6 peserta mendapatkan materi praktik. Peserta antusias melaksanakan
praktik bermain, sehingga suasana pelatihan menjadi ramai dan menyenangkan. Untuk menampilkan hasil kerja kelompok, peserta dibagi
dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok diberi kesempatan menampilkan aktivitas bermain selama 20 menit, bila peserta di luar
kelompok yanb tampil dibutuhkan untuk menjadi peserta, mereka diwajibkan menjadi peserta permainan yang ditampilkan.
Penilaian terhadap kegiatan PPM dilakukan dengan cara: 1 pengabdi menyebarkan angket kepada peserta agar peserta menilai
pelaksanaan pelatihan, dan 2 pengabdi mengikuti kegiatan seminar akhir untuk mendapatkan masukan dari tim pengabdi yang lain, kemudian
menyusun laporan kegiatan untuk dimintakan pengesahan dari Ketua LPM, dan dimintakan penilaian kepada tim reviewers sehingga akan
memperoleh sertifikat.
3. Hasil Pelaksanaan PPM dan Pembahasan
Pelatihan memberikan bekal materi kepada para guru TK berupa 1 Paradigma pendidikan anak usia dini, 2 Bimbingan dan konseling
bagi anak TK, 3 Bermain bagi anak TK, 4 Model bermain anak pengisi waktu istirahat di TK, 5 Jenis-jenis permainan untuk mengisi waktu
istirahat di TK, 6 Praktik model bermain, dan 7 Praktik penyusunan model bermain.
Dalam bermain bebas atau terbimbing, anak dapat memilih berbagai tipe bermain, seperti: 1 bermain sosial: Jenis bermain sosial
yang dilakukan berupa: Bermain soliter bermain seorang diri, Bermain sebagai penonton mengamati lalu bermain sendiri, Bermain paralel alat
sama, bentuk berbeda, Bermain asosiatif bersama tanpa organisasi, bermain kooperatif berperan sesuai fungsinya; 2 bermain dengan
benda dapat berbentuk bermain praktis mengeksplorasi objek yang dipergunakan, bermain simbolik menggunakan daya imajinasi,
7 permainan dengan peraturan dibuat sendiri, longgar, bermain
menggunakan alat-alat playground; 3 bermain sosio-drama: Bermain peran, persisten dilakukan selama beberapa menit dengan tekun,
Interaksi, dan komunikasi verbal, dan bermain melakukan imitasi pura- pura, meniru tingkah laku dan pembicaraan, melakukan gerakan dan
suara yang sesuai dengan objek yang ditiru; dan 4 permainan tradisional: Ki Hadjar Dewantara 2009: 147-148 :
… Beberapa permainan anak Jawa, seperti: sumbar, gateng, dan unclang, yang
mendidik anak agar seksama titis pratitis, cekatan, menjernihkan penglihatan, dan lain-lain. Kemudian juga permainan, seperti: dakon,
cublak-cublak suweng, dan kubuk yang mendidik anak tentang pengertian perhitungan dan perkiraan taksiran.… Selain itu, permainan gobak,
trembung, raton, cu, geritan, obrog, panahan, si, jamuran, jelungan, dan lain-lainnya yang bersifat olahraga yang tentunya akan mendidik anak
dalam hal: kekuatan dan kesehatan badan, kecekatan dan keberanian, ketajaman penglihatan, dan lain-lain. Ada juga permainan seperti:
mengutas bunga ngronce, menyulam daun pisang atau janur, atau membuat tikar, dan pekerjaan anak lainnya yang dapat menjadikan
mereka memiliki sikap tertib dan teratur. Memperhatikan pembahasan di atas menunjukkan bahwa waktu
istirahat akan menguntungkan bagi anak-anak bila diisi dengan bermain. Namun demikian tidak berarti bahwa bermain hanya satu-satunya wahana
untuk pengembangan seluruh potensi anak. Demikian pula bahwa bermain bukan satu-satunya aktivitas untuk mengisi waktu reses, aktivitas
lain dapat dipilih untuk mengisi waktu reses. Bermain dipilih untuk mengisi waktu reses karena ia dapat mengembangkan seluruh potensi anak,
Dengan demikian, waktu istirahat selain memberikan kesempatan anak untuk keluar dari rutinitas, juga memberikan peluang bagi anak untuk
memperoleh keuntungan yang lainnya.
8 Oleh karena itu, para guru perlu memiliki keahlian untuk memilih
bentuk bermain atau permaian yang sesuai dengan aspek materi yang diajarkan, kebutuhan dan minat peserta didik. Beberapa tip yang dapat
dipergunakan oleh guru untuk memilih bentuk permainan, yaitu 1 Pilih Permainan yang sesuai dengan karakteristik dan kemampuan anak, 2
Sesuaikan dengan waktu istirahat yang tersedia 30 menit, 3 Tentukan aturan yang perlu dipatuhi anak, 4 Susun cara memainkan permainan
tersebut, dan 4 Tentukan alat dan tempat yang dibutuhkan. Setelah mendapatkan bekal pengetahuan mengenai berbagai hal
tentang model bermain pada waktu istirahat untuk anak TK, dan memiliki pemahaman tentang aktivitas bermain untuk waktu istirahat dan waktu
istirahat, para guru mempraktikkan berbagai jenis permainan yang dapat dilaksanakan selama waktu istirahat, kemudian mereka ditugas untuk
menyusun aktivitas bermain yang dapat dilaksanakan sleama 20 menit, yang sesuai dengan kemampuan anak-anak TK. Tugas menyusun jenis-
jenis permainan diberikan pada sesi terakhir di hari pertama pelatihan, sehingga para guru mengerjakannya pada malam hari karena hasil
pekerjaan harus dipresentasikan pada hari kedua pelatihan. Para guru dapat mempresentasikan hasil pekerjaannya pada hari kedua secara
berkelompok. Dari interaksi selama dua hari pelatihan, pertanyaan-pertanyaan
yang dikemukakan saat pelatihan, praktik aktivitas bermain, dan praktik penyusunan model bermain menunjukkan bahwa para guru telah memiliki
pengetahuan dan kemampuan yang memadai untuk mengatur pemanfaatan waktu istirahat. Namun demikian, mereka belum memiliki
pengetahuan yang memadai tentang berbagai model aktivitas bermain, dan mereka belum memiliki kemampuan untuk meramu berbagai aktivitas
bermain untuk dimanfaatkan dalam waktu istirahat.
9 Dari 35 orang guru peserta, semuanya antusias dalam mengikuti
pelatihan, tetapi kemampuan mereka memang bervariasi. Namun perbedaan kemampuan tersebut bukan merupakan kendala bagi
pelaksanaan pelatihan karena para guru memiliki semangat dan kemauan untuk maju. Mereka tidak segan-segan untuk bertanya, sehingga materi
yang disampaikan oleh pemateri tampaknya betul-betul dipahami oleh mereka.
Pemahaman atas materi yang disampaikan ditunjukkan dengan hasil penyusunan model bermain yang mereka kerjakan. Hasil pekerjaan
cukup sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh pemateri. Selain itu, para peserta tidak canggung-canggung ketika menampilkan hasil
pekerjaannya. Mereka tidak segan-segan untuk meminta peserta lain untuk memberi masukan.
Para peserta tampak gembira ketika mereka mendapatkan materi permainan yang baru. Pemateri memang menyampaikan materi
permainan atau aktivitas bermain yang diambil dari buku terbitan terbaru, sehingga banyak guru TK yang belum pernah mendapatkan materi
tersebut. Karenanya, mereka menyatakan bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat bagi pengembangan kemampuan mereka.
Usulan dari para peserta yang perlu mendapat perhatian LPM adalah 1 mereka berkeinginan agar dapat menampilkan permainan hasil
pekerjaannya yang dmainkan oleh peserta didiknya; dan 2 mereka pelatihan
tentang berbagai
permainan tradisional
yang dapat
dimanfaatkan dalam proses pembiasaan di TK.
4. Simpulan dan Saran