Kegunaan Penelitian Kerangka Teoritik

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 7

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan, sebagai berikut: 1. Menjelaskan dan memaparkan pengungkapan ayat-ayat yang berkaitan dengan Shura dalam Alquran menurut Sayyid Qut{ub dalam tafsir Fi Z{ilal al-Qur’an 2. Menjelaskan penafsiran ayat-ayat tentang Shura menurut Sayyid Qut {ub dalam tafsir Fi Z{ilal al-Qur’an

E. Kegunaan Penelitian

Ada beberapa manfaat dan kegunaan yang penulis harapkan dari hasil penelitian ini, yaitu: 1. Secara teoritis, hasil penelitian ini bisa menjadi kontribusi dalam studi Alquran dan tafsir, kaitannya dalam tafsir Mawd{u’i. 10 Selain itu, dapat bermanfaat dalam mengungkap maksud dari konsep Shura menurut Sayyid Qut{ub. 2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin meneliti tentang masalah Shura secara khusus dengan metode dan pendekatan yang berbeda. Sehingga kajian term Shura ini dapat ditelusuri dari berbagai aspek pendekatan ilmiah dan menghasilkan pemahaman yang luas. 10 „Abd al-Hayy al-Farmawi, Al-Bidayat{ Fi Tafsir al-Mawd}u’i, Kairo: Maktabat Jumhuriyyah, 1976, 56. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 8 3. Dapat mempunyai implikasi positif baik dari sisi teoritis maupun praktis bagi masyarakat luas khususnya umat Islam. 4. Diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu usaha peningkatan, penghayatan dan pengamalan terhadap nilai-nilai Alquran khususnya berkaitan dengan pemanfaatan Shura dalam segala sisi kehidupan manusia dalam hal ini pemerintahan dan bentuk-bentuk kepemimpinan lainnya.

F. Kerangka Teoritik

Kerangka teori merupakan landasan berpikir yang disusun untuk menunjukkan dari sudut mana masalah yang telah dipilih akan disoroti. 11 Menurut Sugiono, teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang tersusun secara sistematis sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. 12 Tentu saja disini penulis memerlukan sebuah teori untuk menelaah Shura perspektif Sayyid Qutub dalam tafsirnya, Fi Z{ilal al-Qur’an. Secara umum, Shura dimaknai dengan musyawarah yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu kesepakatan. Disisi lain term Shura yang disebut dalam Alquran dianggap sama dengan Demokrasi oleh beberapa pemikir politik Islam. Akan tetapi, Sayyid Qut}ub tidak sependapat jika term Shura disamakan dengan term Demokrasi sebab Islam hanya punya 11 Muhammad Al fatih Suryadilaga, Metodologi Ilmu Tafsir Yogyakarta: Teras, 2005, 166. 12 Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: CV. Alfabeta, 2010, 52. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 9 satu prinsip yaitu Shura. 13 Meski demikian, Sayyid Qut}ub tidak menjelaskan definisi dari Shura secara rijit baik dari perubahan makna sebab perubahan dasar kata maupun Shura secara termenologi. Akan tetapi Sayyid Qut}ub membahas tuntas tentang Shura dari sisi operasional dan gambaran umum, sehingga ketika dipadukan akan menjadi konglusi yang sempurna tentang Shura. Dari hasil pengamatan sementara yang dilakukan penulis terhadap hasil penafsiran Sayyid Qut}ub dalam ayat-ayat Shura dapat dikemukakan, bahwa Shura tidak bisa lepas dari proses musyawarah, sebab dalam musyawarah terdapat pertukaran pendapat dan pemikiran taqlib awjuh al-ra’y yang akan terseleksi untuk dijadikan sebuah kebijakankeputusan. Kebijakan itulah yang akan memengaruhi seluruh gerak masyarakat atau suatu bangsa, maka dari itu musyawarah menjadi inti dari Shura. 14 Ayat utama yang dijadikan landasan utama Shura oleh Sayyid Qutub adalah QS Ali „Imran: 159: ُ ْعاَ َكِلْوَح ْنِم اوضَفْ ا ِبْ َقْلا َظيِ َغ اظَ َتْنُ ْوَلَو ْ ََُ َتْنِل ِه لا َنِم ٍةََْْر اَ ِبَ َ ِ ّ َوَ تُ ْلا بُِ َه لا نِإ ِه لا َ َع ْ َوَ تَ َتْمَ َع اَ ِ َ ِرْماا ِ ْ ُْرِواَشَو ْ ََُ ْرِفْغَ تْساَو ْ ُ ْ نَع Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. 15 Dan QS al-Shura: 38: ِذلاَو َنوُقِفْنُ ي ْ ُاَنْ قَ َر ا َِِو ْ ُ َ نْ يَ ىَروُش ْ ُُرْمَأَو َةاصلا اوُماَقَأَو ْ َِّّرِل اوُ اَجَتْسا َني 13 Sayyid Qut}b, Fi Z}ilal al-Qur’an, vol. 1, 500-501. 14 Ibid., 500-503. 15 Departemen Agama RI, al- Qur’an dan Terjemahnya, 72. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 10 Dan bagi orang-orang yang menerima mematuhi seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka diputuskan dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.” 16 Kendatipun ayat-ayat lain yang mengiringi dan yang dapat dikaitkan dengan dua surat di atas juga disebutkan oleh Sayyid Qut}ub.

G. Penelitian Terdahulu