Penentuan Kadar Air,Kotoran Dan Losis Yang Tebuang Pada Produksi Kernel Plant (Inti Sawit) Di Ptpn Iii Pks Aek Nabara Selatan
DAFTAR PUSTAKA
McCabe, Warren L, dkk.1993.Unit Operatin Of Chemical Engineering
. McGraw Hill: New York
Mustafa Hadi, Muh.Ir.teknik berkebun kelapa sawit
. Penerbit: Adicita Karya Nusa, Yogyakarta,2004.Nag, PK.
Power plant engineering
, second edition, Penerbit : Mc Graw Hill. 2002
Syalkhin, P. Diterjemahkan oleh Ir. Zulkifli Harahap,
Turbin Uap, penerbit Erlangga
, Jakarta1999
.Suyatno, Risza, IR.
Kelapa sawit upaya peningkatan produktivitas,
Ikanisius, Yogyakarta, 1994.Wakil, M. M
steam power plant,
Jhon Welly dan Son, New York, 1994
Anonim. 2013. Palm Oil. http:/id.wikipedia.org/wiki/
chemicalcompotitionDiakses pada tanggal
17 September 2013
.Anonim 2014Kelapa Sawit http:/id.wikipedia.org/wiki/kelapa_sawit.
Diakses pada tanggal23Mei2014
.Arief, M. 1993.
Farmasetika. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hal :
161167.
Atkins, Peter, and Loretta Jones.2005.
Chemical Principles: The Quest for Insight
. 3rd edW. H. Freeman and Company
.New York
Becker, P. 1983. Enclyclopedia of Emultion Technology. M
arcel Dekker Inc. New York. 12: 1542-2127.
Branen, A.L. and P.M. Davidson. 1983. Antimicrobials in Foods. Marcel
Dekker, Inc. New York.
Borncsheuer. 1995. Lipase catalyzedsyntheses of monoglycerols. Enzyme.
Microbe Technol. 17:578586.
Buckle, K.A.,R.A. Edwards, G.H.Fleet, dan M. Wootton. 1987.
Ilmu Pangan
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
METODE PERCOBAAN
3.1.Alat
1. Alu dan lumpang
2. Alumunium foil
3. Spatula
4. Oven
Sartorius
5. Talam
6. Neraca
7. Ember
8. Plastik
9. Kertas
10. Desikator
11. Cawan petri
3.2.Bahan
1. Hydrocyclon
2. Inti Produksi
3. Dry Sistem
Universitas Sumatera Utara
3.3. Prosedur Kerja
3.3.1.Prosedur penentuan kadar kotoran
Cara Kerja:
1. Diambil sample pada station kernel plant
2. Ditimbang1000 gram inti sawit
3. Diletakkan diatas talam
4. Dipisahkan nut pecah dari sample
5. Ditimbang
6. Dicatat hasilnya
3.3.2. Prosedur penentuan kadar air
Cara Kerja:
1. Diambil sample pada station kernel plant
2. Ditimbang1000 gram inti sawit
3. Dihaluskan sampel dengan menggunakan alu dan lumping
4. Ditimbang sample sebanyak 10 gram
5. Dimasukan kedalam oven
6. Lalu ditutup oven hingga alarm berbunyi
7. Dicatat kadar air yang di peroleh
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1 Data dan Hasil Percobaan
Data dan hasil kadar kotoran,kadar air dan losis yang terbuang pada tanggal 1 Maret
2016 yang diperoleh dari Pks Aek Nabara Selatan PTPN III adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1.Analisa Kadar Kotoran
NO
1
NO
WAKTU
Nama
Berat
Berat
Berat
POLISI
Kebun
Sampel
Kotoran
Kotor %
BM 5676 08.00
Aek
1000gr
190gr
1,90%
TU
nabara
Hydrocyclon
Inti 106gr
10,6%
Dry 1,81gr
0,18%
sekatan
2
BM 5676 08.00
Aek
1000gr
TU
nabara
Produksi
selatan
3
BM 5676 08.00
Aek
1000gr
TU
nabara
Sistem
selatan
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2. Analisa Kadar Air
NO
NO
WAKTU
POLISI
1
2
BM
Berat
Berat
Berat
Kebun
Sampel
air
air
(gr)
(%)
20gr
26,8%
Aek
5gr
5676
Nabara
Hydrocyclon
TU
Selatan
BM
08.00
Nama
08.00
Aek
5gr
5676
Nabara
Produksi
TU
Selatan
Inti 700gr
6,6%
Keterangan :
1.Hydrocyclon
Sampel = 1000gr
Norma = 5,00gr
2.Inti Produksi
Sampel = 1000gr
Norma :
Kadar Air = 7%
Universitas Sumatera Utara
Kadar Kotoran = 6%
3.Dry Sistem
Sampel = 1000gr
Norma =
4.2.PERHITUNGAN
4.2.1 Penentuan Kadar Kotoran
%KK=
x 100 %
Pada 1 Maret 2016,diambil sampel pada kernel plant sebanyak 1000gr dari sebuah
truk dengan plat BM 5676 TU asal kebun Aek Nabara Selatan.Setelah dianalisa di
laboratorium,diperoleh berat kotoran dari sampel tersebut ialah sebagai berikut :
1.Hydrocyclon
%KK =
X 100% = 1,90%
2.Inti produksi
%KK =
X 100% = 10,6%
3.Dry sistem
Universitas Sumatera Utara
X 100% = 0,18%
%KK =
4.2.1 Penentuan Kadar Air
X 100%
%KA =
Keterangan :
W
= Berat Wadah Sampel
Wo = Berat Sampel
Wx = Berat Hasil Penimbangan Setelah Pengeringan
KK = Kadar Kotoran
KA = Kadar Air
Pada sebuah analisa,diketahui bahwa berat alumunium foil kosong (W) 4,5gr
dan Berat sampel (Wo) 5gr.Setelah dianalisa di laboratorium,diperoleh berat
kadar air dari sampel sebagai berikut :
1.Hydrocyclon
%KA =
(
)
=
X 100%
X 100%
= 26,8%
2.Inti Produksi
Universitas Sumatera Utara
%KA =
(
)
X 100%
X 100%
=
= 6,6%
3.Dry Sistem
%KA =
(
=
)
X 100%
X 100%
= 46,4%
Universitas Sumatera Utara
4.3 pembahasan
Kelapa Sawit dan Minyak Sawit Serta Produk Turunannya Kelapa sawit merupa
kan tanaman tropis penghasil minyak nabati yang hingga saat ini diakui paling
produktif dan ekonomis dibandingkan tanaman penghasil minyak nabati lainnya,
misalnya kacang kedelai, kacang tanah, kelapa, bunga matahari, dan lain-lain.
Kegunaan dari kelapa sawit tersebut adalah :-Minyak kelapa sawit merupakan
bahan baku untuk kebutuhan pangan (minyak goreng, margarin, vanaspati,
lemak,dan lain-lain) tetapi juga untuk memenuhi
kebutuhan non pangan (gliserin, sabun, deterjen, BBM, dan lain-lain).
Inti sawit yang menghasilkan minyak inti sawit digunakan sebagai bahan sabun,
minyak goreng, kosmetik, dan sebagainya.Cangkang atau tempurungnya dapat digunakan sebagai bahan bakar/sumber
energi.-Tandan kosong untuk bahan bakar ketel uap, mulsa dan abu sebagai pupuk
ka lium.-Ampas lumatan daging buah untuk bahan bakar ketel uap. (Hadi, M.M.,
2004)Bagi industri kimia, CPO menjadi bahan dasar detergen, sabun, minyak,
bahan fermentasi anggur , lapisan cat, minyak pelumas, lilin, bahan semir
furniture, bahan peledak, minyak bahan tekstil, hingga biodiesel yang dicanangkan
akan menjadi sumber energi alternatif.(Hilditch, 1960)
Minyak inti sawit (PKO) mempunyai produk turunan yang relatif lebih sedikit
dibandingkan dengan CPO. Tiga produk turunan PKO yakni
fatty acidlauric a, dan myristic aci Selain tiga zat ini, yang biasa ditemui adalah
margarin, pengganti mentega, lemak khusus, es krim, krim kopi, gula
-gula, krim buatan, sabun, deterjen,
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 kesimpulan
Kelapa sawit bukanlah tanaman asli di Indonesia. Tanaman ini dimasukkan
pertama kalidari Afrika sebagai sentra plasma nutfah pada tahun 1848, ditanam
dikebun Raya Bogor.Percoban-percobaan banyak dilakukan diberbagai tempat di
Jawa dan Sumatera.Tanaman kelapa sawit (Elaeis quinensis jacq) merupakan
tumbuhan tropis golongan plam yang termaksud tanaman tahunan. Buah sawit
berukuran kecil antara 12-18 gr/butir. Buah sawit yang dipanen dalam bentuk
tandan disebut dengan tandan buah sawit. Tanaman buah sawit sudah mulai
menghasilkan pada umur 24-30 bulan. Buah yang pertama keluar
masih dinyatakan dengan buah pasir artinya belum dapat diolah dalam pabrik
karena masih mengandung minyak yang rendah. Umur buah tergantung pada
jenis tanaman,umur tanaman dan iklim, umumnya buah telah dapat dipanen
setelah berumur 6 bulan terhitung setelah penyerbukan.
5.2 SARAN
-sebaiknya sumber daya manusia di pks aek nabara selatan harus memiliki
pengalaman yang cukup
- sebaiknya mesin produksi pks aek nabara selatan selalu dijaga
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Sejarah perkebunan kelapa sawit
Kelapa sawit (Elacis guineensis jascg)
adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri,
maupun bahan baker (biodisel). Perkebunan menghasilkan keuntungan besar
sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan
kelapa sawit. Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit kedua setelah
Malaysia. Di Indonesia penyebarannya di daerah aceh, pantai timur Sumatera,
jawa, dan Sulawesi. Kelapa sawit didatangkan ke Indonesia oleh pemerintah hindia
belanda pada tahun 1848. beberapa bijinya ditanam di kebun raya bogor, sementara
sisa benihnya ditanam di tepi-tepi jalan sebagai tanaman hias di deli, Sumatera
Utara pada tahun 1870-an. Pada saat bersamaan meningkatlah permintaan minyak
nabati akibat revolusi industri pertengahan abad ke-19, dari sini kemudian muncul
ide membuat perkebunan kelapa sawit berdasarkan tumbuhan seleksi dari bogor
dan deli, maka dikenal lah jenis sawit “Deli Dura”. Pada tahun 1911, kelapa sawit
mulai diusahakan dan dibudidayakan secara komersial dengan perintisnya di
Hindia belanda adalah Adrian, seorang belgia, yang lalu diikuti oleh K. Schadt.
Perkebunan kelapa sawit pertama berlokasi di pantai timur sumatera (Deli) dan
Aceh. Luas areal perkebunan mencapai 5.123. Pusat pemuliaan
dan penangkaran kemudian didirikan di marihat (terkenal sebagai AVROS),
sumatera utara dan di rantau panjang, kuala Selangor, Malaysia pada 1911-1912. di
Malaysia, perkebunan pertama dibuka pada tahun 1917 di lading tenmaran, kuala
Selangor menggunakan benih dura deli dari rantau panjang. Di afrika barat sendiri
penanaman kelapa sawit besar-besaran baru di mulai pada tahun 1911. Hingga
menjelang pendudukan jepang, hindia belanda merupakan pemasok utama minyak
sawit dunia. Semenjak pendudukan jepang, produksi merosot hingga tinggal
seperlima dari angka tahun 1940. Usaha peningkatan pada masa orde baru
perluasan areal penanaman digalakkan, dipadukan dengan system PIT perkebunan.
Perluasan areal perkebunan kelapa sawit terus berlanjut akibat meningkatnya harga
minyak bumi sehingga peran minyak nabati meningkat sebagai energi alternative.
Bebarapa pohon kelapa sawit yang ditanam di kebun Botani Bogor hingga
sekarang masih hidup, dengan ketinggiaan 12 m, dan merupakan kelapa sawit
tertua di Asia Tenggara yang berasal dari Afrika. (Mangoensoekarjo,2003).
2.2.Minyak kelapa sawit
Salah satu dari beberapa tanaman golongan palm yang dapat menghasilkan minyak
adalah kelapa sawit (Elaisgi guinensis JACQ ).
Universitas Sumatera Utara
Batangnya mencapai tinggi 15-24 meter dan memiliki buah yang banyak pada tiap
tandan yang muncul pada ketiak daun. Kelapa Sawit tumbuh terdiri dari tiga tipe
atau varies, yaitu tipe Dura, Tenera dan Psifera. Masing-masing tipe dibedakan
berdasarkan table tempurung. Pada umumnya kelapa sawit terdiri beberapa
varietas, berdasarkan karakteristiknya dapat dibagi atas 3 (tiga) bagian yaitu :
1. Duara
Tempurung cukup tebal antara 2-8 mm dan tidak terdapat lingkaran sabut pada
bagian luar tempurung. Daging buah relative tipis dengan persentase daging buah
terhadap buah bervariasi antara 35-50%. Kernel ( daging buah ) biasanya besar
dengan kandungan minyak yang rendah. Dari empat pohon induk yang tumbuh di
Kebun Raya Bogor, varietes ini kemudian menyebar ke tempat lain, antara lain ke
Negara Timur Jauh. Dalam persaingan, varietes Dura dipakai sebagai pohon induk
betina.
2. Pisifera
Ketebalan tempurung sangat tipis bahkan hamper tidak ada, tetapi daging buahnya
tebal. Persentase daging buah terhadap buah cukup tinggi, sedangkan daging biji
sangat tipis. Jenis Pisifera tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengan
jenis yang lain. Varietas ini dikenal sebagai tanaman betina yang steril sebab bunga
betina gugur pada fase dini. Oleh sebab itu, dalam persilangan dipakai sebagai
pohon induk jantan. Penyerbukan silang antara Pisifera dan Dura menghasilkan
Pisifera.
3. Tenera
Varieras ini mempunyai sifat-sifat yang berasal dari kedua induknya yaitu Dura
dan Pisifera. Varietas inilah yang banyak ditanam di perkebunan – perkebunan
pada saat ini. Tempurung sudah menipis, ketebalannya berkisar antara 0,54 mm,
dan terdapat lingkaran serabut di sekelilingnya. Persentase daging buah terhadap
buah tinggi, antara 60-90%. Tanda buah yang dihasilkan oleh Tenera lebih banyak
dari pada Dura, tetapi ukuran tandanya relative lebih kecil.
( Phan, I. 2006 ).
2.2Komposisi minyak kelapa sawit dan minyak sawit
Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80% perikarp dan 20 persen buah yang
dilapisi kulit yang tipis, kadar minyak dalam perikarp sekitar 34-40 persen. Minyak
kelapa sawit adalah lemak semi dapat mempunyai komposisi yang tetap. Rata –
rata komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel 2.3.1.
bahan yang tidak dapat disabunkan jumlahnya sekitar 0,3 persen.
Tabel 2.3.1 Komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dan minyak inti sawit
Universitas Sumatera Utara
Asam Lemak Minyak Kepala Sawit (Persen) Minyak Inti Sawit ( Persen ) Asam
kaprilat Asam kaproad Asam laurat Asam miristat Asam palmiat Asam stearat
Asam oleat Asam linoleat.
2.4 Mutu minyak kelapa sawit
Mutu minyak kelapa sawit adalah merupakan hal yang penting untuk menentukan
kualitas dari minyak. Rendahnya mutu minyak sawit sangat ditentukan oleh
banyak factor. Factor – factor tersebut dapat langsung dilihat dari sifat pohon
induknya penanganan pasca panen, atau kesalahan selama pemrosesan dan
pengangkutannya. Berikut ini akan dikemukakan beberapa hal yang berkaitan
dengan penurunan mutu minyak sawit dan cara pencegahannya, mutu minyak
kelapa sawit ditentukan oleh beberapa factor yaitu :
1. Asam Lemak Bebas
Asam lemak bebas dalam konsentrasi tinggi yang terikut dalam minyak sawit
sangat merugikan. Asam lemak bebas yang tinggi mengakibatkan rendemen
minyak turun, maka dilakukan usaha untuk mencegah terbentuknya asam lemak
bebas dalam minyak sawit. Kenaikan kadar asam lemak bebas ini disebabkan
karena adanya hidrolisa pada minyak Hasil reaksi hidrolisa minyak sawit adalah
gliserol dan asam lemak bebas, reaksi ini dipercepat juga dengan adanya factorfaktor seperti : panas, air, keasaman, dan katalis ( enzim ). Semakin lama reaksi ini
berlangsung maka semakin banyak asam lemak bebas yang terbentuk. Beberapa
factor yang dapat menyebabkan peningkatan kadar asam lemak bebas yang relatif
tinggi dalam minyak sawit antara lain :
1.Pemanenan buah sawit yang tidak tepat waktu
2.Keterlambatan dalam pengumpulan dan pengangkutan buah
3.Penumpukan buah yang terlalu lam, dan
4.Proses hidrolisa selama pemrosesan di pabrik
2. Kadar Air
Kadar air yang terkandung dalam minyak sawit tergantung pada efektivitas
pengolahan kelapa sawit menjadi CPO, dan juga tergantung pada kematangan
buah yang dipanen. Buah yang terlalu matang akan mengandung air lebih banyak.
Untuk itu perlu pengaturan panen yang tepat dan pengolahan yang sempurna
untuk mendapatkan produk yang tinggi mutunya.
3.Kadar Zat Menguap dan Koto ran
Kotoran yang terdapat dalam minyak ada yang berukuran besar dan ada pula yang
berukuran kecil. Kotoran-kotoran yang berukuran besar bisa dihilangkan dengan
cara penyaringan dengan menggunakan alat penyaring. Akan tetapi kotorankotoran atau serabut yang berukuran kecil tidak bias disaring, hanya melayangmelayang didalam minyak sawit sebab berat jenisnya sama dengan minyak sawit.
Universitas Sumatera Utara
Meskipun kadar asam lemak bebas dalam minyak sawit kecil, tetapi, hal itu belum
menjamin mutu minyak sawit. Kematangan minyak sawit harus dijaga dengan
membuang kotoran dan zat penguap. Hal ini dilakukan dengan perlatan pemurnian
modern.
(Fauzi, 2002 ) 2.5.
Proses Pengolahan
PTPN II Rambutan Tebing Tinggi bahan baku utamanya adalah buah sawit yang
masih segar untuk diolah menjadi minyak kelapa sawit (CPO) dan inti sawit yang
diperoleh dari pemisahan daging buah dan biji sawit yang akan diolah menjadi
minyak inti sawit (PKO). Dengan melalui beberapa tahap pengolahan sebagai
berikut :
Cara pengolahan inti sawit ada 2 macam, salah satu cara diantaranya yaitu dengan
mengektraksi minyak menggunakan hexane. Dapat diperoleh minyak inti sawit
(PKO) yang tinggi yaitu 46,5% dan pellet kering yang berkadar minyak 3%. Cara
ini memerlukan investasi besar dan mengandung risiko kebakaran yang besar
karena hexane mudah terbakar. Cara kedua menggunakan pressan (kempa) yang
akan memberikan rendeman minyak lebih rendah yaitu 40% dan ampas yang
masih mengandung minyak 8%. Cara kedua ini biaya investasinya lebih kecil.
Pada saat ini cara kedua lebih banyak dipilih dan dibawah ini akan diuraikan lebih
lanjut. Untuk mendapatkan efisiensi yang lebih tinggi maka sebaiknya pabrik
pengolahan inti ini berada dalam lokasi yang sama dengan pabrik pengolahan
tandan sehingga fasilitas yang telah ada (tenaga kerja, pembangkit listrik bangunan
dan lain-lain) dapat dimamfaatkan lebih baik. (Adlin. 1992).
2.5.3.Stasiun Penebahan (Theressing Station)
TBS berikut lori yang telah direbus dikirim penebah
(thresher)dengan bantuan hoisting crane transfer carriage.
Proses penebahan ini terjadi akibat tromol berputar pada sumbu mendatar yang
membawa TBS ikut berputar sehingga membanting-banting TBS tersebut dan
menyebabkan brondolan lepas dari tandannya. Pada bagian dalam dari penebah,
dipasang batang-batang besi perantara sehingga membentuk kisi menungkinan
brondolan keluar dari penebah, brondolan yang keluar dari bagian bawah
penembah ditampung oleh screwconveyer untuk dikirim kebagian digesting
dan pressing.
2.5.4. Stasiun Pengadukan dan Kempa ( Digester and Pressing Station)
Pada stasiun ini dilakukan dua tahap pengolahan yaitu :
a. Pengadukan
Brondolan yang dihasilkan pada proses penebahan dialirkan kedalam
digester,
Universitas Sumatera Utara
Peralatan ini digunakan untuk melumatkan brondolan. Sehingga daging buah
terpisah dari biji dan menhancurkan sel-sel yang mengandung minyak, dalam
waktu cepat agar minyak dapat diperas sebanyak-banyaknya pada aat pengempaan.
b. Pengempaan
Tujuan dari proses pengempaan adalah untuk mengambil minyak yang ada dalam
masa adukan semaksimal mungkin dengan cara mengempa pada tekanan tertentu.
Tekanan kempa yang ditentukan 50-60 Kg/cm
2.5.4.Stasiun Pemurnian Minyak
Stasiun ini berfungsi untuk mendapatkan minyak sawit yang sudah dimurnikan
dari kotoran. Pada stasiun pemurnian/klarifikasi minyak, terjadi beberapa tahapan
proses, yaitu :
a.Pemisahan Pasir
b.Penyaringan minyak
c.Pemurnian Minyak
d.Pemisahan Lumpur
e.Pengutipan Minyak Alat-alat yang terlibat dalam proses pemurnian minyak
secara ringkas terdapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Tangki Pemisah Pasir
Alat ini digunakan untuk memisahkan pasir dari cairan minyak kasar. Hal-hal ini
yang perlu diperhatikan :
1.Suhu minyak kasar 95-1150C 2.
Pembuangan pasir dilakukan secara rutin setiap 4 jam
b. Saringan Besar
Untuk memisahkan serat-serat dan kotoran kasar yang terikut dengan minyak,
dilakukan dengan penyaringan pada ayakan/saringan getar. Benda-benda yang
berupa ampas yang disaring pada saringan ini dikembalikan kelimba buah untuk
diproses kembali. Cairan minyak yang ditampung dalam tangki minyak kasar.
c. Bak Minyak Mentah
Minyak kasar yang telah disaring masuk kedalam bak minyak mentah yang
brfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sebelum dipompakan dalam
tangkiu pemisah minyak
continious tank dengan pompa minyak kasar. Untuk menjaga agar suhu cairan
tetap, diberikan penambahan panas dengan menginjeksikan uap pada temperature
90-950C.
d. Tangki Pemisah (Continious Setting Tank)
Minyak yang dipompakan dari tangki minyak kasar ke tangki pemisah lanjut
melalui tangki umpan continious settling masih bercampur dengan Lumpur dan
air, oleh karma itu harus dipisahkan. Minyak yang masih kotor dialirkan ke sludge
tank untuk dipisahkan dari zat-zat pengotorannya dan minyak yang bersih
dialirkan ke oil tank.
Universitas Sumatera Utara
e. Tangki Masakan Minyak (Oil Tank)
Minyak yang telah dipisahkan pada tangki pemisah ditampung didalam tangki ini
untuk dinasi lagi sebelum diolah lebih lanjut pada sentrifusi minyak. Diusahakan
suhu tetap pada 90-950.
2.5.6 Pengolahan Kernel
Untuk mengolah tandan buah segar (TSB) menjadi
Crude palm oil (CPO) dan kernel, PKS-Rambutan memiliki stasiun kerja yang
saling terkait, yaitu : a. Stasiun penerima TBS dan pengiriman produksi
b. Stasiun loading ramp
c. Stasiun rebusan (Sterillizer)
d. Stasiun thressing
e. Stasiun pressing
f. Stasiun klarifikasi
g. Stasiun kernel
h. Stasiun water treatment
i. Stasiun power plant
j. Stasiun boiler
k. Stasiun fat-fit effluent treatmen
(Tim penulis, 1997)
2.6. Penentuan Kadar air terhadap mutu minyak sawit
Dari hasil pengolahan didapat CPO dengan zat menguap air sebesar 0,3% dan
kadar kotoran hanya 0,0005%. Dalam kondisi diatas CPO sudah dianggap
terjadinya proses hidrolisa, perlu dilakukan pengeringan pada kondisi fisik hampa
sehingga CPO tersebut hanya mengandung kadar zat yang terdapat pada minyak
sawit mentah adalah sebagai berikut : a. Karena dengan tingginya kadar air pada
CPO maka secara otomatis akan mengganggu proses pemucatan dan akan
mempengaruhi warna CPO yaitu merak akan semakin meningkat atau semakin
besar sehingga dengan demikian kualitas CPO semakin menurun.
Karena dengan semakin kadar air yang terkandung dalam CPO secara otomatis
kadar asam lemak bebas akan semakin besar pula dan hal ini akan mengakibatkan
turunnya mutu dari CPO. Dengan menaikkan kadar air pada CPO maka akan
mengakibatkan terganggunya pemucatan CPO. Dengan terganggunya proses
pemucatan pada CPO maka otomatis akan mempengaruhi kualitas dari produksi
dan akan mengganggu kesinambungan proses. Dalam praktek di lapangan sulit
untuk mempengaruhi perubahan kadar air terhadap kualitas warna CPO pada
proses pemucatan dan pengaruh perubahan kadar air terhadap kandungan ALB.
2.7. Penentuan kadar air terhadap kadar asam lemak bebas (ALB)
Universitas Sumatera Utara
Kadar air yang berlebih yang terdapat pada CPO dapat mempengaruhi kadar ALB
dalam CPO yaitu semakin besar pula kadar ALB-nya.
2.8. Penentuan kadar air terhadap reaksi enzimatis
Kegiatan enzimatis yang tidak menguntungkan dalam proses pengolahan pangan
dapat dihambat atau diberhentikan misalnya dengan pemanasan. Penurunan kadar
air akan sangat besar pengaruhnya terhadap reaksi enzimatis karena pada kondisi
air bebas akan membantu difusi enzim dan substratnya. Pada nilai kadar air rendah
kelarutan substrat sangat kecil jumlahnya dan apabila jumlahnya telah habis
dihidrolisasis maka reaksinya akan terhenti. Oleh karena itu peningkatan kadar air
bebas akan melarutkan substrat yang baru.
(Kateren, 1986).
2.9. Jenis-jenis Produksi Kelapa Sawit
Buah kelapa sawit menghasilkan dua jenis minyak. Minyak yang berasal dari
daging buah (mesokarp) berwarna merah. Jenis minyak ini dikenal sebagai
berikut.
1.Minyak kelapa sawit kasar atau crude palm oil (CPO)
2.Minyak inti sawit atau palm kernel oil (PKO) Bahan padatan ini dapat
dimanfaatkan untuk sumber energy, pupuk, makanan, ternak, dan bahan untuk
industry. Produksi CPO dan PKO bertambah dengan pesat, karena
bertambahnya dengan cepat perluasan areal, pertambahan areal tanaman
menghasilkan, serta penerapan teknologi maju. Ini mengakibatkan masalah
permasalahan hasil dan masalah pengendalian mutu atau pemamfaatan limbah.
Pemasaran perlu dilakukan diversifikasi produk untuk memperluas pasar dan
melakukan penyesuaian terhadap keinginan dan permintaan pasar. Produk kelapa
sawit dapat dikelompokkan dalam :
a.Bahan makanan (oleofoo, oleomakanan)
b.Bahan non makanan (oleochemical, oleokimia)
c.Bahan kosmetik dan farmasi (cosmetic farmacy)
(Ritonga, )
Universitas Sumatera Utara
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Minyak Kelapa Sawit merupakan tanaman yang paling produktif dengan produksi
minyak perhal paling tinggi dari seluruh tanaman penghasil minyak nabati lainnya.
Dimana tanaman ini dapat memberikan keuntungan yang paling melimpah bagi
pihak pengusaha perkebunan maupun pedagang, karena kebutuhan minyak nabati
dan lemak dunia terus meningkat sebagai akibat pertumbuhan penduduk. Minyak
kelapa sawit merupakan komoditas yang mempunyai nilai strategis karena
merupakan bahan baku utama pembuatan minya makan. Dimana minyak kelapa
sawit dapat dihasilkan dari tandan buah segar (TBS) menjadi minyak kasar kelapa
sawit (crude palm oil) dan minyak intih sawit (palm kernel oil) pabrik kelapa sawit
Rambutan PTP. Nusantara III merupakan salah satu pabrik kelapa sawit yang tidak
hanya mengolah tandan buah segar (TBS) menjadi minyak kasar kelapa sawit
(crude palm oil dan minyak inti sawit (palm kernel oil). Mutu minyak sawit dapat
terjaga dengan menekan rendah mungkin kadar asam lemak bebas, air dan kotoran
didalamnya. Pada kesempatan ini, yang akan dibahas adalah penentuan kadar air
dan kadar kotoran dari inti sawit pada stasiun kernel di PTPN III Rambutan
Tebing Tinggi. Salah satu factor yang mempengaruhi mutu minyak sawit adalah
kadar air yang terdapat pada minyak sawit, dimana jika kadar air dalam minyak
sangat besar dapat mengakibatkatkan gliserida sehingga asam lemak bebasnya
semakin besar pula.
( Tim Penulis, 1997 )
1.2 Permasalahan
Masalah yang dihadapi adalah berapa % kadar air dan kadar kotoran yang terdapat
di dalam inti sawit setelah diolah di PTPN III Rambutan Tebing Tinggi. Apakah
kadar air dan kadar kotoran tersebut memenuhi norma atau tidak.
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui kadar air dan kadar kotoran dari inti sawit
Universitas Sumatera Utara
1.4Mamfaat
Karya ilmiah ini diharapkan dapat memberi informasi kepada pabrik, khususnya
pada stasiun kernel agar dapat lebih memperhatikan pengolahan kernel sawit agar
memperoleh mutu inti sawit yang baik.
Universitas Sumatera Utara
Abstrak
Minyak Kelapa Sawit merupakan tanaman yang paling produktif dengan
produksi minyak perhal paling tinggi dari seluruh tanaman penghasil minyak
nabati lainnya. Dimana tanaman ini dapat memberikan keuntungan yang paling
melimpah bagi pihak pengusaha perkebunan maupun pedagang, karena
kebutuhan minyak nabati dan lemak dunia terus meningkat sebagai akibat
pertumbuhan penduduk. Minyak kelapa sawit merupakan komoditas yang
mempunyai nilai strategis karena merupakan bahan baku utama pembuatan
minya makan. Dimana minyak kelapa sawit dapat dihasilkan dari tandan buah
segar (TBS) menjadi minyak kasar kelapa sawit (crude palm oil) dan minyak
intih sawit (palm kernel oil) pabrik kelapa sawit Rambutan PTP. Nusantara III
merupakan salah satu pabrik kelapa sawit yang tidak hanya mengolah tandan
buah segar (TBS) menjadi minyak kasar kelapa sawit (crude palm oil dan
minyak inti sawit (palm kernel oil). Mutu minyak sawit dapat terjaga dengan
menekan rendah mungkin kadar asam lemak bebas, air dan kotoran didalamnya.
Pada kesempatan ini, yang akan dibahas adalah penentuan kadar air dan kadar
kotoran dari inti sawit pada stasiun kernel di PTPN III Rambutan Tebing
Tinggi. Salah satu factor yang mempengaruhi mutu minyak sawit adalah kadar
air yang terdapat pada minyak sawit, dimana jika kadar air dalam minyak sangat
besar dapat mengakibatkatkan gliserida sehingga asam lemak bebasnya semakin
besar pula.
PENENTUAN KADAR AIR,KOTORAN DAN LOSIS YANG TERBUANG
PADA PRODUKSI KERNEL PLANT(INTI SAWIT) DI PTPN III PKS AEK
NABARA SELATAN
KARYA ILMIAH
SALMANUDIN ALFARISI
132401129
PROGRAM STUDI DIPLOMA KIMIA
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
Universitas Sumatera Utara
PENENTUAN KADAR AIR,KOTORAN DAN LOSIS YANG TERBUANG
PADA PRODUKSI KERNEL PLANT(INTI SAWIT) DI PTPN III PKS AEK
NABARA SELATAN
KARYA ILMIAH
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syaratmemperoleh Ahli Madya
SALMANUDIN ALFARISI
132401129
PROGRAM STUDI DIPLOMA KIMIA
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
Universitas Sumatera Utara
PERSETUJUAN
Judul
: PENENTUAN KADAR AIR,KOTORAN DAN LOSIS YANG
TEBUANG PADA PRODUKSI KERNEL PLANT (INTI SAWIT) DI PTPN III PKS AEK
NABARA SELATAN
Kategori
: KARYA ILMIAH
Nama
: SALMANUDIN ALFARISI
NomorIndukMahasiswa
: 132401129
Program Studi
: DIPLOMA 3 KIMIA
Departemen
: KIMIA
Fakultas
: MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Disetujui di
Medan, Juli 2016
DisetujuiOleh
Program studi D3 Kimia FMIPA-USU
Ketua,
Dra. Emma Zaidar, M.Si
NIP. 195512181987012001
DosenPembimbing
Dra. Emma Zaidar, M.Si
NIP. 195512181987012001
Departemen Kimia FMIPA-USU
Ketua,
Dr. RumondangBulan, MS
NIP. 195408301985032001
Universitas Sumatera Utara
PERNYATAAN
PENENTUAN KADAR AIR,KOTORAN DAN LOSIS YANG TERBUANG
PADA PRODUKSI KERNEL PLANT(INTI SAWIT) DI PTPN III PKS AEK
NABARA SELATAN
KARYA ILMIAH
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri. Kecuali beberapa kutipan
dari ringkasan yang masing- masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juli 2016
SALMANUDIN ALFARISI
132401129
Universitas Sumatera Utara
PENGHARGAAN
Bismillahirrahmanirrahim,
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya serta salawat beriring salam kita ucapkan pada
kehadirat Nabi besar Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir ini sebagai syarat untuk meraih gelar Ahli Madya pada program studi Diploma 3
Kimia di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
Selama penulisan tugas akhir ini penulis banyak mendapatkan dorongan, bantuan
dan motivasidari semua
pihak.Makapadakesempataninidengansegalakerendahanhatipenulisinginmengucapkan
terima kasih kepadakedua orang tuapenulisyaituAyahandaSyaffruddindanIbunda Anita
Rahman yang telahmemberikandukunganmorildanmaterilsertadoa yang
telahmenguatkanpenulisdalammenyelesaikanTugasAkhirini.
TerimakasihkepadaDra. Emma Zaidar, M.Siselaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktunya selama penulisan tugas akhir ini. Terima kasih kepada Dr.
Rumondang Bulan,MSselakuKetuaDepartemen Kimia FMIPA USU dan Albert Pasaribu
selaku Sekretaris Departemen Kimia FMIPA USU,Dra. Emma Zaidar, M.SiselakuKetua
Program Studi D3 Kimia danDra. HerlinceSihotang, M.SiselakuSekretaris Program Studi
D3 Kimia. Seluruh Staff dan Dosen Kimia FMIPA USU, Pegawai FMIPA USU beserta
rekan-rekan kuliah. AkhirnyatidakterlupakankepadaAyah, Ibu dan keluarga yang selama
ini memberikanbantuandandorongan yang diperlukan. Semoga Allah SWT
akanmembalasnya.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN
PERNYATAAN
PENGHARGAAN
ABSTRAK
ABTRACT
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
1.3. Mamfaat
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sejarah perkebunan kelapa sawit
2.2. Minyak kelapa sawit
2.3. Komposisi minyak kepala sawit dan inti sawit
2.4. Mutu minyak kelapa sawit
2.5. Proses pengolahan
2.5.1. Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Receotion Station)
2.5.2. Stasiun Perebusan (Sterresing Station)
2.5.4. Stasiun Pengadukan dan kempa (Digester Pressing Station)
2.5.5.Staisiun Pemurnian Minyak
2.5.6.Pengolahan Kernel
2.6. Penentuan Kadar Air terhadap Mutu Minyak Sawit
2.7. Penentuan kadar air terhadap kadar Asam Lemak Bebas (ALB)
2.8. Penentuan kadar air terhadap reaksi Enzimatis
2.9. Jenis-jenis Produksi Kelapa Sawit
BAB 3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1. Bahan
3.2. Peralatan
3.3. Produser
3.3.1 Penentuan Kadar Kotoran
3.3.2 Penentuan Kadar Air
BAB 4 HASIL ANALISISA DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Percobaan
4.2. Perhitungan
4.2.1 Kadar air
4.2.2 Kadar kotoran
4.3. Pembahasan
BAB 5 KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Halaman
i
ii
iii
iv
v
vi
viii
1
1
1
3
4
4
6
7
8
9
10
11
14
14
15
15
16
18
18
18
18
18
19
20
20
21
21
21
24
26
26
27
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.3.1 Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit Dan
Minyak Inti Kelapa Sawit
Tabel 4.1. Data Hasil Analisa
6
20
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Penentuan Kadar Air dan kadar Kotoran dari inti sawit pada stasiun kernel di PTPN III pks aek
nabara selatan dengan melakukan percobaan selama 7 hari. Hasil analisis yang diperoleh
bervariasi, yaitu berturut-turut 9,59%, 7,86%, 7,90%, 6,11, 11,70%, 7,90% dan 7,80% untuk
kadar air dan berturut-turut 7,97%, 9,50%, 8,50%, 9,38%, 4,43%, 8,50% dan 7,87% untuk kadar
kotoran. Hasil analisa kadar air dan kadar kotoran tersebut ada 2 sampel yang tidak memenuhi
norma atau standar mutu dari PTPN III pks aek nabara selatan, yaitu norma untuk kadar air
adalah ≤ 7,0% dan untuk kadar kotoran adalah ≤ 6,0%. Maka, untuk bagian pengolahan
kernel haruslah diperhatikan betul factor-faktor yang dapat meningkatkan kadar air dan kadar
kotoran tersebut. Karena kadar air dan kadar kotoran pada inti sawit yang tidak memenuhi norma
akan menurunkan mutu dari inti sawit yang akan dijual atau diproses lebih lanjut menjadi
minyak inti sawit
Universitas Sumatera Utara
DETERMINATION OF WATER CONTENT AND DIRT CONTEN AND PALM KERNEL
IN KERNEL STATION AT PTPN PKS AEK NABARA SELATAN
ABSTRACT
Determination of Moisture and dirt from the kernel oil content in kernel station at High Cliff
Rambutan PTPN III by conducting experiments for 7 days. Analytical results obtained varied, ie
respectively 9.59%, 7.86%, 7.90%, 6.11, 11.70%, 7.90% and 7.80% for water content and
successive 7.97%, 9.50%, 8.50%, 9.38%, 4.43%, 8.50% and 7.87% for the levels of impurities.
Results of analysis of water content and the levels of these impurities there are two samples that
do not meet the quality standards of the norm or PTPN III Rambutan, which is the norm for the
water content is ≤7.0% and for levels of impurities were ≤ 6.0%. So, for the kernel processing,
shall be fully the factors that can increase water levels and levels of these impurities. Due to
moisture and dirt content in palm kernel that does not meet the norms will reduce the quality of
palm kernel oil to be sold or further processed into palm kernel oil.
Universitas Sumatera Utara
McCabe, Warren L, dkk.1993.Unit Operatin Of Chemical Engineering
. McGraw Hill: New York
Mustafa Hadi, Muh.Ir.teknik berkebun kelapa sawit
. Penerbit: Adicita Karya Nusa, Yogyakarta,2004.Nag, PK.
Power plant engineering
, second edition, Penerbit : Mc Graw Hill. 2002
Syalkhin, P. Diterjemahkan oleh Ir. Zulkifli Harahap,
Turbin Uap, penerbit Erlangga
, Jakarta1999
.Suyatno, Risza, IR.
Kelapa sawit upaya peningkatan produktivitas,
Ikanisius, Yogyakarta, 1994.Wakil, M. M
steam power plant,
Jhon Welly dan Son, New York, 1994
Anonim. 2013. Palm Oil. http:/id.wikipedia.org/wiki/
chemicalcompotitionDiakses pada tanggal
17 September 2013
.Anonim 2014Kelapa Sawit http:/id.wikipedia.org/wiki/kelapa_sawit.
Diakses pada tanggal23Mei2014
.Arief, M. 1993.
Farmasetika. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hal :
161167.
Atkins, Peter, and Loretta Jones.2005.
Chemical Principles: The Quest for Insight
. 3rd edW. H. Freeman and Company
.New York
Becker, P. 1983. Enclyclopedia of Emultion Technology. M
arcel Dekker Inc. New York. 12: 1542-2127.
Branen, A.L. and P.M. Davidson. 1983. Antimicrobials in Foods. Marcel
Dekker, Inc. New York.
Borncsheuer. 1995. Lipase catalyzedsyntheses of monoglycerols. Enzyme.
Microbe Technol. 17:578586.
Buckle, K.A.,R.A. Edwards, G.H.Fleet, dan M. Wootton. 1987.
Ilmu Pangan
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
METODE PERCOBAAN
3.1.Alat
1. Alu dan lumpang
2. Alumunium foil
3. Spatula
4. Oven
Sartorius
5. Talam
6. Neraca
7. Ember
8. Plastik
9. Kertas
10. Desikator
11. Cawan petri
3.2.Bahan
1. Hydrocyclon
2. Inti Produksi
3. Dry Sistem
Universitas Sumatera Utara
3.3. Prosedur Kerja
3.3.1.Prosedur penentuan kadar kotoran
Cara Kerja:
1. Diambil sample pada station kernel plant
2. Ditimbang1000 gram inti sawit
3. Diletakkan diatas talam
4. Dipisahkan nut pecah dari sample
5. Ditimbang
6. Dicatat hasilnya
3.3.2. Prosedur penentuan kadar air
Cara Kerja:
1. Diambil sample pada station kernel plant
2. Ditimbang1000 gram inti sawit
3. Dihaluskan sampel dengan menggunakan alu dan lumping
4. Ditimbang sample sebanyak 10 gram
5. Dimasukan kedalam oven
6. Lalu ditutup oven hingga alarm berbunyi
7. Dicatat kadar air yang di peroleh
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1 Data dan Hasil Percobaan
Data dan hasil kadar kotoran,kadar air dan losis yang terbuang pada tanggal 1 Maret
2016 yang diperoleh dari Pks Aek Nabara Selatan PTPN III adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1.Analisa Kadar Kotoran
NO
1
NO
WAKTU
Nama
Berat
Berat
Berat
POLISI
Kebun
Sampel
Kotoran
Kotor %
BM 5676 08.00
Aek
1000gr
190gr
1,90%
TU
nabara
Hydrocyclon
Inti 106gr
10,6%
Dry 1,81gr
0,18%
sekatan
2
BM 5676 08.00
Aek
1000gr
TU
nabara
Produksi
selatan
3
BM 5676 08.00
Aek
1000gr
TU
nabara
Sistem
selatan
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2. Analisa Kadar Air
NO
NO
WAKTU
POLISI
1
2
BM
Berat
Berat
Berat
Kebun
Sampel
air
air
(gr)
(%)
20gr
26,8%
Aek
5gr
5676
Nabara
Hydrocyclon
TU
Selatan
BM
08.00
Nama
08.00
Aek
5gr
5676
Nabara
Produksi
TU
Selatan
Inti 700gr
6,6%
Keterangan :
1.Hydrocyclon
Sampel = 1000gr
Norma = 5,00gr
2.Inti Produksi
Sampel = 1000gr
Norma :
Kadar Air = 7%
Universitas Sumatera Utara
Kadar Kotoran = 6%
3.Dry Sistem
Sampel = 1000gr
Norma =
4.2.PERHITUNGAN
4.2.1 Penentuan Kadar Kotoran
%KK=
x 100 %
Pada 1 Maret 2016,diambil sampel pada kernel plant sebanyak 1000gr dari sebuah
truk dengan plat BM 5676 TU asal kebun Aek Nabara Selatan.Setelah dianalisa di
laboratorium,diperoleh berat kotoran dari sampel tersebut ialah sebagai berikut :
1.Hydrocyclon
%KK =
X 100% = 1,90%
2.Inti produksi
%KK =
X 100% = 10,6%
3.Dry sistem
Universitas Sumatera Utara
X 100% = 0,18%
%KK =
4.2.1 Penentuan Kadar Air
X 100%
%KA =
Keterangan :
W
= Berat Wadah Sampel
Wo = Berat Sampel
Wx = Berat Hasil Penimbangan Setelah Pengeringan
KK = Kadar Kotoran
KA = Kadar Air
Pada sebuah analisa,diketahui bahwa berat alumunium foil kosong (W) 4,5gr
dan Berat sampel (Wo) 5gr.Setelah dianalisa di laboratorium,diperoleh berat
kadar air dari sampel sebagai berikut :
1.Hydrocyclon
%KA =
(
)
=
X 100%
X 100%
= 26,8%
2.Inti Produksi
Universitas Sumatera Utara
%KA =
(
)
X 100%
X 100%
=
= 6,6%
3.Dry Sistem
%KA =
(
=
)
X 100%
X 100%
= 46,4%
Universitas Sumatera Utara
4.3 pembahasan
Kelapa Sawit dan Minyak Sawit Serta Produk Turunannya Kelapa sawit merupa
kan tanaman tropis penghasil minyak nabati yang hingga saat ini diakui paling
produktif dan ekonomis dibandingkan tanaman penghasil minyak nabati lainnya,
misalnya kacang kedelai, kacang tanah, kelapa, bunga matahari, dan lain-lain.
Kegunaan dari kelapa sawit tersebut adalah :-Minyak kelapa sawit merupakan
bahan baku untuk kebutuhan pangan (minyak goreng, margarin, vanaspati,
lemak,dan lain-lain) tetapi juga untuk memenuhi
kebutuhan non pangan (gliserin, sabun, deterjen, BBM, dan lain-lain).
Inti sawit yang menghasilkan minyak inti sawit digunakan sebagai bahan sabun,
minyak goreng, kosmetik, dan sebagainya.Cangkang atau tempurungnya dapat digunakan sebagai bahan bakar/sumber
energi.-Tandan kosong untuk bahan bakar ketel uap, mulsa dan abu sebagai pupuk
ka lium.-Ampas lumatan daging buah untuk bahan bakar ketel uap. (Hadi, M.M.,
2004)Bagi industri kimia, CPO menjadi bahan dasar detergen, sabun, minyak,
bahan fermentasi anggur , lapisan cat, minyak pelumas, lilin, bahan semir
furniture, bahan peledak, minyak bahan tekstil, hingga biodiesel yang dicanangkan
akan menjadi sumber energi alternatif.(Hilditch, 1960)
Minyak inti sawit (PKO) mempunyai produk turunan yang relatif lebih sedikit
dibandingkan dengan CPO. Tiga produk turunan PKO yakni
fatty acidlauric a, dan myristic aci Selain tiga zat ini, yang biasa ditemui adalah
margarin, pengganti mentega, lemak khusus, es krim, krim kopi, gula
-gula, krim buatan, sabun, deterjen,
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 kesimpulan
Kelapa sawit bukanlah tanaman asli di Indonesia. Tanaman ini dimasukkan
pertama kalidari Afrika sebagai sentra plasma nutfah pada tahun 1848, ditanam
dikebun Raya Bogor.Percoban-percobaan banyak dilakukan diberbagai tempat di
Jawa dan Sumatera.Tanaman kelapa sawit (Elaeis quinensis jacq) merupakan
tumbuhan tropis golongan plam yang termaksud tanaman tahunan. Buah sawit
berukuran kecil antara 12-18 gr/butir. Buah sawit yang dipanen dalam bentuk
tandan disebut dengan tandan buah sawit. Tanaman buah sawit sudah mulai
menghasilkan pada umur 24-30 bulan. Buah yang pertama keluar
masih dinyatakan dengan buah pasir artinya belum dapat diolah dalam pabrik
karena masih mengandung minyak yang rendah. Umur buah tergantung pada
jenis tanaman,umur tanaman dan iklim, umumnya buah telah dapat dipanen
setelah berumur 6 bulan terhitung setelah penyerbukan.
5.2 SARAN
-sebaiknya sumber daya manusia di pks aek nabara selatan harus memiliki
pengalaman yang cukup
- sebaiknya mesin produksi pks aek nabara selatan selalu dijaga
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Sejarah perkebunan kelapa sawit
Kelapa sawit (Elacis guineensis jascg)
adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri,
maupun bahan baker (biodisel). Perkebunan menghasilkan keuntungan besar
sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan
kelapa sawit. Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit kedua setelah
Malaysia. Di Indonesia penyebarannya di daerah aceh, pantai timur Sumatera,
jawa, dan Sulawesi. Kelapa sawit didatangkan ke Indonesia oleh pemerintah hindia
belanda pada tahun 1848. beberapa bijinya ditanam di kebun raya bogor, sementara
sisa benihnya ditanam di tepi-tepi jalan sebagai tanaman hias di deli, Sumatera
Utara pada tahun 1870-an. Pada saat bersamaan meningkatlah permintaan minyak
nabati akibat revolusi industri pertengahan abad ke-19, dari sini kemudian muncul
ide membuat perkebunan kelapa sawit berdasarkan tumbuhan seleksi dari bogor
dan deli, maka dikenal lah jenis sawit “Deli Dura”. Pada tahun 1911, kelapa sawit
mulai diusahakan dan dibudidayakan secara komersial dengan perintisnya di
Hindia belanda adalah Adrian, seorang belgia, yang lalu diikuti oleh K. Schadt.
Perkebunan kelapa sawit pertama berlokasi di pantai timur sumatera (Deli) dan
Aceh. Luas areal perkebunan mencapai 5.123. Pusat pemuliaan
dan penangkaran kemudian didirikan di marihat (terkenal sebagai AVROS),
sumatera utara dan di rantau panjang, kuala Selangor, Malaysia pada 1911-1912. di
Malaysia, perkebunan pertama dibuka pada tahun 1917 di lading tenmaran, kuala
Selangor menggunakan benih dura deli dari rantau panjang. Di afrika barat sendiri
penanaman kelapa sawit besar-besaran baru di mulai pada tahun 1911. Hingga
menjelang pendudukan jepang, hindia belanda merupakan pemasok utama minyak
sawit dunia. Semenjak pendudukan jepang, produksi merosot hingga tinggal
seperlima dari angka tahun 1940. Usaha peningkatan pada masa orde baru
perluasan areal penanaman digalakkan, dipadukan dengan system PIT perkebunan.
Perluasan areal perkebunan kelapa sawit terus berlanjut akibat meningkatnya harga
minyak bumi sehingga peran minyak nabati meningkat sebagai energi alternative.
Bebarapa pohon kelapa sawit yang ditanam di kebun Botani Bogor hingga
sekarang masih hidup, dengan ketinggiaan 12 m, dan merupakan kelapa sawit
tertua di Asia Tenggara yang berasal dari Afrika. (Mangoensoekarjo,2003).
2.2.Minyak kelapa sawit
Salah satu dari beberapa tanaman golongan palm yang dapat menghasilkan minyak
adalah kelapa sawit (Elaisgi guinensis JACQ ).
Universitas Sumatera Utara
Batangnya mencapai tinggi 15-24 meter dan memiliki buah yang banyak pada tiap
tandan yang muncul pada ketiak daun. Kelapa Sawit tumbuh terdiri dari tiga tipe
atau varies, yaitu tipe Dura, Tenera dan Psifera. Masing-masing tipe dibedakan
berdasarkan table tempurung. Pada umumnya kelapa sawit terdiri beberapa
varietas, berdasarkan karakteristiknya dapat dibagi atas 3 (tiga) bagian yaitu :
1. Duara
Tempurung cukup tebal antara 2-8 mm dan tidak terdapat lingkaran sabut pada
bagian luar tempurung. Daging buah relative tipis dengan persentase daging buah
terhadap buah bervariasi antara 35-50%. Kernel ( daging buah ) biasanya besar
dengan kandungan minyak yang rendah. Dari empat pohon induk yang tumbuh di
Kebun Raya Bogor, varietes ini kemudian menyebar ke tempat lain, antara lain ke
Negara Timur Jauh. Dalam persaingan, varietes Dura dipakai sebagai pohon induk
betina.
2. Pisifera
Ketebalan tempurung sangat tipis bahkan hamper tidak ada, tetapi daging buahnya
tebal. Persentase daging buah terhadap buah cukup tinggi, sedangkan daging biji
sangat tipis. Jenis Pisifera tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengan
jenis yang lain. Varietas ini dikenal sebagai tanaman betina yang steril sebab bunga
betina gugur pada fase dini. Oleh sebab itu, dalam persilangan dipakai sebagai
pohon induk jantan. Penyerbukan silang antara Pisifera dan Dura menghasilkan
Pisifera.
3. Tenera
Varieras ini mempunyai sifat-sifat yang berasal dari kedua induknya yaitu Dura
dan Pisifera. Varietas inilah yang banyak ditanam di perkebunan – perkebunan
pada saat ini. Tempurung sudah menipis, ketebalannya berkisar antara 0,54 mm,
dan terdapat lingkaran serabut di sekelilingnya. Persentase daging buah terhadap
buah tinggi, antara 60-90%. Tanda buah yang dihasilkan oleh Tenera lebih banyak
dari pada Dura, tetapi ukuran tandanya relative lebih kecil.
( Phan, I. 2006 ).
2.2Komposisi minyak kelapa sawit dan minyak sawit
Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80% perikarp dan 20 persen buah yang
dilapisi kulit yang tipis, kadar minyak dalam perikarp sekitar 34-40 persen. Minyak
kelapa sawit adalah lemak semi dapat mempunyai komposisi yang tetap. Rata –
rata komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel 2.3.1.
bahan yang tidak dapat disabunkan jumlahnya sekitar 0,3 persen.
Tabel 2.3.1 Komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dan minyak inti sawit
Universitas Sumatera Utara
Asam Lemak Minyak Kepala Sawit (Persen) Minyak Inti Sawit ( Persen ) Asam
kaprilat Asam kaproad Asam laurat Asam miristat Asam palmiat Asam stearat
Asam oleat Asam linoleat.
2.4 Mutu minyak kelapa sawit
Mutu minyak kelapa sawit adalah merupakan hal yang penting untuk menentukan
kualitas dari minyak. Rendahnya mutu minyak sawit sangat ditentukan oleh
banyak factor. Factor – factor tersebut dapat langsung dilihat dari sifat pohon
induknya penanganan pasca panen, atau kesalahan selama pemrosesan dan
pengangkutannya. Berikut ini akan dikemukakan beberapa hal yang berkaitan
dengan penurunan mutu minyak sawit dan cara pencegahannya, mutu minyak
kelapa sawit ditentukan oleh beberapa factor yaitu :
1. Asam Lemak Bebas
Asam lemak bebas dalam konsentrasi tinggi yang terikut dalam minyak sawit
sangat merugikan. Asam lemak bebas yang tinggi mengakibatkan rendemen
minyak turun, maka dilakukan usaha untuk mencegah terbentuknya asam lemak
bebas dalam minyak sawit. Kenaikan kadar asam lemak bebas ini disebabkan
karena adanya hidrolisa pada minyak Hasil reaksi hidrolisa minyak sawit adalah
gliserol dan asam lemak bebas, reaksi ini dipercepat juga dengan adanya factorfaktor seperti : panas, air, keasaman, dan katalis ( enzim ). Semakin lama reaksi ini
berlangsung maka semakin banyak asam lemak bebas yang terbentuk. Beberapa
factor yang dapat menyebabkan peningkatan kadar asam lemak bebas yang relatif
tinggi dalam minyak sawit antara lain :
1.Pemanenan buah sawit yang tidak tepat waktu
2.Keterlambatan dalam pengumpulan dan pengangkutan buah
3.Penumpukan buah yang terlalu lam, dan
4.Proses hidrolisa selama pemrosesan di pabrik
2. Kadar Air
Kadar air yang terkandung dalam minyak sawit tergantung pada efektivitas
pengolahan kelapa sawit menjadi CPO, dan juga tergantung pada kematangan
buah yang dipanen. Buah yang terlalu matang akan mengandung air lebih banyak.
Untuk itu perlu pengaturan panen yang tepat dan pengolahan yang sempurna
untuk mendapatkan produk yang tinggi mutunya.
3.Kadar Zat Menguap dan Koto ran
Kotoran yang terdapat dalam minyak ada yang berukuran besar dan ada pula yang
berukuran kecil. Kotoran-kotoran yang berukuran besar bisa dihilangkan dengan
cara penyaringan dengan menggunakan alat penyaring. Akan tetapi kotorankotoran atau serabut yang berukuran kecil tidak bias disaring, hanya melayangmelayang didalam minyak sawit sebab berat jenisnya sama dengan minyak sawit.
Universitas Sumatera Utara
Meskipun kadar asam lemak bebas dalam minyak sawit kecil, tetapi, hal itu belum
menjamin mutu minyak sawit. Kematangan minyak sawit harus dijaga dengan
membuang kotoran dan zat penguap. Hal ini dilakukan dengan perlatan pemurnian
modern.
(Fauzi, 2002 ) 2.5.
Proses Pengolahan
PTPN II Rambutan Tebing Tinggi bahan baku utamanya adalah buah sawit yang
masih segar untuk diolah menjadi minyak kelapa sawit (CPO) dan inti sawit yang
diperoleh dari pemisahan daging buah dan biji sawit yang akan diolah menjadi
minyak inti sawit (PKO). Dengan melalui beberapa tahap pengolahan sebagai
berikut :
Cara pengolahan inti sawit ada 2 macam, salah satu cara diantaranya yaitu dengan
mengektraksi minyak menggunakan hexane. Dapat diperoleh minyak inti sawit
(PKO) yang tinggi yaitu 46,5% dan pellet kering yang berkadar minyak 3%. Cara
ini memerlukan investasi besar dan mengandung risiko kebakaran yang besar
karena hexane mudah terbakar. Cara kedua menggunakan pressan (kempa) yang
akan memberikan rendeman minyak lebih rendah yaitu 40% dan ampas yang
masih mengandung minyak 8%. Cara kedua ini biaya investasinya lebih kecil.
Pada saat ini cara kedua lebih banyak dipilih dan dibawah ini akan diuraikan lebih
lanjut. Untuk mendapatkan efisiensi yang lebih tinggi maka sebaiknya pabrik
pengolahan inti ini berada dalam lokasi yang sama dengan pabrik pengolahan
tandan sehingga fasilitas yang telah ada (tenaga kerja, pembangkit listrik bangunan
dan lain-lain) dapat dimamfaatkan lebih baik. (Adlin. 1992).
2.5.3.Stasiun Penebahan (Theressing Station)
TBS berikut lori yang telah direbus dikirim penebah
(thresher)dengan bantuan hoisting crane transfer carriage.
Proses penebahan ini terjadi akibat tromol berputar pada sumbu mendatar yang
membawa TBS ikut berputar sehingga membanting-banting TBS tersebut dan
menyebabkan brondolan lepas dari tandannya. Pada bagian dalam dari penebah,
dipasang batang-batang besi perantara sehingga membentuk kisi menungkinan
brondolan keluar dari penebah, brondolan yang keluar dari bagian bawah
penembah ditampung oleh screwconveyer untuk dikirim kebagian digesting
dan pressing.
2.5.4. Stasiun Pengadukan dan Kempa ( Digester and Pressing Station)
Pada stasiun ini dilakukan dua tahap pengolahan yaitu :
a. Pengadukan
Brondolan yang dihasilkan pada proses penebahan dialirkan kedalam
digester,
Universitas Sumatera Utara
Peralatan ini digunakan untuk melumatkan brondolan. Sehingga daging buah
terpisah dari biji dan menhancurkan sel-sel yang mengandung minyak, dalam
waktu cepat agar minyak dapat diperas sebanyak-banyaknya pada aat pengempaan.
b. Pengempaan
Tujuan dari proses pengempaan adalah untuk mengambil minyak yang ada dalam
masa adukan semaksimal mungkin dengan cara mengempa pada tekanan tertentu.
Tekanan kempa yang ditentukan 50-60 Kg/cm
2.5.4.Stasiun Pemurnian Minyak
Stasiun ini berfungsi untuk mendapatkan minyak sawit yang sudah dimurnikan
dari kotoran. Pada stasiun pemurnian/klarifikasi minyak, terjadi beberapa tahapan
proses, yaitu :
a.Pemisahan Pasir
b.Penyaringan minyak
c.Pemurnian Minyak
d.Pemisahan Lumpur
e.Pengutipan Minyak Alat-alat yang terlibat dalam proses pemurnian minyak
secara ringkas terdapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Tangki Pemisah Pasir
Alat ini digunakan untuk memisahkan pasir dari cairan minyak kasar. Hal-hal ini
yang perlu diperhatikan :
1.Suhu minyak kasar 95-1150C 2.
Pembuangan pasir dilakukan secara rutin setiap 4 jam
b. Saringan Besar
Untuk memisahkan serat-serat dan kotoran kasar yang terikut dengan minyak,
dilakukan dengan penyaringan pada ayakan/saringan getar. Benda-benda yang
berupa ampas yang disaring pada saringan ini dikembalikan kelimba buah untuk
diproses kembali. Cairan minyak yang ditampung dalam tangki minyak kasar.
c. Bak Minyak Mentah
Minyak kasar yang telah disaring masuk kedalam bak minyak mentah yang
brfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sebelum dipompakan dalam
tangkiu pemisah minyak
continious tank dengan pompa minyak kasar. Untuk menjaga agar suhu cairan
tetap, diberikan penambahan panas dengan menginjeksikan uap pada temperature
90-950C.
d. Tangki Pemisah (Continious Setting Tank)
Minyak yang dipompakan dari tangki minyak kasar ke tangki pemisah lanjut
melalui tangki umpan continious settling masih bercampur dengan Lumpur dan
air, oleh karma itu harus dipisahkan. Minyak yang masih kotor dialirkan ke sludge
tank untuk dipisahkan dari zat-zat pengotorannya dan minyak yang bersih
dialirkan ke oil tank.
Universitas Sumatera Utara
e. Tangki Masakan Minyak (Oil Tank)
Minyak yang telah dipisahkan pada tangki pemisah ditampung didalam tangki ini
untuk dinasi lagi sebelum diolah lebih lanjut pada sentrifusi minyak. Diusahakan
suhu tetap pada 90-950.
2.5.6 Pengolahan Kernel
Untuk mengolah tandan buah segar (TSB) menjadi
Crude palm oil (CPO) dan kernel, PKS-Rambutan memiliki stasiun kerja yang
saling terkait, yaitu : a. Stasiun penerima TBS dan pengiriman produksi
b. Stasiun loading ramp
c. Stasiun rebusan (Sterillizer)
d. Stasiun thressing
e. Stasiun pressing
f. Stasiun klarifikasi
g. Stasiun kernel
h. Stasiun water treatment
i. Stasiun power plant
j. Stasiun boiler
k. Stasiun fat-fit effluent treatmen
(Tim penulis, 1997)
2.6. Penentuan Kadar air terhadap mutu minyak sawit
Dari hasil pengolahan didapat CPO dengan zat menguap air sebesar 0,3% dan
kadar kotoran hanya 0,0005%. Dalam kondisi diatas CPO sudah dianggap
terjadinya proses hidrolisa, perlu dilakukan pengeringan pada kondisi fisik hampa
sehingga CPO tersebut hanya mengandung kadar zat yang terdapat pada minyak
sawit mentah adalah sebagai berikut : a. Karena dengan tingginya kadar air pada
CPO maka secara otomatis akan mengganggu proses pemucatan dan akan
mempengaruhi warna CPO yaitu merak akan semakin meningkat atau semakin
besar sehingga dengan demikian kualitas CPO semakin menurun.
Karena dengan semakin kadar air yang terkandung dalam CPO secara otomatis
kadar asam lemak bebas akan semakin besar pula dan hal ini akan mengakibatkan
turunnya mutu dari CPO. Dengan menaikkan kadar air pada CPO maka akan
mengakibatkan terganggunya pemucatan CPO. Dengan terganggunya proses
pemucatan pada CPO maka otomatis akan mempengaruhi kualitas dari produksi
dan akan mengganggu kesinambungan proses. Dalam praktek di lapangan sulit
untuk mempengaruhi perubahan kadar air terhadap kualitas warna CPO pada
proses pemucatan dan pengaruh perubahan kadar air terhadap kandungan ALB.
2.7. Penentuan kadar air terhadap kadar asam lemak bebas (ALB)
Universitas Sumatera Utara
Kadar air yang berlebih yang terdapat pada CPO dapat mempengaruhi kadar ALB
dalam CPO yaitu semakin besar pula kadar ALB-nya.
2.8. Penentuan kadar air terhadap reaksi enzimatis
Kegiatan enzimatis yang tidak menguntungkan dalam proses pengolahan pangan
dapat dihambat atau diberhentikan misalnya dengan pemanasan. Penurunan kadar
air akan sangat besar pengaruhnya terhadap reaksi enzimatis karena pada kondisi
air bebas akan membantu difusi enzim dan substratnya. Pada nilai kadar air rendah
kelarutan substrat sangat kecil jumlahnya dan apabila jumlahnya telah habis
dihidrolisasis maka reaksinya akan terhenti. Oleh karena itu peningkatan kadar air
bebas akan melarutkan substrat yang baru.
(Kateren, 1986).
2.9. Jenis-jenis Produksi Kelapa Sawit
Buah kelapa sawit menghasilkan dua jenis minyak. Minyak yang berasal dari
daging buah (mesokarp) berwarna merah. Jenis minyak ini dikenal sebagai
berikut.
1.Minyak kelapa sawit kasar atau crude palm oil (CPO)
2.Minyak inti sawit atau palm kernel oil (PKO) Bahan padatan ini dapat
dimanfaatkan untuk sumber energy, pupuk, makanan, ternak, dan bahan untuk
industry. Produksi CPO dan PKO bertambah dengan pesat, karena
bertambahnya dengan cepat perluasan areal, pertambahan areal tanaman
menghasilkan, serta penerapan teknologi maju. Ini mengakibatkan masalah
permasalahan hasil dan masalah pengendalian mutu atau pemamfaatan limbah.
Pemasaran perlu dilakukan diversifikasi produk untuk memperluas pasar dan
melakukan penyesuaian terhadap keinginan dan permintaan pasar. Produk kelapa
sawit dapat dikelompokkan dalam :
a.Bahan makanan (oleofoo, oleomakanan)
b.Bahan non makanan (oleochemical, oleokimia)
c.Bahan kosmetik dan farmasi (cosmetic farmacy)
(Ritonga, )
Universitas Sumatera Utara
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Minyak Kelapa Sawit merupakan tanaman yang paling produktif dengan produksi
minyak perhal paling tinggi dari seluruh tanaman penghasil minyak nabati lainnya.
Dimana tanaman ini dapat memberikan keuntungan yang paling melimpah bagi
pihak pengusaha perkebunan maupun pedagang, karena kebutuhan minyak nabati
dan lemak dunia terus meningkat sebagai akibat pertumbuhan penduduk. Minyak
kelapa sawit merupakan komoditas yang mempunyai nilai strategis karena
merupakan bahan baku utama pembuatan minya makan. Dimana minyak kelapa
sawit dapat dihasilkan dari tandan buah segar (TBS) menjadi minyak kasar kelapa
sawit (crude palm oil) dan minyak intih sawit (palm kernel oil) pabrik kelapa sawit
Rambutan PTP. Nusantara III merupakan salah satu pabrik kelapa sawit yang tidak
hanya mengolah tandan buah segar (TBS) menjadi minyak kasar kelapa sawit
(crude palm oil dan minyak inti sawit (palm kernel oil). Mutu minyak sawit dapat
terjaga dengan menekan rendah mungkin kadar asam lemak bebas, air dan kotoran
didalamnya. Pada kesempatan ini, yang akan dibahas adalah penentuan kadar air
dan kadar kotoran dari inti sawit pada stasiun kernel di PTPN III Rambutan
Tebing Tinggi. Salah satu factor yang mempengaruhi mutu minyak sawit adalah
kadar air yang terdapat pada minyak sawit, dimana jika kadar air dalam minyak
sangat besar dapat mengakibatkatkan gliserida sehingga asam lemak bebasnya
semakin besar pula.
( Tim Penulis, 1997 )
1.2 Permasalahan
Masalah yang dihadapi adalah berapa % kadar air dan kadar kotoran yang terdapat
di dalam inti sawit setelah diolah di PTPN III Rambutan Tebing Tinggi. Apakah
kadar air dan kadar kotoran tersebut memenuhi norma atau tidak.
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui kadar air dan kadar kotoran dari inti sawit
Universitas Sumatera Utara
1.4Mamfaat
Karya ilmiah ini diharapkan dapat memberi informasi kepada pabrik, khususnya
pada stasiun kernel agar dapat lebih memperhatikan pengolahan kernel sawit agar
memperoleh mutu inti sawit yang baik.
Universitas Sumatera Utara
Abstrak
Minyak Kelapa Sawit merupakan tanaman yang paling produktif dengan
produksi minyak perhal paling tinggi dari seluruh tanaman penghasil minyak
nabati lainnya. Dimana tanaman ini dapat memberikan keuntungan yang paling
melimpah bagi pihak pengusaha perkebunan maupun pedagang, karena
kebutuhan minyak nabati dan lemak dunia terus meningkat sebagai akibat
pertumbuhan penduduk. Minyak kelapa sawit merupakan komoditas yang
mempunyai nilai strategis karena merupakan bahan baku utama pembuatan
minya makan. Dimana minyak kelapa sawit dapat dihasilkan dari tandan buah
segar (TBS) menjadi minyak kasar kelapa sawit (crude palm oil) dan minyak
intih sawit (palm kernel oil) pabrik kelapa sawit Rambutan PTP. Nusantara III
merupakan salah satu pabrik kelapa sawit yang tidak hanya mengolah tandan
buah segar (TBS) menjadi minyak kasar kelapa sawit (crude palm oil dan
minyak inti sawit (palm kernel oil). Mutu minyak sawit dapat terjaga dengan
menekan rendah mungkin kadar asam lemak bebas, air dan kotoran didalamnya.
Pada kesempatan ini, yang akan dibahas adalah penentuan kadar air dan kadar
kotoran dari inti sawit pada stasiun kernel di PTPN III Rambutan Tebing
Tinggi. Salah satu factor yang mempengaruhi mutu minyak sawit adalah kadar
air yang terdapat pada minyak sawit, dimana jika kadar air dalam minyak sangat
besar dapat mengakibatkatkan gliserida sehingga asam lemak bebasnya semakin
besar pula.
PENENTUAN KADAR AIR,KOTORAN DAN LOSIS YANG TERBUANG
PADA PRODUKSI KERNEL PLANT(INTI SAWIT) DI PTPN III PKS AEK
NABARA SELATAN
KARYA ILMIAH
SALMANUDIN ALFARISI
132401129
PROGRAM STUDI DIPLOMA KIMIA
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
Universitas Sumatera Utara
PENENTUAN KADAR AIR,KOTORAN DAN LOSIS YANG TERBUANG
PADA PRODUKSI KERNEL PLANT(INTI SAWIT) DI PTPN III PKS AEK
NABARA SELATAN
KARYA ILMIAH
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syaratmemperoleh Ahli Madya
SALMANUDIN ALFARISI
132401129
PROGRAM STUDI DIPLOMA KIMIA
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
Universitas Sumatera Utara
PERSETUJUAN
Judul
: PENENTUAN KADAR AIR,KOTORAN DAN LOSIS YANG
TEBUANG PADA PRODUKSI KERNEL PLANT (INTI SAWIT) DI PTPN III PKS AEK
NABARA SELATAN
Kategori
: KARYA ILMIAH
Nama
: SALMANUDIN ALFARISI
NomorIndukMahasiswa
: 132401129
Program Studi
: DIPLOMA 3 KIMIA
Departemen
: KIMIA
Fakultas
: MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Disetujui di
Medan, Juli 2016
DisetujuiOleh
Program studi D3 Kimia FMIPA-USU
Ketua,
Dra. Emma Zaidar, M.Si
NIP. 195512181987012001
DosenPembimbing
Dra. Emma Zaidar, M.Si
NIP. 195512181987012001
Departemen Kimia FMIPA-USU
Ketua,
Dr. RumondangBulan, MS
NIP. 195408301985032001
Universitas Sumatera Utara
PERNYATAAN
PENENTUAN KADAR AIR,KOTORAN DAN LOSIS YANG TERBUANG
PADA PRODUKSI KERNEL PLANT(INTI SAWIT) DI PTPN III PKS AEK
NABARA SELATAN
KARYA ILMIAH
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri. Kecuali beberapa kutipan
dari ringkasan yang masing- masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juli 2016
SALMANUDIN ALFARISI
132401129
Universitas Sumatera Utara
PENGHARGAAN
Bismillahirrahmanirrahim,
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya serta salawat beriring salam kita ucapkan pada
kehadirat Nabi besar Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir ini sebagai syarat untuk meraih gelar Ahli Madya pada program studi Diploma 3
Kimia di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
Selama penulisan tugas akhir ini penulis banyak mendapatkan dorongan, bantuan
dan motivasidari semua
pihak.Makapadakesempataninidengansegalakerendahanhatipenulisinginmengucapkan
terima kasih kepadakedua orang tuapenulisyaituAyahandaSyaffruddindanIbunda Anita
Rahman yang telahmemberikandukunganmorildanmaterilsertadoa yang
telahmenguatkanpenulisdalammenyelesaikanTugasAkhirini.
TerimakasihkepadaDra. Emma Zaidar, M.Siselaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktunya selama penulisan tugas akhir ini. Terima kasih kepada Dr.
Rumondang Bulan,MSselakuKetuaDepartemen Kimia FMIPA USU dan Albert Pasaribu
selaku Sekretaris Departemen Kimia FMIPA USU,Dra. Emma Zaidar, M.SiselakuKetua
Program Studi D3 Kimia danDra. HerlinceSihotang, M.SiselakuSekretaris Program Studi
D3 Kimia. Seluruh Staff dan Dosen Kimia FMIPA USU, Pegawai FMIPA USU beserta
rekan-rekan kuliah. AkhirnyatidakterlupakankepadaAyah, Ibu dan keluarga yang selama
ini memberikanbantuandandorongan yang diperlukan. Semoga Allah SWT
akanmembalasnya.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN
PERNYATAAN
PENGHARGAAN
ABSTRAK
ABTRACT
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
1.3. Mamfaat
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sejarah perkebunan kelapa sawit
2.2. Minyak kelapa sawit
2.3. Komposisi minyak kepala sawit dan inti sawit
2.4. Mutu minyak kelapa sawit
2.5. Proses pengolahan
2.5.1. Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Receotion Station)
2.5.2. Stasiun Perebusan (Sterresing Station)
2.5.4. Stasiun Pengadukan dan kempa (Digester Pressing Station)
2.5.5.Staisiun Pemurnian Minyak
2.5.6.Pengolahan Kernel
2.6. Penentuan Kadar Air terhadap Mutu Minyak Sawit
2.7. Penentuan kadar air terhadap kadar Asam Lemak Bebas (ALB)
2.8. Penentuan kadar air terhadap reaksi Enzimatis
2.9. Jenis-jenis Produksi Kelapa Sawit
BAB 3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1. Bahan
3.2. Peralatan
3.3. Produser
3.3.1 Penentuan Kadar Kotoran
3.3.2 Penentuan Kadar Air
BAB 4 HASIL ANALISISA DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Percobaan
4.2. Perhitungan
4.2.1 Kadar air
4.2.2 Kadar kotoran
4.3. Pembahasan
BAB 5 KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Halaman
i
ii
iii
iv
v
vi
viii
1
1
1
3
4
4
6
7
8
9
10
11
14
14
15
15
16
18
18
18
18
18
19
20
20
21
21
21
24
26
26
27
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.3.1 Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit Dan
Minyak Inti Kelapa Sawit
Tabel 4.1. Data Hasil Analisa
6
20
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Penentuan Kadar Air dan kadar Kotoran dari inti sawit pada stasiun kernel di PTPN III pks aek
nabara selatan dengan melakukan percobaan selama 7 hari. Hasil analisis yang diperoleh
bervariasi, yaitu berturut-turut 9,59%, 7,86%, 7,90%, 6,11, 11,70%, 7,90% dan 7,80% untuk
kadar air dan berturut-turut 7,97%, 9,50%, 8,50%, 9,38%, 4,43%, 8,50% dan 7,87% untuk kadar
kotoran. Hasil analisa kadar air dan kadar kotoran tersebut ada 2 sampel yang tidak memenuhi
norma atau standar mutu dari PTPN III pks aek nabara selatan, yaitu norma untuk kadar air
adalah ≤ 7,0% dan untuk kadar kotoran adalah ≤ 6,0%. Maka, untuk bagian pengolahan
kernel haruslah diperhatikan betul factor-faktor yang dapat meningkatkan kadar air dan kadar
kotoran tersebut. Karena kadar air dan kadar kotoran pada inti sawit yang tidak memenuhi norma
akan menurunkan mutu dari inti sawit yang akan dijual atau diproses lebih lanjut menjadi
minyak inti sawit
Universitas Sumatera Utara
DETERMINATION OF WATER CONTENT AND DIRT CONTEN AND PALM KERNEL
IN KERNEL STATION AT PTPN PKS AEK NABARA SELATAN
ABSTRACT
Determination of Moisture and dirt from the kernel oil content in kernel station at High Cliff
Rambutan PTPN III by conducting experiments for 7 days. Analytical results obtained varied, ie
respectively 9.59%, 7.86%, 7.90%, 6.11, 11.70%, 7.90% and 7.80% for water content and
successive 7.97%, 9.50%, 8.50%, 9.38%, 4.43%, 8.50% and 7.87% for the levels of impurities.
Results of analysis of water content and the levels of these impurities there are two samples that
do not meet the quality standards of the norm or PTPN III Rambutan, which is the norm for the
water content is ≤7.0% and for levels of impurities were ≤ 6.0%. So, for the kernel processing,
shall be fully the factors that can increase water levels and levels of these impurities. Due to
moisture and dirt content in palm kernel that does not meet the norms will reduce the quality of
palm kernel oil to be sold or further processed into palm kernel oil.
Universitas Sumatera Utara