Analisis terjemahan ayat-ayat jihad dalam terjemhan tafsir fi zhilalil qur'an karya sayyid qutub

AVPOセ@
ANALISIS TERJEMAHAN A YAT-A YAT JIHAD DALAM
TERJEMAHAN TAFSIR Ff ZHILALIL QUR'AN
KARYA SAYYID QUTUB

OLEH:
ZULFAHMI
NIM: 101024021438

JURUSAN TARJAMAH
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UIN SAYRIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1428 HI 2007 M

ANALISIS TERJEMAHAN A YAT-A YAT JIHAD DALAM TERJEMAHAN
TAFSIR Fi ZHILALIL QUR'AN KARY A SA YYID QUTUB

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora
Untuk Memenuhi Sarat-sarat Mencapai

Gelar Sarjana Sastra

OLE!-!:

ZULFAHMI
NIM: 101024021438

Di Bawah Bimbingan

セM{Iゥ[aN@

,

tori Ismail

NIP: I 5 0 2 5 4 9 6 2

JURUSAN TAR.JAMAH
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UIN SA YIUF HIDAY ATULLAH .JAKARTA


1428 HI 2007 M

'"' --i""'
セM

• Lセ@

セ@

PENGESAHAN PANITIA UJJAN

Skripsi yang be1judul ANALJSIS TERJEMAHAN A YAT-A YAT JIHAD DALAM
TERJEMAHAN TAFSIR 1•1 ZlllLJiLJL QUR'AN KARY A SA YYID QUTUB telah
diujikan dalam siclfmg Munaqasyah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tanggal 21 Juni 2007 Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar S::ujana Program Strata I (S 1) pada Jurusan Tarjamah

Jakarta, 21 Juni 2007
Sidang Munaqasyah


Sekretaris

MAェSセᄋ@

J(etua

'

r::· l / '
Ors. I · 1wan Azizi, M.

A£1MAg.

'
g

NIP: 150 303 001

NIP: 150 268 589

Penguji

A. S

d!?.oMAg

NIP: 150 303 001

150254962

KATA PENGANTAR

Assalamu 'a/aikum wa Rahma111/lah wa Barakatuh
Rasa puji dan syukur penulis ke hadirat Allah Yang Maha Suci dari segala
sifat-sifat makhluk, Maha Pengasih dan Penyayang terhadap seluruh makhluknya.
Shalawat clan salam semoga tercurahkan selalu kepada Rasulallah Shallahu 'a/aihi

wa Sal/am, utusan Allah di muka bumi sebagai pembawa risalah Islam clan pembawa
rahmat bagi alam semesta serta pemberi .IJ'i1/i:1 'at di akhir zaman.
Kata pengantar ini penulis selesaikan, bertanda bahwa penulis dalam

menyelesaikan tugas akhir ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak. Dengan
demikian penulis hendak mengabaclikan nama-nama yang telah memberikan banyak
bantuan, sumbangsih, pikiran, dan inspirasi dalam penyelesaian tugas akhir ini.
Meskipun ticlak semuanya, tetapi sekiranya semoga nama-nama di bawah ini dapat
mewakili mereka.
I. Bapak Dr. H. Abd. Chair MA., Dekan Fakultas Aclab dan Humaniora UIN
Syarif I-Iiclayatullah Jakarta, clan para pembantunya, yang tercliri dari Dekan I,
II clan Ill.
2. Bapak Drs. Ikhwan Azizi, MA., Ketua Jurusan Terjemah Fakultas Aclab clan
1-Iumaniora UIN Syarif Hiclayatullah Jakarta.

3. Bapak H. A. Sackhudin, MA., Sekretaris Jurusan Te1jemah Fakultas Adab
dan Humaiora UIN Syarif Hiclayatullah Jakarta, sekaligus closen penulis.
4. Dr.A. Syatori Ismail pembimbing yang clengan penuh kesabarannya telah
berseclia mengoreksi basil tulisan penulis serta memberikan masukan clan
arahan-arahan clalam penulisan skripsi ini. Koreksinya akan selalu penulis
jaclikan acuan clalam berkarya, ".Jauikilldh Khairal .!azd '".
5. Segenap Para Dosen Taijamah. penulis haturkan terima kasih yang sebesarbesarnya clan permohonan maaf penulis atas kesalahan clan kekhilafan yang
disengaja atau yang ticlak disengaja selama penulis menuntut ilmu di Kampus
tercinta ini. ".!azlikumu//ah Khaira ja:a '"

6. Ayahanda, Baharuddin clan lbunda Asni tercinta, berkat kasih sayang clan
do ·a. clan kesabaran yang ti ad a habis hingga kini akhirnya penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini, "Rahimahumaal/ah".
7. Bapak/lbu Dosen clan Pegawai Akademik Fakultas Adab clan Humaniora UIN
Syarif Hiclayatullah Jakarta.
8. Staf Pegawai clan Pengurus Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Perpustakaan Fakultas Adab clan Humaniora, Perpustakaan Umum
Islam lmanjamma Jakarta, clan Perpustakaan pribadi lainnnya, yang telah
menyediakan clan merninjamkan koleksi buku-bukunya kepacla Penulis.
9. Uni Des sekeluarga, Bang Anto. Bang !wan, Bang Ide. Ineng yang selalu
memotivasi Penulis selama penyusunan skripsi ini serta Adinda Nur Belina
yang ikut membantu penulisan skripsi, .Juza kumullah Khairan .Jaza '.

JO. Teman-teman Jurusan Terjemah Angkatan 2001/2002, yang selalu mendorong

penulis dalam peneyelesaian skripsi ini, Mahfuddin, Asif, Opung, Jaka,
Rahmat, Salman. Deang, wiwil, lfah. dan lain-lain yang tidak mungkin
penulis sebutkan satu persatu. Kemudian, sahabat-sahabat PMII Cab. Ciputat.
I I. Keluarga Besar KMM JAY A (Keluarga Mahasiswa Minangkabau Jakarta
Raya). Para Pengurus KMM JA YA Cab. Ciputat, dan PKP BM-Pembaruan.

12. Keluarga Besar Pondok Pesantren Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MT!)

Candung, Bukittinggi, al-mukarram para ustadz dan para Buya.
13. Keluarga Besar DAMA! (Dewan Aksi Mahasiswa Indonesia), terutama
Kholid, Urai. Edo. Komeng. Afif. Musyafa, Dedi, JB, Acan, Mahfudin,
Ghozali, Sudan. Aswab. clan lain-lainnya.
14. Keluarga Besar Gema lnsani Perss, clan Keluarga Alm. As'acl Yasin yang
telah ikut membantu penulis mendapatkan Biografi Alm. As'ad Yasin
(semoga

Allah

SWT

membalas

jasa-jasanya

dengan


balasan

yang

berlipatganda clan ditempatkan di surga-Nya bersama hamba-hambanya yang
shalih) Amin.
Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan mereka kepada Penulis.
Hanya do'a clan ucapan terima kasih sebanyak-banyaknya yang dapat penulis berikan.

Wassa/amu 'a/aikum wa Rahmatullah wa Barakaluh
Jakarta, Juni 2007
Penulis
Zulfahmi

DAFTAR ISi

KATA PENGANTAR ...................................................................................... .
DAFTAR 181......................................................................................................
BAB.I


IV

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ .
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah ........................................ 6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7
D. Metocle Penulisan ......................................... .......... ....... ... ........... 7
E. Sistematika Penulisan ................................................................. 8

BAB II

KERANGK.A TEORI
A. Definisi Terjemahan clan Tafsir .................................................... 10

B. 1-Iubungan Te1jemah clan Tafsir .................................................... 12
C. Macam-Macam Pene1jemahan ...................................................... 15
D. Klasifikasi Gramatika Bahasa Arab clan Bahasa Indonesia .......... 21
E. Karakteristik Kalimat Efektif.. ...................................................... 25
BAB III.


BIOGR.AFI SAYYID QUTUB TAFSIR FI ZILALIL QURAN, DAN
PENERJEMAH
A. Biografi Sayyicl Qutub ................................................................ 30
B. Karya-Karya Sayyid Qutub ......................................................... 35

C. Sekilas Tafsir Fi Zildli/ Qurdn .................................................... 38
D. Biografi Penerjemah ................................................................... 42

BAB IV. ANALISIS

tャセrjemahn@

AYAT-AYAT JIHAD SURAT AT-

TAUBAH DALAM TERJEMAHAN TAFSIR Fi ZILALIL QURAN
A. Surah at-Taubah ayat J9 ............................................................... 45
B. Surah at-Taubah ayat 20 ............................................................... 50
C. Surah at-Taubah Ayat 44 .............................................................. 53

D. Surah at-Taubah ayat 73 ............................................................... 55


E. Surah at-Taubah ayat 81 ............................................................... 58
F. Surah at-Taubah ayat 86 ............................................................... 62
G. Surah at-Taubah ayat 88 ............................................................... 66

BAB V.

l'ENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 70

B. Saran-saran ..................................................................................... 71

DAFTAR PUST AKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

PED OMAN TRANSLITERASI 1

I= Tidak dibaca
b

y=

W=

W=

ts

0= g

'-" = s

c!.i= k

Ji= sy

J=

sh

r=

ll1

.fa>= dh

0=

n

.J =

w

1.,...1..:::)=

c: = J
c=

z

j=

h

.b=

th

kh

b=

zh

J=

cl

t=

o=

dz

t= gh

j

r

セ@

'-

=

'--' =

-

.(6

<

ii

=

..;=

y

f

Vokal Pendek

Vokal Pan jang

i=

a

a

0 = 1
.J

lJ

=

[i

Pedoman Anglrn

1

'(

r

2

3

0

4

5

'
6

v

1\

'1

\.

7

8

9

10

Pedon1an 'fransliterasi ini berdasarkan keputusan bersa111a Menteri Agan1a dan !'v1enteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI. Nomor: 158 thn. 1987 dan nomor: 0543b/U/l 987.

BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Bclakang Masalah
Definisi "terjemah". sebagai kata kerja. dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah menyalin (meminclahkan) suatu bahasa ke bahasa lain. 1Di dalamnya juga
disebutkan bahwa "te1jemahan", sebagai kata benda, pengertiannya adalah "salinan". 2
Definisi ini membawa pengertian yang sangat positif - mutlak. Demikian ini
karena kata "salinan" seringkali digunakan untuk merujuk kepada aktivitas
"'pengopian" a tau "cetak u!nng .. suatu naskah. 3 Dari sini. dapat dimengerti bahwa
antara naskah asli clan te1jemahan layaknya ·'kopian" suatu naskah, memiliki

pengertian yang san1a.
Pengertian

m1

clapat

kita

rangkai

clalarn

sebuah

pernyataan,

yaitu:

"Te1jemahan aclalah salinan pengertian teks aslinya''. Pernyataan ini dalam simbol
logikanya ad al ah S

=

P. Proposisi ini sekaligus memberikan "pengingkaran'', jika

berbeda pengertian dengan teks aslinya, maka tidak bisa disebut "te1jemahan".
Persoalannya, seringkali te1jadi generalisasi dalam aktivitas pene1jemahan.
Ketika

seseorang

melakukan

aktivitas

alih

bahasa,

ia

diasumsikan

sedang

mene1jemahkan. Lalu basil te1jemahannya tersebut, bagaimanapun hasilnya, disebut

1

Pusat Bahasa Dcparten1en Pcndidikan Nasional, Ka1111rs Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pus!aka, 2002), edisi llL cet. 2, h. 1183
2
Ibid.
' Ibid., h. 985

2

dengan "te1jemahannya". Padahal di sini, jika pengertian yang dihasilkannya berbeda
dengan pengertian naskah aslinya, tentu tidak boleh disebut dengan "terjemahannya".
Penalaran ini adalah ams besar (mainstream) yang menurut hemat penulis
bennasalah. Hal ini karena muara penalaran tersebut sering membawa pada
generalisasi kebenaran sebuah basil te1jemahan. Seolah-olah demikianlah "adanya"
pengertian teks aslinya.
Barangkali, ini sekedar praduga awal penulis yang masih perlu pembuktian.
Akan tetapi. dua skripsi sebelumnya yang sernpat penulis telaah menunjukkan
inclikasi tersebut. lndikatornya yaitu tidak acla satu pun dari keduanya. dalam
analisanya. rnemunculkan asumsi-asurnsi yang mempertanyakan reduksi pengertian
dari pengertian teks bahasa sumbernya.
Mungkin juga ticlak sesederhana asurnsi "generalisasi'' yang penulis ajukan di
atas. Bisa saja, hal ini justru disebabkan oleh perangkat teori te1jemahan itu sendiri
yang rnenggiring nalar generalisasi tersebut. Dengan demikian pene1jemah lalu
te1jebak di dalam teori tersebut secara tidak sadar.
Penulis menemukan sejumlah pengkategorian dalam khazanah ilmu te1jemah
yang terlihat memainkan peran penting clalam generalisasi tersebut. Kategorisasi
tersebut adalah pemisahan antara te1je111ah dengan tafsir clan klasifikasi antara hwflah
dengan

エアヲセBゥイケ。ィ@

(ma 'nawiyah).

3

Alur penalarannya kurang lebih sebagai berikut. Perlama, pengkategorian ini
diposisikan sebagai "earn pandang" seseorang terhadap terjemahan. Akhirnya, secant
sadar atau tidak sadar, seseorang berkata, "ini te1jemahannya dan demikian itu
tafsirannya. Terjemahanlah yang masih sesuai aslinya tanpa melibatkan pemikiran
pene1jemahnya berbeda dengan tafsir". Artinya, apa pun hasil te1jemahan tetap
dianggap valid karena bukan tafsir.

Kedua,

jika

suatu

terjemahan

masih

dianggap

bermasalah,

masih

memungkinkan pene1jemah untuk berkata. "te1jemahan ini hm:fiah dan demikian itu

maknawiyah, hanya berbeda tata earn saja··. Keduanya adalah teori te1jemahan dan
dapat dipakai salah satunya.

Keliga, pengaburan tersebut semakin kuat dengan munculnya "karakter
khusus" yang dilekatkan pada harjiah dan 1afi'iriyah (ma 'nawiyah). Karakter tersebut
difungsikan sebagai dijfere111ia (pembeda) di antara keduanya. yaitu sifat kaku dan
luwes. Seseorang lalu berkata, ··1e1je111ahan ini hanya kaku saja (artinya tetap valid)
karena harjiah, dan yang luwes tersebut adalah karena maknawiyah". Konklusinya,
semuanya valid.

Keempal, karakter lainnya yang dilekatkan yaitu te1je111ah hw:fiah lebih dekat
dengan padanan dan struktur kata dan nwknawiyah bersifat bebas. Karakter ini juga
diletakkan sebagai differenlia (pembeda) antara keduanya. Pernyataan ini seolah-olah
ingin rnenekankan kelebihan hwjiah alas maknawiyah. Sehingga, kedudukan harjiah

4

clan maknmviyah sebagai sebuab "teori tc1jernab" rnenjadi kokob. Akbirnya, kokob
pula lab asurnsi bahwa semua hasil te1jemaban adalab bcnar.
Penulis berpanclangan babwa "kaku atau luwes" ticlaklah penting. Hal
terpenting yaitu terbindarnya recluksi clan perubaban makna yang mungkin tcrjadi.
Apapun bentuk penalarannya, penulis melibat pengkategorian tersebut telab dijadikan
"cara pandangan" dalam rnelihat suatu te1jemahan. Akhirnya, sernua "pernyataan"
yang muncul dari alat pandang tersebut adalab pernyataan-pernyataan berikut: ini
te1jemah; ini tafsir; ini hwfiah; ini ma 'nawiyah; ini kalrn; ini luwes. Kapan seseorang
bertanya apa clan di manG reduksi suatu basil alih bahasa te1jadi?
Dalam kasus te1jemahan Alquran DEPAG RL pene1jernah begitu rnudah
berkata. "kami hanya menerjemahkan ". Jika logika te1jemahan adalah S

= P,

rnaka

seolah-olah naskah aslinya juga susah dimengerti atau bahkan tidak bisa dirnengerti
sehingga basil te1jernahannya dernikian. Akan tetapi, bagaimana rnungkin orang yang
tidak mengerti dapat rnemberikan salinannya?
Coba kita perhatikan ungkapan populer berikut, "Perbedaan terjemah dengan
tafsir yaitu terjemahan sesuai dengan pesan teks, sedangkan tafsir sesuai dengan
pengertian muj(rssir". Bukankah te1jernahan adalah hasil pemahaman pene1jernah
terhadap teks? Di sini penulis melihat bahwa pada satu sisi pene1jemah ingin
rnembebaskan cliri clari subjektivitas dirinya, tetapi pacla sisi yang lain basil
te1jernahnya tetap saja subjektif. Hal ini bisa saja te1jadi sebab tidak terwakilinya

5

semua pengertian yang ada dalam bahasa sumber dimana penerjemah memilih salah
satu pengertiannya.
Asumsi-asumsi ini membawa penulis untuk berpendapat bahwa definisi
terjemahan di atas, sebenarnya, adalah sebuah visi yang hendak dicapai oleh
pene1jemah. Dengan demikian, kegiatan pene1jemahan adalah sebuah kegiatan yang
visioner untuk mencapai S = P. Visi ini juga memberikan penegasan kepada kita
bahwa seorang pene1jemah bisa sampai kepada visinya dan juga bisa gaga!
menjalankan visinya. Kegagalan visi itu, bisa disebabkan karena reduksi pengertian
atau bahkan salah pengertian.
Untuk menjaga dari kegagalan visi tadi, menurut penulis, te1jemahan
memerlukan "cara pandang" yang membuatnya terbebas dari kesalahan-kesa!ahan
yang dapat berakibat vatal bagi penerima, reduksi, kekaburan atau bahkan sama
sekali berbeda dari bahasa sumber. Cara pandang tersebut penulis rumuskan pada bab
keclua.
Kerangka analisa terse but penulis uji eobakan pada te1jemahan ayat-ayat jihad
surat at-Taubah dalam tafsir Ff Zhild/il Qur 'an yang dite1jemahkan oleh As' ad Yasin

et. al. Penulis melihat pene1jemahan ayat-ayat ini memiliki urgensi tersendiri. Di
samping sebagai penerapan kerangka analisa terjernah dan deskripsi terhadap
pene1jemahan

yang

dilakukan

As'ad

yasm

et.

al., juga berkaitan dengan

pcrmasalahan yang seclang digiring ke atas pentas perpolitikan internasional. Ayatayat jihad dapat diposisikan sebagai mata pedang yang talc bertuan - dapat

6

dimanfaatkan oleh siapa saja. Sebagian kaum muslim menjadikannya senjata untuk
membangkitkan semangat perlawanan terhadap dominasi Baral. Akan tetapi, Baral
justru menjaclikannya senjata untuk memposisikan kaum muslim sebagai "yang
tertucluh" dengan kekerasan dan kerusuhan akibat label ')ihad", sehingga lebih
mudah clipinggirkan secara politik.
Namun clemikian, bukan maksucl penulis clalam skripsi ini untuk membahas
problematika pengertian kata jihad. Dalam skripsi ini, penu!is sekedar melakukan
analisa terhadap terjemahan ayat-ayat tersebut clengan kerangka teori yang penulis
rumuskan pacla bab kedua.
Penulis berharap clapat memberikan sumbangsih dalam clunia pene1jemahan.
khususnya clalam bahasa Arab sebagai bahasa yang mewakili peraclaban Islam yang
sangat kaya clan mapan. Tingkat kemapanan ini clapat diukur dari kejayaan Islam
rnenguasai clunia. jauh lebih lama clnri kekuatan Baral saat ini. Pada saat itu
pengetahuan

Islam

tertulis

cla!am

bahasa Arab yang juga menjadi

bahasa

internasional. Di sisi lain. kitab suci Alquran clan hadis Nabi sebagai pancluan hiclup
muslim pun menggunakan bahasa Arab.

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah
Untuk menghinclari kesalahpahaman persepsi terhadap masalah yang henclak
penulis balms clalam skripsi ini, maim penulis merasa perlu unluk memberikan suatu
batasan terhaclap masalah yang akan clikaji. Perlama, memfokuskan pacla analisa

7

te1jemahan ayat-ayat jihad, bukan analisis kata jihad. Kedua, memfokuskan pada
terjemahan ayat-ayat jihad yang ada dalam terjemahan tafsir Ff Zild!il Qur 'dn surat
at-Taubah. Ketiga, memfokuskan kepada terjemahan As'ad Yasin et. al.
Gambaran dalam skripsi ini dapat dirumuskan dalam dua buah pertanyaan
sebagai berikut.
I. Untuk mengetahui tingkat kesalahan dalam terjemahan As'ad Yasin et. al

terutama terjemahan ayat-ayat jihad dalam Tafsir Ff Zhildlil Qur'i'in sehingga
terjadinya reduksi makna.
2. Untuk mengetahui sejauhmana validitas hasil te1jemahan As'ad Yasin et. al
terutama terjemahan ayat-ayat jihad dalam Tafsir Fi Zhildlil Qur 'dn.

C. Tujuan Penelitian
I. Untuk mengetahui tingkat kesalahan dalam terjemahan As'ad Yasin et. al

terutama terjemahan ayat-ayat jihad dalam Tafsir Fi Zhiliilil Qur'an sehingga
terjadinya reduksi makna.
2. Untuk mengetahui sejauhmana validitas hasil terjemahan As'ad Yasin et. al
terutama terjemahan ayat-ayatjihad dalam Tafsir Fi Zhiliilil Qur'an.

D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan adalah metode deskriptif analitis.
Metode diskriptif digunakan untuk mengumpulkan data, menyusunnya, dan

8

memberikan gambaran terjemahan As'ad Yasin et. al. Metode analitis digunakan
untuk menguji tingkat reduksi yang mungkin terjadi dalam hasil terjemahan.
Data yang penulis dapatkan dalam skripsi ini diperoleh dari beberapa sumber,
baik primer maupun sekunder. Sumber primer dalam skripsi ini terjemahan tafsir Fi

Zhilalil Qw"an karya As'ad Yasin et. al. dan sejumlah literatur lainnya yang terkait
langsung dengan praktek penerjemahan. Baik yang bersifat intra linguistik maupun
ekstra linguistik.
Penulisan skripsi ini mengacu pada buku "'Pedoman Penulisan Skripsi. Tesis.
clan Disertasi" yang disusun oleh tim UIN Syarif Hidayatullah clan diterbitkan oleh
UIN Jakarta Press tahun 2002.

E. Sistcmatika Pcnulisan

Penulisan skripsi ini tercliri clari lima bab, tiap-tiap bab terdiri clari beberapa
sub bab yaitu:

Bab I, berupa pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,
pembatasan clan perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penulisan, clan
sisternatika penulisan.

Bab II. berisikan kerangka teori, terdiri dari definisi penerjernahan dan tafsir,
Hubungan tcrjemah clan tafsir, rnaeam-macam penerjemahan, klasifikasi gramatika
Bahasa Arab clan Bahasa Indonesia. karakteristik kalimat efektif

9

Bab Ill, berupa biografi Sayyid Qutub, yang terdiri dari riwayat hidup
Sayyid Qutub,

karya-karya Sayyid Qutub, sekilas Tafsir Ff Zhildlil Qur 'an, clan

Biografi Pene1jemah
Bab IV, berisikan analisa terjemahan ayat-ayat jihad dalam surah at-Taubah
dalam kitab Tafsir Fi Zhiliilil Qur 'an, analisa ini terdiri dalam tiga jenis: analisa
keselarasan padan kata, analisa keselarasan gramatika, analisa efektifitas kalimat.
Bab V, yaitu penutup. Berisikan kesimpulan clan saran-saran.

BAB II
KERANGKA TEORI

A. Definisi Terjemah dan Tafsir
1. Terjemah
Kata "te1jemah" merupakan kata yang diserap clari bahasa Arab yaitu

Bセ@

_ji•· (transliterasi: tarjamah). Dalam versi Arabnya, kata ini memiliki beberapa
arti: pene1jernahan, tafsir, biografi, dan pengantar". 1 Akan tetapi, dalam bahasa
Indonesia. kata ini memiliki arti menyalin (mernindahkan) satu bahasa ke bahasa
yang lain dan rnengalihbahasaknn. 2 Di sini, kita dapat melihat perbeclaan "keluasan
kata" di antara keduanya clengan sangat jelas. Perbeclaan lain di antara keduanya
terletak padajenis bentuk kata. Pada bahasa asal (Arab). kata terse but adaluh nomina.
seclangkan dalam versi serapannya menempati posisi verba. Kata serapan tersebut

juga suclah mengalami perubahan bentuk bunyi a menjacli e: t[a]e1j[a]emah.
Dal am bahasa asal, kata "twjamah" (bahasa Arab) dapat berarti tafsir tetapi ticlak
clemikian dalarn bahasa Indonesia. Oleh karena itu, ketika lbnu Abbas mendapat gelar

"Turjwndnu! Quriln", pengertiannya jelas bukan pene1jemah Alquran karena orang Arab
tidak perlu juru alihbahasa Alquran, melainkan "penafsir" Alquran. Te1jemah menurut P.
Newmark scperli yang clikutip oleh Rochayah Machali yaitu "Rendering the 1neaning of

J\tabik Ali dan Ah1nad Zuhdi Muhdlor. Ktunus Konte111porer: Arab セ@ Indonesia,
(Yogyakarta: Multi Karya Grafika, 1998) h. 457
2
Tin1 Pusat Bahnsa Departen1en Pendidikan Nasional, Ka111us Besen· Bahasa Indonesia,
1

(Jakarta: Balai Pustaka, 2002), edisi Ill, cet. 2, h. 1183

11
text into another in the way that another intnded the text" (Menerjemahkan makna suatu
teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan yang dimaksud). 3

2. Tafsir
Kamus Besar Bahasa Indonesia menclefinisikan tafsir dengan "menerangkan
atau menangkap maksucl perkataan (kalirnat clan sebagainya) ticlak menurut apa
adanya saja tetapi juga apa yang tersirat (clengan mengutarakan pendapatnya sendiri)
clan mengartikan" .4
Dalam bahasa Arab sencliri, definisi tafsir secarn bahasa adalah rnenjelaskan,
rnengungkap, clan menarnpakkan pengertian. 5Secara istilah, tafsir aclalah ilmu untuk
rnernahami Alquran, menerangkan maksud-rnaksuclnya. clan mengeluarkan hukumhukum dan hikmah-hikmahnya. 6
Sampai di sini acla "pertanyaan yang perlu cliajukan, apakah benar te1jemah
tidak menerangkan atau rnenangkap maksucl kalimat sehingga dibedakan seclemikian
rupa clengan tafsir? lnilah salah satu permasalahan yang akan penulis kaji. Kalaupun
keduanya berhubungan dirnana letak hubungannya clan climana batas hubungan antara
kecluanya. "Klaim" bahwa te1jemahan sekeclar "pengalihan bahasa", terpisah clari
tafsir rnenyisakan problem yang sangat serius clalam pene1jemahan Alquran. Karena
jangan-jangan sesuatu yang clia klaim "pengalihan bahasa" tersebut, justru merusak
clan membatasi pengertian yang clikandung oleh bahasa sumber.

:i Rochayah Machali Pedon1a11 bugi pene1jen1aha11, (Jakarta: PT. Grasindo, 2000), h. 5
.l'iln Pusat Bahasa Departenien Pcndidikan Nasiona, Op. C'it., h. 1119

4

5

Mannaul Qattfrn, Mahcihitsfi U/i1111il Qur "tin, (Beirut: Syirkah al-Muttahidah littauzi', t.th.),

h.323

Jalaluddin Abdurrahman bin Abi Bakr asy-Suyuti, ai-ltqdn fl Uhlmi! Qurdn, (Beirut: Dar
Kutub al-'llmiyah. 2000),juz II. cet. I, h. 174
6

12
Untuk menjelaskan dan memahami dunia te1jemah secara utuh, perlulah
kiranya penulis menelusuri hakekat bahasa itu scndiri. Hal Ini akan sangat mernbantu
kita dalam memahami sejumlah asumsi yang muncul dalam dunia te1jemah
sebagaimana telah penulis uraikan pada bab pertama. Di antaranya, pemisahan antara
terjemah dengan tafsir dan klasifikasi te1jemahan hmjiah dengan tajsiriyah-

ma 'nawiyah (terikat dan bebas dalam bentuk klasifikasi lainnya). Tiap-tiap klasifikasi
ini memberikan pengaruh yang tidak kecil terhadap dunia te1jemah. Di antara
pengaruh

tersebut,

menurut penulis,

adalah

kaburnya batas-batas "validitas"

kebenaran sebuah basil te1jemahan. Hal itu terjadi sebab pengkategorian tersebut
rnendorong seseorang

memberikan klaim terhadap hasil te1jemahan clengan label

.. terjcrnahan. tafsir. harfiah. ma '11m1·iyah, kaku clan luwes. Bukan mempertanyakan
suclah sejauh mana basil te1jemahan sesuai clengan teks yang cliterjernahkan dan
kernungkinan kekaburan clan recluksi pengertian yang te1jadi.

B. Hubungan dan Batasan Antara Tafsir Dan Tcrjcmah

I. Hubungan Kcduanya
Antara te1jemah clan tafsir tidak bisa clipisahkan secara fungsi yaitu
rnenjelaskan makna (konsep) yang terkandung dalam deretan kata. Han ya saja tafsir
rnemiliki pengertian yang lebih luas dari te1jernah karena tidak terbatas clengan
peminclahan bahasa. Oleh karena itu, te1jemah aclalah satu bagian dari tafsir. Setiap
orang 111ene1:jemahkan teks, clia rnenafsirkannya. Dengan kata lain, bisa dikatakan
"tafsir terjemah" atau tafsir yang berbentuk te1jemah.

13
Hubungan antara tafsir dan terjemah juga dapat dilihat dalam konsep sinonirn.
Pacla bentuk bahasa bunyi, sinonim adalah bentuk bunyi yang berbecla, tetapi
memiliki "konsep" yang harnpir persis rneskipun ticlak rnutlak. Dernikianlah halnya
clalarn te1jernah, bentuk bunyinya berbecla tetapi rnemiliki konsep yang cliharapkan
sarna. Posisi keduanya adalah satu "kelas". Beclanya, sinonirn berasal clari buclaya
yang sarna sehingga tingkat keluasan katanya lebih rnuclah cliukur. Akan tetapi,
terjemah berasal clari kultur yang berbecla, sehingga tingkat keluasan katanya lebih
sulit diukur. Analisa kosakata dengan menghadirkan sinonirnnya ini juga disebut
sebagai tafsir, rnisalnya "Taj.sir al-Qur 'an al- 'Adzim" (terkenal dengan nama Ta/sir

Ja/alain) karya Jalaludclin al-Suyuti clan Jalaluddin al-Mahalli.
2. Batasan Terjcmah

Batas te1jenrnhan ticlak bisa dikatakan hanya perbeclaan bahasa saja, dengan
mengatakan semua penjelasan asalkan berbahasa sasaran clisebut te1jemah.
Rumusannya sebagai berikut. te1jemah adalah memindahkan bahasa ke bahasa
lain. Bahasa adalah simbol untuk merujuk konsep. Dalam ragam bahasa bunyi, satuan
simbol bunyi disebut kata. Karenanya, setiap kata rnerniliki dua sisi: "bentuk" kata
(bunyi) clan "konsep" kata. Peralihan bahasa ke bahasa lain adalah peralihan bentuk
"kata" (bunyi) dengan mempertahankan "konsep"-nya. Penerjemahan menjelaskan
maksud "kata" bahasa sumber, karenanya masuk dalarn keumuman tafsir. Di sarnping
itu, keluasan konsep kata dari padanan kata yang berbecla menyebabkan setiap kali
seseorang rnengambil kata yang dianggap paclanannya ia telah mengambil satu
pengertian clan demikian itu adalah tafsir. Akan tetapi, penjelasan kalirnat tidak hanya

14
sekedar melalui pemindahan bentuk kata ke bahasa lain. Ada beberapa earn lainnya
selain itu seperti yang penulis sebutkan dalam beberapa kategori tafsir di atas.
Karena itu, jika dikatakan semua penjelasan asalkan berbahasa sasaran adalah
te1:jernahan. pernyataan tersebut adalah salah. Hal ini sebab batas pene1jemahan
bukan sekedar perbedaan bahasa, tetapi juga keharusan merujuk pada konsep tiap-tiap
"kata" dalam kalirnat. Apakah padanan kata tersebut mewakili konsep tiap-tiap "kata"
tersebut atau tidak. Karena itu, penulis berpendapat bahwa te1jemahan Husain AdhDzahabi terhadap surat al-Isra [I 7]:29 adalah tafsir.
Pernyataan perbedaan antara tafsir clan te1jemah hanya terletak pada
perbedaan bahasa juga memberikan penegaskan bahwa tidak ada satu pun penjelasan
warga Indonesia terlrndap Alquran yang dapat dikategorikan tafsir sebab berbahasa
Indonesia, mclainkan akan disebut terjernah. Jika pernyataan ini dibenarkan, tentunya
dianggap salah penamaan buku Ta/sir al-Misbdh karya Prof. Dr. Quraish Syihab dan

Tof,i·ir al-Azhar karya Buya HAMKA.
Kesimpulan penulis, batasan terjemahan adalah pengertian yang diambil dari
dalam "konsep kata" bahasa sumber, terrnasuk di dalamnya penggunaan kata
konotatif dalam budaya tertentu misalnya kata "kamar kecil" yang artinya jamban,
seperti penulis sebutkan di atas. Sebaliknya, pengertian yang diambil dari luar
"konsep kata" masuk dalam klasifikasi keumuman tafsir.

15

C. Macam-Macam Terjemahan
Ada dua klasifikasi te1jernah yang selarna ini dikategorisasikan, yaitu te1jemah

hmjiah dan te1:jemah tafsiriyah atau ma 'nawiyah. Husain adh-Dzahabi menjelaskan,
terjemah harjiah terbagi dua: bi mils/ dan bi ghairi mitsl. Jenis bi mils/ yaitu bilamana
te1jemahan tersebut sama persis susunan dan struktur bahasa asal. Jenis bi ghairi mitsl
yaitu bilamana terjemahan tersebut lebih longgar dari struktur bahasa asal. Terjemah

tqf!;iriyah atau ma 'nawiyah yaitu bilamana isi dan maksud kandungan dalam bahasa
asal lebih diutamakan; tidak terikat dengan susunan struktur gaya bahasa yang
digunakan. 7
Sementara itu Manna·u1 Qattiin tidak membagi klasifikasi te1jemah harfiah.
Menurutnya, te1jemah harfiah adalah meminclabkan kata ke bahasa lain yang sepadan
dengan urutan kata dan mengikuti struktur gramatika bahasa asal. Te1jemah tafsiriyah
atau ma 'nawiyah adalah memberikan pengertian (konsep) berclekatan yang unggul
(jika kata memiliki keluasan konsep), lalu menyebutkannya dalam bahasa sasaran
tanpa membatasi

urutan deretan kata harus sama clengan bahasa asli (ada

penyelarasan gramatika). 8
Penulis melihat ada perbeclaan perbedaan pengkategorian antara Husain AdhDzahabi clan Manna'ul Qattiin. Kategori yang disebut hwjiah bi mitsl dalam versi
adh-Dzhabi aclalah hmjiah dalam versi Manna'ul Qattan. Kategori hco:fiah bi ghairi

mils/ adalah kategori tafsiriah menurut Mannii'ul Qattiin. Klasifikasi tafsiriah atau
ma 'nawiyah dalam klasifikasi Adh-Dzahabi inilah yang akan kita analisa berikut ini.

7

Atnin Su1na, Studi l/n1u-/1111u Alquran ( 1), (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2000), cet. I, h. 13 l

' Mannaul Qattan, Op. Cit., h. 313

16
Adh-Dzahabi menyatakan, "tafsiriyah atau ma 'nawiyah yaitu bilamana isi dan
rnaksud kanclungan clalam bahasa asal lebih cliutamakan; ticlak terikat clengan susunan
struktur gaya bahasa yang cligunakan. Untuk melihat maksud pernyataan AdhDzahabi di atas. berikut ini aclalah contohnya yang cliberikan Aclh-Dzahabi clalam
mene1jemahkan surat al-Isra ayat 29:

9

Dengan:
Janganlah berperilaku kikir clan terlalu boros, karena itu kamu menjacli tercela
dan menyesal. (Q.S. al-Isra [I 7]:29)
Di sini. penulis rnerasa perlu mernberikan analisa terhaclap batasan klasifikasi

luj.i·iriuh atau 11w 'null·iyuh. Jika yang climaksucl dengan "'kernandirian gaya bahasa··
ini

aclalah

kcmanclirian grnmatika, seperti

menclahulukan atau

mengakhirkan

keternngan pada kalimat. perubahan kalimat aktif dan pasif, perubahan kalimat
langsung clan tak langsung adalah sesuatu yang masih bisa dimengerti. Perhatikan
contoh-contoh berikut ini:

Umar dipukul oleh Muhammad

Di dalam kelas ada Muhammad
Atau perubahan cara pengungkapan gagasan dalam kalimat yang tidak
familier di antara kita, seperti:

''Amin suma, Op. Ci!., h. 132

17

Air Zamzam diminum sesuai niatnya
(bukan. Air zamzam untuk apa diminumnya)
Pene1jemahan contoh-contoh ini masih diambil dari analisa "konsep kata"
dalam kalimat; ini jelas masih dapat disebut pengalihan kata. Akan tetapi,
pene1jemahan "kalimat perumpamaan" (dalam 'ulfimul Qurdn termasuk dalam
bahasan amrs{r/u/ Qur 'dn) dengan kata-kata di Juar "konsep kata" pembentuk kalimat
perlu kita analisa. Rumusan yang dapat diambil dari sini adalah pengertian kalimat
yang tidak diambil dari "konsep kata", tetapi dari variabel di luar kata adalah sejenis
dengan kategori-kategori tafsir lainnya di antaranya. penjelasan rincian (baydnu alraj.i11il). pengkhususan (at-takhsfs) dan pengertian dibalik kata (al-majlnim). Oleh

karenanya. kategori perumpamaan (amlslil seperti yang dicontohkan adh-Dhahabi)
masuk dalam keumuman bentuk tafsir. Perhatikan penjelasan clan contoh-contoh
berikut:
a. Penjelasan rincian (baydnu at-ta/.i-hil), misalnya:

Apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah salat itu (sebagaimana
bisa). Sesungguhnya salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas
orang-orang yang beriman. 10 (an-Nisa •[4J:103)
Alquran tidak menjclaskan tata earn salat. Akan tetapi, Nabi-lah yang
rncnjelaskannya clalam haclis-hadis yang diriwayatkan oleh para sahabatnya.

'

0

Yayasan Penyelenggaraan Penerjemah Alquran. Op. Ci! .• h. 176

18
Penjelasan Na bi ini oleh para ulama disebut menafsirkan Alquran. 11 Oleh karena itu,
penjelasan rincian tata earn salat disebut tafsirannya. Penjelasan rincian ini tidak
dapat diperoleh dari sekedar analisa kata "a/-sholdh". Dengan demikian, bukan tugas
pene1jemah untuk menyebutkan tata cara salat dan segala ha! terkait dengannya;
kalau pun ia rnenyebutkannya maka disebut dengan clengan "tafsir"-nya.
b. Pengkhususan (at-rakhsfsh), misalnya: 12

Allah mensyariatkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu.
Yaitu bagian seorang anak laki-laki sama clengan dua anak perempuan. 13 (anNisa'[4]:1 l)
Sernentara itu ada hadis nabi yang membatasi keumuman pengertian ayat
tersebut:

Seorang muslirn tidak mewarisi dari orang kafir dan orang kafir juga ticlak
rnewarisi clari muslim. 14 (l-1.R. Bukari. Muslim, Turmudzi. Dawud, Majah,
Ahmad. Malik, Darimi)
Para ulama juga menamai penjelasan Nabi yang membatasi keumuman ayat
terse but clengan tafsir.

15

Karenanya, bukan tugas pene1jemah untuk menyebutkan

syarat-syarat seseorang mendapatkan warisan; penjelasan ini terlepas clari "konsep
kata". Sekeclar kata "

r-S.i'J 31 "

tidak memuat konsep "yang muslim", tetapi

n1engandung ·'konsep,, secara un1un1.

11

Man1uiul Qatt,1n, (Jp. ('it., h. 336
Ahmad ibnu Muhammad Dimyathi, Haoy1j•a111 Dimyathi 'Ala Syarhi !Varaqdt, (Surabaya:
Sahabat Ilmu. t.Ih.), h. 16
12

13
11


Yayasan Pcnyelenggaraan Pene1:je111ah Alquran, Op.Cir., h. 144

l'e1jen1ahan o!eh penulis
"M
"IQ attan,
" ()'fJ. _//., Ii_ JJ'
"°1""5
· annau
-JJ

c··

19
c. Pengertian dibalik kata (al-mc1/hum ), ada dua jenis:
I. A1afhum al-muwcjfi1qah: pengertian yang selaras dengan "kata". 16
a) Fahwa a/-khitdb: keselarasan pengertian sebab tingkatannya lebih tinggi
daripada "konsep kata", seperti pemahaman akan keharaman mengumpat
dan memukul yang dipahami dari firman Allah SWT dalam surat al-lsra'
ayat 23:

Jika sekedar berkata "ah" dilarnng. apalagi mengumpat atau memukul.
b) La/11111 al-khilhdb: keselarasan pengenian sebab kesetaraan makna, seperti

keharan1an n1enghabiskan harta anak yatin1 dengan cara apapun yang
dipahami dari firman Allah SWT dalam surnt an-Nisa' ayat l 0:

I'_) \j セ@' ·Y""-'
1 '.
セ@

. U.J"-"
·. 1tt,..

WI Wb ""'. NMaャᄃセ@

I JI._,o'.ol. U.J"-"
" ttt,.. U,!.
" セ|@

'·U,I

2. Ma/hum al-mukhd/afah: pengertian yang dipahami dari kebalikan "konsep
kata".

17

a) Mctfhum a/-shifat, maksudnya sifat ma 'nawiyah; misalnya:
Dalam isim mmylaiJ, seperti clalam firman Allah SWT dalam surat alHujurat ayat 6:

I · ···
セ@

16

Ibid., h. 253

17

Ibid. h. 254

Lill
·· 1..9 .