PENGANTAR TUJUAN. TEORI DASAR

KEGIATAN 4 MENENTUKAN WATAK MAGNETISASI BAHAN

A. PENGANTAR

Set peralatan ini disusun untuk tujuan pengukuran medan magnet B yang dihasilkan oleh kumparan seperti rapat fluks magnet dan berhubungan dengan percobaan karakteristikwatak magnetisasi kurva B-H dari bahan ferromagnetik. Juga untuk penentuan rapat fluks magnet pada pusat kumparan dan rapat fluks magnet bahan dapat dibaca langsung pada skala fluksmeter dengan cara menyisipkan sensor elemen Hall pada probe dipusat dan di luar kumparan. Setiap bahan di alam ini memiliki watak elektrik dan watak magnetik. Jika bahan tersebut diimbas oleh medan elektromagnet dari luar, maka pada bahan akan terjadi peristiwa redistribusi muatan elektrik dan redistribusi arus yang dikenal dengan peristiwa polarisasi dan peristiwa magnetisasi. Setelah tercapai kedudukan setimbang maka pada bahan akan muncul medan elektrik dan medan magnetik yang akan mempengaruhi medan luar. Oleh karenanya didefinisikan medan elektromagnetik yang baru yaitu medan D dan H. Bahan yang sifat kemagnetannya mudah terpengaruh oleh medan elektromagnet luar, dibandingkan sifat elektriknya, dikenal dengan bahan magnetik, sedang jika sifat elektriknya yang lebih terpengaruh, maka disebut bahan elektrik. Bahan magnetik dikelompokkan menjadi tiga yaitu ferromagnetik, paramagnetik dan diamagnetik.

B. TUJUAN.

1. menetukan medan magnet kumparan 2. mempelajari watak magnetisasi bahan ferromagnetik. Sugiyanto, Watak magnetisasi bahan 29

C. TEORI DASAR

Kumparan yang berarus listrik berperilakuberwatak seperti magnet batang. Besarnya kuat medan magnet yang dibangkitkannya bergantung pada jumlah lilitan N dan besarnya kuat arus I yang mengalir melaluinya. Pada kumparan pembangkit dalam posisi air-core inti udara dengan menerapkan arus pembangkitan IA dapat dipakai untuk mengukur rapat fluks magnetik BT pada bagian pusat dengan memasukkan probe fluksmeter melewati inlet dari pusat kumparan. Intensitas medan magnet HAm dapat juga diturunkan dari hubungan H B   dengan berdasarkan nilai B.  = permeabilitas hampa = 4   10 -7 Hm. Konstruksi kumparan pembangkit ditunjukkan oleh Gambar 1. dan dimensi kumparan adalah 170 mm dalam keseluruhan panjang L meliputi ketebalan G=10 mm , diameter dalam R 1 =10 mm, diameter luar R 2 = 40mm. Ketika arus I dikenakan pada kumparan dengan jumlah lilitan N, intensitas medan magnet H pada pusat kumparan adalah 0 dapat diintroduksi sebagai:       ] [ 2 2 ln 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 m A L R R L R R R R NI H                      Sugiyanto, Watak magnetisasi bahan 30 Gambar 1. Irisan Kumparan Persamaan penurunan H diturunkan dari kalkulus berikut: Diameter luar dan diameter dalam R 2 dan R 1 serta panjang L kumparan seperti ditunjukkan oleh Gambar 1. Medan magnet dH di pusat kumparan dr sangat kecil dapat dinyatakan oleh keadaan berikut dimana jumlah lilitan kumparan N dan arus yang dipakai I:       2 2 1 2 2 2 L r R R NIdr dH    Integrasi terhadap persamaan di atas dari R 1 sd R 2 menghasilkan :             2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 ln 2 2 2 2 1 L R R L R R R R NI L r dr R R NI H R R            Sementara itu bagaimanapun sensor pengukuran rapat fluks magnet diletakkan pada pusat kumparan, terdapat gap dalam kasus ini. Di mana panjang sebuah kumparan L’ dan panjang gap = 2d,                               2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 ln . ln 2 d R R d R R d d L R R d L R R d L R R L NI H D. DESAIN EKSPERIMEN D.1. Alat dan Bahan