Kondisi Umum Kota Sibolga

bahwa pengoperasian alat tangkap terhadap sumberdaya ikan karang tidak semata- mata dipengaruhi oleh jumlah upaya penangkapan. Sesuai dengan pernyataan Cann 1990, profitabilitas sebuah alat tangkap sangat dipengaruhi oleh kemampuan alat tangkap dalam menghasilkan ikan target. Ikan kerapu yang tertangkap oleh bubu di pantai Barat Sumatera kemungkinan besar telah berada pada ukuran yang layak tangkap, sehingga penurunan upaya penangkapan kerapu dengan bubu justru memberikan kesempatan kepada ikan berukuran besar untuk masuk ke dalam perangkap. Hal ini semakin diperkuat dengan hasil pengukuran kerapu yang didominasi pada ukuran melebihi nilai length at first maturity. Ikan kerapu merupakan jenis ikan demersal yang banyak ditemukan pada daerah karang di paparan benua tropis Lounghurst dan Pauly, 1987. Sesuai dengan pernyataan ini, pantai Barat Sumatera merupakan ekosistem yang cukup baik untuk pertumbuhan ikan karang. Hal ini diperkuat dengan hasil tangkapan nelayan yang mampu menangkap ikan kerapu sepanjang tahun tanpa adanya pengaruh musim. Ikan kerapu tergolong pada kelompok ikan demersal yang hidup menetap dan memiliki pola gerak yang cenderung lambat. Ikan demersal dengan pola gerak seperti ini akan memiliki kandungan eritrosit dan haemoglobin yang relatif lebih rendah Techilina, 1992. Sifat ikan yang memiliki pola gerak lambat akan mempengaruhi pola migrasinya, sehingga ikan kerapu cenderung tertangkap sepanjang tahun pada bubu yang ditempatkan di sekitar karang.

5.1.4 Ikan kuwe Caranx sexfasciatus

Ikan kuwe merupakan ikan demersal yang hidup berasosiasi dengan karang. Pukat ikan merupakan alat tangkap standar yang dapat digunakan untuk menangkap ikan kuwe di pantai Barat Sumatera. Untuk menghitung hasil tangkapan per unit upaya penangkapan atau catch per unit effort CPUE maka diperlukan data hasil tangkapan dan effort. Alat yang dipergunakan nelayan Sibolga untuk menangkap ikan kuwe antara lain: pukat ikan, pukat cincin, jaring insang, pancing ulur dan bubu. Hasil tangkapan ikan kuwe yang didaratkan di Sibolga dari tahun 2006 sampai dengan 2010 adalah: 17,5, 22,8, 17,3, 23,5 dan 19. Pada tahun 2009 merupakan