LAPORAN HASIL PRAKTIKUM KIMIA MENENTUKAN

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM KIMIA
“ MENENTUKAN KADAR CUKA MAKAN ATAU
TITRASI ASAM BASA”

Disusun Oleh :
1. Altika Dwi Mawarni Syah (03)
2. Dwi Nikmatul Masrukha (09)
3. Novia Nur Kholifah (21)
4. Shanty Marsella (26)
5. Shirly Fitrotul Milla Arianti (29)
6. Wulan Wahyu Kusuma Wardani (30)

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM KIMIA
“ MENENTUKAN KADAR CUKA MAKAN ATAU
TITRASI ASAM BASA “

Disusun Oleh :
1. Altika Dwi Mawarni Syah (03)
2. Dwi Nikmatul Masrukha (09)
3. Novia Nur Kholifah (21)
4. Shanty Marsella (26)

5. Shirly Fitrotul Milla Arianti (29)
6. Wulan Wahyu Kusuma Wardani (30)

SMA NEGERI 1 CERME
TAHUN PELAJARAN 2016/2017

2

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya
karya ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Kami ucapkan
terimakasih pada Bapak Sumarto, M.Pd selaku pembimbing kami dalam mata pelajaran
kimia serta pihak yang telah membantu proses penulisan makalah mengenai hasil praktikum
kimia menentukan kadar cuka makan dari awal hingga akhir, baik secara langsung maupun
tidak langsung.Kami menyadari bahwa kami hanyalah manusia yang mempunyai
keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada suatu pekerjaan yang dapat
diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan karya tulis ini. Tidak semua hal
dapat kami diskripsikan dengan sempurna dalam karya tulis ini. Kami sudah berusaha
semaksimal mungkin dengan keterbatasan kemampuan yang kami miliki.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan umumnya bagi kita semua.
Penulis sadar masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Untuk itu kritik dan saran yang
membangun.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Gresik, 9 Februari 2016
Penulis

3

DAFTAR ISI

COVER

…………………………………………………………………………... 1

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………...... 2
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………… 3

BAB I PENDAHULUAN


………………………………………………………………… 4

1.1 LATAR BELAKANG …………………………………………………………………. 5
1.2 TUJUAN PRAKTIKUM ……………………………………………………………… 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………………………… 8
2.1 DASAR TEORI

………………………………………………………………………. 9

BAB II METODE PRAKTIKUM ………………………………………………………... 12
3.1 JUDUL PRAKTIKUM
13

…………………………………………………………….....

2.2 WAKTU DAN TANGGAL …………………………………………………………... 13
2.3 ALAT DAN BAHAN ………………………………………………………………… 13
3.4 LANGKAH KERJA ………………………………………………………………….. 13


BAB IV PEMBAHASAN ………………………………………………………………... 15
4.1 HASIL PENGAMATAN ……………………………………………………………… 16

BAB V PEMUTUP ………………………………………………………………………... 18
5.1 SIMPULAN …………………………………………………………………………...
19
5.2 SARAN ……………………………………………………………………………….. 19

4

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………..
20
LAMPIRAN ……………………………………………………………………………… 21

5

1.1 Latar Belakang
Titrasi merupakan salah satu cara untuk menentukan konsentrasi larutan suatu zat dengan
cara mereaksikan larutan tersebut dengan zat lain yang diketahui konsentrasinya. Prinsip

dasar titrasi asam basa didasarkan pada reaksi nertalisasi asam basa. Titik ekivalen pada
titrasi asam basa adalah pada saat dimana sejumlah asam tepat di netralkan oleh sejumlah
basa. Selama titrasi berlangsung terjadi perubahan pH. pH pada titik equivalen ditentukan
oleh sejumlah garam yang dihasilkan dari netralisaasi asam basa. Indikator yang digunakan
pada titrasi asam basa adalah yang memiliki rentang pH dimana titik equivalen berada. Pada
umumnya titik equivalen tersebut sulit untuk diamati, yang mudah dimatai adalah titik akhir
yaang dapat terjadi sebelum atau sesudah titik equivalen tercapai. Titrasi harus dihentikan
pada saat titik akhir titrasi tercapai, yang ditandai dengan perubahan warna indikator. Titik
akhir titrasi tidak selalu berimpit dengan titik equivalen. Dengan pemilihan indikator yang
tepat, kita dapat memperkecil kesalahan titrasi.
Titrasi asam basa merupakan contoh analisis glumetri, yaitu suatu cara atau metode yang
menggunakan larutan yang disebut titran dan dilepaskan dari perangkat gelas yang disebut
buret. Titik dalam titrasi dimana titran yang telah ditambahkan cukup untuk bereaksi secara
tepat dengan senyawa yang ditentukan disebut titik ekivalen atau titik stoikhiometri, titik ini
sering ditandai dengan perubahan warna senyawa yang disebut indikator.
Berikut ini syarat-syarat yang diperlukan agar titrasi yang dilakukan berhasil :
1. Konsentrasi titrasi harus diketahui. Larutan seperrti ini disebut larutan standar.
2. Reaksi yang tepat antara titran dan senyawa yang dianalisis harus diketahui.
3.


Titik stoikhiometri atau titik ekivalen harus diketahui. Indikator yang memberikan

perubahan warna, atau sangat dekat pada titik ekivalen yang sering digunakan. Titik pada saat
indikator berubah warna disebut titik akhir.
4.

Volume titran yang dibutuhkan untuk mencapai titik ekivalen harus diketahui setepat

mungkin

6

Titrasi merupakan salah satu prosedur dalam ilmu kimia yang
digunakan untuk menentukan molaritas dari suatu asam dan basa. Objek
penelitian yang digunakan adalah larutan Asam Asetat ( asam cuka) , Asam
Cuka yang dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 M. Tujuan diadakannya

praktikum ini, untuk menentukan konsentrasi suatu larutan asam atau
basa dengan menggunakan titrasi asam basa dan menentukan ratar-rata
konsentrasi larutan CH3COOH setelah dititrasikan dengan larutan NaOH.


1.2 Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi asam cuka dengan menggunakan titrasi
asam basa, selalain itu siswa diharapkan dapat menerapkan proses titrasi untuk menganalisis
asam cuka.

7

8

2.1 Dasar Teori
Titrasi asam basa sering disebut asidi-alkalimetri, sedang untuk titrasi pengukuran
lain-lain sering dipakai akhiran-ometri mengggantikan simertri. Kata metri berasal dari
bahasa yunani yang berarti ilmu proses seni mengukur. I dan O dalam hubungan mengukur
sama saja, yaitu dengan atau dari (with or off). Akhiran I berasal dari kata latin dan O berasal
dari kata Yunani. Jadi asidimetri dapat diartikan pengukuran jumlah asam ataupun pngukuran
dengan asam (yang diukur dalam jumlah basa atau garam). (Harjadi, W. 1990)
Reaksi penetralan asam basa dapat digunakan untuk menentukan kadar larutan
asam atau larutan basa. Dalam hal ini sejumlah tertentu larutan asam ditetesi dengan larutan
basa, atau sebaliknya sampai mencapai titik ekuivalen (asam dan basa tepat habis bereaksi).

Jika molaritas salah satu larutan (asam atau basa) diketahui, maka molaritas larutan yang satu
lagi dapat ditentukan. (Michael. 1997)
Jika larutan asam ditetesi dengan larutan basa maka pH larutan akan naik,
sebaliknya jika larutan basa ditetesi dengan larutan asam maka pH larutan akan turun. Grafik
yang menyatakan perubahan pH pada penetesan asam dengan basa atau sebaliknya disebut
kurva titrasi. Kurva titrasi berbetuk S, yang pada ttik tengahnya merupakan titik ekuivalen.
(Michael. 1997)
Titrasi asam basa dapat memberikan titik akhir yang cukup tajam dan untuk itu
digunakan pengamatan dengan indikator bil pH pada titik ekuivalen 4-10. Demikian juga titik
akhir titrasi akan tajam pada titirasi asam atau basa lemah, jika penitrasian adalah basa atau
asam kuat dengan perbandingan tetapan disosiasi asam lebih besar dari 10 4 .pH berubah
secara drastis bila volume titrannya. Pada reaksi asam basa, proton ditransfer dari satu
molekul ke molekul lain. Dalam air proton biasanya tersolvasi sebagai H30. Reaksi asam basa
bersifat reversibel. Temperatur mempengaruhi titrasi asam basa, pH dan perubahan warna
indikator tergantung secara tidak langsung pada temperatur. (Khopkar, S.M. 1990)
Pada kedua jenis titrasi diatas, dipergunakan indikator yang sejenis yaitu fenoftalen
(PP) dan metil orange (MO). Hal tersebut dilakukan karena jika menggunakan indikator

9


yang lain, misalnya TB, MG atau yang lain, maka trayek pHnya sangat jauh dari ekuivalen.
(Harjadi, W. 1990).

Pada titrasi asidi-alkalimetri dibagi menjadi dua bagian besar yaitu :
(Susanti,1995)
1. Asidimetri. Titrasi ini menggunakan larutan standar asam yang digunakan
untuk menentukan basa. Asam yang biasa digunakan adalah HCl, asam cuka, asam
oksalat, asam borat.
2. Alkalimeri. Pada titrasi ini merupakan kebalikan dari asidi-alkalimetri
karena larutan yang digunakan untuk menentukan asam disini adalah basa.
Titirasi asam-basa merupakan cara yang tepat dan mudah untuk menentukan
jumlah senyawa-senyawa yang bersifat asam dan basa. Kebanyakan asam dan basa
organik dan organik dapat dititrasi dalam larutan berair, tetapi sebagian senyawa itu
terutama senyawa organik tidak larut dalam air. Namun demikian umumnya senyawa
organik dapat larut dalam pelarut organik, karena itu senyawa organik itu dapat ditentukan
dengan titrasi asam basa dalam pelarut inert. Untuk menentukan asam digunakan larutan
baku asam kaut misalnya HCl, sedangkan untuk menentuan basa digunakan larutan basa
kuat misalnya NaOH. Titik akhir titrasi biasanya ditetapkan dengan bantuan perubahan
indikator asam basa yang sesuai atau dengan bantuan peralatan seperti potensiometri,
spektrofotometer, konduktometer. (Rivai, H, 1990)

Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Kadar
larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa atau sebaliknya. Titrant
ditambahkan titer tetes demi tetes sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara
stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi) yang biasanya ditandai dengan
berubahnya warna indikator. Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”, yaitu titik
dimana konsentrasi asam sama dengan konsentrasi basa atau titik dimana jumlah basa
yang ditambahkan sama dengan jumlah asam yang dinetralkan : [H+] = [OH-]. Sedangkan
keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indikator disebut
sebagai “titik akhir titrasi”. Titik akhir titrasi ini mendekati titik ekuivalen, tapi biasanya
titik akhir titrasi melewati titik ekuivalen. Oleh karena itu, titik akhir titrasi sering disebut
juga sebagai titik ekuivalen. (Esdi, 2011)

10

Pada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalen asam akan sama dengan mol-ekuivalen
basa, maka hal ini dapat ditulis sebagai berikut (Esdi, 2011)
mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen basa
Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara normalitas (N) dengan volume, maka
rumus diatas dapat ditulis sebagai berikut:
N asam x V asam = N asam x V basa

Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion H+ pada
asam atau jumlah ion OH- pada basa, sehingga rumus diatas menjadi:
(n x M asam) x V asam = (n x M basa) x V basa
Keterangan :
N = Normalitas
V = Volume
M = Molaritas
n = Jumlah ion H +(pada asam) atau OH- (pada basa).

11

12

3.1Judul Praktikum
Menentukan Kadar Cuka Makan atau Uji titrasi kadar cuka makan.

3.2 Waktu dan Tanggal
Hari/tanggal : Rabu, 3 Februari 2016

3.3 Alat dan Bahan
3.3.1 Alat :
1) Buret (dapat digantikan dengan silinder ukur 50 cm3)
2) Labu enlenmeyer 100 cm3
3) Pipet tetes
4) Gelas Kimia 200 cm3
5) Corong gelas
6) Pipet volumetric atau pipet gondok 10 cm3

3.3.2 Bahan :
1) Asam cuka CH3OOH 25 ml
2) Larutan NaOH 0,1 M
3) Indikator PP

3.4 Langkah Kerja
1. Ambilah larutan cuka CH3COOH yang telah diencerkan sebanyak 25 ml, masukkan
kedalam tabung enlenmeyer dan tambahkan 3 tetes indicator PP.

13

2. Titrasi larutan ini dengan larutan NaOH 0,1 M . Hentikan titrasi apabila larutan sudah
berubah menjadi warna merah jambu.
3. Lakukan titrasi 3-4 kali sampai didapatkan minimal 2 hasil yang relatif tetap (sama).
4. Hitunglah kadar asam cuka atau konsentrasi rata-rata cuka dengan menganggap cuka
murni mempunyai kemolaran 17,4 M.

14

Percobaan

Volume CH3COOH

4.1 Percobaan 1

25 ml
25 ml
25 ml

Percobaan 2
Percobaan 3

Volume NaOH
16,4 ml
14,9 ml
13,1 ml

Hasil Pengamatan

Percobaan ini menghasilkan persamaan :
NaOH + CH3COOH → CH3COONa + H2O

4.1.1

Hasil pengamatan percobaan ke-1 :
Saat larutan CH3COOH bewarna merah muda saat volume NaOH menjadi 16,4
ml pada buret.
Diketahui :
V [NaOH]
= 25 ml
V [ CH3COOH] = 16,4 ml
[NaOH]
= 0,1 M
Ditanya : M CH3COOH …?
Jawab :
n [NaOH]

= M NaOH × V NaOH
= 0,1 × 16,4
= 1,64 mmol

NaOH
+
1,64 mmol
1,64 mmol
0

CH3COOH → CH3COONa + H2O
1,64 mmol
1,64 mmol______________________ +
0

Netralisasi sisa harus = 0
n CH 3 COOH
M CH3COOH = V CH COOH
3
=

1,64 mol
25 ml

15

= 0,0656 M
4.1.2 Hasil pengamatan percobaan ke-2 :
Saat larutan CH3COOH bewarna merah muda saat volume NaOH menjadi 14,9
ml pada buret.
Diketahui :
V [NaOH]
= 25 ml
V [ CH3COOH] = 14,9 ml
[NaOH]
= 0,1 M
Ditanya : M CH3COOH …?
Jawab :
n [NaOH]

= M NaOH × V NaOH
= 0,1 × 14,9
= 1,49 mmol

NaOH
+
1,49 mmol
1,49 mmol
0

CH3COOH → CH3COONa + H2O
1,49 mmol
1,49 mmol______________________ +
0

Netralisasi sisa harus = 0
n CH 3 COOH
M CH3COOH = V CH COOH
3
=

1,49mol
25 ml

= 0,0596 M

4.1.3 Hasil pengamatan percobaan ke-3 :
Saat larutan CH3COOH bewarna merah muda saat volume NaOH menjadi 13,1
ml pada buret.
Diketahui :
V [NaOH]
= 25 ml
V [ CH3COOH] = 13,1 ml
[NaOH]
= 0,1 M
Ditanya : M CH3COOH …?

16

Jawab :
n [NaOH]

= M NaOH × V NaOH
= 0,1 × 13,1
= 1,31 mmol

NaOH
+
1,31 mmol
1,31 mmol
0

CH3COOH → CH3COONa + H2O
1,31 mmol
1,31 mmol______________________ +
0

Netralisasi sisa harus = 0
n CH 3 COOH
M CH3COOH = V CH COOH
3
=

1,31mol
25 ml

= 0,0524 M

4.1.4 Rata-rata molaritas dari [CH3COOH] pada percobaan 1 hingga percobaan ke-3 :
M CH 3 COOH 1+ M CH 3 COOH 2+ M CH 3 COOH 3
3

=
=

0,0656 M + 0,059 M +0,0524 M
3
0,1776 M
8

= 0,0592 M

17

18

5.1 Simpulan
Dari ketiga percobaan diperoleh 3 volume NaOH yaitu 16,4 ml, 14,9 ml, dan 13,1 ml.
Untuk menentukan kadar cuka diperlukan

kadar cuka rata rata setelah dititrasi dengan

NaOH. Setelah didapat masing-masing larutan titrasi dan telah dihitung konsentrasi larutan
setiap percobaan dan kemudian dibagi tiga. Kita dapat menentukan Molaritas cuka
(CH3COOH) rata-rata yaitu 0,0592 M.
Perhitungan konsentrasi dalam melakukan praktikum dapat ditentukan dengan mencari
volume rata-rata dari larutan NaOH yang digunakan untuk menaikkan kadar atau konsentrasi
CH3COOH. Titrasi harus dihentikan bila larutan CH3COOH yang dicampurkan dengan 3
tetes indikator berubah warna dari bening hingga menjadi pink. Volume NaOH yang
digunakan akan mempengaruhi hasil konsentrasi dari CH3COOH tersebut, sehingga harus
sangat berhati-hati melakukan praktikum ini. Setelah volume NaOH (basa) diketahui, barulah
Konsentrasi CH3COOH (asam) bisa dihitung.

5.2 Saran
Dalam melakukan praktikum, sebaiknya harus berhati-hati dalam menggunakan
larutan-larutan yang ada di laboratorium dan dalam melakukan praktikum kali ini kita juga
harus memperhatikan ketelitian dalam mengukur volume larutan basa (NaOH), karena
volume larutan NaOH sangat mempengaruhi hasil konsentrasi CH3COOH.

19

DAFTAR PUSTAKA
Unggul Sudarmo, Kima untuk SMA/MA Kelas XI, 2013
http://arrofathtekperunib.blogspot.co.id/2014/10/laporan-praktikum-kimiatitrasiasam-basa.html
https://www.academia.edu/12605448/Penentuan_kadar_asam_cuka__Laporan_3_Lab.TL

20

LAMPIRAN

I

II

III

21

22

Dokumen yang terkait

ANALISIS KONTRIBUSI MARGIN GUNA MENENTUKAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PRODUK DALAM KONDISI KETIDAKPASTIAN PADA PT. SUMBER YALASAMUDRA DI MUNCAR BANYUWANGI

5 269 94

HASIL PENELITIAN KETERKAITAN ASUPAN KALORI DENGAN PENURUNAN STATUS GIZI PADA PASIEN RAWAT INAP DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSU DR SAIFUL ANWAR MALANG PERIODE NOVEMBER 2010

7 171 21

KADAR TOTAL NITROGEN TERLARUT HASIL HIDROLISIS DAGING UDANG MENGGUNAKAN CRUDE EKSTRAK ENZIM PROTEASE DARI LAMBUNG IKAN TUNA YELLOWFIN (Thunnus albacares)

5 114 11

KAJIAN MUTU FISIK TEPUNG WORTEL (Daucus carota L.) HASIL PENGERINGAN MENGGUNAKAN OVEN

17 218 83

KARAKTERISASI DAN PENENTUAN KOMPOSISI ASAM LEMAK DARI HASIL PEMURNIAN LIMBAH PENGALENGAN IKAN DENGAN VARIASI ALKALI PADA ROSES NETRALISASI

9 139 85

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WAY

18 108 89

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62