Penelitian Terdahulu
2.4.3. Penelitian Terdahulu tentang Konflik Peran
Penelitian terdahulu menunjukkan adanya konflik peran antar Multiple Resources Assessment (MSA) Input dan Outcome. Sebagai contoh, dalam penelitian yang dilakukan oleh Schneier dan Beatty (1978) menemukan adanya perbedaan signifikan antara perilaku peran atasan dan kelompok vocal, para bawahan/ subordinat dan PASARh panutan dalam organisasi. Demikian juga, Tsui
(1984) menemukan bahwa beban kerja yang harus ditanggung berbeda secara luas antar atasan, para bawahan; subordinat dan panutan. Mount (1984) mengemukakan adanya konflik peran di dalam MSA berkaitan dengan perselisihan paham dalam pekerjaan mengenai harapan atau kebutuhan standard perilaku. Tsui dan Ohlott (1988) menemukan suatu korelasi penting (p>.05) antara pengalaman konflik peran dan self-superior agreement pada salah satu dari tujuh peran kemampuan interpersonal. Mereka juga menemukan suatu hubungan penting antara pengalaman konflik peranan dan self-subordinate agreement.
Netemeyer et al. (1997) menjelaskan adanya antecedent kunci dan konsekuensi antara konflik peran, kinerja pelayanan pada pelanggan dan stress kerja. Dalam penelitian mereka tingkat stress kerja karyawan menjadi predictor utama terhadap in-role performance supervisor dan extra-role performance karyawan dan pelanggan secara langsung. Sementara itu konflik kerja – keluarga (work-family konflik/ WFC) dan konflik keluarga – kerja (family-work konflik/ FWC) menghasilkan stress kerja, dan kewajaran supervisor pada tingkat karyawan (employee-rated) bersama nilai-nilai hubungan interpersonal mengurangi stress kerja.
Karen A. Jehn (1995) melakukan studi yang menguji struktur 105 kelompok kerja dan tim manajemen untuk menjawab pertanyaan apakah konflik dapat menguntungkan. Berbagai metode digunakan untuk menguji efek konflik pada individu dan group-level variabel untuk menyediakan suatu model intragroup konflik. Hasil menunjukkan bahwa adanya konflik diuntungkan tergantung pada jenis konflik dan struktur kelompok dalam kaitan dengan jenis Karen A. Jehn (1995) melakukan studi yang menguji struktur 105 kelompok kerja dan tim manajemen untuk menjawab pertanyaan apakah konflik dapat menguntungkan. Berbagai metode digunakan untuk menguji efek konflik pada individu dan group-level variabel untuk menyediakan suatu model intragroup konflik. Hasil menunjukkan bahwa adanya konflik diuntungkan tergantung pada jenis konflik dan struktur kelompok dalam kaitan dengan jenis