Prosedur Pelaksanaan Kredit Mikro Utama Pada Bank BJB Kantor Cabang Jalan Cagak Subang

(1)

Laporan Kerja Praktek

Diajukan untuk memenuhi

salah satu syarat dalam menempuh

jenjang D3 Program Studi Keuangan dan Perbankan

Oleh :

NAMA : ANGGI ANWARI

NIM : 21509004

PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

2013


(2)

iv

DAFTAR ISI

LembarPengesahan………... i

Kata Pengantar………..………... ii

Daftar Isi………... iv

DaftarGambar………... vi

DaftarLampiran………...…... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek ……..………... 1

1.2 Tujuan Kerja Praktek ………..………... 6

1.3 Kegunaan Kerja Praktek …………..…….………... 7

1.4 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek ………..…………... 8

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 SejarahPerusahaan..…………..…...………... 9

2.2 Struktur Organisasi………...………... 14

2.3 Deskripsi Jabatan………...………... 15

2.4 Aspek kegiatan Perusahaan... 21

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek….……..……….…... 22

3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek.………..…….…... 23

3.3 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek.………..…... 23

3.3.1 Ketentuan Kredit Mikro Utama... 23


(3)

v

3.3.3 Proses Pengajuan Kredit Mikro Utama... 24 3.3.4 Hambatan Pengajuan Kredit Mikro Utama...

3.3.5 Penanggulangan Hambatan Kredit Mikro Utama... 25 26

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1.Kesimpulan.……….………... 27 4.2. Saran…….……….………... 28

Lampiran– lampiran Riwayat Hidup Penulis


(4)

ii

selalu melimpahkan rahmat, karunia serta pertolongan Nya karena berkat rahmat dan karunianya lah penulis dapat menyelesaikan laporan praktek kerja yang berjudul “Prosedur Pelaksanaan Kredit Mikro Utama” sebagai salah satu persyaratan ujian sidang Diploma III Keuangan dan Perbankan Universitas Komputer.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan kerja praktik ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan, namun atas pertolongan-Nya serta bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, laporan ini akhirnya dapat diselesaikan

Penulis menyadari dalam penyusunan laporan kerja praktek ini masih terdapat kekurangan, belum sempurna dari segi penyusunannya disebabkan karena keterbatasan pengalaman dan kemampuan penulis. Tidak lupa penulis berterima kasih banyak kepada:

1. Bapak Dr.Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM).

2. Ibu Prof. Dr. Hj Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM).

3. Ibu Dr. Raeny Dwi Santy, SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi Keuangan dan Perbankan Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung


(5)

iii

5. Ibu Windy Novianti, SE.,MM selaku dosen wali.

6. Bapak Aldy edwin dan Ibu Susi Febri Susanti selaku pembimbing saya selama melakukan kegiatan kerja praktek di Bank Bjb.

7. Orang tua saya yang tercinta yang selalu mendoakan dan membimbing demi keberhasilan anaknya, dan telah memberikan dukungan baik moril maupun material yang tidak terhitung jumlahnya.

8. Teman-teman di kelas KP-1 yang telah membantu saya dalam menyusun laporan Kuliah Kerja Praktek, serta semua pihak yang telah memberikan dukungannya yang tidak dapat disebutkan satu persatu sehingga penulisan Kuliah Kerja Praktek ini dapat diselesaikan.

Akhirnya semoga Laporan Kerja Praktek ini dapat dimanfaatkan dan diberikan sumbangsih pemikiran untuk perkembangan pengetahuan bagi Penulis maupun bagi pihak yang berkepentingan.

Bandung,Desember 2013 ANGGI ANWARI


(6)

Sugiyono (2008 : 172) “Sebuah instrumen penelitian dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.

Ismail (2010:111), “analisis kredit adalah suatu proses analisis kredit yang

dilakukan oleh bank untuk menilai suatu permohonan kredit yang telah diajukan oleh calon debitur”

Kasmir (2010:91) Prinsip pemberian kredit dengan analisis 7P kredit

Mahmoeddin (2010:3), “kredit berrmasalah adalah kredit yang

tidak lancar atau kredit dimana debiturnya tidak memenuhi persyaratan yang diperjanjikan, misalnya persyaratan mengenai pembayaran bunga, pengambilan pokok pinjaman, peningkatan margin deposit, pengikatan dan peningkatan agunan, dan sebagainya”.

Ismail (2010:121) dapat

dikelompokkan menjadi 2 golongan yaitu kredit yang tidak bermasalah (performing) dan kredit yang bermasalah (non-performing).


(7)

Alamat : Jln Raya Ciater, Subang.

Jl. Gang Lingkung Seni RT 13 RW 03 Tempat/Tgl.Lahir : Subang, 9 Oktober 1991

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan : Mahasiswi Telepon : 087760915235

Riwayat Pendidikan :

1997 – 2003 SDN Centre Ciater 2003 – 2006 SMPN 1 Jalan Cagak 2006 – 2009 SMAN 1 Jalan Cagak


(8)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era globalisasi ini persaingan dalam bisnis perbankan sangat ketat. Persaingan tersebut tidak hanya terjadi antar bank, tetapi persaingan juga datang dari lembaga keuangan lain yang berhasil mengembangkan produk-produk keuangan baru. Persaingan dan perkembangan yang cukup pesat pada usaha perbankan tersebut menjadikan masing-masing lembaga perbankan harus berlomba untuk memenangkan persaingan bisnis.

Persaingan antar bank tersebut tentunya akan lebih menguntungkan nasabah karena nasabah dapat memilih berbagai jasa perbankan yang ditawarkan. Kualitas produk dan layanan perbankan akan menentukan apakah lembaga perbankan tersebut mampu bersaing di pasar global atau tidak. Syarat sederhana yang harus dipenuhi oleh lembaga perbankan tersebut adalah kemampuan perusahaan perbankan tersebut dalam menyediakan produk dan jasa sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat.

Manajemen sebuah bank dituntut kecepatan dan ketepatan dalam merespon apa yang dibutuhkan masyarakat saat ini. Sebagai perusahaan jasa, perusahaan perbankan harus berorientasi pada kualitas pelayanan yang diberikan. Pelayanan yang diberikan harus mampu menciptakan kepuasan bagi para pelanggannya. Adapun manfaat dari kepuasan pelanggan tersebut adalah meningkatkan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan pelanggan, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang, dapat


(9)

mendorong terciptanya loyalitas pelanggan dan memungkinkan terciptanya rekomendasi dari mulut ke mulut yang menguntungkan bagi perusahaan, sehingga semakin banyak orang membeli dan menggunakan produk perusahaan.

Persaingan bisnis di bidang perbankan yang nampak akhir-akhir ini adalah persaingan dalam penyaluran, khususnya dalam pembiayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Permodalan nampaknya menjadi alasan yang klasik yang menghadang perkembangan UMKM. Kebanyakan pelaku bisnis memutar usahanya dengan mengandalkan usahanya dengan modal sendiri. Ada pula sebagian kecil yang berusaha menambah modalnya dengan melakukan pinjaman ke bank atau lembaga non bank. Perkembangan perekonomian nasional dan perubahan lingkungan strategis yang dihadapi dunia usaha termasuk BJB dan usaha kecil menengah saat ini sangat cepat dan dinamis.

BJB sebagai badan usah senantiasa harus diarahkan dan didorong untuk ikut berperan secara nyata meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat agar mampu mengatasi ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial, sehingga lebih mampu berperan sebagai wadah kegiatan ekonomi rakyat. Oleh karena itu sudah saatnya untuk menempatkan sektor informal (seperti petani kecil di pedesaan, pedagang di pasar-pasar tradisional, penjual rokok dan pedagang warung kelontong) di barisan

Permasalahan pada dunia perbankan yang sering terdengar ini adalah banyaknya kasus kredit yang bermasalah. Terutama pada kredit mikro yang


(10)

berpengaruh terhadap non performing loan. Diberbagai media masa akhir-akhir ini banyak sekali diberitakan ditangkap dan dituntutnya direktur utama bank dan beberapa anggota direksi lainnya dengan tuduhan memberikan kredit kepada para debiturnya secara tidak layak sehingga memberikan risiko kerugian kepada bank karena fasilitas tersebut menjadi macet.

Timbulnya kredit-kredit macet, selain karena adanya indikasi debitur yangtidak mau membayar kewajibannya, juga terlihat dalam prosedur pemberian kredit yang ternyata mengalami penyimpangan atau tidak layak. Kasus kredit macet dapat disebabkan oleh beberapa faktor ekstern dan faktor intern bank. Faktor ekstern, kredit macet yang terjadi pada suatu bank dipengaruhi oleh kondisi ekonomi secara makro sedangkan faktor intern yang dapat mengakibatkan timbulnya kasus kredit macet ialah pemisahan wewenang dari para pegawai yang tidak tegas, prosedur pemberian kredit yang tidak jelas, pegawai yang tidak kompeten, lemahnya sistem pengawasan dan lain-lain. Seluruh faktor tersebut terjadi semata-mata karena masih lemahnya profesionalisme para pengelola bank.

Permasalahan yang biasa timbul dapat terjadi saat pertama kali diberikannya kucuran dana oleh bank kepada pihak debitur, seperti pemberian kredit yang dilakukan tanpa akad perjanjian kredit yang tentunya hal ini sungguh merupakan suatu kejadian yang sangat tidak masuk akal dan jelas akan sangat merugikan pihak kreditur, atau bisa juga kredit itu bermasalah di tengah masa perkreditan misalnya seperti seorang debitur yang mengalami kesulitan keuangan sehingga pembayaran kewajiban atas kredit tidak dapat


(11)

dilakukan sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati bersama sebelumnya. Kemudian bisa juga diakibatkan oleh kondisi diluar bisnis debitur. Seperti kondisi keamanan yang tidak mendukung untuk berjalannya proses bisnis debitur atau juga kondisi alam yang tidak bersahabat seperti terjadinya bencana alam, cuaca yang buruk dan lain-lain yang tentunya semua kondisi tersebut akan sangat menghambat berjalannya proses bisnis debitur dan tentunya akan berdampak secara langsung kepada bank sebagai kreditur dengan tidak dapat dipenuhinya kewajiban debitur kepada kreditur.

Terdapat beberapa konsep yang di kemukakan oleh berbagai pihak dalam rangka upaya merumuskan persyaratan atau prinsip-prinsip dalam pemberian kredit secara sehat. Ada prinsip “ the five C of credit analysis ” atau 5C, pada dasarnya konsep 5c ini akan memberikan informasi mengenai itikad baik (willigness to pay) dan kemampuan membayar nasabah untuk melunasi kembali pinjaman beserta bunganya. Prinsip ini terdiri dari character (penilaian watak), capacity (penilaian kemampuan), capital (penilaian terhadap modal), collateral (penilaian terhadap agunan), dan condition of economy (penilaian terhadap prospek usaha debitur), selain menerapkan prinsip 5C, juga menerapkan prinsip 5P yang terdiri dari party (para pihak), purpose (tujuan), payment (pembayaran), profitability (perolehan lab a), dan protection (perlindungan). Disamping menggunakan prinsip pemberian kredit tersebut diatas bank dalam memberikan kredit juga menggunakan prinsip 3 R, yaitu: returns (hasil yang diperoleh), repayment (pembayaran kembali), dan risk bearing ability (kemampuan menanggung risiko).


(12)

Kredit mikro utama adalah kredit yang diberikan dengan sasaran pelaku

usaha perorangan dalam sektor ekonomi produktif untuk tujuan modal kerja/ investasi

Kredit adalah kegiatan operasional terpenting dalam kegiatan operasi bank, karena perkreditan memiliki nilai aset terbesar jika dibandingkan dengan kegiatan operasional bank yang lain. Oleh karena itu memang sudah sepantasnya bila bank memberikan perhatian yang lebih kepada kegiatan perkreditan dengan melakukan pengawasan pada bidang perkreditan tersebut, karena kredit yang bermasalah terutama kredit macet akan menjadi ancaman jika pihak perbankan tidak dengan segera mengambil langkah penyelesaiannya. Apabila kredit-kredit macet tersebut tidak segera diselesaikan dapat mengakibatkan bank tersebut tidak sehat dan tidak menutup kemungkinan bank tersebut akan bangkrut.

Pada dasarnya ada 3(tiga) pihak dari dalam dan luar bank yan jawab untukg bertanggung jawab untuk menjaga agar operasi bank tetap sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan sejalan prinsip-prinsip yang ada. Pihak pertama, berasal dari dalam bank yang bersangkutan. Pihak kedua adalah pihak-pihak dari luar bank seperti akuntan publik selaku auditor laporan keuangan bank, dan pihak yang ketiga adalah Bank Indonesia selaku regulator dan pengawas bank.

Tanggung jawab yang paling besar untuk menanggulangi terjadinya kredit yang macet tentu saja pihak dari dalam bank yaitu pengendalian intern, dimana dengan pengendalian intern diharapkan bank akan mampu mencapai


(13)

tujuannya dalam bidang perkreditan. Pengendalian intern ini dilakukan semata-mata bukan untuk mencari kesalahan-kesalahan seseorang tetapi untuk membangun suatu sistem manajemen yang produktif dan konstuktif. Dalam hal ini melakukan pengelolaan kredit bank dengan suatu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan sedemikian rupa sehingga perkreditan dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan kesepakatan yang telah disepakati bersama sebelumnya.

Maka penulis mengambil judul ”Prosedur Pelaksanaan Kredit Mikro

Utama pada bagian Kredit di Bank bjb KCP. Jalan Cagak” 1.2 Tujuan Penelitian kerja praktek

Adapun tujuan yang hendak dicapai melalui penulisan ini adalah sebagai berikut :

A. Untuk mengetahui ketentuan pada Kredit Mikro Utama yang telah diterapkan di Bank bjb KCP Jalancagak

B. Untuk mengetahui syarat umum Kredit Mikro Utama pada Bank bjb KCP Jalancagak.

C. Untuk mengetahui Prosedur Pengajuan Kredit Mikro Utama pada Bank bjb KCP Jalancagak.

D. Untuk mengetahui hambatan yang di hadapi dalam prosedur pelaksanaan Kredit Mikro Utama.

E. Untuk mengetahui cara menanggulangi hambatan dalam prosedur pelaksanaan Kredit Mikro Utama.


(14)

1.3Kegunaan Kerja Praktek

Penelitian ini memiliki kegunaan untuk berbagai pihak, yang pertama bagi penulis sendiri. Bagi penulis penelitian ini berguna sebagai media untuk mengaplikasikan atau mempraktekan ilmu-ilmu yang diperoleh selama masa perkuliahan, kemudian selain itu juga dapat menambah pengetahuan mengetai prosedur pelaksanaan kredit mikro utama selama penelitian.

Kemudian penelitian ini juga berguna bagi pihak bank. Bagi bank penelitian ini dapat dijadikan sebagai suatu bukti yang mendukung dalam mengetahui mengenai pengaruh pengendalian intern atas prosedur kredit terhadap faktor penyebab kredit macet dan juga dapat digunakan sebagai bahan kajian lain. Dan yang terakhir penelitian ini juga berguna bagi pihak lain yang tidak terlihat langsung dalam penelitian, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan dapat dijadikan sebagai referensi untuk melakukan penelitian yang lain.

1.4 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

Kegiatan Kerja Praktek yang dilaksanakan pada tanggal 2 juli 2013, yang berlokasi di Bank BJB kcp JalanCagak, yang bertempat di jln Raya jalancagak NO.63-Subang. dan waktu pelaksanaan dimulai dari pukul 07.30 s/d 16.30 WIB.


(15)

Tabel 1.1 Jadwal Kerja Praktek Time Schedule Kerja Praktek

No. Uraian

Kegiatan

Bulan

Jun Juli Agust Sept Okt Nov Jan

1 Pengajuan surat kerja praktek

2 Kerja Praktek

3 Penyusunan laporan KP

4 Bimbingan kerja praktek

5 Pelaksanaan sidang


(16)

9

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Bank BJB

Pendirian Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dilatar belakangi oleh peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 33 tahun 1960 tentang penentuan perusahaan di Indonesia milik Belanda yang dinasionalisasi. Salah satu perusahaan milik Belanda yang berkedudukan di Bandung yang dinasionalisasi yaitu NV Denis (De Erste Nederlansche Indische Shareholding) yang sebelumnya perusahaan tersebut bergerak di bidang bank hipotek. Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah nomor 33 tahun 1960 Pemerintah Propinsi Jawa Barat dengan Akta Notaris Noezar nomor 152 tanggal 21 Maret 1961 dan nomor 184 tanggal 13 Mei 1961 dan dikukuhkan dengan Surat Keputusan Gubernur Propinsi Jawa Barat nomor 7/GKDH/BPD/61 tanggal 20 Mei 1961, mendirikan PD Bank Karya Pembangunan dengan modal dasar untuk pertama kali berasal dari Kas Daerah sebesar Rp. 2.500.000,00. Untuk menyempurnakan kedudukan hukum Bank Karya Pembangunan Daerah Jawa Barat, dikeluarkan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat nomor 11/PD-DPRD/72 tanggal 27 Juni 1972 tentang kedudukan hukum Bank Karya Pembangunan Daerah Jawa Barat sebagai perusahaan daerah yang berusaha di bidang perbankan. Selanjutnya melalui Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat nomor 1/DP-040/PD/1978 tanggal 27 Juni 1978, nama PD. Bank Karya Pembangunan Daerah Jawa Barat diubah


(17)

10

menjadi Bank Pembangunan Daerah.Jawa Barat. Pada tahun 1992 aktivitas Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat ditingkatkan menjadi Bank Umum Devisa berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 25/84/KEP/DIR tanggal 2 November 1992 serta berdasarkan Perda Nomor 11 Tahun 1995 mempunyai sebutan “ Bank BJB “ dengan logo baru. Dalam rangka mengikuti perkembangan perekonomian dan perbankan, maka berdasarkan Perda Nomor 22 Tahun 1998 dan Akta Pendirian Nomor 4 Tanggal 8 April 1999 berikut Akta Perbaikan Nomor 8 Tanggal 15 April 1999 yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman RI tanggal 16 April 1999, bentuk hukum Bank BJB diubah dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT).

Dalam rangka memenuhi permintaan masyarakat akan jasa layanan perbankan yang berlandaskan Syariah, maka sesuai dengan izin Bank Indonesia No. 2/ 18/DpG/DPIP tanggal 12 April 2000, sejak tanggal 15 April 2000 Bank BJB menjadi Bank Pembangunan Daerah pertama di Indonesia yang menjalankan dual banking system, yaitu memberikan layanan perbankan dengan sistem konvensional dan dengan sistem syariah.

Berdasarkan Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat tanggal 3 Juli 2007 di Bogor, sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 9/63/KEP.GBI/2007 tanggal 26 November 2007 tentang Perubahan Izin Usaha Atas Nama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat menjadi Izin


(18)

11

Usaha Atas Nama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten serta SK Direksi Nomor

1065/SK/DIR-PPN/2007 tanggal 29 November 2007 maka nama perseroan berubah menjadi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten dengan sebutan (call name) Bank BJB Banten. Berdasarkan Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten Nomor 26 tanggal 21 April 2010, sesuai dengan Surat Bank Indonesia No.12/78/APBU/Bd tanggal 30 Juni 2010 perihal Rencana Perubahan Logo serta Surat Keputusan Direksi Nomor 1337/SK/DIR-PPN/2010 tanggal 5 Juli 2010, maka perseroan telah resmi berubah menjadi Bank BJB.

2.1.1Visi dan Misi Perusahaan

2.1.1.1 Visi bank BJB

Sebagai Bank yang sedang berkembang, Bank BJB terus berusaha meningkatkan kinerja dan keberhasilan yang telah dicapai sebelumnya guna mendukung visi Bank BJB, yaitu “Menjadi sepuluh Bank terbesar dan sehat di Indonesia”.

2.1.1.2 Misi Bank BJB

Sebagai salah satu alat kelengkapan Otonomi Daerah, Bank BJB mempunyai misi dan fungsi sebagai berikut :

 Penggerak dan pendorong laju pembangunan di daerah  Melaksanakan Pengelolan Uang


(19)

12

2.1.1.3 Budaya Perusahaan

Pernyataan Budaya Perusahaan Bank BJB adalah “Mitra Usaha

Menuju Sejahtera”. Sebagaimana pernyataan dari budaya perusahaan

yang tercantum diatas, Bank BJB memiliki Pilar – pilar Budaya Perusahaan yang merupakan penjabaran atas Pilar Utama diatas sebagai acuan pokok bagaimana perilaku seluruh jajaran Bank BJB dalam melakukan pengelolaan bisnisnya. Pilar-pilar Budaya Perusahaan Bank

BJB ” sebagai berikut:

a. Orientasi kepada pasar.

b. Pengelolaan dan pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia.

c. Pemenuhan kepentingan semua pihak ( stake holder ).

d. Peningkatan kualitas kinerja

Intisari Butir-Butir Perilaku Budaya Perusahaan :

a. Bekerja keras dengan penuh tanggung jawab, jujur dan berdisiplin

sebagai wujud dari keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Menguasai sistem dan prosedur, pengetahuan produk/jasa Bank dan

menguasai keterampilan menjual serta berperan sebagai Pemasar.

c. Bekerja sebagai wirausahawan, inovatif, kreatif, dinamis dan

proaktif.

d. Memelihara semangat kerja tim.


(20)

13

f. Selalu berusaha memperluas wawasan, pengetahuan dan

kete-rampilan kerja sebagai kontribusi terbaik demi kemajuan Bank.

g. Peduli terhadap masalah yang muncul dan menyelesaikannya

secara tepat dan cepat.

h. Terbuka terhadap perubahan dengan tetap menjaga pengen-dalian

diri.

i. Bersikap tertib, selalu tampil rapi, tepat waktu, tepat janji dan

menjunjung tinggi etika pergaulan.

j. Bekerja secara profesional sesuai sistem dan prosedur.

k. Bersikap terbuka, memiliki rasa kebersamaan, toleran, dan menjaga

keharmonisan antar sesama pegawai.

l. Memahami dan menguasai ketentuan-ketentuan yang mengatur

tentang rahasia Bank, rahasia perusahaan dan rahasia jabatan.

2.1.1.4 Nilai-Nilai Perusahaan

Nilai-nilai perusahaan yang dianut Bank BJB adalah S.P.I.R.I.T :

Service : Excellence Ramah, tulus, kekeluargaan Selalu memberikan pelayanan prima

Profesionalism : Cepat, tepat, akurat Kompeten dan bertanggungjawab Memahami dan melaksanakan ketentuan perusahaan

Integrity : Konsisten, disiplin dan penuh semangat Menjaga citra bank melalui perilaku terpuji dan menjunjung etika


(21)

14

Intellegence : Selalu memberikan solusi yang terbaik Berkeinginan kuat untuk mengembangkan diri Menyukai perubahan yang positif  Trust : Menumbuhkan transparansi, kebersamaan dan kerjasama yang

sehat serta menjaga rahasia bank dan perusahaan.

2.2 Struktur Organisasi

Sumber : Bank bjb Kcp. Jalan Cagak

Gambar 2.1


(22)

15

2.3.Deskripsi Jabatan

Adapun struktur organisasi dan tanggung jawab masing masing bagian PT. Bank Jabar Banten Cabang Bandung adalah sebagai berikut :

A. Pimpinan Cabang

Tugas Pemimpin Cabang adalah :

1. Bertugas memimpin kantor cabang ditempat kedudukannya dan bertindak atas nama direksi baik di dalam maupun di luar pengadilan dalam hubungannya dalam kegiatan usaha bank. 2. Memegang rahasia bank dan kode lalulintas keuangan. 3. Melaksanakan misi kantor cabang secara keseluruhan. 4. Mengelola pelaksanaan sistem dan prosedur.

5. Merencanakan, mengembangkan, melaksanakan, serta mengelola bisnis di wilayah kerja kantor cabang.

6. Merencanakan, mengembangkan, melaksanakan, serta mengelola layanan unggul kepada nasabah.

7. Mengelola Kas Daerah.

8. Memberikan kontribusi laba yang nyata terhadap upaya pencapaian laba bank secara keseluruhan.

9. Memberikan kontribusi yang nyata untuk mendorong pemberdayaan ekonomi.

10. Melaksanakan kepatuhan terhadap sistem dan prosedur, peraturan Bank Indonesia serta peraturan perundang-undangan lain yang berlaku.


(23)

16

11. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok serta fungsi kegiatannya.

B. Pemimpin Seksi Pemasaran Kredit, Dana Jasa, dan Supervisi Kredit Tugas Pemimpin Seksi Pemasaran Kredit, Dana Jasa, dan Supervisi Kredit adalah

1. Mengelola pelaksanan sistem dan prosedur bidang pemasaran, perkreditan, dan dana jasa bank.

2. Mengelola pemasaran produk dan jasa.

3. Melakukan penelitian potensi pemasaran produk dan jasa di daerah kerja kantor cabang.

4. Memasarkan kredit kepada nasabah/bukan nasabah.

5. Memproses permohonan dan mengelola kredit berikut kredit standar, garansi bank, dan dukungan bank.

6. Melakukan penjualan silang (cross selling) produk dan jasa bank. 7. Melakukan pembagian dan pemantauan kepada eksisting debitur. 8. Memasarkan dana dan jasa bank kepada nasabah/bukan nasabah. 9. Mengelola pelayanan produk dan jasa.

10.Mengelola pembinaan kepada nasabah prima.

11. Melaksanakan kepatuhan terhadap sistem prosedur, peraturan BI, serta peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku.

12.Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok, fungsi dan kegiatannya.


(24)

17

C. Pemimpin Seksi Pelayanan

Tugas Pemimpin Seksi Pelayanan adalah : 1. Mengelola pelaksanaan siste

2. m dan prosedur di bidan pelayanan nasabah dan operasional bank. 3. Merencanakan, mengembangkan, melaksanakan, mengelola

pelayanan produk dan jasa bank.

4. Menyediakan informasi produk dan jasa bank. 5. Mengelola pelayanan kartu ATM.

6. Mengelola pelayanan transaksi kas. 7. Mengelola kas ATM.

8. Mengelolaan pendayagunaan kas dan alat liquid secara optimal. 9. Melaksanakan kepatuhan terhadap sistem dan prosedur peraturan

BI serta peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku. 10.Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok, fungsi dan

kegiatannya.

D. Pemimpin Seksi Administrasi dan Umum

Tugas Pemimpin Seksi Administrasi dan Umum adalah :

1. Mengelola pelaksanaan sistem dan prosedur bidang pelayanan dan operasi.

2. Mengelola transaksi jasa bank dan transaksi kliring. 3. Mengelola administrasi kredit serta laporan perkreditan.

4. Mengelola entry data/voucher transaksi kliring dan pemindah bukuan ke dalam sistem.


(25)

18

5. Memeriksa kebenaran atau akurasi transaksi keuangan. 6. Memantau dan mengendalikan transaksi pembukuan. 7. Mengelola analisa keuangan.

8. Mengelola laporan keuangan kantor cabang. 9. Mengelola sumber daya manusia.

10. Mengelola teknik dan informasi.

11.Mengelola logistik kerumahtanggaan, kearsipan, dan administrasi umum lainnya.

12.Melaksanakan kepatuhan terhadap sistem dan prosedur peraturan BI serta peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku. Mempertanggangjawabkan pelaksanaan tugas pokok, fungsi, dan kegiatannya.

E. Pemimpin Kantor Intern Cabang (KIC)

Tugas Pemimpin Kantor Intern Cabang (KIC) adalah :

1. Mengelola pelaksanaan sistem dan prosedur bidang kontrol intern cabang.

2. Membantu Pemimpin Cabang dalam merencanakan dan melaksanakan pengendalian dan pengawasan atas proses kegiatan harian serta manajemen cabang.

3. Membantu Pemimpin Cabang dalam merencanakan dan melaksanakan serta monitoring rencana kerja dan anggaran.

4. Mengelola seluruh buku pedoman perusahaan (sistem dan prosedur) dan bertindak sebagai sentral BPP.


(26)

19

5. Membantu Pemimpin Cabang dalam mengendalikan kepatuhan terhadap sistem dan prosedur peraturan BI serta perundang-undandgan lainnya yang berlaku.

6. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok, fungsi, dan kegiatannya.

F. Pemimpin Kantor Cabang Pembantu

Tugas Pemimpin Kantor Cabang Pembantu adalah :

1. Mengelola pelaksanan sistem dan prosedur bidang pemasaran, perkreditan, dan dana jasa bank.

2. Memasarkan kredit kepada nasabah/bukan nasabah.

3. Melakukan penjualan silang (cross selling) produk dan jasa bank. 4. Memasarkan dana dan jasa bank kepada nasabah/bukan nasabah. 5. Mengelola pelayanan produk dan jasa.

6. Mengelola pembinaan kepada nasabah prima.

7. Mengelola pelaksanaan sistem dan prosedur di bidang pelayanan nasabah dan operasional bank.

8. Merencanakan, mengembangkan, melaksanakan, mengelola pelayanan produk dan jasa bank.

9. Mengelola pelayanan kartu ATM. 10.Mengelola pelayanan transaksi kas. 11. Mengelola kas ATM.

12.Melaksanakan kepatuhan terhadap sistem prosedur, peraturan BI, serta peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku.


(27)

20

13.Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok, fungsi, dan kegiatannya.

G. Pemimpin Kantor Kas

Tugas Pemimpin Kantor Kas adalah :

1. Mengelola pelaksanaan sistem dan prosedur di bidang pelayanan nasabah dan operasional bank.

2. Merencanakan, mengembangkan, melaksanakan, mengelola pelayanan produk dan jasa bank.

3. Menyediakan informasi produk dan jasa bank. 4. Mengelola pelayanan kartu ATM.

5. Mengelola pelayanan transaksi kas. 6. Mengelola kas ATM.

7. Mengelolaan pendayagunaan kas dan alat liquid secara optimal. 8. Melaksanakan kepatuhan terhadap sistem dan prosedur peraturan

BI serta peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku. 9. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok, fungsi, dan

kegiatannya.


(28)

21

2.4.Aspek Kegiatan Perusahaan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh penulis diBank BJB Kantor Cabang jalan cagak mengenai aktivitas operasionalBank Jabar Banten adalah sebagai berikut :

a. Menyalurkan dana dalam aktivitas produktif baik dalam bentuk kredit maupun penempatan (placement) yang dilakukan dengan menerapkan prinsip kehati-hatian (prudencial banking).

b. Sejalan dengan strategi pengembangan usaha, rencana dan pelaksanaan operasional dilaksanakan dengan lebih menitikberatkan kepada penerapan penghematan biaya, pengembangan jaringan kantor serta penyempurnaan organisasi dalam rangka menunjang keberhasilan pengembangan usaha.

c. Peningkatan pelaksanaan pengawasan melekat diseluruh unit kerja, guna menghindari tindakan-tindakan yang menimbulkan inefesiensi.Berorientasi pada pasar yang diarahkan pada keinginan dan kebutuhan masyarakat pengguna jasa pengguna perbankan dengan lebih menitikberatkan kepada pemberian layanan yang lebih baik lagi dan unggul sehingga dapat meningkatkan competitive adventage.

d. Medukung program Pemerintah Daerah Jawa Barat dan Banten dalam Program Pemberdayaan Ekonomi Kerayatan Dengan Penyaluran Kredit kepada masyarakat.


(29)

22

e. Valas, dalam hal ini Bank Jabar menyediakan jasa lainnya dengan mata uang asing artinya produk tabungan maupun pinjaman bisa dalam bentuk mata uang asing.

f. Menyediakan jasa layanan pembayaran BPIH (Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji).


(30)

22

3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

Pelaksanaan kerja praktek dilaksanakan pada perusahaan lembaga keuangan, yaitu pada PT. Bank Bjb Kcp Jlncagak Selama kerja praktek berlangsung penulis ditempatkan pada bagian kredit selama 1 bulan.

Pelaksanaan kerja praktek dibagian kredit dimaksudkan agar penulis dapat mengetahui kegiatan yang dilakukan pada kredit.

3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek

Dalam teknik pelaksanaannya, penulis berbaur dengan karyawan PT. Bank Bjb Kcp Jlncagak untuk melaksanakan kegiatan selama 1 bulan dengan bantuan dari para pembimbing, dengan jadwal dan waktu yang telah ditentukan oleh perusahaan, selama kegiatan berlangsung penulis melakukan kegiatan sebagai berikut :

1. Mengecek data calon kreditur yang akan mengajukan kredit.

2. Memperhatikan pendataan data calon kreditur yang akan mengajukan kredit. 3. Memperhatikan pendataan data kredit scoring.

4. Memperhatikan cara penganalisaan calon kredit mikro utama. 5. Melakukan pemeriksaan dan pencatatan registrasi kreditur


(31)

3.3.1 Ketentuan Kredit Mikro Utama Pada PT.Bank BJB

1. Sebagai bukti pada kreditur diberikan surat kredit 2. Maksimal plafond Rp. 100.000.000

3. Jangka waktu dan Agunan untuk periode bulan Juli 2013 a Jangka Waktu.

 Untuk modal kerja : 3 Tahun  Untuk Investasi : 5 Tahun b Agunan.

 Bagi pelaku usaha di sentra bisnis perdagangan/pasar, bisa menggunakan surat kepemilikan lapak/los/kios/toko sebagai agunan.  Bagi pelaku usaha di sentra bisnis lainnya (industri, kerajinan,

pertanian, makanan dan minuman, dll) bisa menggunakan bukti kepemilikan tanah dan bangunan tempat tinggal serta Kendaraan roda 2/ Kendaraan roda 4 sebagai agunan.

3.3 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek

3.3.2 Ketentuan Kredit Mikro Utama Pada PT.Bank BJB

4. Sebagai bukti pada kreditur diberikan surat kredit 5. Maksimal plafond Rp. 100.000.000

6. Jangka waktu dan Agunan untuk periode bulan Juli 2013 a Jangka Waktu.

 Untuk modal kerja : 3 Tahun  Untuk Investasi : 5 Tahun b Agunan.


(32)

menggunakan surat kepemilikan lapak/los/kios/toko sebagai agunan.  Bagi pelaku usaha di sentra bisnis lainnya (industri, kerajinan,

pertanian, makanan dan minuman, dll) bisa menggunakan bukti kepemilikan tanah dan bangunan tempat tinggal serta Kendaraan roda 2/ Kendaraan roda 4 sebagai agunan.

3.3.2 Syarat Umum Kredit Mikro Utama Pada PT. Bank BJB

1. Legalitas usaha lengkap dan masih berlaku sesuai dengan bidang usahanya. 2. Usaha telah berjalan minimal 1 tahun.

3. Memenuhi persyaratan dokumentasi yang telah ditetapkan oleh bank. 4. Mengajukan surat permohonan kredit/pembiayaan.

5. Memenuhi syarat penilaian kelayakan usaha kreditur.

6. Fotocopy identitas diri dan bukti kepemilikan jaminan yang sah dan masih berlaku.

7. Fotocopy NPWP.

8. Tidak termasuk dalam daftar hitam Bank Indonesia. 9. Menyampaikan laporan keuangan selama 2 tahun terahir. 10. Syarat lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3.3.3 Prosedur Pengajuan Kredit Mikro Utama Pada PT. Bank BJB

Proses awal pengajuan kredit di Bank Bjb terdiri dari beberapa tahapan seperti : 1. Nasabah melakukan konsultasi tentang prosedur peminjaman kredit.

2. Bagian analisis akan melakukan wawancara terhadap calon kreditur.

3.Bagian analisis kredit melakukan survey kelayakan usaha dan melakukan pengecekan untuk laporan BI tentang riwayat kredit pemohon.


(33)

6.Tahap keputusan pemberian kredit, apabila setuju maka akan diadakan perjanjian kredit.

7.Tahap pertuangan keputusan kredit ke dalam perjanjian kredit. 8.Tahap pengikatan agunan berdasarkan jaminan dan perjanjian

3.3.4 Hambatan dalam prosedur pelaksanaan Kredit MIkro Utama pada PT Bank

BJB.

1. Calon kreditur tidak memberikan informasi identitas yang lengkap.

2. Untuk calon kreditur yang baru diwajibkan membawa fotocopy identitas diri, tapi kebanyakan calon kreditur lupa atau tidak mengikuti persyaratan.

3. Calon kreditur yang kurang mengerti mengenai persyaratan bukti kelengkapan usaha.

4. Untuk calon kreditur yang mengajukan kredit tapi masih ada tunggakan di bank sebelumnya.

3.3.5 Cara menanggulangi hambatan dalam prosedur pelaksanaan Kredit Mikro

Utama pada PT Bank BJB.

1. Untuk mendapatkan informasi yang lengkap dan terperinci pihak bank melakukan wawancara kepada calon kreditur dan membantu mengisi surat pembukaan Kredit Mikro Utama.

2. Jika calon kreditur lupa membawa identitas diri atau tidak memenuhi persyaratan pembukaan kredit maka pihak bank bjb akan membantu calon kreditur tersebut.

3. Bila calon kreditur yang datang untuk mengajukan pelaksanaan pembukaan kredit tidak mengerti tentang apa saja yg hrs dibawa untuk persyaratan


(34)

perlu keesokan harinya pihak bank akan turun langsung mengunjungi rumah para calon kreditur untuk mensurvey dan mengecek scara langsung bukti kelengkapan usaha calon kreditur beserta mengambil foto usaha yang sedang dijalankan oleh calon kreditur.

4. Untuk calon nasabah yang yang masih punya tunggakan diharapkan untuk melunasi terlebih dahulu, bila masih belum dilunasi pihak bank bjb mempunyai solosi untuk membayarkan tunggakan tersebut dari hasil peminjaman kredit di bank bjb sehingga proses pelaksaan kredit bisa berjalan dengan lancar.


(35)

27

BAB IV

Kesimpulan dan Saran

4.1 Kesimpulan

Dari pemaparan penulis diatas, maka dapat ditarik kesimpulan :

1. Dalam membuka atau mengajukan Kredit Mikro Utama di Bank bjb memiliki ketentuan yang mudah sehingga banyak para kreditur yang ingin mengajukan Kredit Mikro Utama pada Bank bjb.

2. Pihak Bank bjb telah membuat syarat untuk membuka Kedit Mikro Utama yang dapat dipahami dengan mudah oleh para calon kreditur. 3. Pihak Bank bjb telah membuat prosedur pengajuan kredit untuk

membuka Kredit Mikro Utama yang tidak memberatkan para calon kreditur.

4. Pihak Bank bjb semaksimal mungkin agar hambatan yang ada dalam

prosedur segera ditangani tidak menjadi kendala untuk pengajuan kredit para calon kreditur.

5. Pihak Bank bjb akan melakukan berbagai upaya untuk penanggulangan berbagai hambatan agar pelaksanaan prosedur kredit bisa berjalan dengan lancar.


(36)

4.2 Saran

Setelah penulis melakukan kerja Praktek memiliki beberapa saran bagi pihak bank untuk membantu sedikit memperbaiki pada ketentuan produk yang telah berjalan sehinga dapat membuat produk semakin baik kedepannya. Untuk itu ada beberapa saran seperti dibawah ini :

1. Agar pihak Bank Bjb lebih memperhatikan ketentuan Kredit Mikro Utama sehingga dapat memberikan layanan yang baik pada kreditur.

2. Pihak Bank bjb harus lebih mensosialisasikan tentang syarat-syarat dalam membuka Kredit Mikro Utama agar pihak masyarakat atau calon kreditur dapat mengetahui syarat-syarat tersebut sehingga mempermudah calon kreditur melengkapi persyaratannya.

3. Pihak Bank bjb harus lebih mensosialisasikan tentang prosedur pengajuan kredit agar calon kreditur bisa lebih memahami dan mengerti dengan proses pengajuan kredit tersebut.

4. Pihak Bank bjb harus lebih teliti dalam penyampaian prosedur agar tidak timbul hambatan dalam prosedur pelaksanaan kredit tersebut.

5. Pihak Bank bjb harus lebih sigap dalam menanggulangi hambatan apa saja yang terjadi dalam prosedur pelaksanaan kredit sehingga calon kreditur tidak merasa kesulitan untuk melengkapi prosedur paksanaan kredit tersebut.


(37)

(38)

(1)

5. Bagian analisis akan melakukan dokumentasi.

6.Tahap keputusan pemberian kredit, apabila setuju maka akan diadakan perjanjian kredit.

7.Tahap pertuangan keputusan kredit ke dalam perjanjian kredit. 8.Tahap pengikatan agunan berdasarkan jaminan dan perjanjian

3.3.4 Hambatan dalam prosedur pelaksanaan Kredit MIkro Utama pada PT Bank BJB.

1. Calon kreditur tidak memberikan informasi identitas yang lengkap.

2. Untuk calon kreditur yang baru diwajibkan membawa fotocopy identitas diri, tapi kebanyakan calon kreditur lupa atau tidak mengikuti persyaratan.

3. Calon kreditur yang kurang mengerti mengenai persyaratan bukti kelengkapan usaha.

4. Untuk calon kreditur yang mengajukan kredit tapi masih ada tunggakan di bank sebelumnya.

3.3.5 Cara menanggulangi hambatan dalam prosedur pelaksanaan Kredit Mikro Utama pada PT Bank BJB.

1. Untuk mendapatkan informasi yang lengkap dan terperinci pihak bank melakukan wawancara kepada calon kreditur dan membantu mengisi surat pembukaan Kredit Mikro Utama.

2. Jika calon kreditur lupa membawa identitas diri atau tidak memenuhi persyaratan pembukaan kredit maka pihak bank bjb akan membantu calon kreditur tersebut.

3. Bila calon kreditur yang datang untuk mengajukan pelaksanaan pembukaan kredit tidak mengerti tentang apa saja yg hrs dibawa untuk persyaratan


(2)

26

kelengkapan usaha, pihak bank bjb akan menjelaskan secara detail dan bila perlu keesokan harinya pihak bank akan turun langsung mengunjungi rumah para calon kreditur untuk mensurvey dan mengecek scara langsung bukti kelengkapan usaha calon kreditur beserta mengambil foto usaha yang sedang dijalankan oleh calon kreditur.

4. Untuk calon nasabah yang yang masih punya tunggakan diharapkan untuk melunasi terlebih dahulu, bila masih belum dilunasi pihak bank bjb mempunyai solosi untuk membayarkan tunggakan tersebut dari hasil peminjaman kredit di bank bjb sehingga proses pelaksaan kredit bisa berjalan dengan lancar.


(3)

27 BAB IV

Kesimpulan dan Saran

4.1 Kesimpulan

Dari pemaparan penulis diatas, maka dapat ditarik kesimpulan :

1. Dalam membuka atau mengajukan Kredit Mikro Utama di Bank bjb memiliki ketentuan yang mudah sehingga banyak para kreditur yang ingin mengajukan Kredit Mikro Utama pada Bank bjb.

2. Pihak Bank bjb telah membuat syarat untuk membuka Kedit Mikro Utama yang dapat dipahami dengan mudah oleh para calon kreditur. 3. Pihak Bank bjb telah membuat prosedur pengajuan kredit untuk

membuka Kredit Mikro Utama yang tidak memberatkan para calon kreditur.

4. Pihak Bank bjb semaksimal mungkin agar hambatan yang ada dalam prosedur segera ditangani tidak menjadi kendala untuk pengajuan kredit para calon kreditur.

5. Pihak Bank bjb akan melakukan berbagai upaya untuk penanggulangan berbagai hambatan agar pelaksanaan prosedur kredit bisa berjalan dengan lancar.


(4)

28

4.2 Saran

Setelah penulis melakukan kerja Praktek memiliki beberapa saran bagi pihak bank untuk membantu sedikit memperbaiki pada ketentuan produk yang telah berjalan sehinga dapat membuat produk semakin baik kedepannya. Untuk itu ada beberapa saran seperti dibawah ini :

1. Agar pihak Bank Bjb lebih memperhatikan ketentuan Kredit Mikro Utama sehingga dapat memberikan layanan yang baik pada kreditur.

2. Pihak Bank bjb harus lebih mensosialisasikan tentang syarat-syarat dalam membuka Kredit Mikro Utama agar pihak masyarakat atau calon kreditur dapat mengetahui syarat-syarat tersebut sehingga mempermudah calon kreditur melengkapi persyaratannya.

3. Pihak Bank bjb harus lebih mensosialisasikan tentang prosedur pengajuan kredit agar calon kreditur bisa lebih memahami dan mengerti dengan proses pengajuan kredit tersebut.

4. Pihak Bank bjb harus lebih teliti dalam penyampaian prosedur agar tidak timbul hambatan dalam prosedur pelaksanaan kredit tersebut.

5. Pihak Bank bjb harus lebih sigap dalam menanggulangi hambatan apa saja yang terjadi dalam prosedur pelaksanaan kredit sehingga calon kreditur tidak merasa kesulitan untuk melengkapi prosedur paksanaan kredit tersebut.


(5)

(6)