masyarakat untuk rumah tangga negara. Selanjutnya negara akan menyalurkannya kembali ke masyarakat dalam bentuk pemeliharaan
kesejahteraan masyarakat. dengan demikian kepentingan seluruh masyarakat lebih diutamakan.
2.1.5 Pengelompokan Pajak
Pengelompokan pajak menurut Mardiasmo 2011 : 5 terdiri dari : 1. Menurut Golongannya, pajak terbagi atas
1 Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus dipikul oleh wajib pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.
2 Pajak Tidak Langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.
2. Menurut Sifatnya, pajak terbagi atas 1 Pajak Subjektif
Yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan wajib pajak.
2 Pajak Objektif Yaitu
pajak yang
berpangkal pajak
objeknya, tanpa
memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. 3. Menurut Lembaga Pemungutannya, pajak terbagi atas
1 Pajak Pusat Pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk
membiayai rumah tangga negara.
2 Pajak Daerah Yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan
untuk membiayai rumah tangga daerah.
2.1.6 Tata Cara Pemungutan Pajak
Menurut Mardiasmo 2011 : 18 tata cara pemungutan pajak terdiri atas : 1. Stelsel Pajak
Pemungutan pajak dapat dilakukan berdasarkan 3 stelsel, yaitu: 1 Stelsel Nyata Riel Stelsel
Pengenaan pajak didasarkan pada objek penghasilan yang nyata, sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir tahun
pajak, yakni setelah penghasilan yang sesungguhnya diketahui. Stelsel nyata mempunyai kelebihan atau kebaikan dan
kekurangannya. Kebaikan stelsel ini adalah pajak yang dikenakan lebih realistis. Sedangkan kelemahannya adalah pajak baru dapat
dikenakan pada akhir periode stelsel penghasilan rill diketahui 2 Stelsel Anggapan Fictieve Stelsel
Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh undang-undang. Misalnya penghasilan satu tahun dianggap sama
dengan tahun sebelumnya, sehingga pada awal tahun pajak sudah dapat ditetapkan besarnya pajak terutang untuk tahun pajak
berjalan. Kebaikan stelsel ini adalah pajak dapat dibayar selama tahun berjalan, tanpa harus pada akhir tahun. Sedangkan
kelemahannya adalah pajak yang dibayar tidak berdasarkan pada keadaan yang sesungguhnya.
2. Asas Pemungutan Pajak 1 Asas Domisili asas tempat tinggal
Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan Wajib Pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan
yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri. Asas ini berlaku untuk wajib pajak dalam negeri.
2 Asas Sumber Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang
bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib Pajak.
3 Asas Kebangsaan Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara.
3. Sistem Pemungutan Pajak 1 Official Assessment System
Adalah suatu pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah fiskus untuk menentukan besarnya pajak yang
terutang oleh wajib pajak Ciri-cirinya adalah :
1 Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus.
2 Wajib pajak bersifat pasif.
3 Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus.
2 Self Assessment System Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak terutang.
Ciri-cirinya : 1 Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada
pada wajib pajak sendiri 2 Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan
melaporkan sendiri pajak yang terutang 3 Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi
3 With Holding System Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada pihak ketiga bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan untuk menentukan besarnya pajak yang terutang
oleh Wajib Pajak Ciri-cirinya : wewenang menentukan besarnya pajak yang
terutang ada pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan Wajib Pajak.
2.2 Pajak Daerah