TELAAH PUSTAKA
Preparasi kimia-mekanis adalah tindakan pembuangan jaringan karies gigi dengan cara melunakkan jaringan menggunakan bahan kimia kemudian diikuti
tindakan ekskavasi jaringan yang rusak.
3
1. Mekanisme kerja preparasi kimia-mekanis
Jaringan gigi terdiri dari email dan dentin. Dentin terdiri dari mineral 70, air 10 serta matriks organik 20. Matriks organik dentin terdiri dari 18
kolagen dan 2 senyawa non kolagen. Kolagen merupakan protein yang banyak mengandung prolin dan 13 asam
aminonya mengandung glisin. R antai
polipeptidanya membentuk tripel heliks yang disebut unit tropokolagen. Unit tropokolagen akan saling berhadapan untuk membentuk fibril. Ikatan kovalen
antara rantai polipeptida dari unit tropokolagen berbentuk ikatan silang cross links yang dapat menstabilkan fibril kolagen. Struktur fibril dalam dentin
membentuk rangkaian padat tidak beraturan yang termineralisasi Gambar 2.4.
3
Plak gigi merupakan penyebab awal terjadinya karies karena mengandung bakteri yang menghasilkan asam melalui fermentasi karbohidrat. Keasaman pH
plak menyebabkan pelarutan mineral email. Paparan asam yang berlangsung lama dan terus-menerus terhadap email akan menyebabkan proses demineralisasi
berlanjut sehingga mencapai dentin.
3
Gambar 2.4 Struktur kolagen
3
Apabila terjadi demineralisasi, maka kolagen dan komponen matriks yang lain menjadi rentan terhadap degradasi protein oleh enzim yang dihasilkan bakteri dan
enzim hidrolase. Degradasi kolagen pada lesi dapat dibedakan menjadi 2 zona yaitu lapisan dalam inner layer dan lapisan luar outer layer.
3
Inner layer merupakan daerah yang mengalami demineralisasi sebagian, tetapi masih dapat mengalami remineralisasi dan struktur fibril kolagennya masih utuh.
Outer layer merupakan daerah yang fibril kolagennya telah mengalami degradasi sebagian serta tidak dapat mengalami remineralisasi. Agen CMCR dapat
menyebabkan degradasi lebih lanjut terhadap kolagen yang telah terdegradasi sebagian dengan cara pemutusan rantai polipeptida dalam struktur tripel heliks.
3
2. Gel Papain
Gel papain telah digunakan sebagai bahan preparasi kimia-mekanis bidang kedokteran gigi, dengan nama dagang Papacarie®. Bahan dasar papacarie®
adalah papain, kloramin, toluidine blue, salts dan thickening vehicle.
6
1. Papain
Papain adalah enzim proteolitik yang berasal dari getah pepaya dan merupakan enzim paling kuat yang dihasilkan oleh seluruh bagian tanaman
pepaya. Papain yang terdapat dalam getah pepaya merupakan jenis enzim proteolitik yaitu enzim yang mengkatalis ikatan peptida menjadi senyawa yang
lebih sederhana seperti dipeptida dan asam amino.
6,7,8
Senyawa yang terkandung dalam papain adalah karpain, alkaloid bercincin laktonat dengan 7 kelompok rantai metilen. Papain juga mengandung 11,6
Potasium benzylglucosinolate yang mampu mengurangi gula darah sekaligus mempercepat penyembuhan luka dan 1,2 sulfur yang berfungsi mengobati
penyakit kulit seperti jerawat, kutil, bekas luka, dan sebagai krim penghilang rambut. Papain telah terbukti menginaktifkan kinerja insulin.
7
Papain diperoleh melalui penyadapan getah buah pepaya yang berumur minimal 3 bulan. Kemudian getah dikeringkan pada suhu 60 – 70° Celcius selama
12 jam. Mutu papain tergantung jenis pepaya, jumlah torehan, interval penyadapan, cara pengeringan, dan penyimpanan. Pepaya yang m
emiliki kandungan proteolitik tertinggi adalah pepaya sibinong yang mencapai 113,02
unitgram British Standard. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan
terhadap bagian tanaman, kandungan getah dengan kualitas aktivitas proteolitik yang baik terdapat pada bagian buah, batang dan daun.
7
Papain yang diproses dengan teknologi spray dryer atau freeze drying berkualitas tinggi akan menghasilkan papain dengan warna putih susu yang dapat
bertahan hingga 10 tahun. Sebaliknya, papain yang diperoleh dari hasil pengeringan sinar matahari akan berwarna cokelat dan dalam 3 hari saja warna
akan menjadi lebih gelap dan mengeluarkan bau tidak sedap. Penyimpanan papain yang sesuai dengan standar internasional berupa kemasan primer dalam plastik
vakum dan kaleng sebagai kemasan sekunder. Pengamanan berlapis tersebut dimaksudkan untuk mencegah reaksi oksidasi yang akan menurunkan nilai
aktivitas proteolitik.
7
Flindt menyatakan bahwa papain hanya memiliki efek pada jaringan yang terinfeksi, karena jaringan terinfeksi kekurangan anti protease plasma yang
disebut α1-anti-tripsin. Protease plasma α1-anti-tripsin hanya terdapat pada
jaringan sehat dan menghambat pencernaan protein. Jaringan yang terinfeksi tidak mengandung
α1-anti-tripsin sehingga papain dapat menembus molekul kolagen yang terdegradasi.
6
Papain membantu pembersihan jaringan nekrotik sehingga hasilnya dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk menyembuhkan jaringan dan tidak
merusak jaringan sehat di sekitar lesi.
6,7
Menurut Dawkins bahwa papain memiliki efek bakterisid dan bakteriostatik karena ditemukannya aktivitas antibakteri pada papain matang dan tidak matang
pada mikroorganisme terpilih. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa papain
memiliki aktivitas antibakteri yang menghambat pertumbuhan organisme gram- positif dan gram-negatif, dan aktivitas yang ditemukan tidak tergantung pada
kematangan buahnya. Penelitian yang dilakukan oleh Emeruwa juga menunjukkan aktivitas
antibakteri yang signifikan pada papain terhadap bakteri gram-positif dan gram- negatif S. aureus, E. coli, B. cereus, P. aeruginosa dan S. flexneri.
2. Kloramin