Perancangan Jaringan Komputer Di PT. Bio Farma

(1)

1

1.1 Latar Belakang

Bio Farma merupakan perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang bergerak di bidang kesehatan. Bidang yang diselami Bio Farma merupakan bidang yang lebih khusus bila dibandingkan dengan pabrik obat-obatan, yang hanya memproduksi obat-obatan yang umum. Bahkan jika dibandingkan dengan apotek-apotek atau toko-toko obat yang hanya bisa memproduksi obat-obatan yang lebih umum lagi daripada pabrik obat-obatan yang lain. Kekhususan Bio Farma jika dibandingkan dengan pabrik obat-obatan dan apotek adalah khusus memproduksi vaksin, yang berguna untuk memperkuat anti-body. Dan yang lebih istimewa lagi, selain BUMN, yang semua pengembangannya didanai dari pemerintah Indonesia. Bio Farma juga merupakan tempat produksi vaksin yang pertama di Indonesia.

Di era globalisasi saat ini, tidak ada satupun bidang yang terlewatkan oleh komputerisasi. Termasuk Bio Farma sekalipun, yang mana untuk mengefektifkan dan mengefisienkan waktu pengerjaan setiap produk. Termasuk untuk mempermudah hubungan dengan relasi-relasi perusahaan, baik dalam negeri maupun luar negeri. Untuk melakukan hubungan relasi seperti itu, diperlukan sebuah jaringan komputer.

Oleh karena itu, berdasarkan paparan di atas mencoba untuk menganalisa jaringan komputer yang ada di Bio Farma dan membuat jaringan komputer


(2)

menggunakan Mikrotik. Karena di perusahaan Bio Farma tidak menggunakan Mikrotik untuk pembagian bandwidth.

Mikrotik berkaitan dengan kestabilan, kualitas kontrol dan fleksibilitas untuk berbagai jenis paket data dan penanganan proses rute atau lebih dikenal dengan istilah routing.

Disini juga harus menganalisa jaringan komputer karena virus dapat merusak data melewat jaringan komputer. Sehingga keamanan pada jaringan komputer pun harus diwaspadai. Mungkin ini juga bisa menjadi acuan untuk membuat sistem jaringan komputer-komputer ditempat lain, bahkan untuk masukan kepada Bio Farma sendiri saat ini ataupun untuk masa yang akan datang.

1.2 Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka dapat diambil rumusan masalah yaitu bagaimana melakukan analisa sistem jaringan komputer di PT. Bio Farma(PERSERO).

Masalah-masalah yang ada di PT. BioFarma adalah:

1. Operating System harus sangat kuat bahasa scripting yang memberikan kekuatan besar untuk sistem administrator untuk mengontrol semua.

2. Karena Operating System masih menggunakan Windows, transfer data masih sedikit lambat.

3. Keamanan masih kurang terjamin karena server masih menggunakan Operating System Windows.


(3)

4. Masih tidak setabilnya koneksi antar komputer dan pembagian bandwidth masih tidak merata.

1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud

Adapun maksud dari kerja praktek ini adalah menganalisa sistem jaringan komputer dan membuat jaringan komputer menggunakan mikrotik di PT. Bio Farma(PERSERO).

1.3.2 Tujuan

Tujuan dari praktek kerja ini adalah :

1. Mendapatkan teori dan praktek dalam pengelolaan jaringan komputer.

2. Mengetahui komponen dan teknik dalam membangun jaringan komputer di PT. BioFarma(PERSERO)

3. Mempelajari dan menganalisa LAN(Local Area Network)di BioFarma kemudian dilakukan perancangan dan pengimplementasian jaringan LAN(Local Area Network) yang baru dengan menggunakan mikrotik, sehingga kinerja jaringan lebih optimal dan terorganisir lebih baik.

1.4 Batasan Masalah

Dalam laporan kerja praktek ini, penulis membatasi kajian pada permasalahan yang terjadi pada sistem jaringan komputer di PT. Bio Farma, termasuk di dalamnya jenis – jenis gangguan yang terjadi sistem jaringan komputer dan solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan tersebut.


(4)

1.5 Metode Penelitian

Dalam menganalisa sistem jaringan komputer pada PT Bio Farma(PERSERO) metode penelitian yang dipakai adalah pengumpulan data. Penulis mendapatkan data dan informasi sebagai bahan penyusunan laporan ini melalui beberapa cara:

1.5.1 Pengamatan Lapangan (observasi)

Penulis terjun kelapangan secara langsung untuk melakukan pengamatan terhadap bidang yang penulis geluti selama kerja praktek ini.

1.5.2 Wawancara

Penulis melakukan wawancara dan diskusi dengan pihak – pihak yang terkait dengan bidang yang penulis geluti untuk mendapatkan data dan informasi.

1.5.3 Studi Literatur

Penulis membaca beberapa buku referensi yang terkait dengan pengoperasian dan kerusakan komputer.

1.6.Sistematika Penulisan Laporan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini penulis membahas tentang latar belakang , perumusan masalah, maksud dan tujuan penulisan, batasan masalah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini penulis membahas mengenai Tinjauan Pustaka, yang di dalamnya terdapat Profil Tempat Kerja Praktek tang berisikansejarah singkat mengenai


(5)

instansi tempat penulis melakukan kerja praktek, Logo Instansi, Badan Hukum Instansi, dan struktur organisasi beserta job description, dengan Landasan Teori yang penulis gunakan untuk menganalisa sistem jaringan komputer di PT. Bio Farma(PERSERO).

BAB III PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan hasil analisa sistem jaringan dan sistem pedukung yang digunakan dalam membangun jaringan komputer di PT. Bio Farma(PERSERO). BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi mengenai kesimpulan dari laporan yang telah dibuat dan juga saran–saran khususnya untuk sistem jaringan komputer di Bio Farma dan juga mengenai kegiatan praktek kerja lapangan itu sendiri.


(6)

6

2.1.Profil Tempat Kerja Praktek

Nama Instansi : PT. BioFarma (PERSERO) Alamat Instansi : Jl. Pasteur no 28 Bandung 40161 Telepon : (022) 2033755

Fax : (022) 2041306

E-mail : mail@biofarma.co.id

Website : www.biofarma.co.id

2.1.1.Sejarah Instansi

Secara umum, pembangunan PT BIOFARMA mengalami beberapa tahap, yaitu sebagai berikut :

1890 - 1894

Tanggal dikeluarkannya Surat Keputusan Pemerintah Hindia Belanda, 6 Agustus 1890 tentang pendirian Parc Vaccinogene atau Landskoepok Incrichting di Rumah Sakit Tentara Weltevreaden-Batavia, merupakan tonggak sejarah awal berdirinya perusahaan Vaksin dan Sera di Indonesia.

1895 - 1901

Dengan berjalannya waktu dan semakin meningkatnya kegiatan produksi, lembaga ini berubah menjadi Parc Vaccinogen Instituut Pasteur.


(7)

1902 - 1941

Setelah tahun 1923 menempati gedung di Jalan Pasteur, nomor 28 Bandung, lembaga ini kembali mengubah namanya menjadi Landskoepok Incrichting en Instituut Pasteur dan tahun 1924 sampai tahun 1942 dipimpin oleh L. Otten.

1942 - 1945

Pada saat Jepang berkuasa, nama lembaga diubah menjadi Bandung Boeki Kenkyushoo kembali dipimpin oleh R. M. Sardjito (1945-1946) dan beliau merupakan orang Indonesia yang pertama yang memimpin lembaga ini.

1946 - 1949

Kegiatan Lembaga ini berpindah ke Klaten, selama Bandung di duduki Belanda, sehingga Bandung Boeki Kenkyushoo kembali berganti nama menjadi Landskoepok Incrichting en Instituut Pasteur. Pada periode ini lembaga masih dipimpin oleh R. M. Sardjito

1950 - 1954

Gedung Cacar dan Lembaga Pasteur di Bandung menjadi tempat berlokasinya kegiatan produksi Vaksin dan Sera.

1955 - 1960

Seiring dengan terjadinya nasionalisasi berbagai Belanda, pemerintah Indonesia pada saat itu mengubah Landskoepok Incrichting en Instituut Pasteur menjadi Perusahaan Negara Pasteur.


(8)

1961 – 1977

Melalui Peraturan Pemerintah No. 80 tahun 1961 (Lembaga Negara tahun 1961 No. 101), Perusahaan Negara Pasteur berubah menjadi Perusahaan Negara BioFarma.

1978 - 1996

Setelah melalui dan penilaian, bentuk badan usaha BioFarma resmi menjadi Perusahaan Umum BioFarma dengan peraturan Pemerintah RI No. 26 tahun 1978. Periode itu Prof. Dr. Konosuke Fukai telah mengawali upaya transfer teknologi produksi Vaksin Polio dan Campak.

1997 - Sekarang

Setelah hamper 20 tahun berstatus sebagai Perum, melalui Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1997 perusahaan berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) yang selanjutnya di kenal dengan PT BioFarma Persero sebagai Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia.

2.1.2.Logo Instansi

Logo Instansi Tempat Kerja Praktek


(9)

2.1.3.Badan Hukum Instansi

PT. BIO FARMA (PERSERO), berkedudukan di Jalan Pasteur Nomor 28 Bandung 40161, yang Akta Pendiriannya telah diumumkan dalam Berita Negara RI tanggal 16 Juli 2002 Nomor 57 Tambahan Nomor 6884, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan diubah terakhir berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan Perseroan PTPerseroan PT Bio Farma (Persero) yang telah diumumkan dalam Berita Negara RI tanggal 14 Agustus 2009 Nomor 65 Tambahan Nomor 21702, dan susunan Direksi terakhir telah dimuat dalam Akta Nomor 45 tanggal 30 Oktober 2009 tentang Pernyataan Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Bio Farma yang dibuat oleh Notaris Fathiah Helmi, SH., dan telah diterima dan dicatat di dalam Database Sistem Administrasi Badan Hukum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-AH.01.10.19828 tanggal 9 November 2009, dalam perbuatan hokum ini diwakili oleh Drs. Iskandar, Apt., MM., jabatan Direktur Utama dan dr. Elvyn Fajrul Jaya Saputra, jabatan Direktur Perencanaan & Pengembangan yang bertindak untuk dan atas nama PT BIO FARMA (PERSERO), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) : 01.000.014.9.051.000.


(10)

2.1.4.Struktur Organisasi


(11)

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Pengertian Mikrotik

Mikrotik pada standar perangkat keras berbasiskan Personal Computer (PC) dikenal dengan kestabilan, kualitas kontrol dan fleksibilitas untuk berbagai jenis paket data dan penanganan proses rute atau lebih dikenal dengan istilah routing.

Mikrotik didesain untuk memberikan kemudahan bagi penggunanya. Administrasinya bisa dilakukan melalui Windows application (WinBox). Selain itu instalasi dapat dilakukan pada Standard computer PC. PC yang akan dijadikan router mikrotikpun tidak memerlukan resource yang cukup besar untuk penggunaan standard, misalnya hanya sebagai gateway. Untuk keperluan beban yang besar (network yang kompleks, routing yang rumit dll) disarankan untuk mempertimbangkan pemilihan resource PC yang memadai.

2.2.1.1 Sejarah Mikrotik

Mikrotik dibuat oleh MikroTikls sebuah perusahaan di kota Riga, Latvia. Bagi yang belum tau, Latvia adalah sebuah negara yang merupakan “pecahan” dari negara Uni Soviet dulunya atau Rusia sekarang ini. Dengan nama merek dagang Mikrotik mulai didirikan tahun 1995 yang pada awalnya ditujukan untuk perusahaan jasa layanan Internet (PJI) atau Internet Service Provider (ISP) yang melayani pelanggannya menggunakan teknologi nirkabel atau wireless. Saat ini MikroTikls memberikan layanan kepada banyak ISP nirkabel untuk layanan akses Internet dibanyak negara di dunia dan juga sangat populer di Indonesia. Pembentukannya diprakarsai oleh John Trully dan Arnis Riekstins. John Trully adalah seorang berkewarganegaraan Amerika yang berimigrasi ke Latvia. Di


(12)

Latvia ia bejumpa dengan Arnis, Seorang darjana Fisika dan Mekanik sekitar tahun 1995.

John dan Arnis mulai me-routing dunia pada tahun 1996 (misi MikroTik adalah me-routing seluruh dunia). Mulai dengan sistem Linux dan MS-DOS yang dikombinasikan dengan teknologi Wireless-LAN (WLAN) Aeronet berkecepatan 2 Mbps di Moldova, negara tetangga Latvia, baru kemudian melayani lima pelanggannya di Latvia. Prinsip dasar mereka bukan membuat Wireless ISP (W-ISP), tetapi membuat program router yang handal dan dapat dijalankan diseluruh dunia. Latvia hanya merupakan tempat eksperimen John dan Arnis, karena saat ini mereka sudah membantu negara-negara lain termasuk Srilanka yang melayani sekitar 400 pengguna.

Linux yang pertama kali digunakan adalah Kernel 2.2 yang dikembangkan secara bersama-sama denag bantuan 5-15 orang staff Research and Development (R&D) MikroTik yang sekarang menguasai dunia routing di negara-negara berkembang. Menurut Arnis, selain staf di lingkungan MikroTik, mereka juga merekrut tenega-tenaga lepas dan pihak ketiga yang dengan intensif mengembangkan MikroTik secara marathon.

2.2.1.2 Jenis-Jenis Mikrotik

Adapun jenis-jenis dari mikrotik itu sendiri adalah:

1. MikroTik RouterOS yang berbentuk software yang dapat di-download di


(13)

2. BUILT-IN Hardware MikroTik dalam bentuk perangkat keras yang khusus dikemas dalam board router yang didalamnya sudah terinstal MikroTik RouterOS.

2.2.1.3 Berbagai Level Router OS dan Kemampuannya

Mikrotik bukanlah perangkat lunak yang gratis jika kamu ingin memanfaatkannya secara penuh, dibutuhkan lisensi dari MikroTikls untuk dapat menggunakanya alias berbayar. Mikrotik dikenal dengan istilah Level pada lisensinya. Tersedia mulai dari Level 0 kemudian 1, 3 hingga 6, untuk Level 1 adalah versi Demo Mikrotik dapat digunakan secara gratis dengan fungsi-fungsi yang sangat terbatas. Tentunya setiap level memiliki kemampuan yang berbeda-beda sesuai dengan harganya, Level 6 adalah level tertinggi dengan fungsi yang paling lengkap.

1. Level 0 (gratis); tidak membutuhkan lisensi untuk menggunakannya dan penggunaan fitur hanya dibatasi selama 24 jam setelah instalasi dilakukan. 2. Level 1 (demo); pada level ini kamu dapat menggunakannya sbg fungsi routing

standar saja dengan 1 pengaturan serta tidak memiliki limitasi waktu untuk menggunakannya.

3. Level 3; sudah mencakup level 1 ditambah dengan kemampuan untuk menajemen segala perangkat keras yang berbasiskan Kartu Jaringan atau Ethernet dan pengelolaan perangkat wireless tipe klien.

4. Level 4; sudah mencakup level 1 dan 3 ditambah dengan kemampuan untuk mengelola perangkat wireless tipe akses poin.


(14)

5. Level 5; mencakup level 1, 3 dan 4 ditambah dengan kemampuan mengelola jumlah pengguna hotspot yang lebih banyak.

6. Level 6; mencakup semua level dan tidak memiliki limitasi apapun. Jika kamu ingin sekedar untuk mencoba-coba silakan gunakan Level 1 sebagai awal. Sedangkan untuk kamu yang ingin menggunakan seluruh fitur dari Mikrotik maka mau tidak mau kamu harus membeli lisensinya.

2.2.1.4 Spesifikasi Minimal

Spesifikasi komputer minimal untuk mikrotik adalah:

1. CPU and motherboard - bisa pake P1 ampe P4, AMD, cyrix asal yang bukan multiprosesor

2. RAM, minimum 32 MiB, maximum 1 GiB; 64 MiB atau lebih sangat dianjurkan, kalau mau sekalian dibuat proxy , dianjurkan 1GB perbandingannya, 15MB di memori ada 1GB di proxy

3. HDD minimal 128MB parallel ATA atau Compact Flash, tidak dianjurkan menggunakan UFD, SCSI, apa lagi S-ATA Very Happy

4. NIC 10/100 atau 100/1000

Untuk keperluan beban yang besar ( network yang kompleks, routing yang rumit dll)disarankan untuk mempertimbangkan pemilihan resource PC yang memadai.


(15)

2.2.1.5 Fitur-fitur Mikrotik

1. Address List : Pengelompokan IP Address berdasarkan nama

2. Asynchronous : Mendukung serial PPP dial-in / dial-out, dengan otentikasi CHAP, PAP, MSCHAPv1 dan MSCHAPv2, Radius, dial on demand, modem pool hingga 128 ports.

3. Bonding : Mendukung dalam pengkombinasian beberapa antarmuka ethernet ke dalam 1 pipa pada koneksi cepat.

a. Bridge : Mendukung fungsi bridge spinning tree, multiple bridge interface, bridging firewalling.

b. Data Rate Management : QoS berbasis HTB dengan penggunaan burst, PCQ, RED, SFQ, FIFO queue, CIR, MIR, limit antar peer to peer

c. DHCP : Mendukung DHCP tiap antarmuka; DHCP Relay; DHCP Client, multiple network DHCP; static and dynamic DHCP leases.

d. Firewall dan NAT : Mendukung pemfilteran koneksi peer to peer, source NAT dan destination NAT. Mampu memfilter berdasarkan MAC, IP address, range port, protokol IP, pemilihan opsi protokol seperti ICMP, TCP Flags dan MSS.

e. Hotspot : Hotspot gateway dengan otentikasi RADIUS. Mendukung limit data rate, SSL ,HTTPS.

f. IPSec : Protokol AH dan ESP untuk IPSec; MODP Diffie-Hellmann groups 1, 2, 5; MD5 dan algoritma SHA1 hashing; algoritma enkirpsi menggunakan DES, 3DES, AES-128, AES-192, AES-256; Perfect Forwarding Secresy (PFS) MODP groups 1, 2,5


(16)

1. ISDN : mendukung ISDN dial-in/dial-out. Dengan otentikasi PAP, CHAP, MSCHAPv1 dan MSCHAPv2, Radius. Mendukung 128K bundle, Cisco HDLC, x751, x75ui, x75bui line protokol.

2. M3P : MikroTik Protokol Paket Packer untuk wireless links dan ethernet.

3. MNDP : MikroTik Discovery Neighbour Protokol, juga mendukung Cisco Discovery Protokol (CDP).

4. Monitoring / Accounting : Laporan Traffic IP, log, statistik graph yang dapat diakses melalui HTTP.

5. NTP : Network Time Protokol untuk server dan clients; sinkronisasi menggunakan system GPS.

6. Poin to Point Tunneling Protocol : PPTP, PPPoE dan L2TP Access Consentrator; protokol otentikasi menggunakan PAP, CHAP, MSCHAPv1, MSCHAPv2; otentikasi dan laporan Radius; enkripsi MPPE; kompresi untuk PPoE; limit data rate.

7. Proxy : Cache untuk FTP dan HTTP proxy server, HTTPS proxy; transparent proxy untuk DNS dan HTTP; mendukung protokol SOCKS; mendukung parent proxy; static DNS.

8. Routing : Routing statik dan dinamik; RIP v1/v2, OSPF v2, BGP v4. 9. SDSL : Mendukung Single Line DSL; mode pemutusan jalur koneksi

dan jaringan.

10. Simple Tunnel : Tunnel IPIP dan EoIP (Ethernet over IP).


(17)

12. Synchronous : V.35, V.24, E1/T1, X21, DS3 (T3) media ttypes; sync-PPP, Cisco HDLC; Frame Relay line protokol; ANSI-617d (ANDI atau annex D) dan Q933a (CCITT atau annex A); Frame Relay jenis LMI. 13. Tool : Ping, Traceroute; bandwidth test; ping flood; telnet; SSH; packet

sniffer; Dinamik DNS update.

14. UPnP : Mendukung antarmuka Universal Plug and Play.

15. VLAN : Mendukung Virtual LAN IEEE 802.1q untuk jaringan ethernet dan wireless; multiple VLAN; VLAN bridging.

16. VoIP : Mendukung aplikasi voice over IP.

17. VRRP : Mendukung Virtual Router Redudant Protocol.

18. WinBox : Aplikasi mode GUI untuk meremote dan mengkonfigurasi MikroTik RouterOS.

2.2.2 Pengertian Sistem Operasi

Sistem operasi adalah sekumpulan rutin perangkat lunak yang berada diantara program aplikasi dan perangkat keras. Sistem operasi memiliki tugas yaitu mengelola seluruh sumber daya sistem komputer dan sebagai penyedia layanan. Sistem operasi menyediakan System Call (berupa fungsi-fungsi atau API=Application Programming Interface). System Call ini memberikan abstraksi tingkat tinggi mesin untuk pemrograman. System Call berfungsi menghindarkan kompleksitas pemrograman dengan memberi sekumpulan instruksi yang lebih mudah dan nyaman, sistem operasi juga sebagai basis untuk program lain dimana program aplikasi dijalankan diatas sistem operasi, program-program itu memanfaatkan sumber daya sistem komputer dengan cara meminta layanan


(18)

sistem operasi mengendalikan sumber daya untuk aplikasi sehingga penggunaan sumber daya sistem computer dapat dilakukan secara benar dan efisien.

Sistem operasi yang dikenal antara lain :

1. Windows (95, 98, ME, 2000, XP, VISTA, SERVER, Windows7)

2. Linux (Red Hat, Slackware, Ubuntu, Fedora, Mikrotik, Debian, OpenSUSE) 3. UNIX

4. FreeBSD (Berkeley Software Distribution) 5. SUN (SOLARIS)

6. DOS (MS-DOS)

7. Machintosh (MAC OS, MAC OSX)

2.2.3 Pegertian Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah dua buah komputer atau lebih yang saling berinteraksi atau berkomunikasi yang dapat melakukan sharing file, sharing printer, dan lain – lain.


(19)

2.2.3.1 Terminology LAN

Dari definisi, LAN terbatas hanya pada suatu area local. LAN pertama , jarak terjauh dari titik central = 185 meter dan tidak lebi dari 30 komputer terkoneksi. Teknologi sekarang mendukung ukuran yang LAN yang lebih besar tetapi untuk alasan praktis biasanya dibagi – bagi menjadi ukuran yang lebih kecil disebut workgroup. Workgroup adalah kumpulan dari beberapa individu yang melakukan sharing file dan database bersama melalui sebuah LAN. Misalkan bagian marketing, bagian personalia, teknik komputer, dan lain – lain.

2.2.3.2Komponen Utama pada Jaringan

1. Worksatation adalah komputer jaringan yang bias meminta resource dari jaringan, yang digunakan oleh setiap individu untuk melakukan sesuatu pekerjaan. Bisa juga menyatakan sebuah software, misal Windows NT Worksatation.

2. Server manyediakan resource untuk client pada jaringan. Server biasanya dispesialisasikan untuk menyediakan satu service saja, taetapi tidak menutup kemungkinan banyak service terdapat dalam satu server.

Beberapa server yang didedikasikan untuk satu server: a. File Server : Menyimpan dan mendistribusikan file.

b. Print Server : Mengontrol atau mengatur satu atau lebih printer pada suatu jaringan.

c. Proxy Server : Melakukan fungsi atas bana komputer lain.

d. Application Server : menyimpan dan mengerjakan suatu aplikasi jaringan.


(20)

e. Web Server : Menyimpan dan memberikan halaman web atau isi lain menggunakan Hypertest Trasfer Protocol (HTTP).

f. Mail Server : menyimpan dan saling menukarkan e-mail.

g. Remote Acces Server : menyediakan modem untuk permintaan koneksi dengan dial-up melalui jalur telepon.

Dengan tidak memperdulikan fungsinya sebua server harus mempunyai: a. Hardware/Software untuk integritas data , misal Backup.

b. Kemampuan untuk mendukung banyak client.

3. Host, istilah ini sering digunakan pada saat membicarakan suatu fungsi atau service pada protocol TCP/IP, setiap peralatan jaringan yang mempunyai alamat jaringan TCP/IP. Server , Workstation dan peralatan jaringan lain bias dikategorikan sebagai Host.

2.2.3.3Arsitektur Jaringan Komputer

1. Arsitektur jaringan peer-to-peer

a. Tidak terdapat wewenang central dalam jaringan . semua komputer mempunyai tingkatan wewenang yang sama.

b. Jika seorang user ingin mengakses suatu resource pada komputer yang lain, yang melakukan security check dan memberikan hak akses adalah komputer yang mempunyai resource.

c. Setiap komputer pada jaringan bias menjadi client (meminta resource) sekaligus menjadi server (menyediakan resource).


(21)

Baik diterapkan pada kondisi berikut:

Setiap user bertanggung jawab untuk backup local, pertimbangan security yang cukup kecil dan jumlah komputer masih sedikit.

Contoh : Windows 95/98 dan Windows NT/2000 yang mengaplikasikan workgroup.

2. Arsitektur Jaringan Client-Server

a. Menggunakan sistem operasi yang didesain untuk memanage seluruh jaringan secara central, contoh : Windows NT dengan Domain Controller, Windows 2000 dengan Active Directory, Linux Redhat dengan NIS (Network Information Service).

b. Client meminta akses resource dan server merespon dengan informasi atau akses ke sebuah resource.

Baik digunakan pada komputer :

a. Jumlah komputer yang cukup besar ( > 100 PC).

b. Memerlukan keamanan jaringan (security) yang cukup tinggi. c. Bisa jadi terdapat Administrator Central dan Local


(22)

2.2.3.4 Topologi Jaringan 2.2.3.4.1Topologi Fisik

Topologi Fisik merupakan map (peta) dari jaringan atau merupakan layout dari pengkabelan dan workstation jaringan yang mendeskripsikan lokasi semua komponen jaringan (Visible).

Beberapa topologi fisik yang di gunakan :

2.2.3.4.1.1 Topologi Fisik Bus

Adapun gambar tolologi fisik bus bisa dilihat padaGambar 2.4

1. Semua komponen jaringan dihubungkan dengan satu kabel yang diterminasi pada kedua ujungnya.

2. Semua client yang terhubung pada jaringan bisa mendengarkan jika terdapat data pada jaringan. Tapi hanya tujuan dengan address tertentu yang bisa memproses data tersebut.

3. Keuntungan Topologi Fisik Bus : a. Kemudahan untuk instalasi b. Relatif lebih murah

c. Memerlukan kabel yang lebih pendek disbanding topologi fisik lain 4. Kerugian Topologi Bus :

a. Kesulitan untuk dipindahkan atau dirubah b. Fault tolerance yang kecil


(23)

Gambar 2.4 Topologi Bus

2.2.3.4.1.2 Topologi Fisik Star

Adapun gambar tolologi fisik star bisa dilihat padaGambar 2.5

1. Komponen jaringan dihubungkan pada central (hub) dengan kabel yang terpisah.

2. Setiap komponen pada jaringan masih bisa mendengarkan jika terdapat data pada jaringan (jika terhubung Hub).

3. Keuntungan Topologi fisik Star:

a. Lebih Fault Tolerance disbanding Bus.

b. Komponen batu jaringan lebih mudah ditambahkan.

c. Kerusakan pada satu kabel tidak akan membuat down keseluruhan jaringan. d. Mudah melakukan troubleshoot.

4. Kerugian Topoplogi fisik Star: a. Single point of failure Hub.


(24)

Gambar 2.5 Topologi Star

2.2.3.4.1.3 Topologi Fisik Ring

1. Komponen jaringan dihubungkan langsung dengan dua komponen jaringan lain.

2. Data mengalir dari satu komputer lain secara berurutan 3. Keuntungan Topologi fisik Ring :

a. Kemudahan dalam desain kabel. b. Mudah melakukan troubleshoot. 4. Kerugian Topologi fisik Ring :

a. Kesulitan untuk rekonfigurasi.

b. Fault Tolerance kecil, kerusakan pada satu jalur kabel membuat keseluruhan jaringan down.


(25)

2.2.3.4.1.4 Topologi Fisik Mesh

1. Komponen jaringan dihubungkan langsung dengan seluruh komponen jaringan lain.

2. Biasanya digunakan pada topologi WAN, terutama untuk redundancy. 3. Jaringan yang ada jarang yang menggunakan topologi fisik mesh murni. 4. Untuk n komponen dibutuhkan koneksi n (n-1)/2.

5. Keuntungan Topologi fisik Mesh :

Fault Tolerance cukup tinggi dengan adanya redundancy. 6. Kerugian Topologi fisik Mesh :

Mahal.

7. Jarigan menjadi kompleks dengan cepat.

Gambar 2.7 Topologi Fisik Mesh

2.2.3.4.1.5 Topologi Fisik Wireles Adhoc Network

Adapun gambar tolologi fisik Wireles Adhoc Network bisa dilihat padaGambar 2.8

1. Jaringan ini terbentuk jika terdapat 2 atau lebih entity jaringan yang mempunyai RF transceiver dan mensuport Adhoc Networking, berada pada jarak yang memungkinkan untuk berkomunikasi.

2. Adhock network memungkan pemakai untuk saling berkomunikasi dan saling tukar menukar data secara langsung.


(26)

Gambar 2.8 Topologi Fisik Wireles Adhoc Network

2.2.3.4.1.6 Topologi Fisik Wireles RF Multipoint Network

1. Banyak station dengan transmitter dan receiver, masing-masing berkomunikasi dengan device central yang disebut wireless bridge (wireless access point, WAP)

2. WAP digunakan sebagai penghubung antara jaringan wireless dan wired (LAN).

3. Entity yang berada pada jaringan wireless harus berada pada jarak jangkauan WAP.


(27)

2.2.3.4.2 Topologi Logik

Topologi Logik mendefinisikan mekanisme aliran data atau informasi dalam jaringan (Invisible).

Beberapa topologi logic yang biasa digunakan :

2.2.3.4.2.1 Topologi Logik Bus

1. Setiap kali sebuah node (simpul) dalam jaringan mempunyai data untuk simpul lain, simpul tersebut menyiarkan (broadcast) ke seluruh jaringan.

2. Seluruh simpul mendengarkan dan melihar apakah data tersebut untuknya, jika yam aka akan diproses dan jika tidak akan diabaikannya.

Contoh : Jaringan Ethernet (10/100Mbps)

2.2.3.4.2.2 Topologi Logik Token Ring

Adapun gambar topologi logik Token Ring bisa dilihat padaGambar 2.10

1. Sering kali sebuah node (simpul) dalam jaringan mempunyai data untuk simpul lain dan mempunyai token maka node tersebut berkesempatan untuk mengirim data (Proses pengirim pada gambar).

Contoh : IBM token ring (4 & 16 Mbps) Proses pemindahan token :

a. Jika sebuah workstation telah selesai mengirimkan data, token akan dilepas untuk memberikan kesempatan pada workstation lain yang mempunyai data untuk dikirim.

b. Bila tidak ada yang mengambil/merespon, workstation memberikan kesempatan kedua.


(28)

c. Jika tidak ada yang mengambil juga, kirim solicit successor frame (pertanyaan “Siapa yung akan menerima token selanjutnya?”) ke jaringan. d. Bila sebuah workstation memberikan respon maka token akan dilepas.

Gambar 2.10 Token Ring

2.2.4 Backbone dan Segment

Dalam sebuah jaringan yang kompleks (besar), seorang network engineer harus mempunyai cara untuk mengidentifikasi bagian dari jaringan mana yang sedang dibicarakan. Untuk alasan diatas biasanya jaringan terbagi menjadi dua yaitu segment dan backbone. Seperti pada gambar 2.11:

1. Backbone

a. Definisi : bagian dari jaringan dimana semua segment dan server terkoneksi. b. Dianggap sebagai bagian utama sebuah jaringan.

c. Biasanya menggunakan koneksi dengan kecepatan tinggi seperti Fast Ethernet (100Mbps) , Gigafast Ethernet (1 Gbps), Fiber Distributed Data Interface (FDDI).

d. Efesiensi dicapai karena semua segment dekat ke server. 2. Segment


(29)

b. Workstation biasanya dikoneksikan ke segment.

c. Segment dikoneksikan ke backbone sehingga sebuah workstation mempunyai akses ke bagian jaringan lain atau ke sebuah server.

Gambar 2.11 Segment dan Backbone

2.2.5 Media Transmisi Kabel

Meskipun sekarang sudah berkembang teknologi LAN tanpa kabel (wireless), LAN dengan kabel masih popular sampai sekarang. Tiga tipe kabelyang sering dipergunakan pada LAN adalah :

a. Kabel Coaxial

b. Kabel Twisted Pair (UTP dan STP) c. Serat Optik

Beberapa pertimbangan dalam memilih jenis kabel untuk LAN : a. Biaya

b. Kemudahan Pemasangan dan Pemeliharaan c. Kehandalan


(30)

e. Jarak

2.2.5.1Kabel Coaxial

1. Deskripsi fisik (gambar) :

a. Center Conductor (Konduktor Dalam) : Biasanya merupakan tembaga solid. b. Insulator : Memisahkan Konduktor luar dan dalam

c. Outer Conductor (Konduktor Luar) : Sebagai ground dan melindungi konduktor dalam dari EMI (Electromagnetic Interference)

d. Jacket : Melindungi kabel dari kerusakan terbuat dari Teflon atau PVC. Jika Teflon disebut dengan plenum – rated coating.

Gambar 2.12 Kabel Coaxial

2.2.5.2Kabel Twisted Pair

Adapun gambar bisa dilihat padaGambar 2.13

Kabel Twisted Pair terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :

1. Shielded Twisted Pair (STP) : terdapat outer shielding (pelindung) yang melingkupi pasangan terbelah tersebut. Biasa digunakan pada LAN Token Ring.

2. Unshielded Twisted Pair (UTP) : paling popular pada LAN, tanpa outer shielding. Biasa digunakan pada 10BaseT LAN.


(31)

Gambar 2.13 Kabel Twisted Pair

Kegunaan dari Twist :

a. Mengurangi Crosstalk antar kabel yang bardekatan b. Mengurangi interferensi elektromagnetik dari luar. c. Sangat popular untuk penggunaan LAN dikarenakan d. Murah dan kemudahan untuk instalasi.

Kategori kabel UTP :

1. Category 1 : 2 pasangan terbelah (4 kabel), digunakan pada sistem telepon untuk suara bukan data , pada POTS (plain old telephone service).

2. Category 2 : 4 pasangan terbelah (8 kabel), 4 Mbps. 3. Category 3 : 4 pasangan terbelah (8 kabel), 10 Mbps. 4. Category 4 : 4 pasangan terbelah (8 kabel), 16 Mbps. 5. Category 5 : 4 pasangan terbelah (8 kabel), 100 Mbps. 6. Category 6 : 4 pasangan terbelah (8 kabel), 1000 Mbps.

Sebagai konektor digunakan Registered-Jack (RJ), adapun gambar bisa dilihat pada Gambar 2.14.Untuk sambungan LAN dengan UTP digunakan RJ-45, sedangkan untuk kabel telephone digunakan RJ-11.


(32)

Gambar 2.14 Connector RJ-45 dan RJ

2.2.5.3Fiber Optic

Transmisi tidak menggunakan sinyal listrik tapi dengan pulsa cahaya sehingga tidak rentan terhadap Electromagnetic Interference (EMI) atau Radio Frequency Interferency (RFI).

Gambar 2.15 Kabel FO

Nama standard:

a. 10BaseF : 10 Mbps dengan signaling Baseband dengan menggunakan Serat Optik.

b. 100BaseFX: 100 Mbps dengan signalling Baseband dengan menggunakan Serat Optik.

Keuntungan Serat Optik :

a. Tahan terhadap EMI dan RFI


(33)

Kerugian Serat Optik : a. Sulit untuk diinstal

b. Investasi yang diperlukan cukup besar.

c. Fiber Core (inti serat) terbuat dari plastic atau glass. Glass mensuport jarak jauh lebih panjang.

d. Cladding : merefleksikan kembali sinyal kedalam serat untuk mengurangi loss.

e. Jacket : melindungi serat dari kerusakan. Terdapat 3 Karakteristik transmisi pada serat optic :

1. Step Index Multimode : Banyak sudut yang menghasilkan refleksi sehingga menghasilkan banyak jalur propagasi yang terdapat pada serat dengan jarak dan waktu tempuh yang berbeda beda, menghasilkan dispersi pada sinyal input. Digunakan untuk jarak dekat.

2. Single Mode : dengan mengurangi radius dari fiber core semakin sedikit sudut yang mengahasilkan refleksi sehingga hanya satu jalur propagasi yang mungkin ada. Diguakan komunikasi jarak jauh.

3. Gradded-Index Multimedia : merupakan pertengahan antara dua karakteristik diatas. Dengan menggunakan index bisa yang berbeda beda maka pathpada core tidak memberntuk zig-zag tetapi dalam bentuk helix, efek disperse dikurangi.


(34)

Dua konektor yang digunakan :

1. Straight Tip (ST) Connector : merupakan konektor yang paling banyak digunakan , dibuat oleh AT&T. Mekanisme penyambungan sama dengan Thinnet dengan BNC Connectornya.

2. Subscriber Connector (SC) : biasa dikenal juga dengan nama Square Connector karena bentuknya.

2.2.6 Connecting Devices 1. Repeater/Penguat

Gambar 2.16 Repeater

Repeater, bekerja pada layer fisik jaringan, menguatkan sinyal dan mengirimkan dari satu repeater ke repeater lain. Repeater tidak merubah informasi yang ditransmisikan dan repeater tidak dapat memfilter informasi. Repeater hanya berfungsi membantu menguatkan sinyal yang melemah akibat jarak, sehingga sinyal dapat ditransmisikan ke jarak yang lebih jauh.


(35)

2. Hub

Gambar 2.17 Hub

Hub menghubungkan semua komputer yang terhubung ke LAN. Hub adalah repeater dengan jumlah port banyak (multiport repeater). Hub tidak mampu menentukan tujuan. Hub hanya mentrasmisikan sinyal ke setiap line yang terkoneksi dengannya, menggunakan mode half-duplex.

3. Bridge

Gambar 2.18 Bridge

Bridge adalah aœintelligent repeatera. Bridge menguatkan sinyal yang ditransmisikannya, tetapi tidak seperti repeater, brigde mampu menentukan


(36)

tujuan. Selain itu bridge juga membagi satu buah jaringan kedalam dua buah jaringan.

4. Switch

Gambar 2.19 Switch

Switch menghubungkan semua komputer yang terhubung ke LAN, sama seperti hub. Perbedaannya adalah switch dapat beroperasi dengan mode full-duplex dan mampu mengalihkan jalur dan memfilter informasi ke dan dari tujuan yang spesifik.

5. Router

Gambar 2.20 Router

Router adalah peningkatan kemampuan dari bridge. Router mampu menunjukkan rute/jalur (route) dan memfilter informasi pada jaringan yang


(37)

berbeda. Beberapa router mampu secara otomatis mendeteksi masalah dan mengalihkan jalur informasi dari area yang bermasalah.

2.2.7 TCP/IP & Kelas-kelas IP Address

Pengalamatan bertujuan bagaimana supaya data yang dikirim sampai pada mesin yang sesuai (mesin tujuan) dan bagaimana hal tersebut dapat dilakukan oleh operator dengan mudah. Untuk itu maka data dari suatu host (komputer) harus dilewatkan ke jaringan menuju host tujuan, dan dalam komputer tersebut data akan disampaikan ke user atau proses yang sesuai. TCP/IP menggunakan tiga skema untuk tugas ini :

a. Addressing

IP address yang mengidentifikasikan secara unik setiap host di jaringan, sehingga dapat menjamin data dikirim ke alamat yang benar.

b. Routing

Pengaturan gateway untuk mengirim data ke jaringan dimana host tujuan berada.

c. Multiplexing

Pengaturan nomor port dan protokol yang mengirim data pada modul software yang benar di dalam host.

Masing-masing skema penting untuk pengiriman data antar dua aplikasi yang bekerjasama dalam jaringan TCP/IP.

IP address berupa bilangan biner 32 bit dan ditulis sebagai 4 urutan bilangan desimal yang dipisahkan dengan tanda titik. Format penulisan IP adalah :


(38)

xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx, dengan x adalah bilangan biner 0 atau 1. Dalam implementasinya IP address ditulis dalam bilangan desimal dengan bobot antara 0 – 255 (nilai desimal mungkin untuk 1 byte). IP address terdiri dari bagian jaringan dan bagian host, tapi format dari bagian-bagian ini tidak sama untuk setiap IP address.

Jumlah bit alamat yang digunakan untuk mengidentifikasi jaringan, dan bilangan yang digunakan untuk mengidentifikasi host berbeda-beda tergantung kelas alamat yang digunakan. Ada tiga kelas alamat utama, yaitu kelas A, kelas B, dan kelas C. Dengan memeriksa beberapa bit pertama dari suatu alamat , software IP bisa dengan cepat membedakan kelas address dan strukturnya.

Untuk mempermudah pemakaian, bergantung pada kebutuhan pemakai:

2.2.7.1 Kelas IP Address 2.2.7.1.1 IP Address kelas A:

a. Bit pertama dari IP address adalah 0

b. Jadi jaringan dengan IP yang byte pertamanya : 0 127 c. Hanya ada kurang dari 128 jaringan kelas A

d. Setiap jaringan kelas A bisa mempunyai jutaan host

IP address kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat besar. Range IP 1.xxx.xxx.xxx. – 126.xxx.xxx.xxx, terdapat 16.777.214 (16 juta) IP address pada tiap kelas A. IP address kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat besar. Pada IP address kelas A, network ID ialah 8 bit


(39)

pertama, sedangkan host ID ialah 24 bit berikutnya. Dengan demikian, cara membaca IP address kelas A, misalnya 113.46.5.6 ialah:

Network ID = 113 Host ID = 46.5.6

Sehingga IP address diatas berarti host nomor 46.5.6 pada network nomor 113.

2.2.7.1.2 IP Address kelas B:

a. Bit pertama dari IP address adalah 10

b. Jadi jaringan dengan IP yang byte pertamanya : 128 191 c. Terdapat ribuan jaringan kelas B

d. Setiap jaringan kelas B bisa mempunyai ribuan host

IP address kelas B biasanya dialokasikan untuk jaringan berukuran sedang dan besar. Pada IP address kelas B, network ID ialah 16 bit pertama, sedangkan host ID ialah 16 bit berikutnya. Dengan demikian, cara membaca IP address kelas B, misalnya 132.92.121.1

Network ID = 132.92 Host ID = 121.1

Sehingga IP address di atas berarti host nomor 121.1 pada network nomor 132.92. dengan panjang host ID 16 bit, network dengan IP address kelas B dapat menampung sekitar 65000 host. Range IP128.0.xxx.xxx – 191.155.xxx.xxx

2.2.7.1.3 IP Address kelas C:

a. Bit pertama dari IP address adalah 110

b. Jadi jaringan dengan IP yang byte pertamanya 192 223 c. Terdapat jutaan jaringan kelas C


(40)

d. Setiap jaringan kelas C hanya mempunyai kurang dari 254 host

IP address kelas C awalnya digunakan untuk jaringan berukuran kecil (LAN). Host ID ialah 8 bit terakhir. Dengan konfigurasi ini, bisa dibentuk sekitar 2 juta network dengan masing-masing network memiliki 256 IP address. Range IP 192.0.0.xxx – 223.255.255.x.

Pengalokasian IP address pada dasarnya ialah proses memilih network Id dan host ID yang tepat untuk suatu jaringan. Tepat atau tidaknya konfigurasi ini tergantung dari tujuan yang hendak dicapai, yaitu mengalokasikan IP address seefisien mungkin.

2.2.7.1.4 IP Address kelas D:

a. Bit pertama dari IP address adalah 111

b. Nomor jaringan dengan IP yang byte pertamanya lebih dari 223 c. Merupakan address yang dialokasikan untuk kepentingan khusus

2.2.7.1.5 IP Address kelas E:

a. Bit pertama dari IP address adalah 11110

b. Merupakan address yang dialokasikan untuk Eksperimen

2.2.7.2 Domain Name System (DNS)

Domain Name System (DNS) adalah suatu sistem yang memungkinkan nama suatu host pada jaringan komputer atau internet ditranslasikan menjadi IP address. Dalam pemberian nama, DNS menggunakan arsitektur hierarki.


(41)

a. Root-level domain: merupakan tingkat teratas yang ditampilkan sebagai tanda titik (.).

b. Top level domain: kode kategori organisasi atau negara misalnya: .com untuk dipakai oleh perusahaan; .edu untuk dipakai oleh perguruan tinggi; .gov untuk dipakai oleh badan pemerintahan. Selain itu untuk membedakan pemakaian nama oleh suatu negara dengan negara lain digunakan tanda misalnya .id untuk Indonesia atau .au untuk australia.

c. Second level domain: merupakan nama untuk organisasi atau perusahaan, misalnya:

microsoft.com; yahoo.com, dan lain-lain. 1. Supernetting

Ada dua masalah yang saling berkaitan, antara pemberian suatu kelas alamat pada suatu lembaga. Pertama kelas alamat yang diberikan lebih kecil daripada jumlah host yang akan dihubungkan. Dan yang kedua sebaliknya, kelas alamat yang lebih besar dari host yang akan saling dihubungkan. Supernetting berkaitan dengan metode untuk memanipulasi alokasi alamat yang terbatas sedemikian sehingga semua host yang tersedia dapat dihubungkan ke jaringan. Jadi supernetting adalah menggunakan bit mask alamat asal untuk membuat jaringan yang lebih besar.

2. Subnetting

Masalah kedua yang berkaitan dengan bagaimana membuat suatu alokasi alamat lebih efisien, bila ternyata host yang akan kita hubungkan ke jaringan lebih kecil daripada alokasi alamat yang kita punyai. Yang jelas dengan


(42)

menggunakan metoda subnetting, bit host IP address direduksi untuk subnet ini. Sebagai contoh, subnet mask diasosiasikan dengan alamat kelas B standart adalah 255.255.0.0. Subnet mask digunakan dengan memperluas bagian jaringan dari suatu alamat kelas B dengan byte tambahan. Misalnya sub mask 255.255.255.0 berarti dua byte pertama mendefinisikan jaringan kelas B, byte ketiga menunjukkan alamat subnet, dan yang keempat baru menunjuk pada host pada subnet yang bersangkutan. Masking yang byte-oriented lebih mudah dibaca dan diartikan, tapi sebenarnya subnet masking bersifat bit-oriented, jadi misalnya seseorang bisa saja membuat sub-mask 255.255.255.192. Tabel 2.1 mengilustrasi efek dari subnet-mask terhadap bermacam-macam alamat jaringan :

IP Address Subnetmask Interpretasi 128.66.12.1 255.255.255.0

Host 1 pada subnet 128.66.12.0 130.97.16.132

255.255.255.192

Host 4 pada subnet 130.97.16.128 192.178.16.66

255.255.255.192


(43)

132.90.132.5 255.255.240.0

Host 4.5 pada subnet 132.90.128.0 18.20.16.91

255.255.0.0

Host 16.91 pada subnet 18.20.0.0 Efek Subnet Mask Terhadap IP Address

2.2.8 Perbandingan Linux dengan Windows

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan LINUX

LINUX

Kelebihan Kekurangan

Sistem file stabil untuk database, server Internet, Intranet, file-server,Internet-client pengembangan Java. Stabilitas yang terkenal dan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan Windows NT.

Dukungan perangkat keras dari vendor-vendor tertentu yang tidak terlalu baik pada Linux

Minimal hardware yaitu tidak begitu membutuhkan hardware yang terlalu besar kapasitasnya maupun biayanya.

Sistem operasi yang digunakan sama sekali berbeda dengan Windows sehingga perlu waktu dan tenaga untuk belajar menggunakannya.

Stabilitas yaitu stabil digunakan sebagai apa saja, baik Server maupun Client.

Sulit bagi pengguna awam untuk beradaptasi

Shared Libraries tidak merusak sistem lainnya jika di install dengan versi yang lainnya. Sistem yang digunakan dapat berjalan seperti biasanya.

Proses instalasi software / aplikasi yang tidak semudah di Windows. Instalasi software di Linux, akan menjadi lebih mudah bila terkoneksi ke internet atau bila mempunyai CD / DVD repository-nya. Bila tidak, maka kita harus men-download satu per satu.

Kebal virus tidak terserang virus apapun seperti yang terjadi pada Windows.

Dukungan perangkat keras dari vendor-vendor tertentu yang tidak terlalu baik pada Linux

Dapat menggunakan User yang sama berulang kali tanpa harus menutup sesi yang sebelumnya di buka.

Mendukung File System 32 Bit. Multi User.


(44)

Kelebihan Kekurangan Multitasking memungkinkan mengakses

data secara bersamaan tanpa terjadinya hang pada komputer.

Pemanfaatan memory secara optimal dengan membuat virtual memory. Login User tanpa batas.

Linux dilengkapi juga dengan Proxy

Server Local yang biasa digunakan oleh

ISP dan juga kampus-kampus di seluruh dunia.

Dapat digunakan sebagai Web Server. Dapat digunakan sebagai FTP Server. Dilengkapi dengan Firewall.

Tabel 2.2 Kelebihan dan Kekurangan Windows

WINDOWS

Kelebihan Kekurangan

GUI yang familiar

Harga yang mahal. Anda harus mengeluarkan uang sekitar $100 atau lebih untuk membeli sistem operasi MS Windows

Dukungan driver yang lebih banyak MS Windows memiliki dukungan driver hardware yang lebih banyak dibandingkan Linux

Rentan virus dan hacking banyak virus komputer yang menyerang sistem operasi ini

Banyak aplikasi berbasis MS Windows

Tidak ada sistem keamanan yang tangguh. Kecuali MS Windows 2000 dan XP, pada MS Windows 9.x/Me, hampir tidak memiliki sistem keamanan yang dapat membuat komputer Anda aman dari tangan-tangan jahil,

Lebih mudah untuk menginstal aplikasi pada MS Windows dibandingkan pada Linux, yang terkadang harus di-configure terlebih dahulu dan Banyak gratisan GPL dan Freeware ditawarkan untuk Windows


(45)

45

PEMBAHASAN

3.1 Profil Perusahaan

Nama Instansi : PT. Bio Farma (PERSERO) Alamat Instansi : Jl. Pasteur no. 28 Bandung 40161 Telepon : (022) 2033755

Fax : (022) 2041306

E-Mail : mail@biofarma.co.id

Website : www.biofarma.co.id

3.2 Jadwal Kegiatan Kerja Praktek

Di PT. Bio Farma kami melakukan Kerja Praktek selama kurang lebih 1 bulan. Disana kami membuat analisis dari jaringan LAN yang sudah ada di sana dan ditambah dengan usulan pembuatan jaringan LAN tanpa merubah banyak jaringan LAN yang sudah ada sebelumnya.

Selama kurang lebih 1 bulan kami Kerja Praktek di sana, selama hampir 30 hari kami melakukan apa yang biasa orang lakukan pada saat Kerja Praktek sambil mencari data untuk penyusunan laporan Kerja Praktek ini. Dan setelah 2


(46)

minggu, di saat kami masih Kerja Praktek, kami mulai melakukan studi kepustakaan untuk melengkapi susunan laporan Kerja Praktek ini.

3.3 Analisis Sistem

3.3.1 Analisis Sistem Jaringan Komputer yang sedang Berjalan

Gambaran umum dari sistem jaringan komputer yang ada saat ini di PT. Bio Farma, sebagai berikut :

Server DC1, DNS, DHCP, Certificate Server DC2, DNS DHCP, File Server Si Si Server MS1, Exchange, RADIUS, WSUS, Antivirus Public DNS1 Public DNS2 WWW/FTP SMTP Gateway/ Anti Virus/ Mail Scanner Firewall Proxy

Domain Bio Farma Site: Pasteur ISP 2 ISP 1 Layer3 Switching Firewall Proxy Screened Subnet for

Guest Wireless Access

client client Leased line

Wireless AP Wireless client Wireless AP Wireless client

Gambar 3.1 sistem jaringan komputer yang sedang berjalan

Gambar 3.1 merupakan penjelasan bagaimana arsitektur sistem jaringan komputer di PT. Bio Farma yang saat ini sedang berjalan. Meskipun terdapat dua firewall disana, dengan semakin berkembangnya teknologi maka belum sepenuhnya aman dari gangguan-gangguan, baik dari dalam maupun dari luar,


(47)

karena untuk server sendiri dari data yang kami peroleh menggunakan sistem operasi Windows.

3.3.2 Layout Jaringan Komputer Lokal (LAN)

Adapun layout jaringan komputer lokal (LAN) PT. Bio Farma (PERSERO), dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 3.2 Layout LAN (1)

Adapun keterangan dari gambar 3.2, dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.1 Layout LAN Keterangan Gambar 3.2

No. Gambar Keterangan

1 No. 3 Switch di bagian Hepatitis

2 No. 4 Switch di bagian Research & Development

3 No. 5 Switch di bagian Research & Development

4 No. 33 Switch di bagian Polio Messles & Quality Control (lantai 2)

5 No. 34 Switch di bagian Polio Messles & Quality Control (lantai 2)

6 No. 35 Switch di bagian Polio Messles & Quality Control (lantai 1)

7 No. 36 Switch di bagian Animal Breeding Facility (lantai 1)


(48)

Gambar 3.3 Layout LAN (2)

Adapun keterangan dari gambar 3.3, dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.2 Keterangan Gambar 3.3

No. Gambar Keterangan

1 Kotak berwarna

merah

Ruang server besar, yang secara keseluruhan bekerja dengan sistem terdistribusi

2 No. 1 Server di bagian Management Information System (ruang

server)

3 No. 2 Switch di bagian Animal Testing

4 No. 3 Switch di bagian Hepatitis

5 No. 26 Komputer dibagian Diphteria Bulk Production

6 No. 27

Server di bagian Diphteria Bulk Production, yang dapat

diakses oleh ruang sekitar karena jarak yang jauh jika harus langsung ke No. 1

7 No. 33 Switch di bagian Polio Messles & Quality Control (lantai 2)


(49)

Gambar 3.4 Layout LAN (3)

Adapun keterangan dari gambar 3.2, dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.3 Keterangan Gambar 3.4

No. Gambar Keterangan

1 Kotak berwarna

merah

Ruang server besar, yang secara keseluruhan bekerja dengan sistem terdistribusi

2 No. 1 Server di bagian Management Information System (ruang

server)

3 No. 6 Server di bagian Packaging, Filling, Quality Control, & WTP

(lantai 3)

4 No. 7 Server di bagian Research & Development

5 No. 8 Server di bagian Warehouse (Supply of Material) (lantai 2)

6 No. 9 Switch di bagian Teknik & Maintenance

7 No. 10 Server di bagian Packaging, Filling, Quality Control, & WTP (lantai 1)

8 No. 12 Server di bagian Quality Assurance (lantai 1)

9 No. 13 Switch di bagian Quality Assurance (lantai 1)

10 No. 15 Switch di bagian Board of Directors (lantai 1)

11 No. 16 Switch (lantai 1)

12 No. 17 Server (lantai 1)

13 No. 18 Switch di bagian Board of Directors (lantai 1)

14 No. 19 Switch di bagian Board of Directors (lantai 1)

15 No. 20 Switch

16 No. 21 Server di bagian Boiler House

17 No. 22 Server di bagian Marketing

18 No. 23 Switch di bagian Finance

19 No. 24 Server di bagian Finance

20 No. 25 Switch di bagian Purchasing

21 No. 26 Komputer di bagian Diptheria Bulk Production

22 No. 27 Server di bagian Diptheria Bulk Production

23 No. 28 Server di bagian Tetanus Bulk Production


(50)

25 No. 30 Switch

26 No. 31 Switch di bagian SDM

Gambar 3.5 Layout LAN (4)

Adapun keterangan dari gambar 3.5, dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.4 Keterangan Gambar 3.5

No. Gambar Keterangan

1 No. 10 Server di bagian Packaging, Filling, Quality Control, & WTP (lantai 1)

2 No. 11 Switch di bagian IIK / IIIKA

3 No. 12 Server di bagian Quality Assurance (lantai 1)

4 No. 13 Server di bagian Quality Assurance (lantai 1)

5 No. 14 Server di bagian Quality Assurance (lantai 2)

6 No. 15 Switch di bagian Board of Directors (lantai 1)

7 No. 16 Switch (lantai 1)

8 No. 17 Server (lantai 1)

9 No. 18 Switch di bagian Board of Directors (lantai 1)

10 No. 19 Switch di bagian Board of Directors (lantai 1)

11 No. 23 Switch di bagian Finance

12 No. 24 Server di bagian Finance

13 No. 25 Switch di bagian Purchasing

14 No. 31 Switch di bagian SDM

15 No. 32 Switch di bagian PUKK

Adapun keterangan dari gambar tersebut:

1. Bagian gambar 3.3 dan 3.4 yang diberi tanda dengan kotak merah adalah letak server besar dengan ruang sebesar ± 9x5m


(51)

2. Garis berwarna biru merupakan simulasi dari interkoneksi antara server dengan komputer client.

3. Garis berwarna merah merupakan simulasi dari interkoneksi antara server besar yang berada di ruang server khusus dengan komputer-komputer server lain yang ada di setiap blok gedung PT. Bio Farma.

Dari gambar 3.1, 3.2, 3.3, 3.4, 3.5, maka kami dapat menyimpulkan bahwa topologi jaringan yang digunakan di PT. BIO FARMA (PERSERO) adalah topologi jaringan tree. Sedangkan metode interkoneksi yang digunakan adalah client server.


(52)

3.3.3 Analisis Kebutuhan Sistem

Adapun spesifikasi hardware yang digunakan oleh PT. BioFarma sebagai komputer server:

Tabel 3.5 Specification server

Server Specifications

Processor

339752-371 / 339754-371: (1) Intel® Xeon™ Processor 2.4GHz standard (up to 2 supported)

352526-371 / 352796-371 / 349201-001: (1) Intel® Xeon™ Processor 2.8GHz standard (up to 2 supported)

352529-371: (1) Intel® Xeon™ Processor 3.2GHz standard (up to 2 supported)

339753-371: (2) Intel® Xeon™ Processor 2.4GHz standard (up to 2 supported)

Cache memory

352526-371: 1-MB level 3 cache 352529-371: 2-MB level 3 cache

339753-371 / 352796-371 / 339752-371 / 339754-371 / 349201-001: 512-KB level 2 cache

Upgradeability Upgradeable to dual processing

Chipset ServerWorks GC LE Chipset

Power supply

339752-371: 325W Optional (1+ 1 redundant) power supply; one PCI-X slot available when redundant power supply is installed

352529-371 / 339753-371 / 352526-371 / 352796-371 / 339754-371 / 349201-001: 400 Watt-CE Mark Compliant, Optional Hot Plug AC Redundant Power Supply and DC Redundant Power Supply

Standard memory

349201-001: 1GB of 2-way interleaved capable PC2100 DDR SDRAM running at 200MHz, with Advanced ECC

capabilities

352529-371 / 352526-371 / 352796-371: 1GB of 2-way interleaved capable PC2100 DDR SDRAM running at 266MHz, with Advanced ECC capabilities

339753-371 / 339754-371: 512MB of 2-way interleaved capable PC2100 DDR SDRAM running at 200MHz, with Advanced ECC capabilities

339752-371: 512MB of 2-way interleaved capable PC2100 DDR SDRAM running at 266MHz (2 x 256MB)

Maximum memory

352529-371 / 352526-371 / 352796-371: 12GB 339753-371 / 339754-371 / 349201-001: 6GB 339752-371: 8GB


(53)

Server Specifications

Memory

349201-001: 1GB of 2-way interleaved capable PC2100 DDR SDRAM running at 200MHz (Standard), expandable to 6GB 352529-371 / 352526-371 / 352796-371: 1GB of 2-way interleaved capable PC2100 DDR SDRAM running at 266MHz (Standard), expandable to 12GB

339752-371: 512MB of 2-way interleaved capable PC2100 DDR SDRAM running at 266MHz (Standard), expandable to 8GB

339753-371 / 339754-371: 512MB of 2-way interleaving capable PC2100 DDR SDRAM running at 200MHz (Standard), expandable to 6GB

Network controller

352529-371 / 339753-371 / 352526-371 / 352796-371 / 339754-371 / 349201-001: (2) NC7781 PCI-X Gigabit NIC (embedded)

339752-371: Two NC7781 PCI-X Gigabit NICs (embedded) Form factor

339752-371: Rack (1U)

352529-371 / 339753-371 / 352526-371 / 352796-371 / 339754-371 / 349201-001: Rack (2U)

Expansion slots

339752-371: I/O (1 Total - 1 x 64-Bit/100MHz PCI-X) 352529-371 / 339753-371 / 352526-371 / 352796-371 / 339754-371 / 349201-001: I/O (3 Total - 2 x 64-Bit/100MHz Hot Plug PCI-X, 1 x 64-Bit/133MHz Non-Hot Plug PCI-X)

Diskette drives 1.44 MB

Optical drive

339752-371: 24x IDE CD-ROM Drive (Low-profile) 352529-371 / 339753-371 / 352526-371 / 352796-371 / 339754-371 / 349201-001: 24x IDE CD-ROM Drive (Universal Media Bay)

Hard drives

352529-371 / 339753-371 / 352526-371 / 352796-371 / 339754-371 / 349201-001: None ship standard

339752-371: None ship standard; system supports up to two 1" hot plug U320 drives

Internal storage

339752-371: 291.2GB maximum (2 x 145.6GB Wide Ultra320)

352529-371 / 339753-371 / 352526-371 / 352796-371 / 339754-371 / 349201-001: 880.8GB max (with optional hard drives)

Interface I/O

339752-371: 1 x Serial, 1 x Pointing Device (Mouse), 1 x Graphics, 1 x Hot Plug Keyboard, 2 x Network RJ-45, 1 x iLO remote management port, 2 x USB Ports

352529-371 / 339753-371 / 352526-371 / 352796-371 / 339754-371 / 349201-001: 1 x Serial, 1 x Pointing Device (Mouse), 1 x Graphics, 1 x Keyboard, 1 x External SCSI (VHDCI), 3 x Network RJ-45 (1 x iLO), 2 x USB Ports

Graphics Integrated ATI Rage XL Video Controller with 8MB


(54)

Server Specifications

Industry standard compliance

339752-371: ACPI 1.0b Compliant, PCI 2.2 Compliant,

Microsoft® Logo™ certifications

352529-371: ACPI 1.0b Compliant, PCI 2.2 Compliant, WOL Support, Microsoft® Logo certifications, USB 1.1

339753-371 / 352526-371 / 352796-371 / 339754-371 / 349201-001: ACPI 1.0b Compliant, PCI 2.2 Compliant, WOL

Support, Microsoft® Logo™ certifications, USB 1.1

Manageability tools

352529-371 / 352526-371 / 352796-371 / 349201-001: Insight Manager 7, HP Systems Insight Manager, Redundant ROM, Remote Flash ROM, Integrated Lights Out Support, Management Agent, Automatic Server Recovery (ASR), Remote Insight Lights-Out Edition ll (optional), Integrated Management Log, Drive Parameter Tracking (with Smart Array Controllers), Dynamic Sector Repairing (with Smart Array Controllers), Hot Spare Boot, Pre-Failure Warranty (covers processors, hard drives and memory)

339753-371 / 339754-371: Insight Manager 7, Redundant ROM, Remote Flash ROM, Integrated Lights Out Support, Management Agent, Automatic Server Recovery (ASR), Remote Insight Lights-Out Edition II (optional), Integrated Management Log, Drive Parameter Tracking (with Smart Array Controllers), Dynamic Sector Repairing (with Smart Array Controllers), Hot Spare Boot, Pre-Failure Warranty (covers processors, hard drives and memory)

339752-371: Integrated Lights-Out (iLO), Automatic Server Recovery (ASR), Integrated Lights-Out Management, Insight Manager 7, Management Agents, Redundant ROM, Remote ROM Flash, Integrated Management Log, Drive Parameter Tracking (with Smart Array Controllers), Dynamic Sector Repairing (with Smart Array Controllers), Hot Spare Boot, Pre-Failure Warranty (covers processors, hard drives and memory)

Security features

339752-371: Power-on password, Keyboard password, Diskette drive control, Diskette boot control, QuickLock, Network Server Mode, Removable CD/Floppy Drive

Assembly, Serial interface control, Administrator's password, Disk configuration lock, Integrated Lights-Out has 12 customizable user accounts and SSL encryption, Integrated Lights-Out can be disabled via a Global Setting

352529-371 / 339753-371 / 352526-371 / 352796-371 / 339754-371 / 349201-001: Power-on password, Keyboard password, Diskette drive control, Diskette boot control, QuickLock, Network Server Mode, Serial interface control, Administrator's password, Disk configuration lock

Server power cords

339752-371: Highline cord ships standard

352529-371 / 339753-371 / 352526-371 / 352796-371 / 339754-371 / 349201-001: One Lowline NEMA power cord and One Highline IEC Power cord ships standard

System fans

352529-371 / 339753-371 / 352526-371 / 352796-371 / 339754-371 / 349201-001: 5 fans ship standard. 8 total supported internally


(55)

3.3.4 Evaluasi Sistem yang sedang Berjalan

Arsitektur sistem jaringan komputer yang ada di PT. Bio Farma, sudah tergolong ke dalam sistem jaringan yang kompleks dan baik. Hanya saja untuk meningkatkan keamanan data di server akan lebih baik jika untuk sistem operasi pada server menggunakan sistem operasi Linux. Dan dilengkapi dengan mikrotik untuk membagi bandwidth secara merata.

3.4 Usulan Perancangan Sistem

Server DC1, DNS, DHCP, Certificate Server DC2, DNS DHCP, File Server Si Si Server MS1, Exchange, RADIUS, WSUS, Antivirus Public DNS1 Public DNS2 WWW/FTP SMTP Gateway/ Anti Virus/ Mail Scanner Firewall Proxy

Domain Bio Farma Site: Pasteur ISP 2 ISP 1 Layer3 Switching Firewall Proxy Screened Subnet for

Guest Wireless Access

client client

Leased line

Wireless AP Wireless client Wireless AP Wireless client Microtik

Gambar 3.6 Perancangan Sistem Jaringan yang Diusulkan

3.4.1 Perancangan Sistem Jaringan Komputer yang Diusulkan

Usulan untuk perancangan sistem yang kami berikan ialah dengan mempertahankan model sistem jaringan yang lama dengan menambahkan microtik, yang mana microtik tersebut diletakkan setelah router dan langsung


(56)

dihubungkan dengan masing-masing server yang ada. Barulah dari server ditarik kabel interkoneksi dengan komputer-komputer client.

Dan untuk menjalankan aplikasi software microtik tersebut dibutuhkan spesifikasi minimum komputer sebagai berikut :

Tabel 3.6 Spesifikasi Minimal untuk Mikrotik

No. Hardware

1 Processor : Pentium3 2 Harddisk : 40Gb 3 Memory : 512Mb

3.4.2 Evaluasi Sistem yang Diusulkan

Dengan mengimplementasikan microtik, pada sistem jaringan yang digunakan di PT. BioFarma maka koneksi antar komputer yang ada akan setabil, pembagian bandwidth pun akan sama rata.

3.5 Akses Mikrotik

Ada 4 cara pengaksesan MikroTik Router, antara lain : 1. Via Console/Command Mikrotik

Jenis router board maupun PC bisa kita akses langsung via console/shell maupun remote access menggunakan PUTTY.


(57)

Gambar 3.7 Konfigurasi mikrotik dengan putty

Tips Command: "Manfaatkan auto complete" (mirip bash auto complete di linux) Tekan Tombol TAB di keyboard untuk mengetahui/melengkapi daftar perintah selanjutnya. Jadi perintah yang panjang tidak perlu kita ketik lagi, cukup ketikkan awal perintah itu, lalu tekan TAB-TAB maka otomatis Shell akan menampilkan/melengkapi daftar perintah yang kita maksud. Contoh: Cukup ketikkan Ip Fir >>> lalu tekan TAB >>> maka otomatis shell akan melengkapi menjadi Ip Firewall. Lalu ketik “..” (titik dua) untuk kembali ke sub menu diatasnya, dan ketik “/“ untuk kembali ke root menu.

2. Via Web Browser

Mikrotik bisa juga diakses via web/port 80 pada browser. Contoh: ketik di browser IP mikrotik kita: 192.168.0.200.


(58)

3. Via Winbox

Mikrotik bisa juga diakses/remote menggunakan tool winbox (utility kecil diwindows yang sangat praktis dan cukup mudah digunakan).

Gambar 3.8 Konfigurasi mikrotik dengan winbox

Winbox bisa mendeteksi mikrotik yang sudah di install asal masih dalam satu network, yaitu dengan mendeteksi MAC address dari ethernet yang terpasang di Mikrotik.

4. Via Telnet

Kita dapat me-remote MikroTik menggunakan telnet melalui program aplikasi

”command prompt” (cmd) yang ada pada windows. Namun, pengguna antelnet tidak dianjurkan dalam jaringan karena masalah keamanannya.


(59)

Gambar 3.9 Konfigurasi mikrotik dengan telnet

3.5.1 Instalasi Dan Konfigurasi Mikrotik

Berikut ini beberapa langkah instalasi mikrotik OS :

1. Masukkan CD instalasi mikrotik ke CD -ROM dan lakukan booting CD 2. Setelah proses booting selesai maka akan muncul tampilan berikut:

Gambar 3.10 Tampilan awal instalasi mikrotik

Tampilan diatas adalah pilihan paket-paket yang akan diinstall, tekan ‟a' untuk menginstall semuanya dan diteruskan dengan menekan „l‟ untuk melanjutkan prosesinstalasi.


(60)

[x] Keterangan beberapa yang penting diantaranya:

a. System: Packet wajib instal l (inti system mikrotik/paket dasar), berisi Kernel Mikrotik.

b. PPP: Untuk membuat Point to Point Protocol Server,Point -to-Point tunneling protocols -PPTP, PPPoE and L2TP Access Concentrators and clients; PAP, CHAP, MSCHAPv1 and MSCHAPv2 authentication pr otocols; RADIUS authentication and accounting; MPPE encryption; compression for PPPoE; data rate limitation; differentiated firewall; PPPoE dial on demand.

c. Dhcp: Packet yang dibutuhkan apabila ingin membuat dhcp -server (agar client biasa mendapatkan ip a ddress otomatis -dynamic IP) * DHCP - DHCP server per interface; DHCP relay; DHCP client; multiple DHCP networks; static and dynamic DHCP leases; RADIUS support.

d. Advanced tool : Tools tambahan untuk admnistrasi jaringan seperti ipscan, bandwidth test, Scanning, Nslookup dan lain lain.

e. Arlan : Packet untuk konfigurasi chipset wireless aironet arlan . f. Gps : Packet untuk support GPS Device.

g. Hotspot : Packet untuk membuat hotspot gateway, seperti authentication , traffic quota dan SSL HotSpot Gateway wi th RADIUS authentication and accounting; true Plug -and- Play access for network users; data rate limitation; differentiated firewall; traffic quota; real-time status information; walled -garden; customized HTML login pages; iPass support; SSL secure authentication; advertisement support.


(61)

h. Hotspot –fix: Tambahan packet hotspot.

i. Security : Berisi fasilitas yang mengutamakan Keamanan jaringan, seperti Remote Mesin dengan SSH, Remote via MAC Address.

j. Web-proxy : Untuk menjalankan service Web proxy yang akan menyimpan cache agar traffic ke Internet bisa di reduksi sehingga sensasi browsing lebih cepat FTP and HTTP caching proxy server; HTTPS proxy; transparent DNS and HTTP proxying; SOCKS protocol support; DNS static entries; support for caching on a separate drive; access control lists; caching lists; parent proxy support.

k. ISDN : Packet untuk isdn server dan isdn client membutuhkan packet PPP. l. Lcd : Packet untuk customize port lcd dan lain lain.

3.Proses instalasi dilanjutkan dengan pembuatan partisi dan mem format hardisk 4.Tahap terakhir yaitu menginstal paket-paket yang telah dipilih di awal tadi ke

dalam hardisk. Setelah selesai tekan enter untuk reboot.

Mikrotik yang baru saja di download dan di install adalah versi shareware yang hanya bisa dipergunakan se mentara dan akan bisa dipergunakan lebih lanjut bila melakukan registrasi terlebih dahulu. Mikrotik telah selesai di install, dan bisa dipergunakan dengan login sebagai user admin dan tanpa password


(62)

Gambar 3.11 Tampilan awal login ke mikrotik

3.5.2 Mengaktifkan Kedua Ethernet

Ethernet; jika belum aktif) dengan cara memeriksanya dengan command :

[Biofarma] > /interface print

Maka akan muncul keterangan sebagai berikut:

Gambar 3.12 Tampilan jumlah Ethernet

Keterangan: tanda “X” setelah nomor (0,1), ma ka status (disabled); “R” status (enabled).


(63)

Ada 2 hal yang menyebabkan Ethernet tidak terdeteksi : 1. Ethernet yang kita pasang rusak.

2. Driver Ethernet itu belum tersupport. Aktifkan dengan perintah :

[Biofarma] > interface ethernet enable ether1

Berikan nama Ethernet tersebut (untuk mudah menghafal & mendefinisikan) Via Command:

[Biofarma] > interface Ethernet set ether1 name=public [Biofarma] > interface ethernet set ether2 name=local

Keterangan: Misalkan Ethernet 1 yang akan connect ke internet (ISP) dan Ethernet 2 yang terhubung ke jaringan lokal kita (ke switch/Hub).

Periksa dengan :

[Biofarma] > /interface print


(64)

3.5.3 Setting IP Address pada tiap Ethernet

Via Command:

[Biofarma] > ip address addaddress = 118.xx.xxx.xx/xxinterface = public

Keterangan : 118.xxx.xx.xxx adalah ip yang diberikan oleh ISP.

[Biofarma] >ip address add address=192.168.0.200/24 interface = local

Keterangan : 192.168.0.18/255.255.255.0 = IP address jaringan lokal (LAN) kita.

[Biofarma] > /ip address print

Gambar 3.14 Tampilan Setting IP

3.5.4 Setting Gateway

(Fungsi Router: Agar dapat connect ke internet lewat pintu gerbang IP Gateway yang diberi ISP)

Via Command:


(65)

Keterangan: 118.98.xxx.xxx=disesesuaikan dengan IP Gateway yang diberikan ISP

Gambar 3.15 Tampilan Setting Gateway

3.5.5 Setting DNS

Via Command:

[Biofarma] > ip dns set primary -dns=202.194.xxx.xxx

Keterangan: 202.194.xxx.xxx = disesesuaikan dengan DNS yang diberikan ISP


(66)

3.5.6 Setting Masquerade

Via Command:

(Fungsi Router: Agar IP LAN( private IP ) dapat c onnect ke internet)

[Biofarma] > ip firewall add chain=srcnataction=masquerade out -interface=public

Gambar 3.17 Tampilan setting masquerade

3.5.7 Management IP

Untuk meningkatkan kemudahan dalam pengawasan setelah kongfigurasi mikrotik dilakukan perapian ip address disetiap komputer client. Setiap ruangan diberi ip tertentu sehingga apabila ada client yang bermasalah dapat diketahui client dari ruang mana yang bermasalah.


(67)

Tabel 3.7 Management IP

Ruang Administrator

Ruang Sekretariat

Ruang Administrasi

Ruang Informasi

Subnet 192.168.1.1 192.168.1.33 192.168.1.67 192.168.1.101

Host Pertama

192.168.1.2 192.168.1.34 192.168.1.68 192.168.1.102

Host Terakhir

192.168.1.31 192.168.1.65 192.168.1.99 192.168.1.133

Broadcast 192.168.1.32 192.168.1.66 192.168.1.100 192.168.1.164

Table 3.8 IP Address Ruang Administrator

Nama IP Address Subnet Mask Default Gateway Nama Komputer

Server 192.168.1.2 255.255.255.0 192.168.1.1 Server Administrator

Client 192.168.1.3 255.255.255.0 192.168.1.1 Client Administrator 01

Client 192.168.1.4 255.255.255.0 192.168.1.1 Client Administrator 02

Client 192.168.1.5 255.255.255.0 192.168.1.1 Client Administrator 03

Client 192.168.1.6 255.255.255.0 192.168.1.1 Client Administrator 04

Client 192.168.1.7 255.255.255.0 192.168.1.1 Client Administrator 05


(68)

Table 3.9 IP Address Ruang Sekretariat

Nama IP Address Subnet Mask Default Gateway Nama Komputer

Server 192.168.2.2 255.255.255.0 192.168.2.1 Server Sekretariat

Client 192.168.2.3 255.255.255.0 192.168.2.1 Client Sekretariat 01

Client 192.168.2.4 255.255.255.0 192.168.2.1 Client Sekretariat 02

Client 192.168.2.5 255.255.255.0 192.168.2.1 Client Sekretariat 03

Client 192.168.2.6 255.255.255.0 192.168.2.1 Client Sekretariat 04

Client 192.168.2.7 255.255.255.0 192.168.2.1 Client Sekretariat 05

Client 192.168.2.8 255.255.255.0 192.168.2.1 Client Sekretariat 06

Table 3.10 IP Address Ruang Administrasi

Nama IP Address Subnet Mask Default Gateway Nama Komputer

Server 192.168.3.2 255.255.255.0 192.168.3.1 Server Administrasi

Client 192.168.3.3 255.255.255.0 192.168.3.1 Client Administrasi 01

Client 192.168.3.4 255.255.255.0 192.168.3.1 Client Administrasi 02

Client 192.168.3.5 255.255.255.0 192.168.3.1 Client Administrasi 03

Client 192.168.3.6 255.255.255.0 192.168.3.1 Client Administrasi 04

Client 192.168.3.7 255.255.255.0 192.168.3.1 Client Administrasi 05

Client 192.168.3.8 255.255.255.0 192.168.3.1 Client Administrasi 06

Table 3.11 IP Address Ruang Informasi

Nama IP Address Subnet Mask Default Gateway Nama Komputer

Server 192.168.4.2 255.255.255.0 192.168.4.1 Server Informasi

Client 192.168.4.3 255.255.255.0 192.168.4.1 Client Informasi 01

Client 192.168.4.4 255.255.255.0 192.168.4.1 Client Informasi 02

Client 192.168.4.5 255.255.255.0 192.168.4.1 Client Informasi 03

Client 192.168.4.6 255.255.255.0 192.168.4.1 Client Informasi 04

Client 192.168.4.7 255.255.255.0 192.168.4.1 Client Informasi 05


(69)

(70)

70

4.1. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan laporan ini, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Dengan adanya mikrotik di PT. BioFarma maka koneksi antar komputer dan pembagian bandwidth lebih merata serta kinerja jaringan komputer lebih optimal dan terorganisir lebih baik.

2. Kelebihan Mikrotik di antaranya: tangguh dalam masalah jaringan, tool – tools-nya lebih banyak, sistem keamanan tingkat tinggi, murah dan mudah digunakan serta pembagian bandwidth-nya lebih merata.

3. Mikrotik Router OS adalah sebuah mesin linux yang dirancang secara khusus untuk keperluan networking. Mikrotik kini begitu menarik saat ini, karena dengan fiturnya yang begitu lengkap serta kemudahan dalam penggunaanya dan juga harganya relatif lebih murah.

Mikrotik RouterOS adalah sebuah mesin linux yang dirancang secara khusus untuk keperluan networking. Mikrotik ini begitu menarik saat ini, karena dengan fiturnya yang begitu lengkap serta kemudahan dalam penggunaanya dan juga harganya relatif lebih murah.

4.2. Saran

Setelah menyelesaikan laporan ini, masih ada kekurangan-kekurangan karena keterbasan waktu dan sumber daya.


(71)

Maka terdapat beberapa saran antara lain:

1. Mengganti Operating System yang sudah ada khususnya untuk komputer Server.

2. Bila diperlukan, aktifkan fitur security pada Mikrotik untuk meningkatkan keamanan jaringan.


(72)

KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kerja Praktek Program Strata Satu Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

JAMAL ABDUL NASIR 10107393

SANDHI RACHMAT ANUGRAH 10107396

LUKMAN SAMIAJI 10107405

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(73)

72

Andrew, S. Menggunakan MikroTik RouterOS™, ANDI Publisher: Yogyakarta Tanenbaum, 1996.

Saputro. Jaringan Komputer Edisi Bahasa Indonesia Jilid 1. Prehallindo: Jakarta, 2002.

Daniel T, Kustanto. Membangun Server Internet dengan Mikrotik OS. Gava Media: Yogyakarta, 2008.


(1)

Table 3.9 IP Address Ruang Sekretariat

Nama IP Address Subnet Mask Default Gateway Nama Komputer Server 192.168.2.2 255.255.255.0 192.168.2.1 Server Sekretariat Client 192.168.2.3 255.255.255.0 192.168.2.1 Client Sekretariat 01 Client 192.168.2.4 255.255.255.0 192.168.2.1 Client Sekretariat 02 Client 192.168.2.5 255.255.255.0 192.168.2.1 Client Sekretariat 03 Client 192.168.2.6 255.255.255.0 192.168.2.1 Client Sekretariat 04 Client 192.168.2.7 255.255.255.0 192.168.2.1 Client Sekretariat 05 Client 192.168.2.8 255.255.255.0 192.168.2.1 Client Sekretariat 06

Table 3.10 IP Address Ruang Administrasi

Nama IP Address Subnet Mask Default Gateway Nama Komputer Server 192.168.3.2 255.255.255.0 192.168.3.1 Server Administrasi Client 192.168.3.3 255.255.255.0 192.168.3.1 Client Administrasi 01 Client 192.168.3.4 255.255.255.0 192.168.3.1 Client Administrasi 02 Client 192.168.3.5 255.255.255.0 192.168.3.1 Client Administrasi 03 Client 192.168.3.6 255.255.255.0 192.168.3.1 Client Administrasi 04 Client 192.168.3.7 255.255.255.0 192.168.3.1 Client Administrasi 05 Client 192.168.3.8 255.255.255.0 192.168.3.1 Client Administrasi 06

Table 3.11 IP Address Ruang Informasi

Nama IP Address Subnet Mask Default Gateway Nama Komputer Server 192.168.4.2 255.255.255.0 192.168.4.1 Server Informasi Client 192.168.4.3 255.255.255.0 192.168.4.1 Client Informasi 01 Client 192.168.4.4 255.255.255.0 192.168.4.1 Client Informasi 02 Client 192.168.4.5 255.255.255.0 192.168.4.1 Client Informasi 03 Client 192.168.4.6 255.255.255.0 192.168.4.1 Client Informasi 04 Client 192.168.4.7 255.255.255.0 192.168.4.1 Client Informasi 05 Client 192.168.4.8 255.255.255.0 192.168.4.1 Client Informasi 06


(2)

69


(3)

70

4.1. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan laporan ini, maka dapat diperoleh kesimpulan

sebagai berikut:

1.

Dengan adanya mikrotik di PT. BioFarma maka koneksi antar komputer dan

pembagian

bandwidth

lebih merata serta kinerja jaringan komputer lebih

optimal dan terorganisir lebih baik.

2.

Kelebihan Mikrotik di antaranya: tangguh dalam masalah jaringan,

tool

tools

-nya lebih banyak, sistem keamanan tingkat tinggi, murah dan mudah

digunakan serta pembagian

bandwidth

-nya lebih merata.

3.

Mikrotik Router OS adalah sebuah mesin linux yang dirancang secara khusus

untuk keperluan

networking

. Mikrotik kini begitu menarik saat ini, karena

dengan fiturnya yang begitu lengkap serta kemudahan dalam penggunaanya

dan juga harganya relatif lebih murah.

Mikrotik RouterOS adalah sebuah mesin linux yang dirancang secara

khusus untuk keperluan networking. Mikrotik ini begitu menarik saat ini, karena

dengan fiturnya yang begitu lengkap serta kemudahan dalam penggunaanya dan

juga harganya relatif lebih murah.

4.2. Saran

Setelah menyelesaikan laporan ini, masih ada kekurangan-kekurangan

karena keterbasan waktu dan sumber daya.


(4)

71

Maka terdapat beberapa saran antara lain:

1.

Mengganti

Operating System

yang sudah ada khususnya untuk komputer

Server.

2.

Bila diperlukan, aktifkan fitur security pada Mikrotik untuk meningkatkan

keamanan jaringan.


(5)

KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kerja Praktek Program Strata Satu Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

JAMAL ABDUL NASIR 10107393

SANDHI RACHMAT ANUGRAH 10107396

LUKMAN SAMIAJI 10107405

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(6)

72

DAFTAR PUSTAKA

Andrew, S. Menggunakan MikroTik RouterOS

, ANDI Publisher: Yogyakarta

Tanenbaum, 1996.

Saputro. Jaringan Komputer Edisi Bahasa Indonesia Jilid 1. Prehallindo: Jakarta,

2002.

Daniel T, Kustanto. Membangun Server Internet dengan Mikrotik OS. Gava Media:

Yogyakarta, 2008.