2.2.4 Tata Cara Pemungutan Pajak
Pemungutan pajak dilarang diborongkan. Setiap wajib pajak wajib membayar pajak yang terutang berdasarkan surat ketetapan pajak atau dibayar
sendiri oleh wajib pajak berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan. Wajib pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan berdasarkan penetapan kepala
daerah dibayar menggunakan surat ketetapan pajak daerah SKPD atau dokumen lain yang dipersamakan berupa karcis dan nota perhitungan.
Wajib pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan sendiri dibayar dengan menggunakan surat pemberitahuan pajak daerah SPTPD, surat ketetapan
pajak daerah kurang bayar SKPDKB, dan atau surat ketetapan pajak daerah kurang bayar tambahan SKPDKBT.
2.2.5 Kadaluwarsa Penagihan Pajak
Hak untuk melakukan penagihan pajak menjadi kadaluwarsa dalam Pasal 13 ayat 4 Undang-undang Ketentuan Umum dan Tata Cara perpajakan bahwa
setelah melampaui waktu 5 lima tahun terhitung sejak saat terutang pajak, kecuali apabila wajib pajak melakukan tindak pidana di bidang perpajakan daerah.
2.3 Pajak Bumi dan Bangunan
2.3.1 Dasar Hukum
Dasar hukum Pajak Bumi dan Bangunan adalah Undang-Undang No. 12 tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 12 tahun 1994.
2.3.2 Asas Pajak Bumi dan Bangunan
Asas Pajak Bumi dan Bangunan terdiri dari: 1. Memberikan kemudahan dan kesederhanaan
2. Adanya kepastian hukum 3. Mudah dimengerti dan adil
4. Menghindari pajak berganda
2.3.3 Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan
Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada di bawahnya. Permukaan bumi meliputi tanah dan perairan pedalaman termasuk rawa-rawa,
tambak, perairan serta laut wilayah Republik Indonesia. Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara
tetap pada tanah dan atau perairan. Menurut Marihot P Siahaan dalam Hastuti 2014 : 57 Pajak Bumi dan
Bangunan adalah pajak atas bumi dan atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang
digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan penambangan.
2.3.4 Surat Pemberitahuan Pajak Bumi dan Bangunan
Menurut Undang-Undang No. 12 tahun 1994 Surat Pemberitahuan Pajak Bumi dan Bangunan meliputi:
1. Surat Pemberitahuan Objek Pajak SPOP Adalah surat yang digunakan Wajib Pajak untuk melaporkan data
objek menurut ketentuan undang-undang Pajak Bumi dan Bangunan. 2. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang SPPT
Adalah surat yang digunakan oleh Direktorat Jendral Pajak untuk memberitahukan besarnya pajak terutang kepada wajib pajak.
Direktorat Jendral Pajak menerbitkan SPPT berdasarkan SPOP Wajib Pajak.
2.3.5 Nilai Jual Objek Pajak NJOP
Nilai Jual Objek Pajak NJOP adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual-beli yang terjadi secara wajar, dan bilamana tidak terdapat transaksi
jual beli, Nilai Jual Objek Pajak ditentukan melalui perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis, atau nilai perolehan baru, atau Nilai Jual Objek Pajak
pengganti. 1. Perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis
Adalah suatu pendekatanmetode penentuan nilai jual suatu objek pajak dengan cara membandingkannya dengan objek pajak lain yang
sejenis, yang letaknya berdekatan dan fungsinya sama dan telah diketahui harga jualnya.
2. Nilai perolehan baru Adalah suatu pendekatan atau metode nilai jual suatu objek pajak
dengan cara menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh objek tersebut pada saat penilaian dilakukan, yang
dikurangi dengan penyusutan berdasarkan kondisi fisik objek tersebut. 3. Nilai jual pengganti
Adalah suatu pendekatan atau metode penentuan nilai jual objek pajak yang berdasarkan pada hasil produksi objek pajak tersebut.
Besarnya NJOP ditentukan berdasarkan klasifikasi : 1. Objek Pajak Sektor Pedesaan dan Perkotaan
2. Objek Pajak Sektor Perkebunan 3. Objek Pajak Sektor Kehutanan atas Hak Pengusaha Hutan, Hak
Pengusaha Hasil Hutan, Izin Pemanfaatan Kayu serta Izin Sah Lainnya Selain Hak Pengusaha Hutan Tanaman Industri
4. Objek Pajak Sektor Kehutanan atas Hak Pengusaha Hutan Tanaman Industri
5. Objek Pajak Sektor Pertambangan Minyak dan Gas Bumi 6. Objek Pajak Sektor Pertambangan Energi Panas Bumi
7. Objek Pajak Sektor Pertambangan Non Migas selain Pertambangan Energi Panas Bumi dan Galian C
8. Objek Pajak Sektor Pertambangan Non Migas Galian C 9. Objek Pajak Sektor Pertambangan yang dikelola berdasarkan Kontrak
Karya atau Kontrak Kerjasama
10. Objek Pajak usaha bidang perikanan laut 11. Objek Pajak usaha bidang perikanan darat
12. Objek Pajak yang bersifat khusus
2.3.6 Kontribusi Pajak Bumi dan Bangunan