1. Rencana produksi sehingga daya dukung sesuai dengan eksploitasi disetiap zona atau di tiap musim penangkapan
2. Pengawasan kegiatan penangkapan dan penanganan hasil. Pengawasan lebih difokuskan pada keberhasilan operasi penangkapan.
Dari dasar tersebut diatas, maka proses monitoring sebagai bagian upaya mengendalikan penangkapan yang harus dilakukan adalah;
1. Monitoring daerah kegiatan operasional lokasi tangkap nelayan. Daerah yang dimonitoring adalah perairan Teluk Kronjo dan sekitarnya.
2. Perubahan hasil tangkapan yang dapat ditentukan dari hasil tangkapan per trip. Perubahan hasil tangkapan dapat dievaluasi dari
a. Perubahan hasil tangkapan yang tergambar dari tangkapan masa lalu
historical. Berdasarkan data dari tahun 2006-2008, tangkapan nelayan yang cenderung turun menjadi indikasi dari proses monitoring.
b. Perubahan hasil tangkapan yang dievaluasi dari penyimpangan tangkapan yang terjadi accidental. Musim tangkapan yang
cenderung tinggi, ataupun rendah atau tidak ada penangkapan menjadi indicator penetapan proses monitoring
c. Perubahan hasil tangkapan dari nilai yang bersifat sesaat occasional atau perubahan karena pertimbangan biologi seperti waktu pemijahan.
Perubahan ini kemudian dipantau sehingga diketahui waktu yang diperbolehkan dan waktu yang tidak diperbolehkan melakukan
penangkapan.
8.7. Kerangka Pengelolaan Simping Simping Management Framework
Menurut Tim R Maclanahan and Juan Carlos Castilla 2007, bahwa pengelolaan perikanan harus dalam kerangka pikir yang berkelanjutan. Untuk itu
parameter dalam setiap tahap proses teknis harus menyertakan informasi yang dapat dijadikan dasar pengelolaannya. Dari penelitian ini, alur informasi di setiap
proses pengelolaan perikanan ditampilkan sebagai berikut.
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com
ENVIRONMENT SUSTAINABLE
POLICY AND MANAGEMENT
MANAGEMENT USELIMIT
-Gear -Time
-Space - Species
- Size - Effort
RESOURCES - Abundance
- Structure - Process
- Biodiversity HARVESTING
COD, BOD, TSS, DO
KS DD
P HPP
Effektivitas IWK
BP Zona
Kuota Waktu
Ukuran Intensitas
Tangkap
Physical Flow Information Flow
Zonasi
Model Hubungan Sub Komponen Pengelolaan Simping, Modifikasi dari Tim R Mc Clanahan and Juan Carlos Castilla:
Fisheries Management: Progres Toward Sustainability 2007
Gambar 31. Model hubungan sub komponen pengelolaan simping
Dari model hubungan diatas, maka upaya pengelolaan simping yang dapat dilakukan dengan lebih terukur dan tersistimatik. Sehingga kebijakan yang
diperlukan dapat diterapkan secara efektif. Berdasarkan dari kerangka diatas, maka pengelolaan simping akan mencakup kebijakan 1 kebijakan pengelolaan
lingkungan, 2 kebijakan perlindungan sumberdaya, dan 3 kebijakan pemanfaatan secara berkelanjutan sebagai berikut.
Tabel 50. Program tiap proses pengelolaan simping
Kebijakan Tujuan
Program Pelaku
Pengelolaan Lingkungan
Untuk mengendalikan
pencemaran akibat buangan dari hulu
sungai 1. Pemantauan sumber-
sumber pencemar 2. Penerapan
aturan standar pembuangan
limbah 3. Sosialisasi aturan dan
produk hokum 4. Penindakan terhadap
tindakan pencemaran 5. Perlindungan habitat
Pemerintah, Industri dan
Masyarakat
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com
Lanjutan Tabel 50
Perlindungan Sumberdaya
simping Melindungi
area dari stok kritis
1. Menyusunan zonasi 2. Penetapan tata batas
area dan zonasi 3. Monitoring
dan pemantauan
pertumbuhan simping life history simping
4. Melakukan monitoring
struktur populasi
5. Mengukur daya
dukung Nelayan,
Pengumpul, Pemerintah,
PT dan
Lembaga penelitian
Pemanfaatan berkelanjutan
Mengatur agar
pemanfaatan tidak melampaui
pertumbuhan 1. Mengatur
waktu penangkapan
2. Menetapkan kuota
tangkap sesuai dengan pertumbuhan
3. Memperbaiki alat
tangkap simping 4. Mengatur intensitas
tangkap 5. Menetapkan
lama waktu pulih
6. Mengendalikan kegiatan penangapan
untuk kepentingan
bisnis semata Nelayan,
Pengumpul, Pemerintah,
PT dan
Swasta
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com
9. KESIMPULAN DAN SARAN