Sumber Belajar Evaluasi PENUTUP
LAMPIRAN 2 MATERI
Jaringan Meristem, Jaringan Epidermis, dan Jaringan Parenkim
Oleh: Fika Nur Hasanah
Tubuh tumbuhan tersusun atas banyak sel. Sel-sel tersebut pada tempat tertentu membentuk jaringan. Jaringan merupakan sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan
fungsi yang sama. Berdasarkan aktivitas pembelahan sel selama fase pertumbuhan dan perkembangan sel jaringan tumbuhan, maka jenis jaringan pada tumbuhan dibagi mnejdai
dua yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa. Menurut Hidayat 1995: 45 jaringan meristem merupakan jaringan tumbuhan yang sel-
selnya mampu membelah diri dengan cara mitosis secara terus menerus bersifat embrional untuk menambah jumlah sel-sel tubuh pada tumbuhan. Pembelahan sel sebenarnya masih
terjadi di jaringan lain, namun dalam jumlah terbatas. Pada umumnya jaringan meristem mempunyai sel-sel penyusun yang berdinding tipis, isodiametris, dan relatif kaya akan
protoplasma. Vakuola sel meristem sangat kecil dan tersebar di seluruh protoplasma. Jaringan ini terdiri dari sel-sel yang belum terdiferensiasi.
Klasifikasi meristem dibuat berdasarkan letakposisinya dalam tumbuhan dan asalnya. Berdasarkan letaknya dalam tumbuhan, dikenal tiga macam meristem, yaitu:
a. Meristem apikal, yang terdapat pada ujung akar dan ujung batang
b. Meristem lateral, yang terdapat sejajar dengan keliling organ tempat jaringan ini
ditemukan, misalnya kambium pembuluh dan kambium gabus c.
Meristem interkalar yang terdapat diantara jaringan dewasa, seperti misalnya dipangkal ruas batang rumput-rumputan
Sedangkan berdasarkan asalnya, dibedakan menjadi: a.
Meristem primer, adalah meristem yang berkembang langsung dari sel embrionik dan sebab itu merupakan kesinambungan kegiatan embrio di tempat itu. Contohnya yaitu
meristem apikal. b.
Meristem sekunder, adalah meristem yang berkembang dari jaringan yang telah mengalami diferensiasi. Contohnya yaitu kambium dan kambium gabus.
Jaringan yang sudah tidak lagi mengalami pembelahan disebut sebagai jaringa dewasa. Jaringan ini merupakan kelompok sel tumbuhan yang berasal dari pembelahan sel-sel
meristem dan telah mengalami perubahan bentuk yang disesuaikan denagn fungsinya diferensiasi. Berdasarkan bentuk dan fungsinya, jaringan dewasa pada tumbuhan dibedakan
menjdai empat macam jaringan yaitu jaringan pelindung, jaringan pengisi, jaringan penguat, dan jaringan pengangkut. Kusnandi, 2005: 32
Jaringan pelindung terdiri dari jaringan epidermis yang bertindak sebagai pelindung utama, dan jaringan gabus. Jaringan epidermis merupakan jaringan yang letaknya paling
luar. Biasanya terdiri dari selapis sel yang sel-selnya tersusun rapat, sehingga tidak terdapat ruang antar sel. Berdasarkan strukturnya tersebut, epidermis berfungsi menjadi pelindung
jaringan yang ada didalamnya. Sel –sel epidermis dapat berkembang menjadi alat tambahan
atau derivat epidermis, misalnya stoma, trikoma, sel kipas, dan sistolit. a.
Stoma jamak: stomata adalah lubang yang terdapat pada epidermis, yang berfungsi sebagai tempat terjadinya pertukaran gas.
b. Trikoma jamak: trikomata berasal dari sel-sel epidermis biasanya berbentuk rambut,
namun ada pula yang berbentuk sisik dan duri. c.
Sel kipas, tersusun dari beberapa sel berdinding tipis dengan ukuran yang lebih besar dibanding sel-sel epidermis disekitarnya. Sel ini dijumpai pada epidermis atas daun
tumbuhan suku Gramineae atau Cyperaceae.
d. Sistolit, terdapat pada epidermis daun beringin Ficus sp, dimana terdapat penebalan
ke arah sentripetal yang tersusun atas tangkai selulosa dengan deposisi Ca-karbonat kalsium karbonat yang membentuk bangunan seperti sarang lebah. Pratiwi,
2007:27-28 Jaringan Dasar yang ada pada tumbuhan yaitu jaringan parenkim. Disebut sebagai
jaringan dasar karena dapat ditemui disemua bagian tumbuhan. Sel parenkim adalah sel hidup yang mampuu tumbuh dan membelah. Sebagian besar tubuh tumbuhan seperti
empulur, sebagian atau seluruh korteks akar dan batang, perisikel, mesofil daun, serta bagian buah yang berdaging, terdiri dari parenkim. Sel parenkim juga terdapat dalam xilem dan
floem. Hidayat, 1995:55 Parenkim dapat dijumpai diantara epidermis dan pembuluh angkut akar dan batang
sebagai korteks. Parenkim berklorofil ini disebut klorenkim. Parenkim yang ada pada tangkai daun tumbuhan enceng gondok disebut aerenkim atau parenkim udara, parenkim ini
berfungsi sebagai alat pengapung dia air. Parenkim juga dapat dijumpai sebagai empulur batang. Pada daun, parenkim merupakn mesofil daun yang berdiferensiasi menjadi jaringan
tiang dan bunga karang. Parenkim juga dijumpai sebagai penyimpan cadangan makanan pada buah dan biji. Pratiwi, 2007:28
Daftar Pustaka
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: Penerbit ITB Kusnadi, dan Didik Priyandoko. 2005. Biologi. Jakarta: PT Piranti Darma Kalokatama
Pratiwi, D.A. 2007. Biologi untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga
Recana Pelaksanaan Pembelajaran A.
Identitas
Nama Sekolah : SMA N 1 Cangkringan
Mata Pelajaran : Biologi
KelasSemester : XI Gasal
Standar Kompetensi : 2. Memahami keterkaitan antara struktur dan fungsi
jaringan tumbuhan dan hewan, serta penerapannya dalam konteks Salingtemas
Kompetensi Dasar : 2.1Mengidentifikasi struktur jaringan tumbuhan dan
mengaitkannya dengan fungsinya, menjelaskan sifat totipotensi sebagai dasar kultur jaringan
Topik : Struktur dan Fungsi Jaringan Penyokong, Jaringan
Pengangkut, dan Jaringan Sekretoris Indikator Pencapaian Kompetensi : 1.
Mendeskripsikan ciri-ciri jaringan kolenkim 2.
Mendeskripsikan ciri-ciri jaringan sklerenkim 3.
Menjelaskankan fungsi jaringan kolenkim dan sklerenkim
4. Menjelaskan komponen penyusun jaringan xilem
5. Menjelaskan komponen penyusun jaringan floem
6. Menjelaskankan fungsi jaringan xilem dan floem
7. Mendeskripsikan ciri-ciri dan fungsi jaringan sekretoris
Tujuan : 1.
Peserta didik dapat mendeskripsikan ciri-ciri jaringan kolenkim setelah melakukan
2. Peserta didik dapat mendeskripsikan ciri-ciri jaringan
sklerenkim 3.
Peserta didik dapat menjelaskan fungsi jaringan kolenkim dan sklerenkim setelah melakukan diskusi
4. Peserta didik dapat menjelaskan komponen penyusun
jaringan xilem setelah melakukan pengamatan dan diskusi
5. Peserta didik dapat menyebutkan komponen penyususn
jaringan floem setelah melakukan pengamatan dan diskusi
6. Peserta didik dapat menjelaskan fungsi jaringan xilem
dan floem setelah melakukan diskusi 7.
Peserta didik dapat mendeskripsikan ciri-ciri dan fungsi jaringan sekretoris setelah melakukan tugas terstruktur
Alokasi Waktu : 2x 45 menit