Algoritma Dijkstra Metode Pengembangan Sistem

1.2. Algoritma Dijkstra

Algoritma ini bertujuan untuk menemukan jalur terpendek berdasarkan bobot terkecil dari satu titik ketitik lain. Misalkan titik menggambarkan gedung dan garis menggambarkan jalan, maka algoritma dijkstra melakukan kalkulasi terhadap semua kemungkinan bobot terkecil dari setiap titik. Gambar 2.3 : Contoh keterhubungan antar titik dalam algoritma Dijkstra Pertama-tama tentukan titik mana yang akan menjadi node awal, lalu beri bobot jarak pada node pertama ke node terdekat satu per satu, Dijkstra akan melakukan pengembangan pencarian dari satu titik ke titik lain dan ke titik selanjutnya tahap demi tahap. Inilah urutan logika dari algoritma Dijkstra: 1. Beri nilai bobot jarak untuk setiap titik ke titik lainnya, lalu set nilai 0 pada node awal dan nilai tak hingga terhadap node lain belum terisi . 2. Set semua node “Belum terjamah” dan set node awal sebagai “Node keberangkatan” . 3. Dari node keberangkatan, pertimbangkan node tetangga yang belum terjamah dan hitung jaraknya dari titik keberangkatan. Sebagai contoh, jika titik keberangkatan A ke B memiliki bobot jarak 6 dan dari B ke node C berjarak 2, maka jarak ke C melewati B menjadi 6+2=8. Jika jarak ini lebih kecil dari jarak sebelumnya yang telah terekam sebelumnya hapus data lama, simpan ulang data jarak dengan jarak yang baru. 4. Saat kita selesai mempertimbangkan setiap jarak terhadap node tetangga, tandai node yang telah terjamah sebagai “Node terjamah”. Node terjamah tidak akan pernah di cek kembali, jarak yang disimpan adalah jarak terakhir dan yang paling minimal bobotnya. 5. Set “Node belum terjamah” dengan jarak terkecil dari node keberangkatan sebagai “Node Keberangkatan” selanjutnya dan lanjutkan dengan kembali ke step 3 III . METODE PENELITIAN

3.1 Metode Pengembangan Sistem

Dalam hal ini penulis menggunakan metode pembangunan sistem dengan model prototyping. Model prototyping sangat membantu pada saat user memberikan kebutuhan secara umum software tanpa detil input, proses, maupun output. Tahapan model prototyping sebagai berikut : Procedure dijkstra w,a,z,L La :=0 For semua verteks x ≠ a do Lx := ∞ 1. Menentukan kebutuhan – kebutuhan pembangunan peta wisata , meliputi : a. Peta lokasi tempat wisata yang telah ada. T := himpunan semua verteks T adalah himpunan verteks yang panjang terpendeknya dari a belum ditemukan while z € T do begin Pilih c € T dengan minimum Lv b. Peta jalur dan jarak antara tempat wisata. 2. Membangun , memperbaiki prototype : a. Membangun : - Desain secara cepat desain interface, desain sistem, desain tabel. T:=T-{v} - Coding. For setiap x € T di samping v do Lx:=min{Lx, Lv+wv,w} end end dijkstra b. Memperbaiki : - Pencarian jalur terpendek menggunakan algoritma dijkstra. - Sajian desain interface peta rekomendasi lokasi tempat wisata. - Tahap contruksi 3. Uji coba : Black box dengan pengujian equivalen test yaitu menentukan nilai salahinvalid dan nilai yang benarvalid dalam sistem.

4.2 Pemodelan Class Diagram