Cola Bottling Indonesia

Proses pengolahan air Soft Water antara lain sebagai berikut : a. Deep Well Air dari sumur bor diambil dengan menggunakan pompa raw meter yang berkapasitas 40 m3jam. Air untuk pencucian botol menggunakan sumur 3 sebelum memasuki Degassifier, air sumur bor diinjeksikan dengan HSO4 4 pada pipa inlet ke degassifier.Air yang telah terinjeksi ini akan memiliki pH sekitar 4-5 dan terjadi Universitas Sumatera Utara 7 proses penurunan alkalinitas air.setelah mengalami penurunan pH,air dalam pipa yang menuju ke degasifier juga diinjeksikan dengan larutan Calsium hiploklorida CaOC1 2 3, diinjeksikan selain berfungsi sebagai desinfektan,juga berfungsi sebagai oksidator yang akan mengoksidasi ion-ion ferro menjadi ion ferri. b . Degassifier dan Catchman Tank 1 Degassifier Dalam degasifier air akan dicurahkan dan melewati strainer sehingga menjadi aliran yang terbagi rata dalam curahan-curahan air yang kecil.Dalam pH air dibawah 5,alkalinitas dalam air berada dalam bentuk CO 2 .Dengan kondisi dicurahkan,terbentur oleh saringan dan dengan udara dari blower,CO 2 yang terlarut dalam air akan terlepas ke udara menjadi gas CO 2 .Gas CO 2 e. Saringan Resin Resin Filter ini akan terbang ke lingkungan melewati ventilasi pada bagian atas degissifier. 2Catchman Tank Air dari degisifier akan di tampung dalam cathman tank dengan kandungan alkalinitas dan Fe yang telah berkurang dan terklorinasi. c.Multi Media Filter MMF Selanjutnya air dari catchman tank di pompa menuju multi media filter untuk proses pemisahan partikel-partikel padat dalam air, sehingga diperoleh air bersih jernih atau dengan kata lain turbidity air menjadi rendah 0,5 NTU . d. Saringan Karbon Carbon Filter Air bersih yang masih terkontaminasi akan dilewatkan ke karbon folter untuk penguranganpenghilangan klorin, bau, rasa dan bahan organik. Universitas Sumatera Utara 8 selanjutnya air memasuki resin softener yang akan mengambil ion-ion penyebab kesadahan air [Ca 2+ , Mg 2+ ] sehingga diperoleh air lunak Soft Water . Setelah keluar dari Softener, aliran soft water dalam pipa akan diinjeksikan dengan klorin [CaOCl 2 i. Penyaringan Akhir catridge Filter 2,5] Sehingga diperoleh kandungan klorin sebesar 1-3 ppm. f. Tangki Penampungan Storage Tank Soft water yang telah terklorinasi ditampung dalam bak penampungan. Selain untuk manambah waktu kontak dengan klorin, juga untuk maenjaga proses produksi Bottle washer dan boiler yang kontinu. g. Tangki Bertekanan Hidrophore tank air yang telah mengalami pengolahan di softenar akan ditransfer ke buffer tank di bagian depan wilayah produksi dengan menggunakan hydrophore tank. Sebelum ditampung dalam buffer tank, Soft Water diberikan injeksi klorin sehingga diperolah kandungan klorin sebesar 1-3 ppm. h. Tangki Penahan Air Buffer Tank Soft Water dari reservoir dipompa kebagian depan Wilayah Produksi untuk ditampung kembali dalm buffer tank. Tahap ini untuk memastikan air yang digunakan benar-benar bersih, jernih dan siap pakai dengan standart kekeruhan maksimal 0,5 NTU. Analisis Kesadahan Kesadahan Hardness adalah gambaran kation logam difanel valensidua . Kation-kation ini dapat bereaksi dengan sabun membentuk endapan maupun dengan Universitas Sumatera Utara 9 anion-anion yang terdapat di dalam air membentuk endapan atau karat pada peralatan logam. Kesadahan pada awalnya ditentukan dititrasi dengan menggunakan sabun standart yang dapat bereaksi dengan ion penyusun kesadahan. Dalam perkembangannya, kesadahan ditentukan dengan titrasi menggunakan EDTA ethylene diamine tetra acetit acid atau senyawa lain yang dapat bereaksi dengan kalsium dan magnesium. Kesadahan diklasifikasikan berdasarkan dua cara, yaitu berdasarkan ion logam metal dan berdasarkan anion yang berasosiasi dengan ion logam. Berdasarkan ion logam metal , kesadahan dibedakan menjadi kesadahan kalsium dan kedadahan magnesium. Berdasarkan anion yang berasosiasi dengan ion logam, kesadahan dibedakan menjadi kesadahan karbonat dan kesadahan non-karbonat. Pada perairan tawar, kation divalen yang paling berlimpah adalah kalsium dan magnesium. Sehingga kesadahan pada dasarnya ditentukan oleh jumlah kalsium dan magnesium. Kalsium dan magnesium berikatan dengan anion penyusun alkalinitas yaitu karrbonat dan bikarbonat. Keberadaan kation yang lain, Misalnya strontium, besi valensi dua Kation ferro , dan dan mangan juga memberikan kontribusi bagi nilai kesadahan total, meskipun peranannya relatif kecil. Aluminium dan besi valensi tiga kation ferri sebenarnya juga memberikan kontribusi terhadap nilai kesadahan. Namun demikian mengingat sifat kelarutannya yang relatif rendah pada pH netral maka peran kedua kation ini sering kali diabaikan. 1. Kesadahan Kalsium dan Magnesium Universitas Sumatera Utara 10 Kesadahan perairan dikelompokkan menjadi kesadahan kalsium dan kesadahan magnesium karena pada perairan alami kesadahan lebih banyak disebabkan oleh kation kalsium dan magnesium. Kesadahan kalsium dan magnesium sering kali perlu untuk diketahui untuk menentukan jumlah kapur dan soda abu yang diperlukan dalam proses pelunakan air. Jika nilai kesadahan kalsium diketahuimaka kesadahan magnesium dapat ditentukan melalui persamaan dibawah ini. Kesadahan total – kesadahan kalsium = kesadahan magnesium 2. Kesadahan Karbonat dan Non-karbonat Pada kesadahan karbonat, kalsium dan magnesium beroinisasi dengan ion CO 2- dan HCO 3 - . Pada kesadahan non-karbonat, kalsium dan magnesium berionisasi dengan ion SO 4 2-, Cl - , NO 3 - CaHCO . Kesadahan karbonat sangat sensitif terhadap panas dan mengendap dengan mudah pada suhu tinggi, seperti yang ditentukan dalam persamaan reaksi di bawah ini. 3 2 Pemanasan CaCO 3 + CO 2 + H 2 MgHCO O 3 2 Pemanasan MgOH 2 + 2CO 2 mengendap Oleh karena itu, kesadahan karbonat disebut juga kesadan sementara. Kesadahan non-karbonat disebut kesadahan permanen karena kalsium dan magnesium yang berikatan dengan sulfat dan klorida tidak mengendap dan nilai kesadahan tidak berubah meskipun pada suhu yang tinggi. Kesadahan berkaitan erat dengan kemampuan air untuk membentuk busa. Semakin besar kesadahan air semakin sulit bagi sabun untuk membentuk busa karena terjadinya presipitasi. Universitas Sumatera Utara 11 Busa tidak akan terbentuk sebelum semua kation pembentuk kesadahan mengendap. Pada kondisi ini, Air mengalami pelunakkan Softening atau penurunan kesadahan yang disebabkan oleh sabun. Effendi, 2003 Kesadahan atau kekerasan hardness air berbeda dengan keasaman air, sekalipun keduanya erat kaitannya. Kedunya dapat dibedakan dengan mudah. Air asam biasanya menunjukkan reaksi lunak, sedangkan air sadah biasanya keras. Oleh karena itu air sadah sering disebut kekerasan air hardness . Kesadahan air disebabkan oleh banyaknya mineral dalam air yang berasal dari batuan dalam tanah, baik dalam bentuk ion maupun ikatan molekul. Elemen tterbesar yang terkandung dalam air adalah kalsium, magnesium, natrium, kalium. Kandungan mineral inilah yang menentukan parameter keasaman dan kekerasan air. Derajat kekerasan menggunakan nilai standart yang dinyatakan oleh kadar Ca++, Mg++ dalam bentuk CaCO3 atau CaO dan MgO dengan satuan mgl air.Hanya saja yang umum digunakan adalah kadar kalsium karena signifikan dan jumlahnya biasanya lebih banyak dibandingkan magnesium. Ghufron, 2007

2.5. Resin

Dokumen yang terkait

Analisis Kadar Aluminium Pada Proses Pengolahan Treated Water Secara Spektrofotometri Di PT.Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Medan

1 56 34

Penentuan Kebutuhan Larutan H2¬so4 Pada Proses Penurunan Alkalinitas Air Produksi Di PT.Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Medan

1 45 27

Penentuan Penggunaan Soda Kapur Ca(OH)2 Pada Proses Flokulasi, Pencapaian pH Standart Air Baku, Pada Pengolahan Air di PT. Coca-cola Bottling Indonesia Unit Medan

2 63 44

Pengaruh Lamanya Perendaman Daun Teh Terhadap Kadar Tannin Beverage Di PT. Coca–Cola Botling Indonesia Medan

0 31 43

Pengaruh H2SO4, Ca(OH)2, Alm(OH)nCl3m-n Dan Ca(OCl)2 Pada Proses Pengolahan Air Tanah Sumur Dalam Menjadi Air Produksi Di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Medan

0 35 66

Peranan Komputer dalam Sistem Akuntansi Penjualan pada PT. Coca Cola Amatil Indonesia Unit Medan

2 51 50

Analisa Manajemen Persediaan pada PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Cabang Medan

10 66 78

Analisa Laporan Arus Kas pada PT. Coca-cola Botling Indonesia Unit Medan

4 70 71

PENERAPAN KONSEP CSR (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY) DALAM PROGRAM-PROGRAM KEGIATAN PENERAPAN KONSEP CSR (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY) DALAM PROGRAM-PROGRAM KEGIATAN PT. COCA-COLA BOTLING INDONESIA (Studi Kasus Dilakukan Pada PT. Coca-Cola Botling

0 2 15

PENDAHULUAN PENERAPAN KONSEP CSR (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY) DALAM PROGRAM-PROGRAM KEGIATAN PT. COCA-COLA BOTLING INDONESIA (Studi Kasus Dilakukan Pada PT. Coca-Cola Botling Indonesia Central Java, Jl. Sukarno-Hatta, Km 30, Harjosari, Bawen, Semara

0 5 30