Latar Belakang Masalah Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Keberlakuan Undang–Undang Ketenagakerjaan Bagi Pekerja Pembantu Rumah Tangga (PRT) T1 312006042 BAB I

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 4 , Keberlakuan diartikan sebagai perihal berlaku. Sehingga Keberlakuan Undang –undang Ketenagakerjaan Bagi Pekerja Pembantu Rumah Tangga PRT dalam skripsi ini diartikan sebagai perihal berlakunya Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 dalam melindungi hak dan melaksanakan kewajiban PRT sebagai pekerja.

B. Latar Belakang Masalah

Pekerjaan sebagai PRT merupakan pekerjaan yang didominasi oleh perempuan berlatar belakang pendidikan rendah dan status sosial ekonomi rendah. Peluang pekerjaan ini lebih terbuka lebar di daerah perkotaan seiring berubahnya fungsi peran ibu dalam rumah tangga sebagai pencari nafkah. Sebagaimana terdapat di lingkungan Perumahan Argamulya, beberapa wanita bekerja sebagai PRT. Hasil pra penelitian menunjukan bahwa PRT bekerja tanpa adanya substansi perjanjian yang jelas, akan tetapi perjanjian yang dibuat secara lisan tersebut hanya memuat kewajiban melakukan pekerjaan kerumahtanggan dan besarnya gaji yang menjadi hak PRT setiap bulanya 5 . Semua perlindungan hak-hak pokok pekerja yang ada dalam Undang- Undang Ketenagakerjaan, diperinci hanya berlaku bagi para pekerja untuk para pengusaha. Itu sebabnya, PRT dan pekerja lain yang cara kerjanya tidak masuk dalam definisi dipekerjakan oleh pengusaha tidak dimasukkan dalam perlindungan hak-hak dasar para pekerja yang meliputi semua pekerja lain di Indonesia. Akibatnya PRT dibiarkan tanpa perlindungan hukum atas hak-hak 4 Hal. . Ka us Besar Bahasa I do esia . Pusat Bahasa Departe e Pe didika Nasio al. 5 Wawancara dengan Rumiyati , PRT , tanggal 5 Juli 2012 kerja mereka. Padahal berdasarkan hasil penelitian Pudjiwati diketahui bahwa rata-rata jam kerja per rumah tangga dalam satu tahun untuk pekerjaan rumah tangga dan pekerjaan yang langsung menghasilkan adalah 19,24 jam dalam setiap harinya. Hal ini menunjukan bahwa pekerjaan rumahtangga lebih berat dibandingkan dengan rata-rata jam kerja pada pabrik ataupun jenis usaha lain 6 . Dari data pengamatan di lapangan diketahui bahwa upah yang diterima oleh PRT di perumahan Argamulya Salatiga 7 rata-rata belum sesuai dengan besarnya UMR Kota Salatiga, yakni Rp 974.000,00 8 . Di samping standar ILO, Indonesia mengakui beberapa norma hukum internasional lain yangberkaitan dengan PRT, antara lain: 1. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia 2. Kovenan Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik International Covenant on Civil and Politi-cal RightsICCPR 3. Kovenan Internasional tentang Dampak Ekonomi, Sosial, dan Budaya International Covenant on Economic, Social and Cultural RightsICESCR 4. Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination against WomenCEDAW 5. Konvensi tentang Hak-hak Anak The Convention on the Rights of the Child 6 Pekerja A ak: Beberapa Per asalaha Dasar . Irwa to. Warta De ografi. No. . Jakarta: Lembaga Demografo FE UI. 1994. Hal.20 7 Hasil Penelitian, 5 Juli 2012 8 http:si-ghe.blogspot.com201211daftar-ump-jateng-2013-umr-jawa-tengah.html diakses pada 8 februari 2013 6. Konvensi untuk Penekanan Perdagangan Orang dan Eksploitasi Prostitusi lainnya Convention for the Suppression of the Traffic in Persons and of the Exploitation of the Prostitution of Others . Undang-undang sebagaimana kaedah pada umumnya adalah untuk melindungi kepentingan manusia. Oleh karena itu harus dilaksanakan atau ditegakkan. Untuk dilaksanakan undang-undang harus diketahui semua orang, agar dapat memenuhi asas tersebut, maka undang-undang harus tersebar luas serta harus jelas pula. Kejelasan undang-undang ini sangat penting, oleh karena itu setiap undang-undang selalu dilengkapi dengan penjelasan yang dimuat dalam Lembaran Negara. Sekalipun nama serta maksudnya sebagai penjelasan tetapi tidak jarang juga tidak memberi kejelasan, karena hanya diterangkan “cukup jelas” padahal teks undang- undangnya tidak jelas dan masih memerlukan penjelasan. Kalaupun jelas, undang-undang tidak mungkin lengkap dan tuntas. Akan tetapi, meskipun besarnya niat yang dicantumkan di mukadimahnya, hak-hak yang dituliskan dalam undang-undang ini tidaklah berlaku luas bagi semua pekerja di Indonesia, dan para PRT termasuk mereka yang tidak dilindungi undang- undang ini. 9 Tenaga Kerja adalah orang yang bekerja atau melakukan suatu pekerjaan untuk orang lain di dalam suatu hubungan kerja yang tujuannya untuk menghasilkan suatu barang ataupun memberikan jasa guna memenuhi kebutuhan orang lain atau masyarakat, namun perbedanya terdapat pada 9 Hal . Pekerja A ak: Beberapa Per asalaha Dasar . Irwa to .Warta De ografi No. . Jakarta: Lembaga Demografi FEUI,. 1994 sektor formal dan informalnya. Dengan melihat rumusan tersebut, PRT termasuk pekerja dalam sektor informal karena pekerjaan PRT tidak ada klasifikasinya hanya mengerjakan segala hal menurut perintah pemberi kerja. Jadi peranan PRT tersebut ditentukan oleh pemberi kerja. Berkaitan dengan pengaturan ketenagakerjaan di Indonesia telah dituangkan dalam UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Permasalahan yang ada, apakah UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan tersebut menjangkau tenaga kerja PRT? Pertama, pemerintah menyatakan, majikan pekerja rumah tangga tidak bisa tergolong Pemberi Kerja, ia bukan badan usaha dan dengan demikian bukan “pengusaha” di dalam artian UU tersebut. Hal ini sebagai imbalan atas kontribusi ekonomi yang diberikan para PRT terhadap para majikannya dengan memberikan mereka kebebasan untuk terlibat di dalam kegiatan- kegiatan yang lebih menguntungkan. Karena PRT dianggap tidak dipekerjakan oleh pengusaha, mereka tidak diberikan perlindungan yang diberikan oleh Undang-undang terhadap pekerja lainnya. Pemerintah tidak memasukan PRT sebagai “pekerja” sebagaimana dalam UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan karena “pemberi kerja” dalam hubungan antara PRT dengan majikan, bukan pengusaha sementara pemerintah memuat bahwa pemberi kerja haruslah pengusaha. 10 Kedua, PRT adalah “pekerja” sebagaimana yang dimaksud dalam UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, dasar pemikiran hal ini termuat 10 Pasal 1 Butir 4 UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Pasal 1 Butir 4 UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan yang menyatakan secara hukum, PRT seharusnya diakui sebagai pekerja berdasarkan definisi Pasal 1 Butir 4 di atas, sebab PRT dipekerjakan oleh pemberi kerja perseorangan. Berdasarkan definisi Tenaga Kerja dalam Undang-undang Ketenagakerjaan, PRT adalah pekerja, dan hubungan PRT dengan majikan mereka adalah hubungan kerja, dengan melihat pendapat di atas maka PRT mestinya tunduk pada UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan 11 . Sedangkan Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan tidak memasukkan PRT sebagai pekerja, dalam hal ini bagian dari buruh. Kondisi kerja yang wajar akan diterima oleh PRT jika kebetulan majikan yang ditemui memperlakukannya dengan baik. Kalaupun tidak, ketika akan memperkarakan PRT yang bermasalah pun mengalami kesulitan karena tidak adanya acuan dalam memutuskan perkara sehingga dari waktu ke waktu kasus PRT hanya berhenti ditengah jalan, tanpa ada penyelesaian hukum secara adil. 12 Maka dari itu sama halnya dengan UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, hendaknya harus jelas dan tuntas sebagaimana penjelasan di atas khususnya bagi pekerja rumah tangga PRT . 11 Hal 153. Edriana Noerdin. Perlindungan Buruh Perempuan dan Kebijakan Ketenagakerjaan Indonesia: Situasi Pekerja Rumah Tangga PRT di Indonesia. 12 hal . Murya ti, Upaya Perli du ga PRT , Jurnal Perempuan No. 39 Januari 2005

C. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

HUKUM PERLINDUNGAN BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA DI TINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

2 38 17

PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA KEKERASAN PADA PEMBANTU RUMAH TANGGA (PRT) DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

2 16 40

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMBANTU RUMAH TANGGA DI BAWAH UMUR DITINJAU DARI UNDANG UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

1 5 92

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Eksekutabilitas Ketentuan Peralihan Undang-Undang Yayasan T2 322011001 BAB I

0 0 27

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Keberlakuan Undang–Undang Ketenagakerjaan Bagi Pekerja Pembantu Rumah Tangga (PRT) T1 312006042 BAB II

0 0 25

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Keberlakuan Undang–Undang Ketenagakerjaan Bagi Pekerja Pembantu Rumah Tangga (PRT) T1 312006042 BAB IV

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Keberlakuan Undang–Undang Ketenagakerjaan Bagi Pekerja Pembantu Rumah Tangga (PRT)

0 0 12

BAB II KEDUDUKAN HUKUM PEKERJA RUMAH TANGGA (PRT) DALAM HUKUM KERJA DI INDONESIA A. Sejarah perkembangan pekerja rumah tangga (PRT) di Indonesia - Tinjauan Yuridis Terhadap Perlindungan Hukum Bagi Pekerja Rumah Tangga (Prt)

0 0 13

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA ANAK DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DAN PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PEKERJA RUMAH TANGGA (STUDI

0 0 18

BAB III - PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA ANAK DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DAN PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PEKERJA RUMAH TANGGA (STUDI KASUS DI DESA RANDUDONGKAL, KA

0 0 39