DESKRIPSI PENGELOLAAN DAN KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM IPA SMP DI KECAMATAN MEDAN KOTA T.P.2015/2016.

DESKRIPSI PENGELOLAAN DAN KESELAMATAN KERJA
LABORATORIUM IPA SMP DI KECAMATAN
MEDAN KOTA T.P. 2015/2016

Oleh:
Putri Maya Sari
4123121051
Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2017

DESKRIPSI PENGELOLAAN DAN KESELAMATAN KERJA
LABORATORIUM IPA SMP DI KECAMATAN MEDAN KOTA
T.P. 2015/2016

Putri Maya Sari (NIM 4123121051)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi pengelolaan
dan keselamatan kerja laboratorium IPA SMP di kecamatan Medan Kota
T.P 2015/2016.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif studi kasus. Populasi dalam
penelitian adalah salah satu kelas masing-masing SMP. Sampel penelitian
yaitu SMPN 3 Medan, SMPN 6 Medan, SMPS YPK Medan dan SMPS
MMA UISU Medan. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui
implementasi pengelolaan dan keselamatan kerja laboratorium IPA yaitu
lembar observasi, catatan harian wawancara dan angket (kuesioner).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pengelolaan laboratorium
yang meliputi perencanaan laboratorium IPA, mencakup pengadaan alat dan
bahan laboratorium dilakukan oleh kepala laboratorium IPA melalui analisa
kebutuhan pada sekolah negeri berasal dari pemerintah dan pada sekolah
swasta berasal dari yayasan. Pengaturan penggunaan laboratorium
mencakup tata tertib, persiapan, penyimpanan, dan pemeliharaan/perawatan
alat dan bahan laboratorium IPA dilakukan oleh kepala laboratorium dan
guru IPA. Pengawasan yang dilaksanakan kepala sekolah masih terbatas
untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di laboratorium,

kebersihan dan ketersediaan alat/bahan. Sedangkan untuk evaluasi
pengelolaan laboratorium IPA yang dilakukan kepala laboratorium hanya
sebatas untuk mengevaluasi kelayakan alat dan ketersediaan bahan sebagai
acuan pengadaan alat/bahan pada tahun berikutnya. Tingkat keselamatan
kerja setiap sekolah masih dalam kategori baik. Faktor penghambat
implementasi pengelolaan laboratorium adalah kurangnya partisipasi dari
guru IPA yang lain, dan penggunaan laboratorium yang belum optimal
karena keterbatasan waktu praktik.
Kata Kunci: Implementasi, Laboratorium IPA, Pengelolaan

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik.
Adapun judul dari skripsi saya adalah : “Deskripsi Pengelolaan dan
Keselamatan Kerja Laboratorium IPA SMP di Kecamatan Medan Kota T.P.
2015/2016” .

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna, baik isi maupun tutur bahasanya. Oleh karena itu, melalui kesempatan
ini penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi
kesempurnaan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini dalam rangka memenuhi
persyaratan guna mendapatkan gelar sarjana pendidikan S1 program studi
Pendidikan Fisika Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam.
Skripsi ini mengalami banyak hambatan serta rintangan dan tidak akan
terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini
dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar – besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Asrin Lubis M.Pd. Dekan Fakultas MIPA UNIMED.
2. Bapak Dr. Alkhafi Maas Siregar, M.Si. Ketua Jurusan Fisika .
3. Bapak Drs. Juru Bahasa Sinuraya, M.Pd. Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika.
4. Bapak Dr. Alkhafi Maas Siregar, M.Si. sebagai Dosen Pembimbing
Akademik.
5. Ibu Dr. Derlina, M.Si. sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak
memberikan arahan dan bantuan kepada penulis.
6. Ibu Dr. Rita Juliani, M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah banyak

memberikan masukan dan arahan.

ii

7. Bapak Dr. Wawan Bunawan, M.Pd., M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah
banyak memberikan masukan dan arahan.
8. Ibu Dr. Mariati P Simanjuntak, M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah banyak
memberikan masukan dan arahan.
9. Bapak / Ibu dosen serta Asisten Dosen di lingkungan UNIMED, khususnya di
fakultas Mipa, yang telah menyumbangkan ilmu dan pengetahuannya kepada
penulis selama perkuliahan.
10. Ibu Hj. Nurhalimah Sibuea, S.pd., M.Pd. selaku Kepala SMP Negeri 3 Medan
yang telah membantu penulis selama melaksanakan penelitian di lingkungan
SMP Negeri 3 Medan
11. Ibu Fatimah Simbolon, S.Pd., selaku Kepala laboratorium IPA, dan guru IPA
di SMP Negeri 3 Medan yang membantu penulis selama proses penelitian.
12. Bapak Ariffuddin, S.Pd., selaku Kepala SMP Negeri 6 Medan yang telah
membantu penulis selama melaksanakan penelitian di lingkungan SMP Negeri
6 Medan.
13. Ibu Magda Sitorus, S.Pd., selaku kepala laboratorium IPA dan guru IPA di

SMP Negeri 6 Medan yang membantu penulis selama proses penelitian.
14. Ibu Rahma, S.Pd, selaku Kepala SMP Swasta YPK Medan yang telah
membantu penulis selama melaksanakan penelitian di lingkungan SMP
Swasta YPK Medan.
15. Ibu Novita Rosmalia M, S.Pd, selaku kepala laboratorium IPA dan guru IPA
di SMP Swasta YPK Medan yang membantu penulis selama proses penelitian.
16. Bapak Ridwan, M.Hum., selaku Kepala SMP Swasta MMA UISU Medan
yang telah membantu penulis selama melaksanakan penelitian di lingkungan
SMP Swasta MMA UISU Medan.
17. Ibu Sespin Ranova, S.pd., selaku kepala laboratorium dan guru IPA di SMP
Swasta MMA UISU Medan yang membantu penulis selama proses penelitian.
18. Teristimewa untuk Ayahku tercinta Alm. Ady Suroto dan Ibuku tersayang
Suyatmi yang tidak pernah lelah menyayangi dan mendidik anak-anaknya, dan
doa yang tak pernah terhenti untuk penulis hingga saat ini, serta abangku Jejet

iii

Ady Prastyo, Amd, dan adikku Dikky Tri Laksono yang telah memberikan
dorongan dan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.
19. Baginda Arif Panangaran Sagala yang telah memberikan semangat, kasih

sayang, perhatian, motivasi dan dukungan dengan sabar dan sepenuh hati.
20. Sahabat terbaik selama 4 tahun, My D’ (D’Kece Az-Zahra) Naimah Hasanah,
Nurul Husna, Putri Srijayanti, dan Hikmatul Wasilah Mrp sebagai sahabat
seperjuangan atas dukungan dan semangat yang telah diberikan, juga yang
selalu ada dalam suka maupun duka dan bersedia mendengar keluh kesah
penulis selama ini. Teman se-PS lainnya yaitu Ikhsan, Listri, Rahma dan Andi
sebagai teman seperjuangan. Teman-teman di Fisika Dik A’2012. Juga
teruntuk Elfi Yati Berutu dan Asmah Girsang yang selalu memberikan
semangat.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membantu menyempurnakan
skripsi ini Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga
kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.. Teriring doa dan harapan semoga Allah
SWT memberikan balasan pahala kepada mereka semua.

Medan, Januari 2017
Penulis

Putri Maya Sari

NIM. 4123121051

iv

DAFTAR ISI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1.2.Identifikasi Masalah
1.3.Rumusan Masalah
1.4.Batasan Masalah
1.5.Tujuan Penelitian
1.6.Manfaat Penelitian
1.7.Defenisi Operasional
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Kerangka Teoritis

2.1.1. Pengertian Implementasi
2.1.2. Pengertian Keselamatan Kerja
2.1.3. Laboratorium
2.1.3.1. Pengertian Laboratorium dan Perlengkapannya
2.1.3.2. Tata Letak (Lay Out) Laboratorium
2.1.3.3. Organisasi Laboratorium
2.1.3.4. Tata Tertib Laboratorium
2.1.3.5. Standar Laboratorium IPA SMP
2.1.4. Keselamatan Kerja Laboratorium
2.1.4.1. Kecelakaan Kerja Laboratorium
2.1.4.2. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK)
2.1.5. Pendidikan IPA
2.1.6. Penelitian Terdahulu
2.2.
Kerangka Konseptual
2.3.

Hipotesis
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.
Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.
Jenis dan Desain Penelitian
3.3.1.
Jenis Penelitian
3.3.2.
Desain Penelitian
3.4.
Prosedur Penelitian
3.5.
Instrumen Penelitian
3.5.1.
Catatan Harian Wawancara
3.5.2.
Lembar Observasi

3.5.3.
Angket
3.6.
Teknik Pengumpulan Data
3.6.1.
Observasi Partisipasi
3.6.2.
Wawancara

i
ii
v
vii
viii
ix
1
1
5
6
6

6
7
7
8
8

8
8
9
9
11
14
17
19
27
31
41
44
45
47
48
49
49

49
49
49
50
51
54
54
54
55
55
55
56
v

3.6.3.
Dokumentasi
3.7.
Teknik Analisis Data
3.8.
Keabsahan Penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Deskripsi Umum Tempat Penelitian
4.1.1.
Deskripsi Sekolah
4.1.2.
Kondisi Sarana dan Prasarana SMP di Kecamatan Medan
Kota
4.2.
Deskripsi Data Hasil Penelitian
4.2.1
Gambaran Umum, Persamaan dan Perbedaan Kondisi
Laboratorium IPA di SMP Kecamatan Medan Kota
4.3.
Penyajian Data
4.4.
Pembahasan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
5.2.
Saran

57
57
60
62
62
62

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

112
115

65
66
67
74
96
110
110
111

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1.
Tabel 2.2.
Tabel 4.1.
Tabel 4.2.

Tabel sarana laboratorium IPA
Penelitian terdahulu tentang pengelolaan laboratorium
Alamat SMP yang diteliti di kecamatan Medan Kota
Kondisi sarana dan prasarana SMP yang diteliti di
kecamatan Medan Kota
Tabel 4.3. Persamaan dan perbedaan kondisi laboratorium IPA SMP
di kecamatan Medan Kota
Tabel 4.4. Tabel kriteria laboratorium IPA SMP di kecamatan Medan
Kota sebelum pengelolaan
Tabel 4.5. Tabel kriteria laboratorium IPA SMP di kecamatan Medan
Kota sesudah pengelolaan

19
46
62
65
72
105
105

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.
Gambar 2.2.
Gambar 2.3.
Gambar 2.4.
Gambar 2.5.
Gambar 2.6.
Gambar 2.7.
Gambar 2.8.
Gambar 2.9.
Gambar 3.1.
Gambar 3.2.
Gambar 4.1.
Gambar 4.2.
Gambar 4.3.
Gambar 4.4.
Gambar 4.5.
Gambar 4.6.

Tata ruang laboratorium IPA SMP
Bagan organisasi laboratorium IPA
Segitiga api
Pemadam kebakaran jenis air
Pemadam kebakaran jenis busa
Pemadam kebakaran jenis karbondioksida
Pemadam kebakaran jenis serbuk
Simbol darurat laboratorium IPA
Peringatan laboratorium IPA
Tahap Penelitian
Tahap Analisis Data
Denah laboratorium IPA SMPN 3 Medan
Denah laboratorium IPA SMPN 6 Medan
Denah laboratorium IPA SMPS YPK Medan
Denah laboratorium IPA SMPS MMA UISU Medan
Denah penyimpanan alat/bahan laboratorium SMPN 3
Denah penyimpanan alat/bahan laboratorium
SMPS MMA UISU

14
16
32
33
34
35
36
38
39
53
59
67
69
70
71
85
93

viii

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Deskripsi sarana dan prasarana laboratorium IPA
Lampiran 2. Pedoman dokumentasi
Lampiran 3. Pedoman observasi
Lampiran 4. Pedoman wawancara
Lampiran 5. Pedoman wawancara kepala laboratorium
Lampiran 6. Pedoman wawancara kepala sekolah
Lampiran 7. Pedoman wawancara guru IPA
Lampiran 8. Pedoman wawancara peserta didik
Lampiran 9. Lembar wawancara kepala laboratorium
Lampiran 10. Lembar wawancara kepala sekolah
Lampiran 11. Lembar wawancara guru IPA
Lampiran 12. Lembar wawancara peserta didik
Lampiran 13. Hasil wawancara
Lampiran 13. Lembar angket siswa
Lampiran 14. Kriteria penjabaran penilaian pernyataan angket
Lampiran 15. Lembar observasi
Lampiran 16. Lembar dokumentasi
Lampiran 17. Lembar kondisi sarana laboratorium IPA SMP
Lampiran 18. Dokumentasi penelitian
Lampiran 19. Surat keterangan penelitian

115
123
123
123
124
125
125
126
127
130
132
134
135
206
208
219
224
226
236
243

ix

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pendidikan menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, bab II pasal 3 disebutkan bahwa Pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam hal mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, ,mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis. Dengan kata
lain pendidikan berfungsi memanusiakan manusia agar menjadi manusia yang
benar sesuai dengan norma yang dijadikan landasannya (Abdul Kadir, 2012:81).
Upaya memanusiakan manusia melalui pendidikan diselenggarakan sesuai
dengan pandangan hidup dan dalam latar sosial-kebudayaan setiap masyarakat
tertentu. Dengan wawasan pendidikan yang tepat serta dengan menerapkan asasasas pendidikan yang tepat pula, akan dapat memberi peluang yang lebih besar
dalam merancang dan menyelenggarakan program pendidikan yang tepat
wawasan itu akan memberikan perspektif yang lebih luas terhadap pendidikan.
Pendidikan di sekolah difokuskan dalam bentuk pembinaan dalam aspek
akademik disekolah

meliputi kegiatan yang tergabung dalam kegiatan

ekstrakurikuler, aspek non akademik meliputi kegiatan ekstrakurikuler, dan
pembinaan untuk sikap mental/spiritual meliputi kegiatan keagamaan.
Tujuan pengajaran sains disekolah menengah adalah pengembangan sikap,
nilai, dan pendekatan keterampilan personal dan sosial. Pengajaran sains dapat
diwujudkan melalui pengajaran sains di laboratorium. Laboratorium adalah suatu
tempat dimana percobaan dan penyelidikan dilakukan yang dilengkapi dengan
sejumlah peralatan yang dapat digunakan siswa untuk melakukan eksperimen atau
percobaan sains, melakukan pengujian dan analisis, melangsungkan penelitian
ilmiah ataupun praktek pembelajaran dalam sains. (Agustiana, 2013)

1

Mulyasa (2004:49), mengatakan bahwa sarana pendidikan adalah peralatan
dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proes
pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, serta
alat-alat dan media pendidikan. Oleh karena itu sarana pendidikan merupakan
faktor yang sangat

penting untuk mengoptimalkan atau meningkatkan

keberhasilan proses belajar dan mengajar.
Pemanfaatan sarana laboratorium dalam proses belajar mengajar dapat
menggairahkan serta meningkatkan prestasi hasil belajar. Laboratorium adalah
suatu tempat dimana percobaan dan penyelidikan dilakukan. Tempat ini dapat
merupakan ruang tertutup, kamar, atau ruangan terbuka. Dalam pengertian yang
terbatas laboratorium ialah ruangan yang tertutup dimana percobaan dan
penyelidikan dilakukan (Rahmatsyah, 2013). Suatu sekolah yang mengajarkan
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) hendaknya mempunyai laboratorium, karena dalam
pelajaran IPA siswa tidak hanya sekedar mendengarkan keterangan dari guru dan
pelajaran yang diberikan, tetapi harus melakukan kegiatan sendiri untuk mencari
keterangan lebih lanjut tentang ilmu yang dipelajari, karena sifat kegiatan dari
pelajaran IPA ini, diperlukan ruangan khusus, yaitu laboratorium.
Untuk itu diperlukan kerjasama bebagai pihak sekolah untuk mengatur dan
mengelola sarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal
dan berarti pada jalannya proses belajar mengajar. Pengelolaan sarana yang baik
diharapkan dapat menciptakan sekolah yang bersih, rapi, dan indah sehingga
menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun murid untuk
berada di sekolah.
Keselamatan kerja di laboratorium merupakan salah satu unsur terpenting
dalam pengelolaan laboratorium. Laboratorium yang dikelola secara baik
merupakan tempat bekerja yang aman. Karena itu salah satu tugas guru IPA
disekolah ialah mengadakan usaha-usaha yang diperlukan agar laboratorium
menjadi suatu tempat yang aman untuk bekerja. Usaha-usaha itu dapat berupa
mengembangkan disiplin dan sikap yang baik terhadap semua kegiatan-kegiatan
praktek didalam laboratorium. Keadaan aman dapat diciptakan dari internal diri
untuk menjaga dan melindungi diri sendiri. Kecelakaan dapat terjadi dengan

2

membawa akibat bagi diri sendiri maupun orang lain serta lingkungannya.
Sehingga kesadaran untuk menjaga dan melindungi diri merupakan tanggung
jawab moral dalam keselamatan kerja dan berperan penting dalam pencegahan
kecelakaan. Disamping itu, setiap laboratorium selalu membuat aturan tentang
bagaimana seharusnya bekerja didalamnya. Disiplin diri terhadap aturan yang
berlaku turut memegang peran penting dalam keselamatan kerja.
Untuk mengembangkan disiplin siswa terkadang kemungkinan adanya
masalah pribadi pada siswa yang mungkin dapat menyulitkan saat proses praktek
dilakukan di laboratorium. Masalah pribadi siswa ini dapat berupa kelainan atau
kekurangan yang dapat menimbulkan bahaya pada suatu situasi tertentu. Contoh
masalah yang dialami siswa adalah siswa yang mengalami cacat penglihatan,
cacat pendengaran, penyakit asma dan kebutaan warna.
Selain hal tersebut terdapat masalah lain yang dapat mengganggu keselamatan
kerja di dalam laboratorium. Masalah tersebut dapat meliputi, kurangnya
pengetahuan guru mengenai prosedur keselamatan kerja didalam laboratorium,
misalnya guru tidak memahami apa saja pengertian simbol darurat yang
seharusnya terdapat dalam laboratorium, atau terkadang banyak guru yang
memahami mengenai aturan-aturan yang perlu diperhatikan saat bekerja di
laboratorium, tetapi ia tidak melaksanakan dan tidak menjelaskan kepada siswa
apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan saat bekerja di dalam
laboratorium.
Observasi awal mengenai pengelolaan sarana laboratorium dan tingkat
keselamatan kerja di SMP se-Kecamatan Medan Kota yang dilakukan pada bulan
Februari menemukan beberapa permasalahan antara lain sebagai berikut,
diantaranya: pada laboratorium IPA SMPN 3 Medan adalah, sarana laboratorium
kurang dikelola dengan baik, sehingga memberikan dampak pada pemanfaatan
dan keefektifan laboratorium itu sendiri, pengelolaan laboratorium hanya di
lakukan oleh kepala laboratorium IPA tanpa bantuan teknisi (laboran) sehingga
pengelolaan sarana laboratorium kurang optimal dan guru IPA menjadi malas
untuk melakukan praktikum di laboratorium, tidak tersedianya sarana keselamatan
kerja seperti alat pemadam kebakaran, kotak PPPK, dan tidak tersedianya

3

wastafel, dan alat serta bahan praktikum kurang lengkap, laboratorium IPA di
sekolah tersebut sudah hampir memenuhi standar laboratorium yang ditetapkan
pemerintah tetapi penggunaannya belum optimal.
Hasil observasi laboratorium IPA SMPN 6 Medan adalah, tidak adanya
laboran sehingga pengelolaan sarana laboratorium hanya dilakukan oleh kepala
laboratorium dan hasilnya juga kurang optimal, tidak tersedianya organisasi
laboratorium yang dapat menjelaskan bagaimana seharusnya kerja sama pihak
sekolah untuk mengelola laboratorium dengan baik, belum tersusunnya jadwal
penggunaan laboratorium untuk melakukan praktikum sehingga guru terkadang
malas untuk melakukan praktikum di laboratorium IPA dan guru sering
bertabrakan jadwal dengan guru IPA lainnya untuk melakukan praktikum, alat dan
bahan yang tersedia kurang lengkap dan tidak tersedianya alat keselamatan kerja
pada laboratorium tersebut, di dalam laboratorium juga tidak terdapat tata tertib
laboratorium, sehingga terkadang siswa bekerja tidak sesuai dnegan aturan yang
berlaku dan praktikum tidak berjalan dengan kondusif.
Hasil observasi pada SMP Swasta MMA UISU Medan adalah tidak adanya
kepala laboratorium ahli yang menangani pengelolaan laboratorium sehingga guru
IPA merangkap menjadi kepala laboratorium sekaligus pengelola laboratorium
sehingga pengelolaan laboratorium IPA belum berjalan dengan optimal, alat-alat
belum tertata rapi, sebahagian alat berada di dalam laboratorium dan sebahagian
alat berada di kantor guru, penggunaan laboratorium yang belum optimal dan
bahan laboratorium yang kurang lengkap, ruangan laboratorium terlalu kecil
untuk menampung siswa yang akan melakukan praktikum dan tidak terdapat
organisasi laboratorium di dalam laboratorium tersebut sehingga kerja sama untuk
melakukan pengelolaan laboratorium tidak berjalan dengan baik.
Hasil observasi laboratorium SMP Swasta Yayasan Pendidikan Keluarga
(YPK) Medan adalah pengelolaan laboratorium IPA di yayasan tersebut hanya
dilakukan oleh kepala laboratorium sehingga hasil pengelolaannya belum
maksimal. Pengelolaan laboratorium hanya dilakukan oleh kepala laboratorium
yayasan dan tidak dikelola berdasarkan unit sekolah masing-masing. Berdasarkan
uraian masalah diatas, penelitian ini penting untuk dilakukan agar terjadi

4

perubahan dalam proses pengelolaan laboratorium IPA di SMP di masa yang akan
datang sehingga pembangunan laboratorium tidak menjadi sia-sia dan untuk
kedepannya pengelolaan laboratorium IPA yang baik akan menunjang
keberhasilan kegiatan belajar mengajar serta meningkatkan antusias guru dan
siswa untuk melakukan praktikum di laboratorium IPA guna mencapai tujuan
pendidikan secara optimal, selain itu juga memberikan alternatif untuk mengatasi
permasalahan yang dalam pengelolaan laboratorium IPA di SMP sehingga
pengelolaan laboratorium bisa lebih maksimal dan sebagai pertimbangan dalam
pengelolaan laboratorium IPA di masa yang akan datang.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti mengajukan skripsi
yang berjudul: “DESKRIPSI PENGELOLAAN DAN KESELAMATAN KERJA
LABORATORIUM IPA SMP DI KECAMATAN MEDAN KOTA TP.
2015/2016” sebagai tugas akhir di bangku kuliah Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti mengidentifikasi masalah sebagai
berikut:
1. Penggunaan laboratorium dan pengelolaan laboratorium yang belum optimal,
baik dari segi penataan dan penyimpanan alat dan bahan laboratorium,
ataupun ketersediaan alat keselamatan kerja.
2. Tingkat keselamatan kerja di laboratorium yang kurang optimal karena tidak
tersedianya sarana pendukung keselamatan kerja laboratorium seperti tabung
pemadam kebakaran, kotak PPPK dan wastafel.

1.3.Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, peneliti membatasi masalah sebagai
berikut:
1. Penelitian dilakukan di SMP di Kecamatan Medan Kota, yaitu SMPN 3
Medan, SMPN 6 Medan, SMP Swasta MMA UISU Medan, dan SMP Swasta
Yayasan Pendidikan Keluarga (YPK).

5

2. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah 4 Sekolah Menengah Pertama
yang terdapat di Kecamatan Medan Kota, yaitu 2 Sekolah Menengah Pertama
Negeri dan 2 Sekolah Menengah Pertama Swasta.

1.4.Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengelolaan laboratorium IPA di SMP di Kecamatan Medan Kota?
2. Bagaimana tingkat keselamatan kerja di laboratorium IPA SMP di Kecamatan
Medan Kota?
3. Faktor apa yang menghambat implementasi pengelolaan laboratorium?
4. Bagaimana dampak pengelolaan laboratorium IPA dengan penggunaan
laboratorium untuk praktikum siswa?

1.5.Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut, maka tujuan penelitiannya
adalah:
1. Untuk mengetahui pengelolaan laboratorium IPA SMP di Kecamatan Medan
Kota.
2. Untuk mengetahui tingkat keselamatan kerja di laboratorium IPA SMP di
Kecamatan Medan Kota.
3. Untuk mengetahui faktor penghambat implementasi pengelolaan laboratorium.
4. Untuk mengetahui dan memahami dampak pengelolaan laboratorium IPA
dengan penggunaan laboratorium IPA untuk praktikum siswa.

1.6.Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini selesai dilakukan maka manfaat yang diharapkan dari
penelitian ini adalah:
1. Bersifat akademis
a. Penelitian ini dapat memberikan kontribusi terhadap lembaga-lembaga
pendidikan, terutama sebagai bahan pertimbangan dalam membuat

6

kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan pendidikan ilmu umum
atau sains.
b. Menambah

dan

memperkaya

khazanah

mengenai

pengelolaan

laboratorium khususnya keselamatan kerja di laboratorium IPA.
c. Menambah kepustakaan dalam dunia pendidikan, khususnya di Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

2. Bersifat Praktis
a. Memberikan wawasan kepada guru dan calon guru agar dapat
mengimplementasikan pengelolaan laboratorium khususnya keselamatan
kerja di laboratorium IPA
b. Bagi lembaga yang bersangkutan akan memberikan umpan balik yang
nyata dan sangat berguna sebagai bahan evaluasi demi keberhasilan
dimasa mendatang.
c. Sebagai upaya untuk membelajarkan diri dalam mengimplementasikan
pengelolaan laboratorium di laboratorium IPA.

1.7.Defenisi Operasional
Defenisi operasional dari kata atau istilah dalam kegiatan penelitian ini adalah:
1. Implementasi merupakan suatu proses, ide, kebijakan atau inovasi dalam suatu
tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa pengetahuan,
keterampilan maupun nilai dan sikap.
2. Keselamatan kerja laboratorium adalah unsur terpenting dalam pengelolaan
laboratorium. Faktor keamanan dan keselamatan kerja di laboratorium harus
betul-betul diperhatikan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,
seperti kecelakaan, kebakaran dan sebagainya.

7

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa pengelolaan

laboratorium dan tingkat keselamatan kerja laboratorium IPA SMP di Kecamatan
Medan Kota yang meliputi:
1. Sebahagian besar pengelolaan laboratorium IPA SMP di kecamatan Medan
kota meliputi perencanaan, pengaturan penggunaan, evaluasi dan pengawasan
masih belum optimal sepenuhnya dan masih perlu dilakukan pengembangan
pengelolaan laboratorium IPA.
2. Tingkat keselamatan kerja pada setiap sekolah masih berjalan dengan baik
karena belum pernah terjadi kecelakaan kerja selama praktikum dilakukan,
tetapi belum diimbangi dengan ketersediaan alat keselamatan kerja
laboratorium.
3. Faktor penghambat implementasi pengelolaan laboratorium IPA adalah
pengelolaan hanya dilakukan oleh kepala laboratorium saja tanpa dibantu oleh
guru IPA yang lain untuk memberi masukan mengenai kebutuhan alat/bahan,
jadwal praktikum dan kurangnya evaluasi yang dilakukan oleh kepala sekolah
mengenai pengelolaan laboratorium IPA.
4. Akibat pengelolaan laboratorium yang kurang optimal, seringkali praktikum
tidak dilakukan di laboratorium melainkan didalam kelas karena keterbatasan
waktu dan belum adanya waktu khusus untuk praktikum, dan juga karena
ketersediaan alat yang tidak memadai.

5.2

SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat dikemukakan saran tentang

pengelolaan laboratorium IPA SMP di Kecamatan Medan Kota sebagai berikut:
1. Setiap sekolah sebaiknya tersedia laboran ahli untuk melakukan
pengelolaan laboratorium, agar pengelolaan laboratorium dapat

110

berjalan dengan optimal dan penggunaan laboratorium menjadi lebih
maksimal untuk menunjang proses belajar mengajar.
2. Sebaiknya dilakukan pelatihan oleh Dinas Pendidikan mengenai
pengelolaan laboratorium dan keselamatan kerja yang disesuaikan
dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional kepada guru IPA, agar
pemberdayaan laboratorium sebagai sumber belajar siswa dapat
berjalan dengan lancar.
3. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya pengelolaan dan keselamatan kerja
laboratorium difokuskan pada standarisasi yang dijadikan acuan agar
hasil yang didapatkan lebih maksimal

111

DAFTAR PUSTAKA

Agustiana, I Gusti Ayu Tri., & Tika, I Nyoman. (2013). Konsep dasar IPA aspek
fisika dan kimia. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Amirin, Tatang M. (1990). Menyusun rencana penelitian. Jakarta: Rajawali.
Basrowi., Suwandi. (2008). Memahami penelitian kualitatif. Jakarta: Rineka
Cipta.
BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan). (2006). Standar Sarana dan
Prasarana Sekolah/Madrasah Pendidikan Umum. Jakarta.
Bogdan, Robert C., Taylors . K. B.(1992). Qualitative research education: An
introduction to theory and methods. Boston: Ally and Bacon Inc.
Burhan Bungin, H.M. (2007). Analisis data penelitian kualitatif. Jakarta: kencana.
Burhan Bungin, H.M. (2008). Penelitian kualitatif. Jakarta: kencana.
Dahar, R.W. (1986). Interaksi belajar mengajar IPA. Jakarta: UT.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1995). Kamus besar bahasa indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Hamidah, Afreni.(2013). Manajemen Laboratorium Biologi Beberapa SMA
Swasta di Kota Jambi. Jurnal Sainmatika, Vol 7 No 1: 1-10.
Herdiansyah, Haris. (2013). Wawancara, observasi, dan focus groups. Depok:
Raja Grafindo Persada.
Ibrahim, Bafadal. (2004). Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan
Aplikasinya. Jakarta : Bumi Aksara.
Kadir, Abdul., Fauzi, Ahmad., Yulianto, Endri., Baehaqi., Kurnianto, Rido., et al.
(2012). Dasar–dasar pendidikan (1rd ed.). Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Kemendikbud. (2013). Kurikulum 2013: Kompetensi Dasar Sekolah Menengah
Pertama (SMP) / Madrash Tsanawiyah (MTs). Jakarta: Kemendikbud.
Karimuddin, T. (1978). Pedoman pertolongan pertama pada kecelakaan. Jakarta:
Teragung.
Ketut, T. N. (2008). Pengelolaan Laboratorium dan Sistem Evaluasi Kegiatan
Praktikum Fisika Dalam Pembelajaran (Studi Kasus pada SMA Negeri
di Kabupaten Buleleng). Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengembangan.
1(1) : 938-954.

112

Koretsky, M.D., Christine, K., Bummer, E. (2011). Student Perceptions of
Lerning in The Laboratory : Comparison of Industrially Situted Virtual
Laboratories to Capstone Physical Laboratories. Journal of Engineering
Education. Vol 100 No. 3. Pp 540-573.
Lubis, Muhsin. (2003). Materi pokok pengelolaan laboratorium IPA. Jakarta :
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek
Penataran guru SLTP setara DIII departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Mills, G.E. (2003). Action research. A guide for the teacher research.2nd ed. New
Jersey: Prentice hall.
Miftachudin, H.A. (2011). Analisis Pengelolaan Praktikum Biologi di
Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah Malang. Jurnal
Penelitian dan Pemikiran Pendidikan. 2(1): 37-51.
Mulyasa. (2004). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung : Remaja Rosdakarya
Offset.
Muspiroh, Novianti. (2013). Profil Kompetensi Guru dan Fasilitas Pendukung
Pembelajaran Biologi pada Madrasah Aliyah berbasis Pesantren di
Cirebon ( Studi Kasus di MAN Kalimukti dan MA As-Shighor Ad
Dauly). Jurnal Scientiae Educatia, Vol 2 Edisi 1: 53-71.
Novianti, N.R. (2011). Kontribusi Pengelolaan Laboratorium dan Motivasi
Belajar Siswa Terhadap Efektifitas Proses Pembelajaran (Penelitian
pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa
Barat). Edisi khusus No.1, Agustus 2011. ISSN 1412-565X.
Patton, Michael Quinn. (2009). Metode evaluasi kualitatif. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
PP Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Depdiknas.
Rahmatsyah.,Juliani, Rita., Situmorang, Rappel.(2013).
laboratorium. Medan: Unimed Press.

Pengelolaan

Rahmiyati, Sri. (2008). The Effectiveness of Laboratory Use in Madrasah Aliyah
in Yogyakarta. Jurnal Penelitian Evaluasi Pendidikan, Nomor 1 Tahun
XI, 2008.
Sitorus,

Marham., Sutiani, Ani. (2012). Pengelolaan
laboratorium kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

dan

manajemen

Standar Pelayanan Minimal (SPM) mengenai sarana dan prasarana menurut
keputusan Mendiknas nomor 053/U/2001

113

Subamia, I.D.P, dkk. 2014. Analisis kebutuhan tata kelola tata laksana
laboratorium IPA SMP di Kabupaten Buleleng. Jurnal Pendidikan
Indonesia ISSN: 2302-288X. Vol.3 No 2 : 446-459, edisi Oktober 2014.
Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suharsimi, Arikunto. (1979). Pengelolaan Materiil. Yogyakarta : Jurusan AP FIP
UNY.
Sulistiyowati, Lela Foni. (2016). Pengelolaan laboratorium IPA di sekolah.
Suma’mu. (1995). Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. Jakarta:
Gunung Agung.
Standar Pelayanan Minimal No 53 Tahun 2001. Sarana dan Prasarana. Jakarta :
Depdikbud.
Undang-undang No 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta :
Depdikbud.
Wahyuningrum. (2000). Manajemen Fasilitas Pendidikan. Yogyakarta : AP FIP
UNY.
Widodo, Didik Setiyo., Lusiana, Retno Ariadi. (2010). Kimia analisis kuantitatif.
Yogyakarta:Graha Ilmu.
Wiratma, I Gusti Lanang. (2014). Pengelolaan Laboratorium Kimia pada SMA
Negeri di Kota Singaraja : (Acuan Pengembangan Model Panduan
Pengelolaan Laboratorium Kimia Berbasis Kearifan Lokal Tri Sakti).
Jurnal Pendidikan Indonesia. Vol 3, No.2: 425-436.

114