Tahapan-tahapan Pilkada Kabupaten Sidoarjo

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id yang berwenang dilakukan untuk menguji keberadaan persyaratan pasangan, sedangkan masukan dari masyarakat untuk melihat atensi pasangan calon, responsibilitas, dan persepsi masyarakat terhadap pasangan calon. Kemudian hasil penelitian tersebut diberitahukan secara tertulis kepada pimpinan partai politik atau gabungan partai politik. 4 Penetapan dan pengumuman pasangan calon Setelah melakukan penelitian, selanjutnya KPUD menetapk pasangan calon paling sedikit 2 pasangan yang dituangkan dalam berita acara penetapan pasangan calon dan diumumkan secara luas melalui media massa atau papan pengumuman paling lambat 7 hari setelah berakhirnya jangka waktu penelitian. Kemudian pihak KPUD melakukan pengundian nomor urut pasangan calon. Hal tersbut dilaksanakan secara terbuka dan harus dihadiri pasangan calon dan partai politik atau gabungan partai politik. Hasilnya oleh KPUD dituangkan dalam berita acara penetapan pasangan calon. b. Penetapan pemilih Seorang warga Negara Republik Indonesia berhak menyalurkan suara dan melakukan pencoblosan pada hari pemungutan suara pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah jika ia sudah berumur 17 tahun digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id dibuktikan dengan KTP dan telah menetap di daerah tersebut minimal enam bulan. 8 Kemudian, daftar pemilih tersebut akan divalidasi. Setiap pemilih akan mendapatkan sebuah kartu pemilih. Kartu pemilih digunakan ketika memberikan suara pada hari dan tanggal pemungutan suara, yang diserahkan kepada pemilih selambat-lambatnya 3 hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara. c. Kampanye Menjelang hari pemungutan suara untuk pemilihan Kepala Daerah, sebelumnya dilakukan dahulu kampanye. Kampanye diartikan sebagai kegiatan dalam rangka menyakinkan para pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan pasangan calon. 9 Kampanye diselenggarakan oleh tim kampanye yang dibentuk oleh pasangan calon bersama-sama partai politik atau gabungan partai politik yang mengusulkan calon. Tim kampanye yang menyelenggarakan terlebih dahulu didaftarkan oleh partai politik atau gabungan partai politik secara ke KPUD bersamaan dengan pendaftaran pasangan calon. 1 Pelaksanaan Kampanye Proses kampanye dilaksanakan sebagian dari penyelenggaraan pemilihan, dan dalam pelaksanaannya dilakukan di seluruh wilayah kabupatenkota untuk pemilihan Bupati dan wakil Bupati dan Walikota dan Wakil Walikota. 8 Hal tersebut tertuang dalam Pasal 68 UU No. 31 Tahun 2004, yang berbunyi: 9 Supriyanto, Peraturan Pemilihan Kepala Daerah PILKADA Jakarta: Pustaka Mina, 2008, 14. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Kampanye diselenggarakan oleh tim kampanye dari masing- masing calon pasangan dengan alokasi waktu kampanye dilaksanakan selama 14 hari dengan 3 hari masa tenang. Jadwal pelaksanaan kampanye sendiri ditetapkan oleh KPUD dengan memperhatikan usul dari pasangan calon. Dalam pelaksanaan kampanye, tiap-tiap tim kampanye bebas menggunakan bentuk-bentuk kampanye. Disamping itu harus memperhatikan batasan-batasan maupun larangan-larangan pada saat kampanye. Macam-macam bentuk kampanye tertuang dalam Pasal 76 ayat 1 UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah terdiri atas pertemuan terbatas diruang tertutup, tatap muka dan dialog, iklan di media massa, pemasangan pamflet, brosur, dan rapat umum di lapangan. Selain itu, kampanye pemilihan Kepala Daerah mengharuskan debat publik atau debat terbuka antar calon. Debat antar calon dilaksanakan oleh KPUD dengan materi penyampaian visi, misi, dan program setiap calon. Dengan memperhatikan waktu, dimana debat tidak dilaksanakan pada hari yang bersamaan dengan peserta kampanye pasangan calon lain. 10 Debat Calon diadakan diruang terbuka. Tujuannya supaya masyarakat mengetahuinya. Dalam pelaksanaan kampanye, media massa berperan sangat penting. Media cetak maupun elektronik diharuskan memberi 10 Pasal 76 ayat 2 UU No. 32 Tahun 2004 Tentang pemerintahan Daerah dan Pasal 57 ayat 7 PP No. 6 Tahun 2005 Tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id kesempatan bagi peserta pilkada untuk menyampaikan tema dan materi kampanye termasuk visi-misi, serta memasang iklan dalam rangka kampanye. Hal ini bertujuan supaya masyarakat mengetahui dan bisa menuntut janji pemimpinnya jika kelak terpilih dari berkuasa melakukan hal-hal yang tidak diinginkan, seperti melanggar janji saat-saat masa kampanye atau melakukan penyelewengan kekuasaan. 2 Larangan Kampanye Dalam pelaksanaan kampanye ada beberapa larangan. Sesuai yang tercantum dalam Pasal 78 UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang mengatur larangan dalam kampanye antara lain: a Mempersoalkan dasar Negara Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, b Menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, calon kepala daerahwakil kepala daerah danatau partai politik, c Menghasut atau mengadu domba partai politik, perseorangan, danatau kelompok masyarakat, d Menggunakan kekerasan, ancaman kekerasan, atau menganjurkan penggunaan kekerasaan kepada perseorangan, kelompok masyarakat, danatau partai politik, e Mengganggu keamanan, ketentraman, dan keterlibatan umum, f Mengancam dan menganjurkan penggunaan kekerasan untuk mengambil alih kekuasaan dari pemerintah yang sah, digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id g Merusak danatau menghilangkan alat peraga kampanye pasangan calon lain, h Menggunkan fasilitas dan anggaran pemerintah daerah, i Menggunakan tempat ibadah dan pendidikan, dan j Melakukan pawai arak-arakan yang dilakukan dengan berjalan kaki danatau dengan kendaraan di jalan raya. 11 d. Pemungutan Suara Hari pemungutan suara pencoblosan ditetapkan oleh KPUD dengan ketentuan paling lambat 30 hari sebelum masa jabatan Kepala Daerah berakhir. Pemungutan suara dilakukan di hari libur atau diliburkan pada pukul 07.00-13.00 di TPS. Tiap-tiap TPS dihadiri oleh para saksi dari tiap-tiap pasangan calon, kpps, dan pps. Pengadaan surat suara dilakukan di daerah pemilihan dengan mengutamakan kapasitas cetak dan hasil cetak yang berkualitas. Jumlah surat suara pemilihan pasangan calon dicetak sama dengan jumlah pemilih dan ditambah paling banyak 25 dari jumlah pemilih pada tiap- tiap tps. e. Penghitungan Suara Pemungutan suara berakhir, maka dengan segera KPPS mengadakan perhitungan suara di TPS. Rekapitulasi suara dimulai dari jam 13.00 sampai selesai dan dihadiri oleh saksi tiap-tiap pasangan calon, 11 Pasal 78 UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Panwas, dan masyarakat.Proses ini dilakukan di tiap-tiap tingkatan, mulai dari TPS, PPS, PPK, sampai ke KPUD. KPPS melakukan perhitungan jumlah pemilih yang memberikan hak suaranya berdasarkan salinan daftar pemilih tetap untuk TPS, jumlah pemilih dari TPS lain, jumlah surat suara yang dikembalikan oleh pemilih karena rusak atau keliru dicoblos terlebih dahulu sebelum melakukan penghitungan suara. Setelah penghitungan suara berakhir, KPPS membuat berita acara hasil penghitungan suara yang ditandatangani oleh ketua KPPS dan sekurang-kurangnya 2 orang anggota KPPS serta dapat ditandatangani oleh saksi dari tiap-tiap pasangan calon. Berita acara dan rekapitulasi suara tersebut kemudian diserahkan ke PPS, PPK, dan saksi tiap-tiap pasangan calon. Berdasarkan berita acara dan rekapitulasi suara yang disampaikan oleh PPK, KPUD kemudian menetapkan hasil rekapitulasi perhitungan suara dan mengumumkan hasil pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Daerah. f. Penetapan Hasil Pemilihan Kepala Daerah 1 Penetapan pasangan calon terpilih Konsep penetapan pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang terpilih dengan ketentuan yaitu: a pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang memperoleh suara lebih dari 50 dari jumlah suara sah ditetapkan sebagai pasangan calon digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id terpilih, b Apabila tidak terpenuhi, maka pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang memperoleh suara lebih dari 25 dari jumlah suara sah, pasangan calon yang perolehan suaranya terbesar dinyatakan sebagai pasangan terpilih, c apabila tidak ada yang mencapai 25 dari jumlah suara yang sah atau lebih dari satu pasangan yang mencapai 25 dari jumlah suara sah, maka dilakukan pemilihan putaran kedua yang diikuti oleh pemenang pertama dan pemenang kedua. 12 2 Pengesahan Pasangan Calon Terpilih Dalam Pasal 109 UU No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dijelaskan bahwa pengesahan pengangkatan pasangan calon terpilih dilakukan: a. Presiden bagi pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur b. Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden bagi pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Pengesahan pengangkatan calon terpilih dilakukan selambat- lambatnya dalam waktu 30 hari setelah penetapan. Pasangan calon Bupati dan wakil Bupati terpilih diusulkan oleh DPRD Kabupaten, selambat-lambatnya 3 hari, kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur berdasarkn berita acara penetapan pasangan calon terpilih 12 Ketentuan tersebut tertuang dalam Pasal 107 ayat 1, 2, dan 3 UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemilihan Kepala Daerah. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id dari KPU kabupaten untuk mendapatkan pengesahan pengangkatan. 13 3 Pelantikan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebelum memangku jabatannya dilantik dengan mengucapkan sumpah atau janji yang dipandu oleh pejabat yang melantik. Teks ikrar sumpah atau janji tersebut sudah ditetapkan oleh undang-undang. Pelantikan atas calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri. Pelaksanaannya dilakukan di gedung DPRD dalam rapat paripurna DPRD yang bersifat istimewa. 13 Supriyanto, Peraturan Pemilihan Kepala Daerah PILKADA Jakarta: Pustaka Mina, 2008, 81. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB III NAHDLATUL ULAMA’ DI KABUPATEN SIDOARJO

A. Sejarah Berdirinya Nahdlatul Ulama’ di Kabupaten Sidoarjo

Nahdlatul Ulama’ NU dirikan pada tahun 1926 di Jawa Timur. Sejak awal berdirinya, NU terus melakukan perluasan hingga ke daerah-daerah, tak terkecuali Sidoarjo. Untuk mengetahui sejarah awal masuknya NU ada sesuatu hal yang kiranya bisa dijadikan rujukan yakni berdirinya Madrasah NU yang berlokasi di Kutuk pada tahun 1929 yang memberikan indikasi bahwa NU sudah ada di Sidoarjo sebelum tahun 1929. Hal ini dikarenakan tak mungkin jika sebuah madrasah terlebih dahulu berdiri dan NU kemudian, hal ini kecil sekali kemungkinannya. Pemberian nama madrasah NU, sudah dapat dipastikan kalau di daerah tersebut telah berdiri NU. 1 Awalnya, NU cabang Sidoarjo berkedudukan di Sepanjang Taman. Dikarenakan para pengurus mayoritas berasal dari Sepanjang, maka Cabang NU bukan lagi bernama Cabang Sidoarjo melainkan Cabang NU Sepanjang. Dua tahun kemudian NU Cabang Sepanjang dipindahkan ke Sidoarjo sebagai hasil musyawarah di rumah Ibu Hj. Rohmah di Jetis Sidoarjo. Dari sejak itu NU Cabang beralih menjadi NU Cabang Sidoarjo. Pada saat era kolonial Jepang, pemerintah Jepang mengeluarkan perintah melarang semua organisasi melakukan kegiatannya. Tidak terkecuali NU. Akan tetapi, NU Cabang Sidoarjo tak mengindahkan hal tersebut. dengan sembunyi- 1 M. Imron Sha, Sekilas Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Sidoarjo dari Masa ke Masa, Sidoarjo: Pengurus Cabang NU Sidoarjo, 1955, 1. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id sembunyi tetap mengadakan kegiatan, meski sifatnya hanya konsolidasi. Yang kemudian menyusun kepengurusan secara lengkap NU Cabang. Pertemuan itu diadakan pada September 1943 dan berhasil menyusun pengurus: Rois I : Kiai Sahal Rois II : KA. Thohir Rois III : Ahyad Utsmany Penulis I : Saleh Hasyim Penulis II : K.H Hamzah Pembantu Umum I : Bahri Yasin Pembantu Umum II : Sumardjo Ketua IV : M. Sodiq merangkap bendahara Pembantu-pembantu : A. Fakih, KH. Asy’ari, Anwari, Imam Anggota Kehormatan : KA. Bakri, H. Mansyur, H. Syafi’i H. Abd. Wahab, H. Ismail, H. Nur. Rupanya kegiatan dengan cara sembunyi-sembunyi tidak mengenakkan hati bagi para pengurus Cabang. Karenannya dikirimlah surat permohonan legalisasi kepada pemerintah Jepang di daerah Sidoarjo agar NU Cabang diijinkan melakukan kegiatan. Surat tertanggal 9 Febryari 2604 itu dengan mencatumkan nama susunan pengurus: Ketua : KH. Ahmad Sahal Mansyur Ketua Muda : KA. Thohir Rowi dan Ahyad Utsmani Penulis : HM. Saleh Hasyim, Chodari Amir dan Sumarjo Pengawas : KH. Asy’ari, KH. Bakri Siddiq, digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id A. Faqih Islamil, M. Imam, Anwari Ismail, A. Rifai Taslim, dan KH. Hamzah 2 . Surat tersebut ditanda tangani oleh ketua PBNU yang kala itu dijabat oleh KH. Abdul Wahab Hasbullah. 3 Baru tiga bulan kemudian, surat permohonan tersebut mendapat jawaban dari pemerintah Jepang dengan surat tertanggal 2 Mei 2604. 4 Dengan legalnya pengurus NU Cabang Sidoarjo pada tanggal 2 Mei 2604, maka tahun tersebut bisa digunakan sebagai patokan berdirinya NU Cabang di Sidoarjo. Pada awal berdirinya, NU Cabang Sidoarjo menempati sebuah gedung di Jl. KH. Mukmin Sidoarjo. Gedungnya hanya seperti bagunan rumah biasa, terdiri dari satu tingkat saja. Karena dirasa kurang representative, maka pada era kepemimpinan KH. Abdy Manaf gedung tersebut direnovasi menjadi 3 tingkat. Tingkat pertama untuk parkir, kedua untuk kantor, dan yang ketiga untuk meeting room. 5 NU Cabang Sidoarjo menjalin kedekatan dengan para pemimpin kabupaten Sidoarjo. Hal ini terjadi karena para pemimpin NU Cabang Sidoarjo sangat fleksibel bisa bergaul dengan siapa saja. Hasil kedekatannya NU mendapat wakaf maupun ghibah berupa tanah dan gedung. Untuk pertama kalinya mendapat wakaf tanah dari Bpk. Win Hendarso yang digunakan menjadi gedung perkantoran NU. 2 Ibid., 3 3 Ibid. 4 Tahun 2604 merupakan kalender tahun Showa Jepang jika diubah menjadi ke kalender Masehi maka Tahun 2604 menjadi 1944 tahun masehi. 5 Zuhdi Mansur, Wawancara, RSI Siti Hajar Sidoarjo, 09 Mei 2015. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Kemudian pada masa bupati Saiful Ilah, NU Cabang Sidoarjo mendapat ghibah berupa tanah dan gedung yang berada di Perum Puri Airlangga Blok Q No.5-6 Sidoarjo. Gedung tersebut digunakan sebagai Gedung PCNU Sidoarjo. Gedung perkantoran yang lama digunakan sebagai basecamp Ansor, Fatayat, serta Sarbumursi.

B. Struktur Organisasi NU Cabang Sidoarjo

NU merupakan organisasi keagamaan yang cepat berkembang, terutama dalam jumlah anggota yang bergabung. Karena semakin banyaknya orang yang bergabung dengan NU, ternyata tidak mampu diurus secara organisatori- administratif. Oleh karena itu NU sebagai organisasi menggunakan system kepengurusan organisasi secara teritorial, maksudnya yaitu NU mempunyai susunan pengurus organisasi dari tingkat pusat hingga tingkat desa. Untuk tingkat pusat dikendalikan oleh pengurus besar biasanya dikenal dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama PBNU. Kemudian tingkat provinsi akan dikelola oleh Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama PWNU. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama PCNU menangani kepengurusan pada tingkat kotamadya atau kabupaten. Di tingkat kecamatan ditangani oleh Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama MWCNU dan ditingkat desa dikendalikan oleh Pengurus Ranting. Sejak awal, kepungurusan NU terdiri dari tiga bagian, yakni Mustasyar, Syuriah dan Tanfidziyah. 6 Syuriah semacam legislatif yang mengurusi soal 6 Dalam Anggaran Dasar NU Pasal 7 mengenai kepengurusan, dijelaskan bahwa kepengurusan dibagi menjadi dua: Syuriah dan Tanfidziyah. Syuriah merupakan pimpinan tertinggi didalam NU yang berfungsi membina, membimbing, mengarahkan, dan mengawasi kegiatan NU. Tanfidziyah digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id keagamaan adalah pimpinan tertinggi didalam struktur organisasi. Kedudukan tertinggi ini biasanya ditempati oleh para ulama, hal ini merupakan sebuah penghormatan NU terhadap para kiai. 7 Adapun Tanfidziyah sebagai pelaksan harian. Dibawah kepengurusan umum Syuriyah dan Tanfidziyah ada tiga macam unit kegiatan: a. Badan Otonom Banom yaitu unit kegiatan yang bertugas mengurus kelompok tertentu yang beranggotakan perorangan, seperti: 1 Muslimat Nahdlatul Ulama, bertugas mengurus kelompok perempuan, 2 Fatayat Nahdlatul Ulama, bertugas mengurus kelompok perempuan remaja, 3 IPPNU Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama, yang bertugas mengurus kelompok pelajar puteri, 4 IPNU Ikatan Putera Nahdlatul Ulama, bertugas mengurus kelompok pelajar putera, 5 Geraka Pemuda Ansor, bertugas mengurus kelompok pemuda, 6 Sarburmusi Saerakat Buruh Muslim Indonesia, bertugas mengurus kelompok buruh, 7 Dan lain-lain. 8 merupakan pelaksana sehari-hari. Syuriyah dan Tanfidziyah masing-masing melalukan kegiatannya masing-masing melalui musyawarah dan mufakat. 7 Kacung Maridjan, Quo Vadis NU Setelah Kembali ke Khittah 1926 Jakarta: Erlangga, 1992, 35. 8 Abdul Muchith Muzadi, Mengenal Nahdlatul Ulama Surabaya: Khalista, 2006, 11-12