KOMPOSISI DAN KEANEKARAGAMAN MAKROZOOBENTOS DI ALIRAN SUNGAI BABURA KABUPATEN DELI SERDANG.

KOMPOSISI DAN KE ANEKARAGAMAN MAKROZOOBENTOS
DI ALIRAN SUNGAI BABURA KABUPATEN DELI SERDANG

Oleh:
Sarah Devi Tarigan
NIM 4103220038
Program Studi Biologi

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Sain

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yesus Kristus atas
kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Adapun skripsi ini berjudul “Komposisi dan Keanekaragaman Makrozoobentos di
Aliran Sungai Babura Kabupaten Deli Serdang”, yang merupakan salah satu
syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada
berbagai pihak yang telah berpartisipasi dan membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada
Bapak Drs. H. Tri Harsono, M.Si selaku ketua jurusan Biologi sekaligus dosen
Penguji, Bapak Drs. Lazuardi, M.Si selaku sekretaris jurusan Biologi sekaligus
dosen Penguji, serta Ibu Dra. Melva Silitonga, MS, selaku Ketua Prodi Biologi.
Selain itu penulis juga menyampaikan terimakasih kepada Ibu Dra. Masdiana
Sinambela, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan motivasi pada penulis selama penulisan skripsi ini.
Serta kepada Bapak Puji Prastowo selaku dosen penguji yang telah memberikan
saran yang berguna untuk penyusunan skripsi ini. Terima kasih disampaikan
kepada Ibu Dra. Usatun Hasanah, M. Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik
dan Kepala Laboratorium Biologi yang telah memberikan izin untuk
menggunakan laboratorium ekologi selama penelitian berlangsung serta kepada
seluruh Bapak dan Ibu Dosen di jurusan Biologi yang telah banyak membimbing

penulis selama perkuliahan.
Teristimewa penulis mengucapkan rasa terimakasih kepada kedua orang
tua tercinta, Ayahanda Jinis Tarigan dan Ibu Tumiur Br Pasaribu buat setiap doa,
nasehat, kasih sayang yang begitu besar . Juga terimakasih kepada adik-adik
tersayang Cory Christine Tarigan, Cici Triana Tarigan dan Abel Walkin Petrus
Tarigan buat doa dan dukungannya selama ini yang membuat penulis tetap
bersemangat.
Terimakasih kepada Canro yang selalu mendukung dan mendoakan
penulis, kepada sahabat saya Berta dan Sandy yang telah berjuang bersama-sama

vi

dalam suka dan duka sejak menentukan judul, melakukan penelitian hingga
menyelesaikan skripsi ini. Serta kepada Unju tercinta (Ade, Mistela, Nopa dan
Sry) yang mendoakan dan memotivasi penulis. Juga kepada bang Mahady yang
telah membantu saya dalam pengolahan data. Khusus kepada semua teman
Biologi

Non-Kependidikan


2010,

terimakasih

atas

doa,

motivasi,

dan

kebersamaan selama perkuliahan. Dan untuk semua pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu dan telah banyak membantu, penulis mengucapkan
terimakasih dan Tuhan memberkati.
Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kelemahan dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi
ini dapat memberikan inspirasi bagi pembaca baik hanya sebagai bahan bacaan
atau referensi untuk penelitian lanjutan dan bermanfaat bagi semua pihak yang

membutuhkannya. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih.

Medan, 9 Juni 2014
Penulis

Sarah Devi Tarigan
Nim. 4103220038

vii

DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN

i

RIWAYAT HIDUP

ii


ABSTRAK

iii

ABSTRACT

iv

KATA PENGANTAR

v

DAFTAR ISI

vii

DAFTAR GAMBAR

x


DAFTAR TABEL

xi

DAFTAR LAMPIRAN

xii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Ruang Lingkup Masalah
1.3. Rumusan Masalah
1.4. Tujuan Penelitian
1.5. Manfaat Penelitian
1.6. Definisi Operasional

1
1
2
3

3
3
3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. DAS Babura
2.1.1. Karakteristik Sungai Bagian Hulu
2.1.2. Karakteristik Sungai Bagian Tengah
2.1.3. Karakteristik Sungai Bagian Hilir
2.2. Makrozoobentos
2.2.1. Kelompok Intoleran
2.2.2. Kelompok Fakultatif
2.2.3. Kelompok Toleran
2.3. Keanekaragaman
2.4. Faktor-faktor Abiotik yang Mempengaruhi Bentos
2.4.1. Suhu
2.4.2. Dissolved Oxygen (DO)
2.4.3. Biochemical Oxygen Demand (BOD)
2.4.4. Chemycal Oxygen Demand (COD)
2.4.5. Derajat Keasaman

2.4.6. Kandungan Nitrat

5
5
6
6
6
6
8
10
10
12
14
14
15
15
16
17
17


viii

2.4.7. Kandungan Posfat
2.4.8. Substrat Dasar
2.4.9. Arus
2.4.10. Intensitas Cahaya
2.4.11. Kecerahan dan Kekeruhan
2.5. Ekologi Air Tawar
2.5.1. Ekologi Air Sungai

18
19
20
20
22
21
22

BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

3.2. Populasi Sampel
3.2.1. Populasi
3.2.2. Sampel
3.3. Alat dan Bahan
3.4. Pengukuran Parameter Biologi-Fisika-Kimia
3.5. Prosedur Kerja
3.5.1. Di Lapangan
3.5.2. Di Laboratorium
3.6. Teknik Analisis Data
3.6.1. Kelimpahan Makrozoobentos
3.6.2. Indeks Keanekaragaman Jenis (H’)
3.6.3. Indeks Keseragaman (E)
3.6.4. Indeks Dominansi (C)

23
23
23
23
23
24

25
26
26
27
28
28
28
29
29

BAB IV. PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.2. Faktor Fisika Kimia Perairan
4.2.1. Deskripsi Faktor Fisika dan Kimia
4.2.1.1. Suhu
4.2.1.2. Kecepatan Arus
4.2.1.3. Intensitas Cahaya
4.2.1.4. Kedalaman
4.3.1.4. Derajat Keasaman (pH)
4.2.1.6. Dissolved Oksigen (DO)
4.2.1.7.Biological Oxygen Demand (BOD)
4.2.1.8. Nitrat
4.2.1.9. Substrat Dasar
4.3. Parameter Biotik
4.3.1. Organisme Makrozoobentos
4.3.2. Kelimpahan Makrozoobentos
4.3.3. Keanekaragaman Makrozoobentos

30
30
31
31
33
34
36
36
37
38
39
40
41
41
43
43

ix

4.3.4. Keseragaman Makrozoobentos
4.3.5. Dominansi Makrozoobentos
4.4. Pembahasan

44
45
45

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

48
48

DAFTAR PUSTAKA

49

xi

DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 3.1. Alat dan bahan yang digunakan

20

Tabel 3.2. Pengukuran parameter biologi-fisika-kimia

21

Tabel 4.2 Nilai faktor fisika kimia perairan di setiap stasiun
pengamatan pada perairan Sungai Babura

30

Tabel 4.3. Data Jumlah Individu dan Hasil Analisis Kelimpahan,
Keanekaragaman, Keseragaman, serta
Dominansi Makrozoobentos
Tabel 4.3. Indeks Keanekaragaman pada aliaran Sungai Babura

41
43

Tabel 4.4. Hubungan antara indeks Keanekaragaman
Shannon-Wiener dengan derajat pencemaran perairan

44

Tabel 4.5. Indeks Keseragaman Pada Aliaran Sungai Babura
di Kabupaten Deli Serdang

45

x

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Ordo Ephemeroptera

8

Gambar 2.2. Ordo Trichoptera

9

Gambar 2.3. Ordo Plecoptera

9

Gambar 2.4. Larva Simulium

11

Gambar 2.5. Kelas Hirudinae

12

Gambar 2.6. Kelas Gastropoda

12

Gambar 4.1. Diagram Suhu di aliran Sungai Babura

33

Gambar 4.2. Diagram Kecepatan Arus di aliran Sungai Babura

34

Gambar 4.3. Diagram Intensitas Cahaya di aliran Sungai Babura

35

Gambar 4.4. Diagram Kedalaman di aliran Sungai Babura

36

Gambar 4.5. Diagram Derajat Keasaman (pH) di aliran Sungai Babura

37

Gambar 4.8. Diagram Kandungan Nitrat di aliran Sungai Babura

38

Gambar 4.7. Diagram BOD di aliran Sungai Babura

39

Gambar 4.6. Diagram kandungan Dissolved Oksigen (DO) di aliran
Sungai Babura

40

xii

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Data jumlah makrozoobentos yang terdapat di
Aliran Sungai Babura Kabupaten Deli Serdang

52

Lampiran 2. Langkah-langkah perhitungan untuk kelimpahan,
keanekaragaman, keseragaman, dan dominansi

53

Lampiran 3. Stasiun tempat pengambilan sampel makrozoobentos
di aliran Sungai Babura bagian hulu sampai tengah
di Kabupaten Deli Serdang
Lampiran 4. Dokumentasi pada saat penelitian di lapangan

55
58

Lampiran 5. Jenis-jenis makrozoobentos yang terdapat di aliran
Sungai Babura di Kabupaten Deli Serdang

59

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah
Makrozoobentos adalah hewan invertebrata yang hidup di dasar perairan.
Makrozoobentos sungai termasuk hewan yang hidup relatif menetap di dasar
sungai baik sungai mengalir kencang atau lambat. Hewan ini dapat merespon
masukan bahan yang terus-menerus ke dalam sungai. Oleh karena itu, komposisi
dan struktur komunitas makrozoobentos yang hidup dalam sungai merupakan
hasil adaptasinya terhadap perubahan kualitas air yang terjadi di dalam sungai
tersebut (Izmiarti, 2010). Makrozoobentos berperan sebagai mata rantai makanan
dalam ekosistem perairan. Ditinjau dari level tropik makrozoobentos menduduki
level konsumen pertama dan kedua dan pada akhirnya dimakan oleh konsumen
yang lebih tinggi, seperti ikan. Selain itu hewan bentos berperan dalam siklus
nutrien terutama dalam proses awal dari dekomposisi material organik.
Makrozoobentos juga dapat digunakan sebagai hewan indikator dalam menilai
kondisi lingkungan perairan (Febriyansyah, 2011).
Sungai merupakan salah satu bentuk ekosistem lotik (perairan mengalir) yang
berfungsi sebagai media atau tempat hidup organisme makro maupun mikro, baik
itu yang menetap maupun yang dapat berpindah-pindah. Organisme yang hidup
dalam badan air ini adalah organisme yang memiliki kemampuan beradaptasi
terhadap kecepatan arus atau aliran air. Selain berfungsi sebagai media kehidupan,
sungai juga berperan sebagai tempat pembuangan dari semua limbah kegiatan
manusia seperti limbah dari daerah pemukiman, pertanian, perikanan, pariwisata
dan industri yang ada di sekitarnya. Adanya masukan dari limbah di atas akan
dapat merubah sifat fisika, kimia dan biologi dari ekosistem sungai. Perubahan
tersebut dapat menurunkan kualitas air dan mengganggu tatanan kehidupan
organisme di dalam sungai (Odum, 1994), salah satu diantaranya adalah
komunitas makrozoobentos.
Sungai Babura merupakan sungai yang mengalir dari bagian hulu di
Kecamatan Sibolangit sampai bagian hilirnya di Kelurahan Petisah Tengah.

1

2

Aliran Sungai Babura ini juga mengalir di sepanjang Kecamatan Namorambe
yang merupakan bagian tengah dari sungai Babura. Topografi daerah hulu Sungai
Babura semakin landai dengan kemiringan 0.2% laju air pada daerah ini cukup
deras, terutama ke arah hilir sungai. Daerah hulu merupakan daerah pertanian,
karena di sepanjang aliran sungai babura terdapat pemukiman penduduk yang
mayoritas bertani, dan daerah wisata. Sedangkan di bagian tengah sungai Babura
terdapat daerah industri dan daerah terbuka. Sungai Babura dimanfaatkan
sebagian masyarakat untuk mandi dan mencuci, belum lagi limbah industri yang
dsengaja dibuang ke sungai sehingga semakin berkembangnya zaman membuat
sungai ini semakin tercemar. Banyak sampah yang dibuang masyarakat di Sungai
Babura, membuat organisme aquatik banyak yang mati sehingga sungai menjadi
tercemar (Irianto, 2010).
Informasi tentang kondisi Sungai Babura ini masih terbatas. Laporan yang
ada hanya sebatas kerusakkan fisik sungai dan debit airnya saja. Kondisi Sungai
Babura bagian hulu juga sudah tercemar dan tidak sesuai dengan teori mengenai
kondisi sungai bagian hulu pada umumnya jernih dan belum tercemar. Sedangkan
tentang

biotanya

khususnya

makrozoobentos

belum

ada

informasinya.

Berdasarkan hal-hal diatas dilakukan penelitian tentang makrozoobentos di aliran
Sungai Babura bagian hulu di Desa Bingkawan Kecamatan Sibolangit sampai
bagian tengah sungai Babura di Desa Tebing Ganjang Kecamatan Namorambe
pada Musim Penghujan.
Berdasarkan uraian diatas penulis melakukan penelitian yang berjudul
“Komposisi dan Keanekaragaman Makrozoobentos di Aliran Sungai Babura
Kabupaten Deli Serdang”.
1.2. Ruang Lingkup Masalah
Dalam penelitian ini, ruang lingkup permasalahan dibatasi pada
pengamatan makrozoobentos yang dilihat dari komposisi, keanekaragaman, dan
sifat fisika-kimia pada Sungai Babura bagian hulu Desa Bingkawan sampai
Tebing Ganjang Namormbe.

3

1.3.Rumusan Masalah
Penelitian ini membahas mengenai Komposisi Makrozoobentos pada
Aliran Sungai Babura yang meliputi :
1. Bagaimana komposisi makrozoobentos di Sungai Babura?
2. Bagaimana keanekaragaman makrozoobentos di Sungai Babura?
3. Bagaimanakah faktor fisika-kimia perairan di Sungai Babura?
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui komposisi makrozoobentos yang ada di Sungai Babura.
2. Mengetahui keanekaragaman makrozoobentos di sungai Babura.
3. Mengetahui faktor fisika-kimia perairan di Sungai Babura.
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai sumber informasi mengenai komposisi dan keanekaragaman
makrozoobentos di sungai Babura.
2. Sebagai sumber informasi bagi mahasiswa yang dapat dimanfaatkan
untuk penelitian selanjutnya (sebagai pembanding).
3. Sebagai ilmu tambahan bagi si penulis mengenai kondisi fisika-kimia
Sungai Babura dan biota perairan khususnya makrozoobentos.
1.6.Definisi Operasional
Bentos adalah organisme yang hidup di dasar perairan (substrat) baik yang
sesil, merayap maupun menggali lubang yang biasanya hidup di pasir, lumpur,
batuan, patahan karang atau karang yang sudah mati. Makrozoobentos merupakan
hewan yang tidak bertulang belakang yang dapat dilihat oleh mata biasa dengan
ukuran lebih besar dari 200µm - 500µm. Pengertian daerah aliran sungai (DAS)
adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan
anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan
air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di
darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah
perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan. Sungai adalah suatu badan air

4

yang mengalir ke satu arah. Daerah Aliran Sungai adalah suatu daerah yang
dibatasi oleh pemisah topografi yang menerima, mengumpulkan air hujan,
sedimen, dan unsur hara serta mengalirkannya melalui anak-anak sungai dan
keluar

pada

satu

outlet.

Kelompok

intoleran

merupakan

kelompok

makrozoobentos yang memiliki kepekaan yang tinggi terhadap berbagai macam
pencemaran. Kelompok Fakultatif adalah kelompok hewan memiliki toleransi
yang luas terhadap kondisi lingkungan hidupnya. Kelompok toleran merupakan
kelompok yang dapat hidup pada daerah yang tercemar berat, walaupun ada
beberapa jenis yang dapat hidup di daerah yang tercemar sedang. Disolved
Oxygen (DO) merupakan banyaknya oksigen terlarut dalam suatu perairan.
Kehidupan di air dapat bertahan jika ada oksigen terlarut minimum sebanyak 5
mg oksigen setiap liter air. Biochemical Oxygen Demand atau kebutuhan oksigen
biologis adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme aerobik di
dalarn air lingkungan untuk memecah (mendegradasi) bahan buangan organik
yang ada di dalam air lingkungan tersebut. Chemycal Oxygen Demand merupakan
jumlah oksigen yang dibutuhkan dalam proses oksidasi kimia yang dinyatakan
dalam mg 02/1.

48

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada rona lingkungan hutan dan ladang didapat makrozoobentos jenis
Baetis dan Acroneuria. Rona lingkungan penambang pasir didapat
Chironomus, Eristalis, Simulum, Haemopsis, Tubifex dan Acroeuria. Rona
lingkungan kebun pisang dan pemukiman penduduk didapat Chironomus,
Eristalis, Simulum, Haemopsis, Tubifex dan Pleurocera.
2. Berdasarkan indeks keanekaragaman di sungai Babura, didapat hasil yang
menunjukkan keanekaragaman jenis makrozoobentosnya rendah (untuk
rona lingkungan hutan dan ladang) dan sedang (untuk rona lingkungan
penambang pasir, kebun pisang, dan daerah terbuka).
3. Hasil pengukuran parameter kimia di sungai Babura adalah Suhu 25,6 oC,
kecepatan arus 3,1 m/s, intensitas cahaya 583,8 lux, kedalaman 30,5 cm,
pH 5,73 kadar DO 7,44 mg/l, BOD 4,4 mg/l, dan nitrat 1,04 mg/l.
5.2. Saran
Adapun saran yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Perlu

dilakukan

penelitian

lanjutan

mengenai

komposisi

dan

keanekaragaman makrozoobentos pada aliran Sungai Babura di Kabupaten
Deli Serdang dengan

jumlah stasiun penelitian yang lebih banyak

mengingat luasnya aliran sungai ini sehingga data yang didapat semakin
teliti.
2. Hendaknya penelitian ini dapat menjadi bahan informasi dan acuan bagi
warga di sekitar DAS Babura di Kabupaten Deli Serdang mengenai
keberadaan makrozoobentos sehingga dapat menjaga kestabilan ekosistem
daerah dan tingkat keanekaragaman makrozoobentos kedepannya bisa
dipertahankan, juga dapat menjaga kebersihan lingkungan perairan agar
mendukung keberadaan komunitas makrozoobentos di perairan.

49

DAFTAR PUSTAKA
Agustatik, Sri., (2010), Gradasi Pencemaran Sungai Babon Dengan Bioindikator
Makrozoobentos, Tesis Program Studi Ilmu Lingkungan Pasca Sarjana
Universitas Diponegoro, Semarang.
Arianto, E., (2008), Parameter Fisika-Kimia Perairan,
http://erikarianto,wordpress.com/2008/01/10/parameter-fisika-dankimiaperairan/
Apha, (1985), Standard Methods For The Examination of Water and Wastewater,
Awwa, WPCF
Barus, (2004), Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Yogyakarta,
Gajah Mada University Press.
Edmonso, W.T., (1959), Fresh Water Biology, 2nd ed, John Willey and Sons, Inc
X.
New York.
Effendi, H., (2003), Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan
Lingkungan Perairan, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Fachrul, M. F., (2007), Metode Sampling Bioekologi, Bumi Aksara, Jakarta.
Fardias. (1992), Studi Keanekaragaman Makrozoobentos Di Danau Lau Kawar
Desa Kuta Gugung Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, Skripsi
Sarjana Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Febriyansyah. (2011), Komunitas Makrozoobentos Di Sungai Batang Hari
Kabupaten Solok Sumatera Barat, Skripsi Sarjana Biologi Universitas
Andalas, Padang.
Handayani, S.T., B. Suharto; Marsoedi, (2001), Penentuan Status Kualitas
Perairan Sungai Brantas Hulu Dengan Biomonitoring Makrozoobentos:
Tinjauan dari Pencemaran Bahan Organik, Biosciences 1 (1): 32.
Hynes, H.B.N.C., (1976), The Ecology Of Running Waters, Liverpod University
Press.
Irianto dan Machbud, 2010, Fenomena Hubungan Debit Air dan Kadar Zat
Pencemar Dalam Air Sungai (Studi Kasus: Sub DPS Citarum Hulu).
Izmiarti, (2010), Komunitas Makrozoobentos di Banda Bakali Kota Padang.
Biospectrum 6 (1): 34-40.

50

Krebs, (1985), Dasar-dasar Ekologi, Erlangga, Jakarta.
Mahida, U. N., (1993), Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri, Edisi
Keempat, PT. Rajawali Grafindo, Jakarta.
Michael, (1994), Ekologi dan Penyelidikan Penelitian Lapangan dan
Laboratorium.Universitas Indonesia, Jakarta.
Niken, (2005), Pengertian dan Penggolongan Bentos,
http://bioindlog15.wordpress
Odum, E. P., (1994), Dasar-dasar Ekologi, Edisi Ketiga, Gajah Mada University
Press,Yogyakarta.
Pratiwi, N. Krisanti., Nursiyamah; I. Maryanto, R. Ubaidillah; W. A. Noerdjito,
(2004), Panduan Pengukuran Kualitas Air Sungai, Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Purwati, S.U., I. Sutapa, (1999), Keanekaragaman Hayati Mikrobiota di beberapa
Sungai Prokasih, Studi Pembangunan, Lingkungan dan Kemasyarakatan.
Rifgah, Marmita., Siahaan, Ratna; Roni, Koneri., Marnix L. Langoy, (2013),
Makrozoobentos Sebagai Indikator Biologis Dalam Menentukan Kualitas Air
Sungai Ranoyapo Minahasa Selatan Sulawesi Selatan, Jurnal Ilmiah Sains
Vol. 13 No. 1
Rosmelina, R. D., (2009), Studi Keanekaragaman Makrozoobentos di Aliran
Sungai Padang Kota Tebing Tinggi, Skripsi Sarjana Departement Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
Sagala, E.P, (2012), Komposisi dan Keanekaragaman Benthos dalam menilai
Kualitas Air Sungai Lematang, di Desa Tanjung Muning, Kecamatan Gunung
Megang Kabupaten Muara Enim, Jurusan Biologi, Universitas Sriwijaya,
Sumatera Selatan, Vol 15 no.2.
Salmin, (2005), Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD)
Sebagai Salah Satu Indikator Untuk Menentukan Kualitas Perairan, Oseana
XXX
Sastrawijaya, A. T., (2000), Pencemaran Lingkungan, Rineka Cipta, Surabaya.
―――――. (2009), Studi Komunitas Makroozoobentos di Perairan Hilir Sungai
Lematang Sekitar Daerah Pasar Bawah Kabupaten Lahat, Jurusan Biologi,
Universitas Sriwijaya: Sumatera Selatan.
Siahaan, R., (2012), Keanekaragaman makrozoobentos sebagai indikator kualitas

51

air Sungai Cisadane, Jawa Barat – Banten, J.Bioslogos. 2(1):p.1-9.
Suwondo, E., Febrita, M., Dessy, (2004), Kualitas Biologi Perairan Sungai
Senapelan, Sago dan Sail di Kota Pekanbaru berdasarkan Bioindikator
Plankton dan Bentos, Jurnal Biogenesis. 1(1):p.15-20.