PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TERPROGRAM UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIVAN DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA KOMPETENSI DASAR CUACA DAN IKLIM SMP MUHAMMADIYAH 9 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009 2010

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TERPROGRAM
UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIVAN DAN
HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA
KOMPETENSI DASAR CUACA DAN IKLIM
SMP MUHAMMADIYAH 9 BOYOLALI
TAHUN AJARAN
2009/2010

Oleh :
SUNARSO
K 5403060

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
commit to user


i

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TERPROGRAM
UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIVAN DAN
HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA
KOMPETENSI DASAR CUACA DAN IKLIM
SMP MUHAMMADIYAH 9 BOYOLALI
TAHUN AJARAN
2009/2010

SKRIPSI

Oleh :
SUNARSO
K 5403060


Ditulis dan diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan
Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Gografi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
commit to user

ii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.

Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I

Pembimbing II

Dr. Sarwono, M. Pd

Yasin Yusup, S. Si, M. Si

NIP. 19640414 198903 1 020

NIP. 19740427 200212 1 001

commit to user

iii


perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada Hari : Kamis
Tanggal

: 18 November 2010

Tim Penguji Skripsi:

Nama Terang

Tanda Tangan


Ketua

: Drs. Partoso Hadi, M.Si

1………………

Sekretaris

: Setya Nugraha, S.Si, M.Si

Anggota I

: Dr. Sarwono, M.Pd

Anggota II

: Yasin Yusuf, S.Si, M.Si

2…………………

3………………
4…………………

Disahkan oleh:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd
NIP. NIP. 19600727 198702 1 001

commit to user

iv

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

Sunarso.
K5403060.
PENGGUNAAN
MODEL
PEMBELAJARAN
TERPROGRAM UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIVAN DAN HASIL
BELAJAR GEOGRAFI PADA KOMPENTENSI DASAR CUACA DAN IKLIM
SMP MUHAMMADIYAH 9 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010.
Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Penididikan. Universitas Sebelas
Maret, Agustus 2010.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keaktivan dan
hasil belajar siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 9 Boyolali Tahun Ajaran
2009/2010 dengan mengunakan model pembelajaran terprogram tipe linier.
Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian tindakan kelas, dengan
obyek penelitian yaitu siswa kelas VII Muhammadiyah 9 Boyolali tahun ajaran
2009/2010 dengan jumlah siswa sebanyak 124 siswa. Subyek dalam penelitian ini
yaitu siswa kelas VII B dengan jumlah siswa sebanyak 30 siswa. Sumber data
penelitian ini adalah (1) Siswa SMP Muhammadiyah 9 Boyolali, yaitu
pelaksanaan kegiatan pembelajaran geografi di kelas VII B; (2) Informan, yaitu
guru bidang studi geografi kelas VII; (3) Dokumen, yaitu rencana pelaksanaan

pembelajaran, silabus dan instrumen penelitian. Teknik analisis data yang
digunakan menggunakan analisis diskriptif kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model
pembelajaran terprogram tipe linier dapat meningkatkan keaktivan dan hasil
belajar siswa kelas VII B SMP Muhammadiyah 9 Boyolali Tahun Pelajaran
2009/2010, khususnya pada materi yang berbentuk naratif seperti materi cuaca
dan iklim. Hasil belajar siswa dapat dilihat dari peningkatan hasil tes kognitif pada
setiap siklus. Ketuntasan belajar pada siklus I sebesar 70% meningkat menjadi
86,67%. Nilai rata-rata kelas pada siklus I sebesar 68,11 meningkat menjadi 75
pada siklus II. Rata-rata keaktivan belajar pada siklus I sebesar 40,11% dengan
kategori cukup aktiv, pada siklus II meningkat menjadi 50,15%. Pada siklus II
keaktivan belajar siswa tergolong cukup aktiv.

commit to user

v

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id


ABSTRACT
Sunarso. K5403060. The use of programmed learning to increase students’
activities and learning result on the basic competence of weather and climate on
SMP Muhammadiyah 9 Boyolali academic year 2009/2010. Thesis. Surakarta.
Teaching Training and Education Faculty. Sebelas Maret University. Agustus,
2010.
The purpose of this research are to know improvement students’ activities
and learning result of seventh grade students of SMP Muhammadiyah 9 Boyolali
academic year 2009/2010 by using programmed learning type linier.
The research and action research which the object of this research is
seventh grade students of SMP Muhammadiyah 9 Boyolali academic year
2009/2010, and the total students are 124 students. Subject of this research is
students of VII B which total students is 30 students. The source of the data are
(1) students of SMP Muhammadiah 9 Boyolali who were class VII B as subject of
teaching; (2) informan is geograpy’s teacher of seventh grade students; (3)
document are lesson plan, sillaby research instrument. Tecnigues of analyzing the
data by using diskriptive qualitative analisis
Based the data result of this research, it can be concluded that the use of
programmed learning type linier can improve student’s activities and learning

result on seventh grade students of SMP Muhammadiyah 9 Boyolali academic
year 2009/2010, especially for narrative materials such as weather and climate
materials. Students result can be saw from the result develop of cognitive tes on
each cycle. The learning completeness on first cycle was 70% become 86,67%,
the average score on the frist cycle. The average learning activities on frist cycle
40,11% with sufficient categorizes and on second cycle the students effectiveness
was sufficient categorizes

commit to user

vi

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah
selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang
lain, dan hanya kepada Tuhan-mulah hendaknya kamu berharap”.

(Q.S. Al-Insyiah : 6-8)
“Jadikanlah Sabar dan Sholat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya demikian
itu sesungguhnya berat, kecuali bagi orang-orang yang khusuk”.
(Q.S. Al-Baqarah : 45)

commit to user

vi
vii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:
1. Bapak dan Ibu tercinta, terimakasih atas kasih
sayang

dan

pengorbanan

yang setulusnya

tercurah untukku.
2. Kakakku tercinta yang memberikan doa, kasih
sayang dan dukungan pada setiap langkahku.
3. Teman-teman

Geografi

angkatan

terimakasih atas kebersamaannya.
4. Arum Sari
5. Almamater

commit to user

vii
viii

2003

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia
dan hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan. Penyusunan
skripsi ini bertujuan untuk mengetahui sebagai persyaratan untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan. Berkat bantuan dari berbagai pihak, kesulitan dalam
penyusunan skripsi ini dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya,
disampaikan terima kasih dan penghargaan yang teramat tulus diberikan kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta yang telah
memberikan izin penelitian.
2. Ketua Jurusan P.IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS yang telah
memberikan izin penelitian.
3. Bapak Drs. Partoso Hadi, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Geografi, Jurusan P.IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS
Surakarta, yang telah memberikan izin penelitian.
4. Bapak Dr. Sarwono, M.Pd., selaku pembimbing I yang dengan penuh
kesabaran telah memberikan bimbingan, petunjuk dan dorongan bagi penulis
untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Yasin Yusuf, S.Si, M.Si, selaku pembimbing II juga sebagai
pembimbing akademik yang selalu memberikan bimbingan selama kuliah dan
dalam penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Program Studi Geografi atas bimbingan ilmu selama ini.
7. Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 9 Boyolali yang telah memberikan ijin
penelitian.
8. Mimin Triyas Winarsi, S.Pd, selaku guru geografi SMP Muhammadiyah 9
Boyolali, yang telah membantu membimbing dan mengarahkan selama
penelitian.
9. Teman-teman Geografi angkatan 2003, Tatag Widodo dan Evilyanto yang
telah memberikan bantuan selama masa penelitian hingga terselesaikannya
skripsi ini, Muryono, Eko, Tri W, Rulianto, Tonoto, Nanang, Tri Ariel, Doni,

commit to user
viii
ix

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Iwan, Aris si boy, Joko, Marjoko, Agus Supriyanto, Agus Sugiarto, Zaenal,
faneli, Sumanto, Dodik, Faris, Tinus, Oni, Gunawan, Budi Utomo, Heru,
Alex, Bejo, Ikshan, Budi H(Alm), Ali Warsito, Aster, Heni, Thoifah, Fitria,
Endah Martati, Nur Indah, Indah Evi, Eni Diah, Icha, Daryati, Ana
Setyaningsih, Puput, Rekyan, Yulita, Yunita, Yuni, Elis, Lilis, Anis, Rohma,
kalian teman-teman yang sangat fenomenal dan unik bagi saya, terima kasih
atas semangatnya.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian dan penyusunan skripsi
ini, yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi dunia kependidikan dan
dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan. Sejalan dengan harapan ini,
kami menyadari kemungkinan adanya kekurangan dan kekeliruan. Oleh
karena itu segala kritik dan saran kami nantikan dengan hormat.

Surakarta, Desember 2010

Punulis

commit to user

ix
x

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN......................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................... iv
HALAMAN ABSTRAK.............................................................................................. v
HALAMAN MOTTO .................................................................................................. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ................................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... x
DAFTAR TABEL........................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah................................................................................... 1
B Perumusan Masalah ........................................................................................ 4
C Tujuan Penelitian ............................................................................................. 4
D Manfaat Penelitian ........................................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI
A Tinjauan Pustaka ............................................................................................. 5
1. Hasil Belajar Geografi .............................................................................. 5
2. Keaktivan Belajar....................................................................................... 7
3. Model Terprogram ..................................................................................... 10
B Penelitian Yang Relevan .................................................................................. 24
C Kerangka Pemikiran......................................................................................... 27
D Hipotesis ......................................................................................................... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A Seting Penelitian............................................................................................... 30
1. Tempat Penelitian ...................................................................................... 30
2. Waktu Penelitian ........................................................................................ 30

commit to user

x
xi

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

3. Subyek Penelitian....................................................................................... 30
B. Bentuk dan Strategi Penelitian ......................................................................... 31
C. Sumber Data..................................................................................................... 32
D. Teknik Pengumpulan Data............................................................................... 32
E. Teknik Analisis Data........................................................................................ 35
F. Indikator Kinerja .............................................................................................. 36
G. Prosedur Penelitian .......................................................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Daerah Penelitian............................................................................. 41
B. Kondisi Awal Keaktivan Belajar Dan Hasil Belajar Siswa ............................. 42
1. Hasil Belajar Sebelum Diberikan Tindakan............................................... 42
2. Keaktivan Belajar Sebelum Diberikan Tindakan....................................... 42
C. Diskripsi Hasil Tindakan Siklus I .................................................................... 43
D. Diskripsi Hasil Tindakan Siklus II................................................................... 50
E. Perbandingan Antar Siklus............................................................................... 56
F. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................................... 57
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 62
B. Implikasi........................................................................................................... 62
C. Saran................................................................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 64
LAMPIRAN................................................................................................................. 67

commit to user

xi
xii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. bentuk-bentuk pembelajaran berprogram tipe linier...................................... 14
Tabel 2. bentuk-bentuk bingkai metode berprogram tipe linier................................... 14
Tabel 3. Contoh metode terprogram tipe linier........................................................... 16
Tabel 4. Bentuk pembelajaran berprogram tipe bercabang ......................................... 18
Tabel 5. Contoh pembelajaran berprogram tipe bercabang ......................................... 19
Tabel 6. Perbedaan penelitian oleh peneliti dengan penelitian sebelumnya................ 22
Tabel 7. Tahap Pelaksanaan Penelitian........................................................................ 26
Tabel 8. lembar keaktivan belajar ................................................................................ 29
Tabel 9. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Siklus I................................................................ 30
Tabel 10. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Siklus II ............................................................ 31
Tabel 11. Keaktivan Belajar Sebelum Tindakan.......................................................... 38
Tabel 12. Keaktivan Belajar Siklus I ........................................................................... 41
Tabel 13. Evaluasi capaian materi pada Siklus I.......................................................... 42
Tabel 14. Ketuntasan Belajar Siswa Secara Klasikal siklus I...................................... 43
Tabel 15. Keberhasilan, Kekurangan, dan Perencanaan Ulang Siklus I...................... 44
Tabel 16.Keaktivan belajar siklus II ............................................................................ 47
Tabel 17 evaluasi capaian materi pada siklus II........................................................... 48
Tabel 18. Ketuntasan Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Kelas VII B Pada Siklus II
Secara Klasikal ............................................................................................ 49
Tabel 19. Keberhasilan, Kekurangan, dan Perencanaan Ulang Siklus II..................... 50
Table 20. Perbandingan antar siklus ............................................................................ 51
Tabel 21. Perbandingan persentase keaktivan belajar siswa siklus I dan siklus II ...... 53
Tabel 22. Distribusi Frekuensi Nilai Tes Hasil Belajar ............................................... 54
Tabel 23. Perbandingan Ketuntasan Belajar Secara Klasikal ...................................... 56

commit to user

xii
xiii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Skema pembelajaran teks terprogram tipe linier........................................ 13
Gambar 2. Skema pembelajaran metode berprogram tipe bercabang ......................... 17
Gambar 3. Skema kerangka pemikiran ........................................................................ 25
Gambar 4. Skema prosedur penelitian ......................................................................... 36
Gambar 5. Histogram Prosentase Hasil Evaluasi Siklus I ........................................... 42
Gambar 6. Histogram Persentase Hasil Evaluasi Siklus II .......................................... 48
Gambar 7. Histogram Perbandingan Persentase Keaktivan Belajar Siswa
Pada Siklus I ............................................................................................... 54
Gambar 8. Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar Siklus I Dab Siklus II................... 55
Gambar 9. Histogram Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Tes Siklus I
dan Tes Siklus II Secara Klasikal ............................................................... 56

commit to user

xiii
xiv

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dari keseluruhan kegiatan pendidikan di sekolah, kegiatan pokok yang
harus

dilaksanakan

adalah

proses

belajar-mengajar.

Syah

(1995:

93)

mengemukakan “Belajar adalah key term (istilah kunci) yang paling vital dalam
setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada
pendidikan”. Menurut Usman (1991: 1) proses belajar-mengajar merupakan inti
dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang
peranan utama.
Syah (1995:132) mengidentifikasi ada tiga faktor yang mempengaruhi
belajar siswa, yaitu : faktor internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan
belajar. Faktor internal yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor
eksternal meliputi kondisi lingkungan di sekitar siswa. Sedangkan faktor
pendekatan belajar menyangkut jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi
dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran
materi-materi pembelajaran.
Model pembelajaran merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
proses belajar siswa, karena model pembelajatan merupakan sarana untuk
melibatkan siswa secara efektif di dalam proses belajar-mengajar sehingga proses
pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Aunurrahman (2009:140)
mengemukakan

“keberhasilan

proses

pembelajaran

tidak

terlepas

dari

kemampuan guru mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi
pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses
pembelajaran”.
Kesesuaian model belajar dengan bahan yang di ajarkan akan mampu
menimbulkan dampak positif terhadap berlangsungnya kegiatan belajar mengajar,
sehingga akan mempermudah proses transformasi ilmu, yang ditandai dengan
meningkatnya hasil belajar siswa. Aunurrahman (2009: 143) mengemukakan

commit to user
1

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

“penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya rasa
senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi
dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami
pelajaram sehingga memungkinkan siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik.
Penggunaan model pembelajaran yang tepat akan merangsang dan
menumbuhkan keaktivan belajar siswa. Model pembelajaran apapun yang
digunakan guru haruslah mengacu pada siswa aktif, artinya guru harus melibatkan
siswa

secara

intelektual-emosional.

Aunurrahman

(2009:

140)

mengemukakan:“pengembangan model pembelajaran yang tepat pada dasarnya
bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa
dapat belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil
belajar dan prestasi yang optimal”. Model pembelajaran terprogram merupakan
suatu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa, karena dalam model ini
melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar-mengajar. Menurut Muntasir
(1985:38) Pengajaran terprogram merupakan sumber pembelajaran yang sangat
kuat dan penuh potensi. Teknik-teknik pembuatan program menjamin bahwa
siswa akan belajar.
Model pembelajaran terprogram merupakan suatu teknik pembelajaran
yang pada prinsipnya disusun kedalam bingkai-bingkai yang berisikan suatu
pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa. Klaus dalam Muntasir (1985:29)
mengemukakan ”Aliran yang didukung Skiner ini, menghasilkan program yang
ditandai adanya ”frame” atau bingkai, sebagai langkah kecil. Pada waktu belajar
siswa membaca pelajaran dalam bingkai itu, menulis tanggapannya, kemudian
membuka halaman berikutnya untuk melihat jawaban yang seharusnya (kunci
jawaban) sebagai ”reinforcement” terhadap jawaban yang telah ia lakukan”.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
terprogram merupakan suatu teknik pembelajaran yang melibatkan siswa secara
aktiv dalam proses belajar-mengajar. Muntasir (1985:40) mengemukakan
”Pengajaran terprogram akan merupakan alternatif untuk menuju pendidikan yang
lebih baik”.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Berdasarkan analisis dokumen nilai geografi kelas VII B pada kompetensi
dasar pemanfaatan lapisan atmosfer, diketahui bahwa hasil belajar kelas VII B
SMP Muhammadiyah 9 Boyolali paling rendah dibandingkan dengan kelas VII
yang lain yaitu sebesar 64 dan ketuntasan belajar siswa secara klasikal sebesar
40%. Hal ini menunjukkan bahwa 60% siswa belum tuntas, dengan kriteria
ketuntasan minimal sebesar 65. Kurang optimalnya hasil belajar kelas VII B
disebabkan karena : a) penyajian materi dengan mengunakan metode ceramah
kurang mendorong siswa aktif, b) proses pembelajaran lebih terpusat kepada guru
sehingga siswa kurang terlibat secara aktif dalam proses belajar-mengajar, c)
kurang optimalnya keaktivan belajar siswa. Daftar nilai siswa pada kompetensi
dasar pemanfaatan lapisan atmosfer dapat dilihat pada lampiran 4.
Pada observasi keaktivan belajar sebelum diberikan tindakan

awal di

kelas VII B, rata-rata keaktivan belajar sebesar 35,83%. Hal ini menunjukkan
keaktivan belajar siswa kelas VII B masih rendah. Lembar observasi keaktivan
belajar sebelum tindakan dapat lihat pada lampiran 16.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka guru geografi sebagai tenaga pengajar
dan pendidik hendaknya selalu meningkatkan kualitas profesionalnya, yaitu
dengan memberikan kesempatan belajar kepada siswa dengan melibatkannya
secara

aktif

dalam

proses

belajar-mengajar.

Budiningsih

(2005:48)

mengemukakan ”Kebebasan dan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses
belajar amat diperhitungkan, agar belajar lebih bermakna bagi siswa”.
Dari uraian di atas mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan
judul "PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TERPROGRAM UNTUK
MENINGKATKAN KEAKTIVAN DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA
KOMPETENSI DASAR CUACA DAN IKLIM SMP MUHAMMADIYAH 9
BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010".

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

C. Perumusan Masalah
1. Apakah penggunaan model pembelajaran terprogram dapat meningkatkan
keaktivan belajar siswa kelas VII B pada kompetensi dasar cuaca dan iklim
SMP Muhammdiyah 9 Boyolali Tahun Ajaran 2009/2010?
2. Apakah penggunaan model pembelajaran terprogram dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas VII B pada kompetensi dasar cuaca dan iklim SMP
Muhammdiyah 9 Boyolali Tahun Ajaran 2009/2010?

D. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui peningkatkan keaktivan
dan hasil belajar siswa kelas VII B semester II SMP Muhammadiyah 9 Boyolali
Tahun Ajaran 2009/2010 dengan menggunakan model pembelajaran terprogram.

E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
a. Untuk menambah dan mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan serta
mendukung teori – teori yang telah ada sehubungan dengan masalah yang di
teliti sebelumnya.
b. Sebagai masukan dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Sebagai dasar untuk mengadakan penelitian lebih lanjut bagi penelitian yang
lain.

2. Manfaat Praktis
a. Meningkatkan hasil belajar geografi.
b. Sebagai bahan masukan bagi para guru bahwa dalam menigkatkan hasil
belajar siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah
penerapan model pembelajaran terprogram.
c. Sebagai bahan kajian bagi penentuan kebijakan dalam mengevaluasi dan
mengembangkan kualitas pembelajaran.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
1. Hasil Belajar Geografi
Hasil belajar merupakan hasil akhir yang dicapai oleh anak didik dalam
mengikuti seluruh program studi yang telah direncanakan dalam rangkaian
kegiatan belajar, bisa dinyatakan dengan nilai-nilai yang diperoleh melalui tes
formatif. Tes formatif diperoleh melalui ujian formatif yang memuat sebagian
bahan pelajaran untuk mencapai sebagian bidang hasil belajar (Masidjo,1995: 25).
Sedangkan menurut Sudjana (1995: 22) hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Kingsley dalam Sudjana (1995: 22) membagi tiga macam hasil belajar
yakni, ketrampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan citacita. Meunurut

Simsek (2009:81). The “achievements”, which concrete the

content of these learning fields, are comprised of knowledge, skills, attitudes and
values which the students are expected to obtain/ develop in learning process via
planned and organized experiences. Ruang lingkup hasil belajar pada dasarnya
meliputi pengetahuan, kemampuan, sikap dan nilai siswa didalam proses
pembelajaran.
Sudjana (1995: 22-23) mengemukakan “Klasifikasi hasil belajar dari
Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yakni
ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan
dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan
atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah afektif
berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni jawaban atau reaksi,
penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotorik berkenaan dengan
hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah
psikomotorik, yakni gerak refleks, ketrampilan gerak dasar, kemampuan

commit to user
5

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
2

perceptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan ketrampilan kompleks, dan
gerakan ekspresif dan interpretatif".
Geografi merupakan cabang ilmu sosial yang mengakji tentang aspek ruang
dan tempat pada berbagai skala dipermukaan bumi, secara sederhana pengajaran
geografi di sekolah adalah geografi yang diajarkan ditingkat sekolah dasar dan
menengah. Oleh karena itu penjabaran konsep-konsep pokok-pokok bahasannya
disesuaikan dan diserasikan dengan tingkat pengalaman dan perkembangan
mental siswa pada jenjang pendidikan yang bersangkutan (Sumaatmaja,1997:12).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar geografi
merupakan kemampuan–kemampuan yang dimiliki siswa dalam suatu jenjang
pendidikan tertentu, setelah proses pembelajaran geografi yang berlangsung di
sekolah.
Model pembelajaran terprogram merupakan suatu alternatif untuk
meningkatkan hasil belajar siswa, karena dalam model pembelajaran ini siswa
dilibatkan secara aktiv dalam proses belajar-mengajar. Menurut Muntasir
(1985:38) Pengajaran terprogram merupakan sumber pembelajaran yang sangat
kuat dan penuh potensi. Teknik-teknik pembuatan program menjamin bahwa
siswa akan belajar. Sedangkan menurut Winkel (1991:427) pengajaran terprogram
merupakan suatu sistem belajar yang memungkinkan siswa untuk mempelajari
materi tertentu, yang telah terbagai atas bagian-bagian kecil yang dirangkaikan
secara berurutan, demi mencapai suatu tujuan tertentu. Setiap bagian merupakan
suatu mata rantai; sejumlah mata rantai yang telah dirangkaikan menurut urutan
tertentu, merupakan suatu “program”. Pada setiap mata rantai dalam program,
siswa mempelajari sendiri uraian tertulis secara sigkat dan kemudian memberikan
jawaban atas suatu pertanyaan atau soal, biasanya secara tertulis pula; atas
jawaban siswa itu segera mendapat umpan balik (feedback). Dengan mempelajari
keseluruhan mata rantai, masing-masing siswa akan mencapai tujuan instruksional
yang telah ditentukan, tanpa mutlak perlu mendapat pendampingan atau
bimbingan belajar (insttuctional guidance) dari guru dan menurut kecepatannya
sendiri-sendiri (sel-pacing). Sehingga dapat dikatakan bahwa model pembelajaran
terprogram dapat membantu siswa dalam peningkatan hasil belajar geografi.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
3

2. Keaktivan Belajar
Anonim (1999:19) mengartikan ”keaktivan adalah kegiatan, kesibukan
dalam bekerja, atau berusaha. Jadi keaktifan belajar yaitu kegiatan atau kesibukan
siswa dalam mengikuti pelajaran, berkat adanya interaksi antara siswa dengan
siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan lingkungannya. Sukidin, dkk
(2002:156) mengemukakan ”Prinsip belajar aktif diartikan sebagai pmbelajaran
yang melibatkan siswa secara fisik, mental (pemikiran dan perasaan) dan sosial
serta dengan tingkat perkembangannya secara sistematis”.
Aktivitas belajar merupakan semua kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang siswa dalam konteks belajar untuk mencapai tujuan.

Tanpa ada

aktivitas maka proses belajar tidak akan berlangsung dengan baik. Aktivitas
siswa dalam proses belajar mengajar tidak hanya mendengarkan dan mencatat
saja. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan siswa dalam belajar, maka proses
pembelajaran yang terjadi akan semakin baik. Menurut Sardiman (2004: 95) tidak
ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip
atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar-mengajar. Sardiman
(2004: 96) mengemukakan “Dalam belajar perlu ada aktivitas, sebab pada
prinsipnya belajar adalah berbuat, untuk mengubah tingkah laku.

Tidak ada

belajar kalau tidak ada aktivitas”.
Proses pembelajaran merupakan sutu hubungan timbal-balik antara guru
dan siswa, hal ini dilakukan karena untuk merangsang keaktivan belajar siswa,
sehingga siswa tidak pasif selama proses pembelajaran berlangsung. Sudjana
(1995: 61) mengemuakakan ”Interaksi guru-siswa berkenaan dengan komukasi
atau hubungan timbal-balik atau hubungan dua arah antara siswa dan guru dan
atau siswa dengan siswa dalam melakukan kegiatan belajar-mengajar”.
Sedangkan menurut Usman (1991: 1) proses belajar-mengajar merupakan suatu
proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar
hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai
tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal-balik antara guru dan siswa itu
merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar-mengajar.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
4

Guru merupakan penanggung jawab kegiatan proses pembelajaran di
dalam kelas. Sebab gurulah yang langsung memberikan kemungkinan bagi para
siswa belajar dengan efektif melalui pembelajaran yang dikelolanya. Dalam
konteks ini Nana Sudjana yang dikutip Wijaya dan Tabrani mengemukakan
sebagai berikut: Kehadiran guru dalam proses belajar mengajar atau pengajaran
masih tetap memegang peranan penting. Peranan guru dalam proses pengajaran
belum dapat digantikan oleh mesin, radio, tape recorder ataupun komputer yang
paling modern sekalipun. Masih terlalu banyak unsur manusiawi seperti sikap,
sistem nilai, perasaan, motivasi kebiasaan dan lain-lain yang merupakan hasil dari
proses pengajaran, tidak dapat dicapai melalui alat-alat tersebut.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa guru memegang peranan penting
terhadap proses belajar siswa melalui pembelajaran yang dikelolanya. Untuk itu
guru perlu menciptakan kondisi yang memungkinkan terjadinya proses interaksi
yang baik dengan siswa, agar mereka dapat melakukan berbagai aktivitas belajar
dengan efektif. Sudjana (1995: 62) mengemukakan bahwa “Ketrampilan atau
kemampuan guru mengajar merupakan puncak keahlian guru yang profesional
sebab merupakan penerapan semua kemampuan yang dimilikinya dalam hal
pengajaran, komunikasi dengan siswa, metode mengajar. Beberapa indikator
dalam menilai kemampuan ini antara lain adalah : 1) menguasai bahan pelajaran
yang disampaikan kepada siswa, 2) terampil berkomunikasi dengan siswa, 3)
menguasai kelassehingga dapat mengendalikan kegiatan siswa, 4) terampil
mengunakan alat dan sumber belajar, 5) terampil mengajukan pertanyaan, baik
lisan maupun tulisan”.
Menurut Hoang (2009:6 ). Classroom management describes a teacher’s
efforts to oversee classroom activities such as learning, social interaction, and
student behavior. Penguasaan kelas guru merupakan usaha guru untuk mengawasi
aktivitas siswa dalam pembelajaran, interaksi sosial serta tingkah laku siswa.
Keikutsertaan siswa dalam proses belajar-mengajar akan menumbuhkan
keaktivan belajar dalam proses belajar-mengajar. Aktivitas siswa ditunjukkan
dengan berbagai tindakan atau kegiatan yang mendukung proses pembelajaran,
seperti memperhatikan penjelasan materi pembelajaran, berbicara yang relevan

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
5

dengan materi pembelajaran dan mengerjakan tugas sesuai dengan materi yang
diberikan. Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:45), keaktivan belajar
dikelompokkan menjadi dua yaitu kegiatan fisik dan kegiatan psikis. Kegiatan
fisik berupa membaca, mendengarkan, menulis, berlatih ketrampilan-ketrampilan
dan sebagainya. Sedangkan kegiatan psikis meliputi menggunakan khasanah
pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi,
membandingkan satu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan,
dan kegiatan psikis yang lain.
Paul. B. Diedrich dalam Sardiman (2004:101) membuat suatu daftar yang
berisi 177 macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai
berikut:
1) Visual

activities,

yang

termasuk

didalamnya

misalnya,

membaca,

memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
2) Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,
mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.
3) Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan,
diskusi, musik, pidato.
4) Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan,
angket, menyalin.
5) Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram.
6) Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan
percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun,
beternak.
7) Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan,
gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
Menurut Sudjana (1995:61) penilaian proses beljar-mengajar terutama
adalah melihat sejauh mana keaktivan siswa dalam mengikuti proses belajarmengajar. Keaktivan siswa dapat dilihat dalam hal:
1) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya
2) Terlibat dalam pemecahan masalah

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
6

3) Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami
persoalan yang dihadapinya
4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan
masalah
5) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru
6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya
7) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis
8) Kesempatan mengunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya
dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya
Dalam penelitian ini keaktivan belajar yang diukur yaitu keaktivan belajar
dalam kegiatan fisik, yaitu meliputi tingkat kehadiran siswa dalam mengikuti
proses belajar-mengajar, menjawab pertanyaan guru, memberikan tanggapan atas
pertanyaan siswa lainnya, mengerjakan soal di depan kelas, mengerjakan tugas,
serta aktif bertanya dalam kegiatan belajar mengajar.
3. Model pembelajaran terprogram
Gino, dkk (1999: 32) mengemukakan “Pembelajaran merupakan usaha
sadar dan disengaja untuk membuat siswa belajar dengan jalan mengaktifkan
faktor intern dan faktor ektern dalam kegiatan belajar-mengajar”. Menurut Syah
(1995:132) secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa
dibedakan menjadi tiga macam. 1) faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni
keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa 2) faktor eksternal, (faktor dari luar
siswa) yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa dan faktor 3) faktor pendekatan
belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi
strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan
pembelajaran materi-materi pembelajaran.
Pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam mencapai
tujuan pembelajaran. Pembelajaran bukan hanya berasal dari guru saja tetapi juga
sumber belajar lainnya. Pengajaran terbatas pada hal-hal yang dilakukan guru
sehingga fungsi guru hanyalah salah satu bentuk dari pembelajaran. Pembelajaran
tidak terbatas pada kelas formal saja melainkan juga kegiatan belajar yang bersifat
non formal dan tidak menuntut keharusan adanya guru secara fisik.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
7

Menurut Hamalik (2003:57) pembelajaran adalah suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan
prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia
terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya
misalnya tenaga labolatorium. Material, meliputi buku-buku, papan tulis, dan
kapur, fotografi, slide dan film, audio dan vidio tape. Fasilitas dan perlengkapan,
terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur,
meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan
sebagainya. Dijelaskan kembali oleh Hamalik (2001:64), tujuan pembelajaran
adalah mempersiapkan siswa untuk hidup dalam masyarakat, sedangkan sekolah
berfungsi untuk mengatasi berbagai masalah dalam kehidupan mereka dan untuk
memecahkan masalah sehari-hari dalam lingkungan masyarakat.
Pembelajaran

akan

senantiasa

berkenaan

dengan

bagaimana

menyampaikan isi materi. Menurut Suparman (2001:168) pembelajaran
dikembangkan dari empat komponen utama, yaitu: urutan kegiatan, metode,
media dan waktu. Komponen utama yang pertaman yaitu urutan kegiatan
pembelajaran mengandung beberapa komponen, yaitu: pendahuluan, penyajian,
dan penutup, sebagai berikut: Pendahulan, terdiri dari: 1) Penjelasan singkat
tentang isi pelajaran, 2) Penjelasan relevansi isi pelajaran dengan pengalaman
peserta didik, 3) Penjelasan tujuan pembelajaran. Penyajian berisikan: 1) uraian,
2) contoh, 3) latihan. Penutup terdiri dari 1) tes formatif dan umpan balik, (8)
tindak lanjut. Komponen utma yang kedua adalah metode pembelajaran yang
terdiri dari atas berbagai metode yang digunakan dalam setiap langkah pada
urutan kegiatan pembelajaran. Dalam setiap langkah dapat menggunakan satu atau
lebih metode yang digunakan. Komponen utama yang ketiga yaitu media
pembelajaran, berupa media cetak atau audiovisual yang digunakan dalam setiap
langkah urutan kegiatan pembelajaran. Komponen keempat adalah waktu yang
digunakan pada setiap langkah urutan kegiatan pembelajaran.Gane dan Briggs
yang dikutip Suparman (2001:166) menyebutkan sembilan urutan pembelajaran,
yaitu: 1) Memberi motivasi atau menarik perhatian, 2) Menjelaskan tujuan
pembelajaran, 3) Mengingatkan kompetensi prasyarat, 4) Memberi stimulus, 5)

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
8

Memberi petunjuk belajar, 6) Menimbulkan penampilan peserta didik, 7)
Memberi umpan balik, 8) Menilai penampilan, dan 9) Menyimpulkan.
Menurut Donald P.Elly dan Gerlach,

pengajaran terprogram ialah

penggunaan bahan-bahan yang diprogramkan (atau disebut program saja) untuk
mencapai tujuan pendidikan (Muntasir, 1985 : 27). Bahan-bahan yang
diprogramkan bisa berupa teks, modul, pita cassette, atau gambar-gambar. Untuk
mengetahui hasilnya, disediakan beberapa bahan yang dapat menerangkan
jawaban yang benar atau menunjukkan untuk terus pada item atau bingkai
berikutnya, yang dengan demikian memberi tanda telah diselesaikannya item
sebelumnya atau bingkai sebelumnya.
Pengajaran terprogram merupakan salah satu sistem pengajaran yang
dalam pembelajarannya mengunakan frame-fame atau bingkai-bingkai yang
secara garis besar berisikan informasi serta pertanyaan yang harus dijawab oleh
siswa. Setiap bingkai disusun secara berurutan sehingga membentuk suatu mata
rantai. Menurut Wijaya, dkk (1988:69-70) bahan pengajaran terprogram yang
disusun oleh Skiner terdiri atas beberapa bagian kecil yang disebut dengan Frame
atau bingkai. Bahan itu disusun dari yang paling mudah kepada yang paling sulit.
Tiap bingkai mengandung tiga unsur tiap bingkai mengandung tiga unsur, yaitu
(a) informasi yang merupakan sesuatu yang disampaikan atau diajarkan kepada
murid, (b) pertanyaan sebagai bahan latihan yang harus dijawab atau direspon
oleh mrid, dan (c) respon yang berfungsi sebagai kunci jawaban. Dengan adanya
kunci jawaban, murid dapat mencocokkan apakah jawabannya itu benar atau
salah.
Menurut Winkel (1991:427) pengajaran terprogram merupakan suatu
sistem belajar yang memungkinkan siswa untuk mempelajari materi tertentu, yang
telah terbagai atas bagian-bagian kecil yang dirangkaikan secara berurutan, demi
mencapai suatu tujuan tertentu. Setiap bagian merupakan suatu mata rantai;
sejumlah mata rantai yang telah dirangkaikan menurut urutan tertentu, merupakan
suatu “program”.
Dalam pengajaran terprogram terdapat dua model atau tipe, yaitu tipe
linier yang pertama kali diperkenalkan oleh Skinner dan tipe branching yang

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
9

pertama kali diperkenalkan oleh Crowder. Perhatikan uraian masing-masing tipe
dibawah ini:
a) Model Pembelajaran Terprogram Tipe Linear
Model terprogram tipe linier pertama kali diperkenalkan oleh Skiner pada
tahun 1971 (Muntasir, 1985 : 27). Model ini disebut tipe linier, sebab dalam
mencapai tujuan pembelajarannya siswa hanya menghadapi satu bingkai secara
urut dan terus menerus mulai bingkai pertama sampai bingkai terakhir atau
bingkai terminal. Dengan demikian kemampuan siswa berkembang setapak demi
setapak seiring dengan nomor bingkai yang dihadapi. Menururt Winkel
(1991:427) dalam rangka pola ini, siswa menyelesaikan isi suatu program yang
terdiri atas sejumlah mata rantai yang telah diurutkan dalam sekuensi yang pasti
dan tidak berubah-ubah, seolah-olah siswa disalurkan melalui jalan yang lurus
menuju ketujuan tanpa berbelok-belok (linier). Bila kita gambarkan tipe ini akan
terlihat sebagai berikut:
1

2

3

4

5

6

7

8

Wijaya,dkk. (1988:71)

Gambar1. Skema Pembelajaran Teks Terprogram Tipe Linier
Ciri tipe tipe linier ini menggunakan “frame-frame” atau bingkai-bingkai
sebagai langkah-langkah dalam pembelajarannya. Tiap bingkai mengandung tiga
unsur, yaitu (1) informasi yang merupakan sesuatu yang disampaikan atau
diajarkan kepada murid, (2) pertanyaan sebagai bahan latihan yang harus dijawab
atau direspons oleh murid, dan (3) respons yang berfungsi sebagai kunci jawaban.
Dengan adanya kunci jawaban, murid dapat mencocokkan apakah jawabannya itu
benar atau salah. Menurut Wijaya, dkk (1988:69-70) bahan pengajaran terprogram
yang disusun oleh Skiner terdiri atas beberapa bagian kecil yang disebut dengan
Frame atau bingkai. Bahan itu disusun dari yang paling mudah kepada yang
paling sulit. Tiap bingkai mengandung tiga unsur tiap bingkai mengandung tiga
unsur, yaitu (a) informasi yang merupakan sesuatu yang disampaikan atau
diajarkan kepada murid, (b) pertanyaan sebagai bahan latihan yang harus dijawab

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
10

atau direspon oleh mrid, dan (c) respon yang berfungsi sebagai kunci jawaban.
Dengan adanya kunci jawaban, murid dapat mencocokkan apakah jawabannya itu
benar atau salah
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat bentuk-bentuk bingkai tipe linier
dibawah ini :

Tabel 1. Bentuk-Bentuk Pembelajaran Terprogram Tipe Linier
C. Respon
no.2

A. Unit Informasi
no.3

C. Respon
no.3

A. Unit Informasi
no.4
B. Pertanyaan
no.4

B. Pertanyaan no.3

Wijaya (188:70)

Program Skinner ini juga ditandai adanya petunjuk untuk menjawab soal
yang disebut “cue” pada setiap langkah belajar untuk menjamin munculnya
jawaban yang tepat yang berarti juga mencegah penjawaban yang salah (Muntasir
1985:29).

Menurut Klaus dalam Muntasir (1985:29) aliran yang didukung

Skinner ini menghasilkan program yang ditandai adanya “frames” atau bingkai,
sebagai langkah kecil. Pada waktu belajar, siswa hanya menghadapi satu bingkai
saja. Siswa membaca pelajaran dalam bingkai itu, menulis tanggapannya,
kemudian membuka halaman berikutnya untuk melihat jawaban yang seharusnya
(kunci jawaban) sebagai “reinforcement” terhadap jawaban yang telah ia lakukan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Tabel 2. Bentuk-Bentuk Bingkai Metode Terprogram Tipe Linier
Bingkai-1
Respon

Informasi

: ……………………………………

(berisikan kunci jawaban

(berisi materi pelajaran yang akan disampaikan

bingkai 1)

kepada siswa)

Pertanyaan

:

………………………………

commityang
to user
(Sesuatu
harus dijawab oleh siswa)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
11

Bingkai-2
Respon

Informasi : ……………………………………

(berisikan kunci jawaban

(berisi materi pelajarn yang akan disampaikan

bingkai 2)

kepada siswa serta petunjuk untuk menjawab soal
pada bingkai 1)

Pertanyaan

:

………………………………

(Sesuatu yang harus dijawab oleh siswa)

Wijaya, dkk (1988: 69-70) mengemukakan “Pada tiap bingkai tipe linier
mengandung tiga unsur, yaitu: 1) informasi, yang merupakan sesuatu yang
disampaikan atau diajarkan kepada murid, 2) pertanyaan sebagai bahan latihan
yang harus dijawab atau direspons oleh murid, dan 3) respons yang berfungsi
sebagai kunci jawaban serta penguatan “reinforcement” bagi siswa. Penguatan
ini diberikan dengan segera, supaya terbentuk pertanyaan dan jawaban siswa.
Untuk itu agar tercipta “reinforcement” atau penguatan siswa harus mengetahui
langkah-langkah atau rute pada setiap bingkai, serta mampu menyelesaikan setiap
bingkai pada tipe linier ini. Langkah-langkah tersebut yaitu:
1. murid mempelajari bahan pelajaran yang tercantum pada unit informasi.
Setipa unit informasi mengandung suatu penjelasan tentang suatu materi yang
disertai contoh-contoh untuk memperjelas materi tersebut.
2. langkah kedua, setelah murid mempelajari materi pada unit informasi tersebut,
ia dihadapkan dengan tugas atau pertanyaan yang harus dikerjakan atau
dijawabnya sebagai bahan latihan sehubungan dengan materi yang baru
diperlajari.
3. pada langkah ketiga murid mencocokkan jawaban atau hasil pekerjaannya
dengan kunci yang tercantum pada bingkai berikutnya atau pada bingkai itu
juga. Dengan demikian, murid akan dengan segera mengetahui apakah
jawaban itu benar atau tidak. Setelah ketiga langkah itu ditempuh, murid baru
boleh melanjutkan kegiatan belajar kebingkai berikutnya. Murid mempelajari

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
12

bahan pelajaran mulai dari bingkai pertama, kedua, ketiga dan seterusnya,
sampai bingkai yang paling akhir yang disebut dengan bingkai terminal.
Di bawah ini contoh model pembelajaran terprogram tipe linear :
Tabel 3. Contoh Model Pembelajaran Terprogram Tipe Linier

b. klimatologi

Di Indonesia keadaan cuaca selalu diumumkan
untuk jangka waktu sekitar 24 jam melalui prakiraan
cuaca yang dikembangkan oleh Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika (BMKG)

Ilmu pengetahuan yang mempelajari iklim disebut ....

d. Lapisan udara

a. geomorfologi

c. Meteorologi

b. klimatologi

d. Astronomi

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
(BMKG) ini bertugas menyelidiki dan mencatat
keadaan seperti :
1. suhu udara

3. tekanan udara

Di bawah ini yang termasuk faktor pembentuk cuaca
dan iklim, kecuali ....
a. curah hujan

c. kelembaban udara

b. tekanan udara

d. lapisan udara

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
13

b) Model Pembelajaran Terprogram Tipe Cabang
Model terprogram tipe cabang pertama kali diperkenalkan oleh Crowder
pada tahun 1977 (Muntasir, 1985: 31). Winkel (1991: 422) mengemukakan
“Dalam pola pengajaran berprograma yang

Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH I PALEMBANG

1 5 115

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktivan dan prestasi belajar siswa pada kompetensi dasar hidrosfer kelas x SMANegeri 1 Ngemplak Boyolali tahun ajaran 2009

0 14 77

PENERAPANMODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC BERBANTUAN MODULUNTUK MENINGKATKAN KEAKTIVAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIA mts N 1 GEMOLONG TAHUN AJARAN 2009 2010

0 4 85

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA DI SMP N 1 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010.

0 0 8

PENERAPAN PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010.

0 1 7

EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA KOMPETENSI DASAR PENGGUNAAN SUHU RENDAH DAN SUHU TINGGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR.

0 0 35

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY-INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIVAN DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPS(Kompetensi Dasar Atmosfer dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Kelas VII G SMP Negeri 1 Kartasura Tahun Ajaran 2014/201

0 0 18

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIVAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP 3 KEPIL WONOSOBO PADA MATA PELAJARAN IPS TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 0 20

PENGGUNAAN MEDIA VISUAL DAN AUDIOVISUAL PEMBELAJARAN GEOGRAFI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KINERJA GURU KOMPETENSI DASAR PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN DI SMP NEGERI 20 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012 2013 | Kusumaningrum | Pendidikan Geografi 1802 4073 2

0 0 11

Geografi Cuaca dan Iklim

0 1 28