Eosinofil Basofil Gambaran Leukosit Setelah Pemberian Infusa Sambiloto (Andrographis paniculata) Pada Mencit Yang Diinfeksi Plasmodium berghei

Gambar 4. Neutrofil Laszlo 2006

b. Eosinofil

Eosinofil atau asidofil memiliki granul bundar dan besar yang berwarna cerah dengan pewarnaan W right’s Sturkie dan Grimminger 1976. Inti sel eosinofil memiliki dua lobus dan tidak multilobus seperti neutrofil Caceci 1998. Sel eusinofil berukuran 10-12 mikrometer Metcalf 2006 dan jangka hidupnya 3- 5 hari dalam sirkulasi darah Hartono 1992. Jumlah eosinofil sekitar 1-3 dari total leukosit dan akan meningkat bila terjadi reaksi alergi, infeksi parasit dan benda asing Ganong 1983. Jumlah eosinofil cenderung rendah pada saat stress, pelepasan kortikosteroid dan infeksi akut Jain 1993. Gambar 5. Eosinofil Laszlo 2006 Eosinofil dibentuk di dalam sumsum tulang, bersifat kurang fagositik namun bersifat kemotaksis Ganong 1983. Sel ini mempunyai sifat amuboid dan fagositik untuk toksifikasi terhadap protein asing yang masuk ke dalam tubuh dan racun yang dihasilkan oleh mikroorganisme 1996. Eosinofil mengandung suatu komponen enzim yang sama dengan neutrofil tetapi tidak memiliki lisosim dan phagotisin namun mengandung kadar peroksidase yang tinggi dan histaminase Rumawas 1989. Eosinofil berperan dalam mengatur alergi akut dan proses peradangan, mengatur invasi parasit dan memfagositosis bakteri, antigen-antibodi komplek, mikroplasma dan ragi Hartono 1992. Eosinofil dapat menetralkan faktor radang yang dilepaskan oleh sel mast dan basofil dalam reaksi hipersensitifitas tipe 1 Tizard 1982.

c. Basofil

Basofil merupakan leukosit granulosit yang berwarna biru sampai ungu dengan pewarnaan dan memiliki jumlah yang sedikit dalam darah normal Frandson 1996. Memiliki diameter antara 10-15 mikrometer dengan inti dua bergelambir atau bentuk inti tidak teratur. Menurut Metcalf 2006 sel ini berjumlah 0,5-1 atau 3.1 Sturkie dan Grimminger 1976 dari jumlah total sel darah putih. Gambar 6. Basofil Laszlo 2006 Basofil dapat merangsang reaksi hipersensitifitas dengan pelepasan mediator radang dan alergi Frandson 1996. Pada saat terjadi peradangan, basofil akan melepaskan histamine, heparin, bradikinin dan serotonin sehingga menyebabkan alergi Tizard 1982. Heparin yang dilepaskan ke dalam sirkulasi darah akan mencegah terjadinya penggumpalan darah dan dapat mempercepat pelepasan jaringan lemak dari darah Ganong 1983. Basofil memiliki fungsi penting namun diantaranya belum diketahui secara pasti Martini 1992. Agranulosit a. Limfosit Limfosit adalah leukosit agranulosit yang mempunyai ukuran dan bentuk yang bervariasi Sturkie dan Grimminger 1976. Beberapa limfosit dibentuk dalam sumsum tulang dan sebagian lagi dibentuk di dalam limfonodus, timus dan limpa Ganong 1983. Limfosit juga diproduksi di daun peyer dan tonsil Lubis 1993. Limfosit memiliki nukleus yang relatif besar dan dikelilingi oleh sitoplasma Frandson 1996. Umumnya limfosit memiliki inti bulat dan berwarna ungu Dellman dan Brown 1992. Menurut morfologinya dibedakan atas tipe kecil dan tipe besar. Tipe kecil merupakan limfosit dewasa dengan diameter 6-9 mikrometer serta perbandingan sitoplasma 1:9 dan inti bulat heterokromatik. Tipe besar merupakan limfosit muda yang jarang ditemukkan pada sirkulasi darah dengan karakteristik diameter 915 mikrometer, perbandingan sitoplasma inti sebesar 1:1, inti melekuk heterokromatik dan dikelilingi sitoplasma Microanatomy 1999. Gambar 7. Limfosit Laszlo 2006 Limfosit memiliki fungsi utama yaitu memiliki respon benda asing dan memproduksi antibodi sebagai respon terhadap benda asing yang difagosit makrofag Tizard 1982. Di dalam darah, limfosit terbagi atas tiga tipe sel yaitu sel B, sel T dan sel non T, non B yang disebut sel null. Tipe sel B hanya terdapat sekitar 10-12 dan berperan dalam kekebalan humoral yang akan membentuk sel memori dan sel plasma. Sel plasma akan membentuk antibodi. Sel B diproduksi di sumsum tulang, limfonoduli dan limpa yang dipengaruhi oleh interferon-Y Jain 1993. Limfosit dan turunannya berperan dalam kekebalan selular Ganong 1999. Menurut Dellman dan Brown 1992 sel limfosit T terdiri atas limfosit T-killer cytotoxicCTLs, limfosit T-helper Th cell, limfosit T-supresor Ts cell. Limfosit menghasilkan berbagai limfokin, salah satunya adalah migration inhibitor faktor yang mencegah perpindahan makrofag. Zat lain yang dihasilkan limfosit adalah faktor kemotaksis untuk makrofag, lymphocyte transforming substance dan faktor peradangan Dellman dan Brown 1992. Limfosit dalam darah dipengaruhi oleh jumlah produksi, sirkulasi dan proses penghancuran limfosit Jain 1993.

b. Monosit

Dokumen yang terkait

Perbandingan gambaran diferensiasi leukosit ayam setelah pemberian sambiloto (Andrographis paniculata Ness) dengan dosis bertingkat dan koksidiosat

0 10 14

Diferensial Leukosit Darah Ayam yang Diifeksi Leucocytozoon caulleryi Setelah Pemberian Infus Sambiloto (Andrographis paniculata Ness) Melalui Air Minum

0 11 73

Gambaran sel radang sekum ayam yang diinfeksi Eimeria tenella setelah pemberian ekstrak sambiloto (Andrographis paniculata) dalam pelarut air dosis bertingkat

0 9 53

Diferensial Leukosit Ayam Pedaging Setelah Pemberian Ekstrak Sambiloto (Andrographis paniculata Nees) dengan Pelarut Metanol Dosis Bertingkat Sebelum Diinfeksi Eimeria tenella

0 12 77

Gambaran Leukosit Mencit (Mus musculus) Yang Diinfeksi Plasmodium berghei Dan Diberi Infusa Artemisia annua Linn.

0 19 122

Gambaran Leukosit Pada Mencit Yang Diinfeksi Plasmodium berghei Dan Diberi Infusa Daun Papaya (Carica papaya Linn.)

0 4 111

Pengaruh Ekstrak Akar Kayu Kuning (Coscinium fenestratum) dengan Pelarut Etanol Terhadap Gambaran Leukosit Mencit yang Diinfeksi Plasmodium berghei

0 4 145

Pengaruh Pemberian Ekstrak Air Akar Kayu Kuning (Coscinium fenestratum) Terhadap Gambaran Leukosit Mencit yang Diinfeksi Plasmodium berghei

2 20 125

PENGARUH PEMBERIAN ECHINACEA TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGI LIEN PADA MENCIT SWISS YANG DIINFEKSI PLASMODIUM BERGHEI

0 4 66

Peran Ekstrak Tinospora crispa Terhadap Gambaran Histopatologi Hepar Mencit Balb c Yang Diinfeksi Plasmodium berghei ANKA - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 10