15 15
Tabel 9 Model regresi pohon petai di hutan rakyat Unit Arjasari PT. BHL
Model Penduga Persamaan
a b
c d
r r
2
S Polynomial Fit
3
rd
degree 0.235
0.783 -0.066
0.0024 0.741
54.90 0.55
MMF 0.381
9.118 6.389
1.132 0.740
54.76 0.55
Modified Hoerl 1.22
0.778 0.532
- 0.739
54.61 0.55
Vapor Pressure 0.205
-0.249 0.532
- 0.739
54.61 0.55
Power Fit 1.021
0.612 -
- 0.738
54.4 0.55
Keterangan: model yang dipilih
Pada penyusunan kurva tinggi diperlukan adanya hubungan yang erat antara diameter dan tinggi pohon. Hubungan tersebut dapat dilihat dari tingkat
korelasi kedua peubah, yang didasarkan dari nilai koefisien korelasi r dari model masing-masing pohon. Berdasarkan Tabel 5, Tabel 6, Tabel 7, Tabel 8, dan Tabel
9 dapat dilihat bahwa koefisien korelasi pada masing-masing jenis pohon berbeda. Sehingga tingkat keterkaitan antar peubah bebas diameter dan peubah terikat
tinggi pada masing-masing pohon kemungkinan juga berbeda. Menurut Hasan 2003 terdapat beberapa rentang nilai koefisien korelasi yang dapat dijadikan
sebagai patokan untuk melihat tinggi atau rendahnya keterkaitan antara peubah bebas dan peubah terikatnya. Patokan nilai-nilai koefisien korelasi dapat dilihat
pada Tabel 10.
Tabel 10 Patokan nilai-nilai koefisien korelasi
No Rentang nilai koefisien korelasi KK
Keterangan 1
KK = 0 Tidak ada korelasi
2 0KK0.2
Korelasi rendah 3
0.2≤KK0.4 Korelasi rendah, tapi pasti
4 0.4≤KK0.7
Korelasi cukup berarti 5
0.7≤KK0.9 Korelasi tinggi, dan kuat
6 0.9≤KK1
Korelasi tinggi, dan kuat sekali 7
KK = 1 Korelasi sempurna
Sumber: Hasan 2003
Pada Tabel 6, Tabel 8, dan Tabel 9 dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasinya berturut-turut adalah 0.879, 0.783, dan 0.738 sehingga keterkaitan
antara peubah bebas diameter dan peubah terikat tinggi pohon durian, nangka, dan petai masuk dalam kategori kelima yaitu korelasi tinggi dan kuat. Pada Tabel
5 dan Tabel 7 dapat diketahui bahwa nilai korelasinya adalah 0.917 dan 0.900 sehingga keterkaitan antara peubah bebas diameter dan peubah terikat tinggi
pada pohon alpukat serta pohon jabon masuk dalam kategori keenam yaitu korelasi tinggi dan kuat sekali.
Parameter lain yang digunakan untuk melihat seberapa besar keterkaitan antara peubah bebas diameter dan peubah terikat tinggi adalah dengan melihat
nilai koefisien determinasi model tersebut. Berdasarkan Tabel 5, Tabel 6, Tabel 7,Tabel 8, dan Tabel 9 diketahui bahwa nilai koefisien determinasi pada masing-
masing model sudah di atas 50, sehingga dapat dikatakan keterkaitan antara diameter dengan tinggi sudah cukup memadai.