ANALISIS SUBSTRAT DAN INDEKS KEANEKARAGAMAN MAKROZOOBENTOS DI ALIRAN SUNGAI BABURA KOTA MEDAN.

ANALISIS SUBSTRAT DAN INDEKS KEANEKARAGAMAN
MAKROZOOBENTOS DI ALIRAN SUNGAI
BABURA KOTA MEDAN

Oleh :
Eta Rinayanta Berutu
4122220005
Program Studi Biologi

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Sain

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

i

ii


RIWAYAT HIDUP

Eta Rinayanta Berutu di lahirkan di Tinada pada tanggal 25 Januari 1994.
Anak pertama dari lima bersaudara. Ayah bernama Bitcon Berutu dan Ibu
bernama Meri Solin. Pada tahun 2000 penulis menempuh pendidikan dasar di SD
Impres 033933 Tinada, Pak-Pak Bharat dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun
2006 penulis melanjutkan sekolah ke SMP Negerei 2 Kerajaan Natam, Pak-Pak
Bharat dan lulus pada tahun 2009. Selanjutnya pada tahun 2009 penulis
melanjutkan sekolah ke Jenjang

Menengah Kejuruan di SMK Negeri 1

Pergetteng-Getteng Sengkut, Aornakan, Pak-Pak Bharat dan lulus pada tahun
2012. Pada tahun 2012, penulis melanjutkan pendidikan di Program Studi Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Selama mengikuti perkuliahan penulis pernah mengikuti Praktek Kerja
Lapangan (PKL) di UPT. Balai Induk Holtikultura (BIH) Gedung Johor. Penulis
juga mengikuti organisasi yang ada di kampus yaitu UKMKP UP FMIPA (Unit
Kegiatan Mahasiswa Kristen Protestan Unit Pelayanan Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam).
Dengan berbekal ilmu pengetahuan dan pengalaman selama kuliah,
penulis

menulis skripsi dengan judul “Analisis Substrat dan Indeks

Keanekaragaman Makrozoobentos di Aliran Sunga Babura Kota Medan”, yang
dilaksanakan pada bulan Januari 2016 di bawah bimbingan dan arahan Ibu Dra.
Masdiana Sinambela, M.Si.

iii

ANALISIS SUBSTRAT DAN INDEKS KEANEKARAGAMAN
MAKROZOOBENTOS DI ALIRAN SUNGAI
BABURA KOTA MEDAN
Eta Rinayanta Berutu (4122220005)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik substrat dasar dan indeks
keanekaragaman makrozoobentos di aliran sungai Babura kota Medan. Teknik
pengumpulan data adalah teknik lapangan karena data diperoleh dari hasil

pengamatan langsung. Penelitian ini dilakukan bulan Januari 2016, dengan
pengambilan sampel pada lima stasiun. Stasiun I Jalan Bunga Rampai 4, Gang
Mawar, Simalingkar B, stasiun II di Jalan Qubah, Gang Tawer, Simalingkar B,
stasiun III di belakang Pajak Sore Padang Bulan, stasiun IV Jalan Jendral
Sudirman, stasiun V Kampung Kubur, Cambridge. Sampel adalah
makrozoobentos yang berhasil diambil dengan menggunakan Eckman grab
sebanyak lima kali pengambilan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
makrozoobentos yang ditemukan sebanyak 8 genus yaitu: Pleurocera sp,
Anentome sp, Thiara sp, Brotia sp, Melanoides sp, Baetis sp, Haemopis sp, dan
Tubifex sp. Indeks keanekaragaman (H’) di sungai Babura tergolong rendah. Hal
ini disebabkan oleh tingginya pencemaran yang terjadi di daerah aliran sungai
Babura. Karakteristik substrat perairan sungai Babura berupa liat berdebu,
lempung berdebu dan lempung berpasir. Dari hasil penelitian didapat bahwa pada
stasiun I memiliki keanekaragaman makrozoobentos lebih tinggi dibandingkan
stasiun lainnya dengan kulitas sungai terbaik pada stasiun I.
Kata kunci: Substrat, indeks keanekaragaman, makrozoobentos, Sungai Babura.

iv

SUBSTRATE ANALYSIS AND DIVERSITY INDEX

MACROZOOBENTHOS IN THE WATERSHED
BABURAKOTA MEDAN
Eta Rinayanta Berutu (4122220005)
ABSTRACK
This study aims to determine the characteristics of the base substrate and diversity
index Babura macrozoobenthos in the river city of Medan. The data collection
technique is a technique of field because the data obtained from direct
observations. This research was conducted in January 2016, with sampling at five
stations. Station I in street Bunga Rampe IV, Simalingkar B, station II in street
Qubah, Gang Tawer, Simalingkar B, station III behind Pajak Sore Padang Bulan,
station IV in street Sudirman, stasion V in Kampung Kubur, Cambridge. Samples
are macrozoobenthos were successfully taken using Ekman grab as much as five
times the decision. The results showed that the macrozoobenthos discovered as
much as 8 genus namely: Pleurocera sp, Anentome sp, Thiara sp, Brotia sp,
Melanoides sp, Baetis sp, Haemopis sp, and Tubifex sp. Diversity index (H ') in
Babura river is low. This is due to the high pollution in watersheds Babura.
Babura river waters substrate characteristics such as clay dusty, dusty loam and
sandy loam. The result is that the station I had a diversity of macrozoobenthos
higher than other stations with the best-quality river at station I.
Keywords: Substrate, diversity index, macrozoobenthos, Babura River.


v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
kasih dan karunia_Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul: “Analisis Substrat dan Indeks Keanekaragaman Makrozoobentos di Aliran
Sungai Babura Kota Medan” sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana.
Pada kesempatan ini penulis mengucapakan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah berpartisipasi dan membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr.
Hasruddin, M.Pd sebagai Ketua Jurusan Biologi, Ibu Endang S. Gultom, S.Si.,
M.Si., Apt., selaku Sekretaris Jurusan Biologi, serta Ibu Dr. Melva Silitonga, M.Si
sebagai ketua Prodi Biologi, selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Dra. Masdiana Sinambela, M.Si., sebagai Dosen Pembimbing Skripsi
yang telah banyak memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis selama
penulisan skripsi ini. Terima kasih juga penulis ucapakan kepada Ibu Dra.
Riwayati, M.Si., dan Bapak Drs. Lazuardi, M.Si selaku Dosen penguji yang telah
banyak memberikan kritik dan saran yang berguna untuk penyusunan skripsi ini

dan saya juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Mariaty Sipayung, M.Si
selaku Dosen Pembimbing Akademik sekaligus Dosen Penguji yang telah banyak
membimbing penulis mulai dari awal perkuliahan sampai sekarang dan juga
memberikan kritik dan saran yang berguna untuk penyusunan skripsi ini.
Terima kasih kepada Ibu Dra. Meida Nugrahalia, M.Sc selaku Kepala
Laboratorium Biologi yang telah memberikan izin untuk menggunakan
laboratorium ekologi selama penelitian berlangsung serta kepada Bapak dan Ibu
Dosen di Jurusan Biologi yang telah banyak membimbing selama perkulian dan
abang laboran yang telah ikut berpartisipasi membantu penulis selama penelitian
di laboratorium.
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada
kedua orangtua tercinta, Ayahanda Bitcon Berutu dan Ibu Meri Solin buat setiap
doa, dukungan dan nasehat serta kasih sayang yang begitu besar dan sangat berarti
bagi saya. Terima kasih kepada adik-adik tersayang Irma Wati Berutu, Yta Rida

vi

Berutu, Febriandi Berutu dan Rama Yani Berutu buat doa, dan dukungannya
selama ini yang membuat penulis tetap bersemangat.
Terima kasih dan salam sayang selalu kepada Jardi Gunawan

Boangmanalu yang selalu memotivasi dan mendoakan penulis sekaligus ikut
berpartisipasi membantu saya selama melakukan penelitian di lapangan dan di
laboratorium dan selalu ada dalam suka maupun duka. Terima kasih kepada teman
seperjuangan Biologi Nondik A 2012 salam hangat persahabatan buat temanteman semua. Terima kasih juga buat Abigail SG atas kebersamaannya selama ini
sehingga dapat kelompok bersama-sama. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada Nandy dan kak Esther terimaksih atas kebersamaannya. Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu yang telah banyak membantu Tuhan Memberkati.
Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kelemahan dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini
dapat memberikan inspirasi bagi pembaca baik sebagai bahan bacaan maupun
referensi untuk penelitian lebih lanjut dan bermanfaat bagai semua yang
membutuhkan. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, 05 April 2016
Penulis,

Eta Rinayanta berutu
NIM.4122220005


vii

DAFTAR ISI

Halaman
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Abstrack
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran

i
ii
iii
iv

v
vii
ix
x
xi

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Batasan Masalah
1.3. Rumusan Masalah
1.4. Tujuan Penelitian
1.5. Manfaat Penelitian

1
1
3
3
3
4


BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ekosistem sungai
2.1.1. Karakteristik Sungai Bagian Hulu
2.1.2. Karakteristik Sungai Bagian Tengah
2.1.3. Karakteristik Sungai Bagian Hilir
2.2. Substrat/Sedimen Dasar
2.3. Makrozoobentos
2.4. Pengolongan Bentos Berdasarkan Cara Hidup
2.4.1. Kelompok Infauna
2.4.2. Kelompok Epifauna
2.5. Daerah Aliran Sungai Babura
2.6. Faktor Abiotik yang Mempengaruhi Keberadaan Makrozoobentos
2.6.1. Faktor Fisika
2.6.1.1. Suhu
2.6.1.2. Arus
2.6.1.3. Cahaya
2.6.1.4. Kedalaman
2.6.1.5. Kecerahan
2.6.1.6. Kekeruhan
2.6.2. Faktor Kimia

2.6.2.1. Derajat Keasaman (pH)
2.6.2.2. Disolved Oxygen (DO)
2.6.2.3. Biochemical Oxygen Demand (BOD)
2.6.2.4. Nitrit
2.6.2.5. Posfat
2.6.2.6. Detergen

5
5
5
6
6
6
7
9
9
12
17
19
19
19
19
20
20
21
21
22
22
22
23
23
24
25

viii

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
3.2. Populasi dan Sampel
3.3. Alat dan Bahan
3.4. Metode Penelitian
3.5. Prosedur Kerja
3.5.1. Pengambilan Sedimen (Substrat Dasar)
3.5.2. Pengambilan Sampel Makrozoobentos
3.5.3. Pengukuran Faktor Fisika Kimia Perairan
3.6. Teknik Analisis Data Struktur Komunitas Makrozoobentos
3.6.1. Indeks kelimpahan
3.6.2. Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener (H1)
3.6.3. Indeks Keseragaman (E)
3.6.4. Indeks Dominansi (C)
3.7. Analisis Data Persen (%) Berat Fraksi Sedimen

26
26
26
27
27
28
28
28
28
30
30
30
31
32
32

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.2. Faktor Fisika dan Kimia Perairan
4.2.1. Faktor Fisika
4.2.1.1. Suhu
4.2.1.2. Kecepatan Arus
4.2.1.3. Intensitas Cahaya
4.2.1.4. Kedalaman
4.2.1.5. Kecerahan
4.2.1.6. Kekeruhan
4.2.1.7. Substrat
4.2.2. Faktor Kimia
4.2.2.1. Derajat Keasaman (pH)
4.2.2.2. Disolved Oxygen (DO)
4.2.2.3. Biochemical Oxygen Demand (BOD)
4.2.2.4. Nitrit
4.2.2.5. Posfat
4.2.2.6. Kadar Detergen
4.3. Makrozoobentos
4.3.1. Kelimpahan Makrozoobentos
4.3.2. Keanekeragaman Makrozoobentos
4.3.3. Keseragaman Makrozoobentos
4.3.4. Dominansi Makrozoobentos
4.4. Pembahasan

33
33
40
34
34
35
36
38
39
39
40
42
42
43
45
46
47
48
49
50
51
52
53
55

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

59
59
59

DAFTAR PUSTAKA

60

ix

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1.
Gambar 2.2.
Gambar 2.3.
Gambar 2.4.
Gambar 2.5.
Gambar 2.6.
Gambar 2.7.
Gambar 2.8.
Gambar 2.9.
Gambar 4.1.
Gambar 4.2.
Gambar 4.3.
Gambar 4.4.
Gambar 4.5.
Gambar 4.6.
Gambar 4.7.
Gambar 4.8.
Gambar 4.9.
Gambar 4.10.
Gambar 4.11.
Gambar 4.12.
Gambar 4.13.
Gambar 4.14.
Gambar 4.15.
Gambar 4.16.
Gambar 4.17.

Klasifikasi Sedimen Berdasarkan Tekstur
Oleh USDA
Spesies Kelas Gastropoda : Thiara sp
Spesies kelas Oligochaeta : Lumbriculus sp
Spesies Larva Ephemenoptera : Baetis sp
Larva Diptera : Polypedilum sp
Spesies kelas Gastropoda: Brotia costula
Spesies kelas Gastropoda : Pila scutata
Spesies kelas Hirudinea : Helobdella sp
Peta Sungai Babura
Diagram Gradien Suhu Setiap Stasiun Pengamatan
Diagram Kecepatan Arus Setiap Stasiun Pengamatan
Diagram Intensitas Cahaya Setiap Stasiun Pengamatan
Diagram Kedalaman Setiap Stasiun Pengamatan
Diagram Kecerahan Setiap Stasiun Pengamatan
Diagram Kekeruhan Setiap Stasiun Pengamatan
Profil Substrat Setiap Stasiun Pengamatan
Diagram pH Setiap Stasiun Pengamatan
Diagram DO Setiap Stasiun Pengamatan
Diagram BOD Setiap Stasiun Pengamatan
Diagram Nitrit (NO2) Setiap Stasiun Pengamatan
Kadar Posfat (PO4) Setiap Stasiun Pengamatan
Diagram Kadar Detergen Setiap Stasiun Pengamatan
Diagram Kelimpahan Makrozoobentos di Setiap Stasiun
Pengamatan Sungai Babura Kota Medan
Diagram Keanekaragaman Makrozoobentos di Setiap
Stasiun Pengamatan Sungai Babura Kota Medan
Diagram Keseragaman Makrozoobentos di Setiap Stasiun
Pengamatan Sungai Babura Kota Medan
Indeks Dominansi Makrozoobentos disetiap Stasiun
Pengamatan

7
10
12
14
14
15
16
17
18
35
36
38
38
39
40
42
43
44
45
46
47
48
51
52
53
54

x

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1.
Tabel 3.2.
Tabel 3.3.
Tabel 3.4.
Tabel 4.1.

Tabel 4.2.
Tabel 4.3.

Alat dan Bahan
Kriteria Indeks Keanekaragaman
Indeks Keseragaman (E)
Kriteria Indeks Keseragaman
Hasil Pengukuran Faktor Fisika Kimia
Perairan di Setiap Stasiun Pengamatan pada
Perairan Sungai Babura Kota Medan
Hasil Pengukuran Tipe Substrat di Sungai Babura
Data Jumlah Individu Hasil Analisis pada
Tingkat Kelimpahan, Keanekaragaman, Keseragaman
dan Indeks Dominansi

27
31
31
31

33
34

49

xi

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1

Lampiran 2

Lampiran 3
Lampiran 4

Lampiran 5
Lampiran 6

Data Makrozoobntos yang di Peroleh dari
Stasiun Penelitian di Aliran Sungai Babura
Kota Medan
Langkah-Langkah Perhitungan untuk
Kelimpahan, Keanekaragaman, Keseragaman
dan Indeks Dominansi
Hasil Pengukuran Tipe Substrat di Sungai Babura
Lokasi Stasiun Pengambilan Sampel
Makrozoobentos di Aliran Sungai Baura Kota
Medan
Dokumentasi Pengambilan Sampel dan
Identifikasi Makrozoobentos
Jenis-Jenis Makrozoobentos yang diperoleh
dari Aliran Sungai Babura di Kota Medan

64

65
68

70
73
75

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Sungai merupakan bentuk ekosistem akuatik yang mempunyai peranan
penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air
(catchmen area) bagi daerah sekitarnya. Oleh karena itu, kondisi suatu sungai
sangat berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh lingkungan yang ada
di sekitarnya. Sungai sebagai suatu ekosistem tersusun dari komponen biotik dan
abiotik dan setiap komponen tersebut membentuk suatu jalinan fungsional yang
saling mempengaruhi sehingga membentuk suatu aliran energi yang dapat
mendukung stabilitas ekologi ekosistem perairan tersebut (Rosida, 2011).
Substrat dasar dalam perairan berperan sebagai salah satu faktor ekologis
utama yang mempengaruhi struktur komunitas makrozoobentos. Substrat berguna
sebagai habitat, tempat mencari makan, dan memijah bagi sebagian besar
organisme akuatik. Jika substrat mengalami perubahan maka struktur komunitas
makrozoobenthos

akan

mengalami

perubahan

pula.

Karena

perbedaan

karakteristik tekstur (pasir, liat, dan debu) berhubungan erat dengan dinamika
erosi dan endapan. Selanjutnya tekstur tanah berhubungan dengan pertumbuhan
pakan alami termasuk bentos yang hidup di dasar perairan (Yunitawati et al,
2012; Purnami et al, 2010)
Musthofa (2014), menyebutkan organisme yang hidup di perairan seperti
makrozoobenthos sangat peka terhadap perubahan kualitas air tempat hidupnya
sehingga akan berpengaruh terhadap komposisi dan kelimpahannya. Hal ini
tergantung pada toleransinya terhadap perubahan lingkungan, sehingga organisme
ini sering dipakai sebagai indikator tingkat pencemaran suatu perairan. Selain itu,
makrozoobenthos merupakan organisme akuatik yang hidup di dasar perairan
dengan pergerakan relatif lambat dan menetap serta daur hidupnya relatif lama
sehingga hewan tersebut mempunyai kemampuan merespon kondisi kualitas air
secara terus menerus. Salah satu faktor yang menjadikan makrozoobenthos
sebagai bioindikator untuk kualitas perairan dilihat berdasarkan sebarannya yang
luas, jumlah spesies lebih banyak dapat memberikan spektrum respon terhadap
tekanan lingkungan. Selain itu cara hidup makrozoobenthos yang relatif menetap

2

(sedentary) pada habitatnya dan juga memiliki siklus hidup lebih panjang
memungkinkan menjelaskan perubahan temporal.
Astuti et al (2013), menyebutkan bahwa Sungai Babura merupakan sungai
yang mengalir dari Kecamatan Sibolangit yang merupakan daerah hulu sungai
sampai Kelurahan Petisah sebagai daerah hilirnya. Aliran Sungai Babura melintasi
Kecamatan Namorambe yang merupakan bagian tengah Sungai Babura. Daerah
aliran sungai (DAS) Babura mempunyai luas ±4.921,88 Ha. Topografi daerah
hulu Sungai Babura semakin landai dengan kemiringan 0,2%. Sungai Babura
dimanfaatkan sebagian masyarakat untuk mencuci, mandi dan kakus. Kini Sungai
Babura mengalami penyempitan akibat banyaknya bangunan yang berdiri tanpa
jarak di tepi sungai. Bangunan-bangunan tersebut persis berdiri di atas tepi sungai.
sungai ini juga menjadi tempat pembuangan limbah rumah tangga maupun limbah
pabrik yang sengaja dibuang ke dalam sungai sehingga semakin berkembangnya
zaman sungai ini semakin tercemar. Pembuangan sampah kedalam sungai ini
selain mengakibatkan sungai tercemar juga mengalami pendangkalan akibat
timbunan sampah-sampah. Rusaknya ekosistem perairan tersebut akan berdampak
juga terhadap kehidupan biota air seperti perubahan struktur komunitas
makrozoobenthos, dimana penurunan kelimpahan dan komposisi dari organisme
tersebut biasanya merupakan indikator adanya gangguan ekologi yang terjadi
pada suatu perairan sungai. Bahan organik yang terdapat pada substrat dasar
perairan Sungai Babura berasal dari berbagai aktivitas yang ada di sekitar daerah
aliran sungai. Kandungan bahan organik mempunyai hubungan yang sangat erat
terhadap kelimpahan makrozoobenthos yaitu sebagai sumber nutrien. Hal ini
menunjukkan bahwa ketersediaan bahan organik pada substrat dasar berpengaruh
terhadap kelimpahan makrozoobenthos.
Beberapa hasil penelitian mengenai keanekaragaman makrozoobentos
antara lain, Bakkara (2009) menyebutkan kelimpahan makrozoobentos di sumber
dan aliran air panas Sipoholon Kecamatan Sipoholon terdiri dari kelas insekta
yakni family Chironomidae, Elmidae, dan Sisyridae. Hasil penelitian Situmorang
(2009), dijelaskan bahwa Sungai Babura memiliki kenekaragaman

yang terdiri

dari taksa diptera (family Chironomidae, Simulidae dan Culicidae), taksa
Ephemeroptera (family Heptageniidae), Taksa Oligochaeta ( family Naididae),

3

taksa moluska (family Amnicolidae). Dalam penelitian Febrianti (2009) diperairan
pelabuhan Tanjung Balai makrozoobentos yang ditemukan terdiri dari 3 filum
yaitu Annelida (kelas Chaetapoda dengan spesies Tubix sp), Molusca (kelas
Gastropoda dengan spesies Appella sp, Tiara sp, Viviparus sp, Callinectes sp,
Pomatiopsis sp, dan Sphaerium sp) dan Crustacea (kelas Arthropoda dengan jenis
spesiesnya yakni Callinectes sp). Dalam penelitian Sihombing (2015),
keanekaragaman makrozoobentos yang terdapat pada Sungai Babura terdiri dari
13 spesies yaitu Wriggler, Chiromonaous, Baetidae, Neumoura, Acroneura,
Gerridae, Haemopsis, Pleurocera, Physa, Diplacoides, Tubifex, Lumbricus dan
Gerridae.
Berdasarkan uraian di atas penulis memilih Sungai Babura sebagai daerah
penelitian untuk mengetahui karakteristik substrat perairan dan keanekaragaman
makrozoobentos yang ada pada sungai tersebut. Penulis melakukan penelitian
yang

berjudul

“Analisis

Substrat

dan

Indeks

Keanekaragaman

Makrozoobentos di Aliran Sungai Babura Kota Medan“.
1.2. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini dibatasi pada parameter fisika-kimia
sungai, karakteristik substrat, indeks kelimpahan, keanekaragaman, keseragaman,
dan dominansi makrozoobentos di Sungai Babura Medan.

1.3. Rumusan Masalah
1.

Bagaimanakah keadaan sifat fisika-kimia perairan Sungai Babura?

2.

Bagaimana karakteristik substrat Sungai Babura?

3.

Seberapa besar tingkat kelimpahan, keanekaragaman, keseragaman, dan
dominansi makrozoobentos yang terdapat pada Sungai Babura?

1.4.Tujuan penelitian
Berdasarkan permasalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1.

Mengetahui keadaan sifat fisika-kimia perairan Sungai Babura.

2.

Mengetahui karakteristik substrat Sungai Babura.

4

3.

Mengetahui tingkat kelimpahan, keanekaragaman, keseragaman, dan indeks
dominansi makrozoobentos yang terdapat pada sungai Babura.

1.5. Manfaat Penelitian
Dari hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1.

Sebagi sumber informasi mengenai kondisi lingkungan perairan Sungai
Babura.

2.

Sebagai

sumber

informasi

mengenai

kelimpahan,

keanekaragaman,

keseragaman, dan indeks dominansi makrozoobentos yang terdapat di aliran
Sungai Babura.
3.

Sebagai masukan terhadap pemerintah setempat terhadap upaya-upaya
pengelolaan Sungai Babura.

4.

Sebagai dasar informasi bagi mahasiswa yang ingin melanjutkan penelitian
selanjutnya (sebagai pembanding).

59

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1.

Berdasarkan data pengukuran parameter fisika dan kimia kualitas sungai
Babura tergolong kedalam keadaan baik hingga sangat buruk karena beberapa
parameter fisika kimiannya tidak memenuhi batas kisaran toleransi yaitu
kadar DO yang rendah berkisar antara 1,38-0,28 mg/l, nilai BOD yang sangat
rendah dan terlalu tinggi 0,91-19,96 mg/l, kadar Nitrit 0,002-2,281 mg/l, dan
nilai Posfat 0,54-1,4 sehingga kesuburan sungai rendah.

2.

Tipe substrat yang terdapat pada Sungai Babura adalah liat berdebu, lempung
berpasir

dan

lempung

berdebu

sehingga

banyak

diperoleh

jenis

makrozoobentos dari kelas gastropoda.
3.

Kelimpahan Makrozoobentos tertinggi terdapat pada stasiun IV dikarenakan
banyaknya jumlah individu yang diperoleh dalam stasiun pengamatan,
sedangkan keanekeragaman pada sungai Babura tergolong tidak teratur
karena ada beberapa lokasi penelitian yang keanekaragamannya sangat
rendah Hal ini disebabkan oleh tingginya pencemaran yang terjadi di daerah
aliran sungai Babura. Keseragaman (E) makrozoobentos di sungai Babura
tergolong rendah hingga tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa penyebaran
individu tiap spesies tidak sama atau ada kecenderungan salah satu spesies
mendominasi. Hewan yang paling dominan adalah Tubifex karena daya
tahannya yang tinggi terhadap buruknya kualitas sungai sehingga jumlahnya
sangat banyak ditemukan.

5.2. Saran
Adapun saran yang dapat di kemukakan dari hasil penelitian ini adalah:
1.

Hendaknya penelitian ini dapat menjadi bahan informasi dan acuan bagi
masyarakat sekitar aliran sungai Babura, sehingga dapat menjaga kebersihan
lingkungan perairan sehingga ekosistem perairan tetap terjaga kestabilannya.

60

DAFTAR PUSTAKA
Ainsworth, S.J., (1996), Soaps and Detergen. Chem. Eng. News.
Apmayasari A., Mahatma R., dan Khairijon., (2015), Komunitas Makrozoobentos
di Sungai Batang Lubuh Kecamatan Rambah Kabupaten Rokan Hulu.
Jom FMIPA, 2 (1): 200-210.
Asriyana dan Yulia, (2012), Produktivitas Perairan. Bumi Aksara : Jakarta.
Astuti A., Meilinda S., dan Julismin, (2013), Analisis Tingkat Kerentanan Banjir
Dengan Pendekatan Geoekosistem Di Sub Das Babura Provinsi Sumatera
Utara . Jupiis, 5 (1): 19-31.
Barus, T. A., (2004), Pengantar Limnologi Studi Tentang Ekosistem Air Daratan.
USU Press. Universitas Sumatera Utara Medan.
Brahmana P., (2001), Ekologi Laut. Universitas Terbuka, Depdiknas : Jakarta.
Braja M., (1993), Mekanika Tanah. Erlangga : Jakarta.
Budi D., Suryono C., Ario R., (2013), Studi Kelimpahan Gastropoda di Bagian
Timur Perairan Semarang, Journal Of Marine Research, 2 (2): 41-45.
Campbell, N.A., (2003), Biologi edisi kelima-jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Candra Y., Langoy M., Koneri R., Dan Singkoh M. F.O., (2014), Kelimpahan
Serangga Air Di Sungai Torautsulawesi Utara. Jurnal Mipa Unsrat
Online, 3 (2): 51-56.
Darmono L., (2008), Lingkungan Hidup Dan Pencemaran. Universitas Indonesia
Press, Jakarta.

Dwirastina, M., (2013), Teknik Pengambilan dan Identifikasi Bentos Kelas
Oligochaeta di Daerah Indakiat Riau Pekanbaru. BTL, 11 (2): 41-44.
Edmonsond W., T., (1959), Fres Water Biology 2 nd. Jhon Wiley and Sons Inc x.
New York.
Effendi, H., (2003), Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan
Lingkungan Perairan. Kanisius : Yogyakarta.
Fadhilah, N., Masrianih dan Sutrisnawati, (2013), Keanekaragaman Gastropoda
Air Tawar di Berbagai Macam Habitat di Kecamatan Tanambulava
Kabupaten Sigi. e-Jipbiol, 2: 60-67.

61

Handayani, S.T., B. Suharto dan Marsoedi, (2001), Penentuan Status Kualitas
Perairan Sungai Brantas Hulu dengan Biomonitoring Makrozoobentos:
Tinjauan dari Pencemaran Bahan Organik. Biosain, 1 (1): 32.
Hutchinson, W.T., (1993), A Treatise on Lymnologi. Blackwell Scientific
Publication Oxford.
Hynes, H B N., (1976), The ecology of runing water. Liverool. Univ. Press.
Junaidi, E., Effendi, P., Joko, (2010), Kelimpahan Populasi dan Pola Distribusi
Remis (Corbicula sp) di Sungai Borang Kabupaten Banyuasin, Jurnal
Penelitian Sains, 13 (3): 50-54
Kawuri A., Suparjo M., dan Suryanti., (2012), Kondisi Perairan Berdasarkan
Bioindikator Makrobentos di Sungai Seketak Tembalang Kota Semarang,
Journal Of Management Of Aquatic Resources,1 (1): 1-7
Koesbiono C., (1979), Dasar-Dasar Ekologi Umum. Bagian IV (Ekologi
Perairan). Bogor:IPB.
Michael, P., (1995), Metode Ekologi Untuk Penyelidikan Ladang Dan
Laboratorium. Diterjemahkan Oleh : Sahati Suharto, Penerbit Universitas
Indonesia.
Mokonio O., Mananoma T., Tanudjaja L., dan, Binilang A,. (2013), Analisis
Sedimentasi di Muara Sungai Saluwangko di Desa Tounelet Kecamatan
Kakas Kabupaten Minahasa, Jurnal SipiL Statik, 1(6): 452-458.
Mushthofa A., Muskananfola M., dan Rudiyanti S, (2014), Analisis Struktur
Komunitas Makrozoobenthos Sebagai Bioindikator Kualitas Perairan
Sungai Wedung Kabupaten Demak, Diponegoro Journal Of Maquares,
3(1): 81-88.
Nugroho, A., (2006), Bioindikator Kualitas Air. Universitas Trisakti, Jakarta.
Nybakken J.W., (1992), Biologi Laut, Suatu Pendekatan Ekologis. Gramedia,
Jakarta. Penerjemah : Eidman et al.
Odum P., (1993), Dasar-Dasar Ekologi Edisi ketiga. UGM: Gajah Mada
University Pres.
Pancawati D., Suprapto D., dan Purnomo P., (2014), Karakteristik Fisika Kimia
Perairan Habitat Bivalvia di Sungai Wiso Jepara Physical Diponegoro,
Journal Of Maquares, 3 (4): 141-146.
Pennak, R.W., (1978), Fresh Water Invertebrate of United States, 2nd, Jhon Wiley
and Sons, Inc, New York.

62

Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.
Purnami A., Sunarto., dan Setyo P., (2010), Study Of Bentos Community Based
On Diversity And Similarity Index In Cengklik dam Boyolali, Jurnal
Ekosains, II (2): 50-61.
Purnawan S., Ichsan S., dan Marwantim, (2012), Studi Sebaran Sedimen
Berdasarkan Ukuran Butir di Perairan Kuala Gigieng, Kabupaten Aceh
Besar, Provinsi Aceh, Depik, 1 (1): 31-36.
Rahayu S., Mahatma., dan Khairijon, (2015), Kelimpahan dan Keanekaragaman
Makrozoobentos di Beberapa Anak Sungai Batang Lubuh Kecamatan
Rambah Kabupaten Rokan Hulu, Jom Fmipa, 2 (1): 198-208.
Rosida, (2011), Komunitas Makrozoobentos Sebagai Bioindikator Kualitas Air di
Sungai Batang Serangan Sampai Tangkahan Kabupaten Langkat
Sumatera Utara. Medan : Universitas Sumatera Utara.
Riniatsih I., dan Kushartono E., (2009), Substrat Dasar dan Parameter
Oseanografi Sebagai Penentu Keberadaan Gastropoda dan Bivalvia di
Pantai Sluke Kabupaten Rembang, Ilmu Kelautan, 14 (1) : 50-59
Salmin, (2005), Oksigen TERLARUT (DO) dan kebutuhan oksigen biologi
(BOD) sebagai salah satu indikator untuk menentukan kulaitas perairan.
Jurnal Oseana XXX.
Sagala, E., (2012), Komposisi Dan Keanekaragaman Benthos Dalam Menilai
Kualitas Air Sungai Lematang Di Desa Tanjung Muning, Kecamatan
Gunung Megang Kabupaten Muara Enim. Universitas Sriwijaya.
Sumatera Selatan, 15 (2): 1-5
Sastrawijaya, A. T., (2009), Pencemaran Lingkungan. Rineka Cipta : Surabaya.
Selley, R.C., (1988), Applied Sedimentology. Academic Press. San Diego.
Siahaan R,. Indrawan A,. Seodharma., dan Prasetyo L., (2012), Keanekaragaman
Makrozoobentos sebagai Indikator Kualitas Air Sungai Cisadane, Jawa
Barat – Banten, Jurnal Biologos, 2 (1): 1-9.
Simanjuntak, M., (2012), Kualitas Air Laut Ditinjau Dari Aspek Zat Hara,
Oksigen Terlarut dan pH di Perairan Banggai, Sulawesi Tengah, Jurnal
Teknologi Kelautan Tropis, 2 (3): 40-45.
Siswanto A., (2011), Kajian Sebaran Substart Sedimen Permukaan Dasar di
Perairan Pantai Kabupaten Bangkalan, Embryo, 8 (1): 41-45

63

Sulaeman, (2005), Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air, dan Pupuk. Balai
Penilitian Tanah dan Pengembangan Paertanian. Deprtemen Pertanian.
Bogor.
Wibisono, M., (2005), Pengantar Ilmu Kelautan. Grasindo. Jakarta.
Yeanny M., (2007), Keanekaragaman Makrozoobentos di Muara Sungai Belawan.
Jurnal Biologi Sumatera, 2 (2): 37-41.
Yunitawati, Sunarto dan Hasan Z., (2012), Hubungan Antara Substrat Dengan
Struktur Komunitas Makrozoobentos di Sungai Cantigi, Kabupaten
Indramayu. Jurnal Perikanan Dan Kelautan, 3 (3): 221-227.