Pengaruh Media Tanam Dan Pupuk N Terhadap Pertumbuhan Bibit Jati Belanda (Guazuma Ulmifolia Lamk.)

PENGARUH MEDIA TANAM DAN PUPUK N TERHADAP
PERTUMBUHAN BIBIT JATI BELANDA
(Guazuma ulmifolia Lamk.)

Oleh
Jippi Andalusia
A34101039

PROGRAM STUDI AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2005

RINGKASAN

JIPPI ANDALUSIA. Pengaruh Media Tanam dan Pupuk N Terhadap
Pertumbuhan Bibit Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.). (Dibimbing
Oleh Slamet Susanto dan Munif Ghulamahdi)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media tanam
dan pupuk urea terhadap pertumbuhan bibit jati belanda (Guazuma ulmifolia
Lamk.). Penelitian dilaksanakan di fasilitas instalasi Biofarmaka Kebun

Percobaan Cikabayan Bogor pada bulan April-Juli 2005.
Bahan tanaman yang digunakan adalah benih jati belanda yang berasal
dari Ngawi, Jawa Timur. Benih disemai selama tujuh hari di bak semai, dan
dipindahkan ke polibag kecil selama 23 hari, kemudian bibit-bibit tersebut
dipindahkan ke polibag besar dengan media sesuai dengan perlakuan.
Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua
faktor. Faktor pertama adalah media tanam yang terdiri dari dua komposisi yaitu
tanah, dan tanah + pupuk kandang kotoran sapi 1:1 berdasarkan volume. Faktor
kedua adalah dosis pupuk N dalam bentuk Urea yang terdiri dari 0 g , 0.5 g, 1 g,
dan 2 g/tanaman yang diberikan setiap 10 hari sekali selama 10 minggu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi media tanah ditambah
pupuk kandang sapi 1:1 (v/v) secara umum memberikan hasil tertinggi pada setiap
peubah yang diamati. Penambahan pupuk kandang pada media pembibitan relatif
lebih baik untuk perkembangan vegetatif tanaman dibandingkan dengan
penggunaan media tanah saja. Hal ini ditunjukkan dengan tinggi tanaman,
diameter batang, jumlah daun, jumlah cabang, luas daun, bobot basah dan bobot
kering tanaman yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan media tanah saja.
Pemberian pupuk urea dengan dosis 0.5 g/tanaman secara umum
memberikan pertumbuhan vegetatif yang lebih baik. Hal ini ditunjukkan dengan
diameter batang , jumlah daun, luas daun, bobot basah dan bobot kering tanaman

yang lebih tinggi dibandingkan dengan dosis pupuk yang lain.
Terdapat interaksi antara media dan pupuk urea terhadap pertumbuhan
bibit jati belanda hanya pada peubah luas daun 8 MSP. Pada 8 MSP kombinasi
perlakuan media campuran tanah dan pupuk kandang sapi (1:1) dengan pemberian
pupuk urea dosis 0.5 g/tanaman menghasilkan luas daun 1962.3 cm2 (203.3%
nyata lebih tinggi dibandingkan dengan kombinasi perlakuan media tanah tanpa
pemberian pupuk urea).

PENGARUH MEDIA TANAM DAN PUPUK N TERHADAP
PERTUMBUHAN BIBIT JATI BELANDA
(Guazuma ulmifolia Lamk.)

Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh
Jippi Andalusia
A34101039


PROGRAM STUDI AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2005

LEMBAR PENGESAHAN
Judul

: PENGARUH MEDIA TANAM DAN PUPUK N
TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JATI BELANDA
(Guazuma ulmifolia Lamk.)

Nama

: Jippi Andalusia Muriati

NRP

: A34101039


Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Pembimbing I

Pembimbing II

Dr. Ir. Munif Ghulamahdi, MS

Dr. Ir. Slamet Susanto, MSc
NIP :131 578 794

NIP :131 471 386

Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, MAgr
NIP : 131 404 220


Tanggal Lulus:

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 1 Januari 1984. Penulis
merupakan anak pertama dari dua bersaudara, putri bapak Muharman Thamara
dan ibu Irwati.
Tahun 1989 penulis mengikuti pendidikan sekolah dasar di SD 03 pagi
Jakarta Pusat, tahun 1992 pindah ke SD Parung 02 dan lulus pada tahun 1995,
kemudian melanjutkan ke tingkat SMP dan lulus pada tahun 1998 di SMP Negeri
4 Bogor. Selanjutnya penulis lulus dari SMU Negeri 5 Bogor pada tahun 2001.
Pada tahun 2001 penulis diterima di IPB melalui Undangan Seleksi Masuk
IPB (USMI) pada Departemen Budi Daya Pertanian dengan Program Studi
Agronomi. Penulis juga mendapat kesempatan menjadi asisten praktikum mata
kuliah Nutrisi Tanaman pada tahun 2005.

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena hanya
dengan kasih sayang dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat dan salam semoga senatiasa tercurah kepada Rasulullah SAW.
Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir penulis dalam pendidikannya pada

Program Studi Agronomi, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut
Pertanian Bogor dan merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Pertanian di Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Dengan penyelesaian penyusunan skripsi ini, penulis menyampaikan
terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Slamet Susanto, MSc sebagai dosen pembimbing pertama atas
kesabarannya dalam mengarahkan dan membimbing penulis.
2. Dr. Ir. Munif Ghulamahdi, MS sebagai dosen pembimbing kedua atas
pengertian dan kesabarannya dalam mengarahkan dan membimbing penulis.
3. Dr. Ir. Sandra Arifin Aziz, MS sebagai dosen penguji atas arahan dan masukan
yang diberikan.
4. Dr. Ir. Wahyu Qamara Mugnisjah, MAgr atas ilmu dan teladan yang
diberikan.
5. Ayah, Ibu, dan Intan Dwita Kemala atas kasih sayang, dukungan dan untaian
do’a tulus yang telah diberikan.
6. Instalasi BIOFARMAKA yang telah memberikan fasilitas selama penelitian.
7. Teman-teman Agronomi 38, khususnya Evi, Nunung, Anita, Yiyi, Arief,
Hafiz, Lukman, Siska, Intan, Rina, Ipul, Ocid, Widi.
8. Kiki, Amel, Dhilla (Bogor) , Tias, Shinta, Dina, Tami, Selli (Depok).
9. Semua pihak yang telah membantu penyusunan karya ilmiah ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Bogor, Oktober 2005

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN
Latar Belakang .................................................................................
Tujuan ..............................................................................................
Hipotesis ..........................................................................................

1
2
2

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Jati Belanda ............................................................
Ekologi Tanaman Jati Belanda ..........................................................

Manfaat Tanaman Jati Belanda .........................................................
Bahan Organik ..................................................................................
Pemupukan .......................................................................................
Nitrogen ............................................................................................

3
3
4
4
5
5

BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat ............................................................................
Bahan dan Alat .................................................................................
Metode ..............................................................................................
Pelaksanaan ......................................................................................
Pengamatan ......................................................................................

7

7
7
8
9

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil .................................................................................................
Kondisi Lapang .................................................................................
Pembahasan ......................................................................................

10
10
19

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan .......................................................................................
Saran .................................................................................................

23
23


DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

24

LAMPIRAN ...............................................................................................

26

DAFTAR TABEL
Nomor

Halaman
Teks

1. Rekapitulasi Sidik Ragam Tiap Peubah (1-10 MSP) ...............................

11

2. Pengaruh Media Tanam dan Pupuk N terhadap Tinggi Tanaman ............


13

3. Pengaruh Media Tanam dan Pupuk N terhadap Diameter Batang............

15

4. Pengaruh Media Tanam dan Pupuk N terhadap Jumlah Daun .................

16

5. Pengaruh Media Tanam dan Pupuk N terhadap Jumlah Cabang ..............

16

6. Pengaruh Media Tanam dan Pupuk N terhadap Luas Daun .....................

17

7. Interaksi Media Tanam dan Pupuk N terhadap Luas Daun pada 8 MSP ..

18

8. Bobot Basah dan Bobot Kering Akar, Batang, dan Daun pada 10 MSP...

19

Lampiran
1. Hasil Analisis Media Tanah Sebelum Penelitian .....................................

27

2. Hasil Analisis Media Tanah+Pupuk Kandang Sapi Sebelum Penelitian...

27

3. Data Klimatologi Tahun 2005.................................................................

27

4.

Sidik Ragam Pengaruh Media Tanam (M) dan Pupuk N (N) terhadap
Tinggi Tanaman......................................................................................

28

5. Sidik Ragam Pengaruh Media Tanam (M) dan Pupuk N (N) terhadap
Diameter Batang.....................................................................................

39

6. Sidik Ragam Pengaruh Media Tanam (M) dan Pupuk N (N) terhadap
Jumlah Daun...........................................................................................

30

7. Sidik Ragam Pengaruh Media Tanam (M) dan Pupuk N (N) terhadap
Jumlah Cabang .......................................................................................

32

8. Sidik Ragam Pengaruh Media Tanam (M) dan Pupuk N (N) terhadap
Luas Daun ..............................................................................................

33

9. Sidik Ragam Pengaruh Media Tanam (M) dan Pupuk N (N) terhadap
Bobot Basah dan Bobot Kering...............................................................

34

DAFTAR GAMBAR
Nomor

Halaman
Teks

1. Pengaruh Berbagai Media Tanam pada Taraf N0 (Umur 10 MSP) ..........

12

2. Pengaruh Berbagai Media Tanam pada Taraf N1 (Umur 10 MSP) ..........

12

3. Pengaruh Berbagai Media Tanam pada Taraf N2 (Umur 10 MSP) ..........

12

4. Pengaruh Berbagai Taraf Pupuk pada M2 (Umur 10 MSP) .....................

13

5. Grafik Pertumbuhan Tinggi Tanaman yang Dipengaruhi Media
pada 2 sampai 10 MSP............................................................................

14

Lampiran
1. Denah Rancangan Penelitian...................................................................

35

2. Penanaman Bibit Jati Belanda di Lapang ................................................

35

10

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya dalam keanekaragaman hayati,
dengan 30.000 spesies yang telah diidentifikasi dan 950 spesies diantaranya
memiliki fungsi biofarmaka atau disebut juga sebagai tumbuhan obat
(Departemen Pertanian, 2002). Kesadaran masyarakat terhadap dampak negatif
dari penggunaan obat-obat sintetik dan kecenderungan masyarakat untuk kembali
ke alam (back to nature) telah mendorong penelitian tentang obat-obatan alami
yang berasal dari tumbuhan. Banyak sekali jenis tanaman yang secara
farmakologis mempunyai khasiat sebagai obat, salah satunya adalah jati belanda.
Tanaman jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) merupakan satu dari
sekian banyak tanaman yang berkhasiat obat dan digunakan masyarakat Indonesia
sebagai obat tradisional (Suharmiati dan Maryani, 2003). Selain sebagai tanaman
obat, jati belanda banyak digunakan sebagai tanaman peteduh di tepi jalan, dan
tumbuh liar di daerah tertentu (Departemen Kesehatan, 1989). Kayu jati belanda
juga dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan, diantaranya sebagai bahan
baku industri perabot rumah tangga, dan pembuatan kertas.
Zat yang terkandung didalam tanaman jati belanda diantaranya adalah
tanain, musilago, alkaloida, triterpen (sterol), asam fenolat, dan flavonoid
(Suharmiati dan Maryani, 2003). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tim
Biofarmaka (2003), ekstrak flavonoid daun jati belanda diketahui dapat
mengurangi berat badan kelinci yang diduga terjadi karena adanya perombakan
cadangan energi akibat

hambatan adsorpsi pakan yang diberikan. Selain itu

ekstrak steroid daun jati belanda diketahui dapat memberi efek hipokolesterolemia
(penurun kolesterol) pada tikus. Jadi daun jati belanda dapat dimanfaatkan sebagai
pelangsing tubuh dan penurun kolesterol. Menurut Valkemburg dan Horsten
(2001), senyawa aktif proanthocyanidins yang diisolasi dari jati belanda ternyata
mampu mengurangi efek racun yang ditimbulkan oleh penyakit kolera, sehingga
berpotensi dalam pengobatan penyakit kolera.
Pemasaran daun jati belanda dalam bentuk simplisia (bahan alamiah yang
dipergunakan sebagai obat) berkisar Rp. 1150/kg (Purwandari, 2001). Selanjutnya

PENGARUH MEDIA TANAM DAN PUPUK N TERHADAP
PERTUMBUHAN BIBIT JATI BELANDA
(Guazuma ulmifolia Lamk.)

Oleh
Jippi Andalusia
A34101039

PROGRAM STUDI AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2005

RINGKASAN

JIPPI ANDALUSIA. Pengaruh Media Tanam dan Pupuk N Terhadap
Pertumbuhan Bibit Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.). (Dibimbing
Oleh Slamet Susanto dan Munif Ghulamahdi)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media tanam
dan pupuk urea terhadap pertumbuhan bibit jati belanda (Guazuma ulmifolia
Lamk.). Penelitian dilaksanakan di fasilitas instalasi Biofarmaka Kebun
Percobaan Cikabayan Bogor pada bulan April-Juli 2005.
Bahan tanaman yang digunakan adalah benih jati belanda yang berasal
dari Ngawi, Jawa Timur. Benih disemai selama tujuh hari di bak semai, dan
dipindahkan ke polibag kecil selama 23 hari, kemudian bibit-bibit tersebut
dipindahkan ke polibag besar dengan media sesuai dengan perlakuan.
Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua
faktor. Faktor pertama adalah media tanam yang terdiri dari dua komposisi yaitu
tanah, dan tanah + pupuk kandang kotoran sapi 1:1 berdasarkan volume. Faktor
kedua adalah dosis pupuk N dalam bentuk Urea yang terdiri dari 0 g , 0.5 g, 1 g,
dan 2 g/tanaman yang diberikan setiap 10 hari sekali selama 10 minggu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi media tanah ditambah
pupuk kandang sapi 1:1 (v/v) secara umum memberikan hasil tertinggi pada setiap
peubah yang diamati. Penambahan pupuk kandang pada media pembibitan relatif
lebih baik untuk perkembangan vegetatif tanaman dibandingkan dengan
penggunaan media tanah saja. Hal ini ditunjukkan dengan tinggi tanaman,
diameter batang, jumlah daun, jumlah cabang, luas daun, bobot basah dan bobot
kering tanaman yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan media tanah saja.
Pemberian pupuk urea dengan dosis 0.5 g/tanaman secara umum
memberikan pertumbuhan vegetatif yang lebih baik. Hal ini ditunjukkan dengan
diameter batang , jumlah daun, luas daun, bobot basah dan bobot kering tanaman
yang lebih tinggi dibandingkan dengan dosis pupuk yang lain.
Terdapat interaksi antara media dan pupuk urea terhadap pertumbuhan
bibit jati belanda hanya pada peubah luas daun 8 MSP. Pada 8 MSP kombinasi
perlakuan media campuran tanah dan pupuk kandang sapi (1:1) dengan pemberian
pupuk urea dosis 0.5 g/tanaman menghasilkan luas daun 1962.3 cm2 (203.3%
nyata lebih tinggi dibandingkan dengan kombinasi perlakuan media tanah tanpa
pemberian pupuk urea).

PENGARUH MEDIA TANAM DAN PUPUK N TERHADAP
PERTUMBUHAN BIBIT JATI BELANDA
(Guazuma ulmifolia Lamk.)

Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh
Jippi Andalusia
A34101039

PROGRAM STUDI AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2005

LEMBAR PENGESAHAN
Judul

: PENGARUH MEDIA TANAM DAN PUPUK N
TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JATI BELANDA
(Guazuma ulmifolia Lamk.)

Nama

: Jippi Andalusia Muriati

NRP

: A34101039

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Pembimbing I

Pembimbing II

Dr. Ir. Munif Ghulamahdi, MS

Dr. Ir. Slamet Susanto, MSc
NIP :131 578 794

NIP :131 471 386

Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, MAgr
NIP : 131 404 220

Tanggal Lulus:

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 1 Januari 1984. Penulis
merupakan anak pertama dari dua bersaudara, putri bapak Muharman Thamara
dan ibu Irwati.
Tahun 1989 penulis mengikuti pendidikan sekolah dasar di SD 03 pagi
Jakarta Pusat, tahun 1992 pindah ke SD Parung 02 dan lulus pada tahun 1995,
kemudian melanjutkan ke tingkat SMP dan lulus pada tahun 1998 di SMP Negeri
4 Bogor. Selanjutnya penulis lulus dari SMU Negeri 5 Bogor pada tahun 2001.
Pada tahun 2001 penulis diterima di IPB melalui Undangan Seleksi Masuk
IPB (USMI) pada Departemen Budi Daya Pertanian dengan Program Studi
Agronomi. Penulis juga mendapat kesempatan menjadi asisten praktikum mata
kuliah Nutrisi Tanaman pada tahun 2005.

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena hanya
dengan kasih sayang dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat dan salam semoga senatiasa tercurah kepada Rasulullah SAW.
Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir penulis dalam pendidikannya pada
Program Studi Agronomi, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut
Pertanian Bogor dan merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Pertanian di Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Dengan penyelesaian penyusunan skripsi ini, penulis menyampaikan
terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Slamet Susanto, MSc sebagai dosen pembimbing pertama atas
kesabarannya dalam mengarahkan dan membimbing penulis.
2. Dr. Ir. Munif Ghulamahdi, MS sebagai dosen pembimbing kedua atas
pengertian dan kesabarannya dalam mengarahkan dan membimbing penulis.
3. Dr. Ir. Sandra Arifin Aziz, MS sebagai dosen penguji atas arahan dan masukan
yang diberikan.
4. Dr. Ir. Wahyu Qamara Mugnisjah, MAgr atas ilmu dan teladan yang
diberikan.
5. Ayah, Ibu, dan Intan Dwita Kemala atas kasih sayang, dukungan dan untaian
do’a tulus yang telah diberikan.
6. Instalasi BIOFARMAKA yang telah memberikan fasilitas selama penelitian.
7. Teman-teman Agronomi 38, khususnya Evi, Nunung, Anita, Yiyi, Arief,
Hafiz, Lukman, Siska, Intan, Rina, Ipul, Ocid, Widi.
8. Kiki, Amel, Dhilla (Bogor) , Tias, Shinta, Dina, Tami, Selli (Depok).
9. Semua pihak yang telah membantu penyusunan karya ilmiah ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Bogor, Oktober 2005

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN
Latar Belakang .................................................................................
Tujuan ..............................................................................................
Hipotesis ..........................................................................................

1
2
2

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Jati Belanda ............................................................
Ekologi Tanaman Jati Belanda ..........................................................
Manfaat Tanaman Jati Belanda .........................................................
Bahan Organik ..................................................................................
Pemupukan .......................................................................................
Nitrogen ............................................................................................

3
3
4
4
5
5

BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat ............................................................................
Bahan dan Alat .................................................................................
Metode ..............................................................................................
Pelaksanaan ......................................................................................
Pengamatan ......................................................................................

7
7
7
8
9

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil .................................................................................................
Kondisi Lapang .................................................................................
Pembahasan ......................................................................................

10
10
19

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan .......................................................................................
Saran .................................................................................................

23
23

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

24

LAMPIRAN ...............................................................................................

26

DAFTAR TABEL
Nomor

Halaman
Teks

1. Rekapitulasi Sidik Ragam Tiap Peubah (1-10 MSP) ...............................

11

2. Pengaruh Media Tanam dan Pupuk N terhadap Tinggi Tanaman ............

13

3. Pengaruh Media Tanam dan Pupuk N terhadap Diameter Batang............

15

4. Pengaruh Media Tanam dan Pupuk N terhadap Jumlah Daun .................

16

5. Pengaruh Media Tanam dan Pupuk N terhadap Jumlah Cabang ..............

16

6. Pengaruh Media Tanam dan Pupuk N terhadap Luas Daun .....................

17

7. Interaksi Media Tanam dan Pupuk N terhadap Luas Daun pada 8 MSP ..

18

8. Bobot Basah dan Bobot Kering Akar, Batang, dan Daun pada 10 MSP...

19

Lampiran
1. Hasil Analisis Media Tanah Sebelum Penelitian .....................................

27

2. Hasil Analisis Media Tanah+Pupuk Kandang Sapi Sebelum Penelitian...

27

3. Data Klimatologi Tahun 2005.................................................................

27

4.

Sidik Ragam Pengaruh Media Tanam (M) dan Pupuk N (N) terhadap
Tinggi Tanaman......................................................................................

28

5. Sidik Ragam Pengaruh Media Tanam (M) dan Pupuk N (N) terhadap
Diameter Batang.....................................................................................

39

6. Sidik Ragam Pengaruh Media Tanam (M) dan Pupuk N (N) terhadap
Jumlah Daun...........................................................................................

30

7. Sidik Ragam Pengaruh Media Tanam (M) dan Pupuk N (N) terhadap
Jumlah Cabang .......................................................................................

32

8. Sidik Ragam Pengaruh Media Tanam (M) dan Pupuk N (N) terhadap
Luas Daun ..............................................................................................

33

9. Sidik Ragam Pengaruh Media Tanam (M) dan Pupuk N (N) terhadap
Bobot Basah dan Bobot Kering...............................................................

34

DAFTAR GAMBAR
Nomor

Halaman
Teks

1. Pengaruh Berbagai Media Tanam pada Taraf N0 (Umur 10 MSP) ..........

12

2. Pengaruh Berbagai Media Tanam pada Taraf N1 (Umur 10 MSP) ..........

12

3. Pengaruh Berbagai Media Tanam pada Taraf N2 (Umur 10 MSP) ..........

12

4. Pengaruh Berbagai Taraf Pupuk pada M2 (Umur 10 MSP) .....................

13

5. Grafik Pertumbuhan Tinggi Tanaman yang Dipengaruhi Media
pada 2 sampai 10 MSP............................................................................

14

Lampiran
1. Denah Rancangan Penelitian...................................................................

35

2. Penanaman Bibit Jati Belanda di Lapang ................................................

35

10

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya dalam keanekaragaman hayati,
dengan 30.000 spesies yang telah diidentifikasi dan 950 spesies diantaranya
memiliki fungsi biofarmaka atau disebut juga sebagai tumbuhan obat
(Departemen Pertanian, 2002). Kesadaran masyarakat terhadap dampak negatif
dari penggunaan obat-obat sintetik dan kecenderungan masyarakat untuk kembali
ke alam (back to nature) telah mendorong penelitian tentang obat-obatan alami
yang berasal dari tumbuhan. Banyak sekali jenis tanaman yang secara
farmakologis mempunyai khasiat sebagai obat, salah satunya adalah jati belanda.
Tanaman jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) merupakan satu dari
sekian banyak tanaman yang berkhasiat obat dan digunakan masyarakat Indonesia
sebagai obat tradisional (Suharmiati dan Maryani, 2003). Selain sebagai tanaman
obat, jati belanda banyak digunakan sebagai tanaman peteduh di tepi jalan, dan
tumbuh liar di daerah tertentu (Departemen Kesehatan, 1989). Kayu jati belanda
juga dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan, diantaranya sebagai bahan
baku industri perabot rumah tangga, dan pembuatan kertas.
Zat yang terkandung didalam tanaman jati belanda diantaranya adalah
tanain, musilago, alkaloida, triterpen (sterol), asam fenolat, dan flavonoid
(Suharmiati dan Maryani, 2003). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tim
Biofarmaka (2003), ekstrak flavonoid daun jati belanda diketahui dapat
mengurangi berat badan kelinci yang diduga terjadi karena adanya perombakan
cadangan energi akibat

hambatan adsorpsi pakan yang diberikan. Selain itu

ekstrak steroid daun jati belanda diketahui dapat memberi efek hipokolesterolemia
(penurun kolesterol) pada tikus. Jadi daun jati belanda dapat dimanfaatkan sebagai
pelangsing tubuh dan penurun kolesterol. Menurut Valkemburg dan Horsten
(2001), senyawa aktif proanthocyanidins yang diisolasi dari jati belanda ternyata
mampu mengurangi efek racun yang ditimbulkan oleh penyakit kolera, sehingga
berpotensi dalam pengobatan penyakit kolera.
Pemasaran daun jati belanda dalam bentuk simplisia (bahan alamiah yang
dipergunakan sebagai obat) berkisar Rp. 1150/kg (Purwandari, 2001). Selanjutnya

11

menurut Valkemburg dan Horsten (2001), satu kilogram bubuk kayu kering jati
belanda di pasaran dunia berkisar pada US$ 55/kg, dan nilai ini akan terus
meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan bahan kering untuk
pengobatan dan keperluan lainnya. Hal ini mengindikasikan cukup cerahnya
prospek pemasaran simplisia ke luar negeri.
Penelitian ke arah budidaya jati belanda yang tepat masih belum banyak
dilakukan. Saat ini penelitian lebih banyak di bidang farmakologinya saja,
sehingga perlu adanya penelitian di bidang teknik budidaya.
Hasil penelitian Haryanto (2003) pada pembibitan jati belanda
menunjukkan bahwa komposisi media tanah ditambah pupuk kandang kotoran
sapi dengan perbandingan 1:1 (v/v) mampu memberikan hasil tertinggi pada
pertumbuhan vegetatif tanaman jati belanda. Selanjutnya pada penelitian ini
dilakukan pembibitan jati belanda dengan perlakuan media dan pupuk N dalam
bentuk urea. Teknik budidaya dengan menambahkan pupuk kandang sebagai
campuran media tanam yang ditambah dengan pupuk N diharapkan mampu
menghasilkan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan pembibitan
yang selama ini dilakukan. Dengan pertumbuhan bibit yang baik, diharapkan
menghasilkan tanaman dengan produktivitas simplisia yang lebih tinggi ketika
ditanam di lapang.

Tujuan
Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan media tanam dan taraf dosis
pupuk N yang sesuai untuk pertumbuhan bibit jati belanda.

Hipotesis
1. Terdapat media terbaik terhadap pertumbuhan bibit jati belanda
2. Terdapat taraf dosis pupuk N terbaik terhadap pertumbuhan bibit jati belanda
3. Terdapat kombinasi perlakuan terbaik akibat interaksi antara media dan pupuk
N terhadap pertumbuhan bibit jati belanda

12

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Jati Belanda
Tanaman jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) termasuk dalam famili
Sterculiaceae. Nama lokalnya adalah jati londa, sedangkan di Inggris dikenal
dengan nama bastard cedar. Tanaman jati belanda berasal dari Amerika tropis,
kemudian dibawa oleh orang Portugis ke Indonesia dan dibudidayakan di Jawa
(Heyne, 1987).
Habitus berupa pohon, tinggi tanaman bisa mencapai 10-20 m dengan
percabangan ramping. Bentuk daunnya bundar telur sampai lanset, panjang helai
daun 4-22.5 cm, lebar 2-10 cm, pangkal daun menyerong berbentuk jantung,
ujung daun lancip, permukaan daun bagian atas berbulu jarang sedangkan
permukaan bagian bawah berbulu rapat, panjang tangkai daun 5-25 mm. Daun
penumpu berbentu lanset atau berbentuk paku. Pembungaan berupa mayang, yang
panjangnya 2-4 cm dan memiliki mahkota berwarna kuning. Diameter buah 2-3.5
cm, dan jika telah masak warnanya hitam (Departemen Kesehatan, 1989).
Tanaman jati belanda dapat berbunga dan berbuah sepanjang tahun. Di
Jawa, pembungaan dimulai dari bulan April sampai Desember. Nampaknya
musim pada daerah tertentu mempengaruhi pembungaan, karena di Singapura
tanaman jati belanda tidak dapat berbunga (Valkemburg dan Horsten, 2001).
Tanaman jati belanda dapat diperbanyak dengan biji, atau stek tunas
berakar (Departemen Kesehatan, 1989). Biji dikumpulkan dari buah kering dan
merekah. Viabilitas biji akan menurun setelah masa penyimpanan lima bulan.
Pemecahan dormansi dapat dilakukan dengan pelukaan pada biji, atau dengan
merendam biji kedalam air panas selama tiga puluh detik. Pada biji yang segar
perkecambahan muncul 7-14 hari dengan rata-rata berkecambah 60-80 %
(Valkemburg dan Horsten, 2001).

Ekologi Tanaman Jati Belanda
Tumbuhan ini dapat ditemukan di hutan basah maupun kering pada
ketinggian 1200 m di atas permukaan laut (dpl), dengan musim kering 4-7 bulan
dan curah hujan tahunan berkisar 700-1500 mm. Tumbuhan ini juga merupakan

13

tumbuhan perintis yang tumbuh baik dibawah sinar matahari penuh (Valkemburg
dan Horsten, 2001).

Manfaat Tanaman Jati Belanda
Di Jawa, daun jati belanda dijadikan teh untuk pelangsing tubuh, namun
penggunaan yang berlebihan dapat membahayakan pencernaan (Valkemburg dan
Horsten, 2001).
Rebusan biji-bijinya yang dibakar dan dilumatkan dengan air, kemudian
dibubuhi setetes minyak adas ternyata bermanfaat terhadap perut kembung dan
sesak (Heyne, 1987).
Di Peru, teh yang terbuat dari batang dan daun kering digunakan untuk
mengobati kelainan ginjal, penyakit pada lever, dan disentri (Suharmiati dan
Maryani, 2003).
Bahan Organik
Bahan organik adalah semua fraksi non mineral yang ditemukan sebagai
komponen penyusun tanah. Menurut Soepardi (1983) bahan organik merupakan
perekat butiran lepas dan cenderung meningkatkan jumlah air yang tersedia bagi
tanaman, disamping itu juga merupakan sumber energi bagi jasad mikro.
Bahan organik merupakan suatu sistem yang kompleks dan dinamis,
berasal dari sisa tanaman dan hewan yang mengalami perubahan secara terus
menerus. Perubahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor biologi, fisika dan
kimia (Kononova, 1966).
Pupuk kandang merupakan bahan organik. Soepardi (1983) menyatakan
pupuk kandang merupakan campuran dari kotoran padat, air kencing, amparan
dan sisa makanan, karena itu susunan kimia dari bahan tersebut berbeda dari satu
tempat ke tempat lain. Selanjutnya Tisdale et. al. (1985) menyatakan bahwa
komposisi kimia pupuk kandang bervariasi tergantung dari jenis dan umur hewan,
makanan, amparan dan sistem pengelolaan pupuk kandang. Kandungan alami
pupuk kandang antara lain terdiri dari 0.5% N, 0.25% P2O5 dan 5% K2O.
Selanjutnya Soepardi (1983) menyatakan bahwa walaupun kandungan unsur hara
dalam pupuk kandang tergolong lengkap, tidak semuanya dapat dimanfaatkan

14

oleh tanaman, sebagian besar hilang oleh pencucian dan dekomposisi anaerob,
terutama unsur-unsur N, P, dan K.
Pemupukan
Menurut Susanto (1994) pemupukan didefinisikan sebagai pemberian
bahan yang mengandung unsur hara kepada tanaman ataupun kepada tanah dan
substrat lainnya. Tujuan pemupukan adalah untuk mempertahankan kesuburan
tanah mengingat banyak unsur hara yang diserap dan hilang akibat pemanenan,
penguapan, erosi dan, dan pencucian.
Kegiatan pemupukan sangat dipengaruhi oleh konsentrasi, waktu, dan cara
aplikasinya. Jenis pupuk yang digunakan harus sesuai dengan kebutuhan,
sehingga diperlukan metode diagnosis yang benar agar unsur yang ditambahkan
hanya yang dibutuhkan oleh tanaman dan yang kurang didalam tanah.
Konsentrasi, waktu dan cara alokasi harus tepat agar tidak merugikan dan berefek
merusak lingkungan akibat konsentrasi yang salah dalam waktu dan cara
aplikasinya (Soepardi, 1983).
Pada pembibitan jati belanda belum ditemukan literatur mengenai dosis
dan waktu aplikasi pupuk N yang tepat. Oleh karena itu, pada penelitian ini dosis
pupuk N yang digunakan mengacu pada tanaman kakao yang masih satu famili
dengan tanaman jati belanda dan sama-sama merupakan tanaman tahunan.
Menurut Mamangkey (1979), pemupukan pada pembibitan kakao dilakukan 10
hari sekali dengan urea 1-2 g (1/2 – 1 sendok teh) per bibit.

Nitrogen
Unsur hara nitrogen sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Nitrogen memberikan pengaruh yang paling menyolok
dan cepat. Unsur ini merangsang pertumbuhan diatas tanah dan memberikan
warna hijau pada daun (Soepardi, 1983). Menurut Salisbury dan Ross (1995),
didalam tumbuhan, nitrogen terkandung dalam senyawa organik utama,
diantaranya dalam protein, klorofil, dan asam nukleat.
Menurut Soepardi (1983), kekurangan nitrogen dapat mengakibatkan
tanaman tumbuh kerdil, sistem perakarannya terbatas, daun menjadi kuning atau

15

hijau kekuningan dan cenderung cepat rontok. Nitrogen juga merupakan pengatur
dari penggunaan kalium, fospor, dan penyusun lainnya.
Menurut Soepardi (1983), pemberian nitrogen yang berlebihan akan
menghambat kematangan, melunakkan tanaman, melemahkan tanaman terhadap
serangan hama dan penyakit, serta mengurangi mutu hasil. Cadangan nitrogen
utama adalah nitrogen bebas di atmosfer, namun sebagian besar tanaman bukan
merupakan tanaman inang bagi penambat nitrogen bebas dari atmosfer. Umumnya
tanaman tergantung sepenuhnya dari nitrogen terikat yang terdapat dalam larutan
tanah. Unsur nitrogen yang tersedia bagi tanaman sangat mudah hilang dari
larutan tanah. Untuk memenuhi kebutuhan nitrogen tanaman, penambahan
nitrogen melalui pemupukan harus diberikan dalam jumlah yang sesuai agar
bernilai ekonomis.
Urea merupakan pupuk kimia yang mengandung nitrogen (Harjadi, 1983).
Rumus kimia urea adalah CO(NH2)2 dengan kandungan nitrogen sebesar 45%
(Soepardi, 1983). Urea berbentuk kristal berwarna putih atau butir-butir bulat
yang bersifat higroskopis (cepat menarik uap), pada kelembaban nisbi udara 73%
sehingga sering diberi selaput (coated) untuk mengurangi sifat higroskopis. Urea
dimanfaatkan tanaman dalam bentuk amonium nitrat setelah melalui proses
amonifikasi dan nitrifikasi, saat diberikan ke tanah proses hidrolisis terjadi cepat
sekali sehingga mudah menguap sebagai amoniak (Hardjowigeno, 1985).

16

BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan mulai bulan April sampai bulan Juli 2005, di
fasilitas instalasi Biofarmaka, kebun Cikabayan, Dramaga. Ketinggian tempat
percobaan ini adalah ± 250 m di atas permukaan laut.

Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah: biji tanaman jati
belanda yang tumbuh di Desa Dongol, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Media
berupa arang sekam untuk persemaian, sedangkan untuk media pembibitan
digunakan tanah latosol Dramaga dan pupuk kandang kotoran sapi. Pupuk
anorganik yang digunakan adalah pupuk N dalam bentuk urea.
Alat yang digunakan adalah bak semai, polibag kecil (10 cm x 10 cm),
polibag besar (30 cm x 30 cm), cangkul, meteran, jangka sorong, label, kertas
oven, oven, timbangan, Automatic Area Meter (AAM).

Metode
Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua
faktor. Pengelompokkan berdasarkan pada tinggi bibit. Faktor pertama adalah
media tanam yang terdiri dari dua komposisi yaitu tanah (M1), dan tanah + pupuk
kandang kotoran sapi 1:1 (M2) berdasarkan volume. Faktor kedua adalah taraf
dosis pupuk N dalam bentuk urea yang terdiri dari 0 g (N0), 0.5 g (N1), 1 g (N2),
dan 2 g (N3) /tanaman. Perlakuan diulang tiga kali sehingga terdapat 24 satuan
percobaan. Masing-masing satuan percobaan terdiri atas 5 tanaman sehingga
jumlah tanaman seluruhnya adalah 120 tanaman.
Model statistik yang digunakan untuk rancangan tersebut adalah sebagai
berikut:
Yijk = µ + ái + âj + (áxâ)ij + ñk + åijk
dimana:
Yijk

: respon perlakuan

µ

: rataan umum

17

ái

: pengaruh faktor media pada taraf ke-i (i = 1, 2)

âj

: pengaruh faktor dosis pupuk N pada taraf ke-j (j = 1, 2, 3, 4)

(áxâ)ij

: pengaruh interaksi antara faktor media taraf ke-i dan dosis pupuk N
pada taraf ke-j

ñk

: pengaruh ulangan ke-k (k = 1, 2, 3)

åijk

: galat percobaan
Untuk mengetahui pengaruh dari seluruh perlakuan digunakan uji F pada

taraf 5%. Apabila terdapat pengaruh nyata terhadap parameter yang diamati, maka
setiap perlakuan dibandingkan dengan menggunakan uji lanjut Duncan Multiple
Range Test (DMRT) pada taraf kesalahan 5%.

Pelaksanaan
Persemaian
Buah Jati belanda dipecahkankan untuk diambil bijinya. Benih jati belanda
disemaikan terlebih dahulu dengan cara disebar merata pada bak-bak semai yang
telah diisi arang sekam. Setelah tujuh hari, benih yang telah berkecambah siap
dipindahkan kedalam polibag kecil.
Penanaman
Penanaman tahap awal dilakukan didalam rumah plastik. Benih yang telah
berkecambah ditanam di polibag berukuran 10 cm x 10 cm berisi campuran tanah
dan pupuk kandang sapi dengan perbandingan 1:1 berdasarkan volume.
Penanaman berikutnya dilakukan di lapang, setelah bibit berumur 4 MST
dipindahkan ke polibag berukuran 30 cm x 30 cm dengan satu bibit per polibag
Pemupukan.
Aplikasi pupuk urea dilakukan tiap 10 hari selama 10 minggu. Pupuk
disebar merata disekeliling tanaman kemudian ditutup dengan media tanam untuk
menghindari penguapan.
Pemeliharaan
Pemeliharaan

meliputi

penyiraman,

pengendalian

gulma,

dan

pengendalian hama dan penyakit. Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari.

18

Pengendalian gulma dilakukan secara manual dengan cara mencabut gulma yang
tumbuh di polibag. Pengendalian hama dan penyakit tanaman juga dilakukan
secara manual.

Pengamatan
Pengamatan dan pengumpulan data yang dilakukan selama penelitian
adalah sebagai berikut:
1. Analisis media
Aalisis media dilakukan terutama untuk mengetahui sifat fisik dan kimia
media tersebut, dilakukan sebelum penelitian.
2. Tinggi tanaman
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan mulai dari kotiledon sampai dengan
titik tumbuh.
3. Diameter batang
Pengukuran dilakukan sekitar 2 cm diatas kotiledon dengan menggunakan
jangka sorong.
4. Jumlah daun
Daun yang dihitung adalah daun yang telah terbuka sempurna
5. Jumlah cabang
Cabang yang dihitung adalah tunas yang muncul pada ketiak daun
6. Luas daun
Pengukuran jumlah total luas daun tiap tanaman dilakukan dua minggu sekali,
diukur dengan menggunakan alat Automatic Area Meter (AAM).
7. Bobot basah dan bobot kering tanaman
Bobot basah akar, batang, dan daun ditimbang pada akhir penelitian dengan
menggunakan timbangan analitik. Bobot kering akar, batang, dan daun
ditimbang setelah dioven pada suhu 80ºC selama tiga hari.

19

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Kondisi Lapang
Penanaman di lapang dilakukan pada bulan April hingga Juli 2005. Curah
hujan pada waktu tersebut berkisar 215.4- 682.0 mm. Suhu berkisar 21.7-31.9°C
dan kelembaban rata-rata 83%-87% (Tabel Lampiran 3).
Hasil analisis media sebelum penelitian menunjukkan bahwa tanah yang
digunakan sebagai media tergolong sangat masam dengan pH 4.3. Kandungan Ntotal tergolong rendah yaitu 0.11%. Kandungan P tergolong rendah yaitu 6.9
ppm. Kandungan K tergolong sangat tinggi yaitu 91.2 ppm.C/N rasio dan KTK
tergolong sedang, berturut-turut yaitu 15 dan 12.51 (me/100g) (Tabel Lampiran
1). Media campuran tanah dan pupuk kandang sapi yang digunakan memiliki pH
yang tergolong masam yaitu 4.8. Kandungan N-total tergolong rendah yaitu
0.16%. Kandungan P tergolong sangat tinggi yaitu 37.9 ppm. Kandungan K
tergolong sangat tinggi yaitu 281 ppm. C/N rasio dan KTK tergolong sedang,
berturut-turut yaitu 15 dan 13.03 (me/100g) (Tabel Lampiran 2).
Selama penelitian berlangsung, terdapat beberapa tanaman yang terserang
hama penyakit. Hama yang menyerang adalah belalang (Oxya sp.) dan ulat daun
yang menyerang ± 20% dari populasi tanaman. Berdasarkan pengamatan visual
tampak tidak adanya gangguan serangan hama dan penyakit yang berarti sehingga
hanya dilakukan pengendalian hama dan penyakit secara manual.

Rekapitulasi Sidik Ragam
Secara umum, hasil uji F menunjukkan bahwa perlakuan media
berpengaruh nyata terhadap semua peubah pengamatan yang meliputi tinggi
tanaman, diameter batang, jumlah daun, jumlah cabang dan luas daun. Pengaruh
tersebut nampak nyata mulai 4 MSP sampai dengan akhir pengamatan.
Perlakuan pupuk urea berpengaruh nyata terhadap peubah luas daun pada
2, 6, 8, dan 10 MSP. Pada peubah jumlah daun, perlakuan pupuk urea
berpengaruh nyata pada 8 MSP. Pada peubah diameter batang, perlakuan pupuk N
berpengaruh nyata pada 6, 8, dan 10 MSP. Selanjutnya pada 10 MSP, perlakuan

20

pupuk N berpengaruh nyata terhadap seluruh komponen bobot basah serta bobot
kering akar dan batang.
Interaksi antar perlakuan media dan pupuk N berpengaruh nyata terhadap
luas daun pada 8 MSP. Namun interaksi antar kombinasi perlakuan tidak
berpengaruh nyata terhadap diameter batang, jumlah daun, jumlah cabang, dan
komponen bobot basah dan bobot kering tanaman. Hasil ini dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1. Rekapitulasi Pengaruh Media Tanam dan Pupuk N terhadap
Berbagai Peubah yang Diamati pada 2, 4, 6, 8, dan 10 MSP
Pengamatan
2 MSP

4 MSP

6 MSP

8 MSP

10 MSP

Panen

Peubah
Tinggi Tanaman
Diameter Batang
Jumlah Daun
Jumlah Cabang
Luas Daun
Tinggi Tanaman
Diameter Batang
Jumlah Daun
Jumlah Cabang
Luas Daun
Tinggi Tanaman
Diameter Batang
Jumlah Daun
Jumlah Cabang
Luas Daun
Tinggi Tanaman
Diameter Batang
Jumlah Daun
Jumlah Cabang
Luas Daun
Tinggi Tanaman
Diameter Batang
Jumlah Daun
Jumlah Cabang
Luas Daun
BB Akar
BB Batang
BB Daun
BK Akar
BK Batang
BK Daun

Media
tn
tn
tn
tn
tn
**
*
**
**
*
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
*
**
**
**
**
**

Perlakuan
Pupuk N
tn
tn
tn
tn
*
tn
tn
tn
tn
tn
tn
*
cn
cn
*
cn
**
**
cn
**
tn
*
cn
tn
*
*
**
**
*
**
tn

KK (%)
Interaksi
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
cn
tn
tn
tn
tn
*
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn

6.25
5.82
4.52
7.98
17.07
10.32
8.32
8.15
29.24
21.19
15.12
8.25
16.48
37.22
20.71
17.91
9.3
20.73
32.06
18.45
20.69
10.77
25.68
29.87
31.46
25.58
33.17
24.35
22.14
33.28
36.34

21

Keterangan:

tn
*
**
cn
KK

tidak berbeda nyata pada uji F 5%
berbeda nyata pada uji F 5%
berbeda sangat nyata pada uji F 1%
cenderung nyata pada pada taraf 10%
Koefisien Keragaman

Keragaan bibit jati belanda pada saat umur 10 MSP dengan perlakuan
media dan pupuk urea menunjukkan hasil yang berbeda antar tiap perlakuan.
Hasil ini dapat dilihat pada Gambar 1 sampai dengan Gambar 4.

M1N0
M1N0

M2N0

M2N0

Gambar 1. Pengaruh Berbagai Media Tanam pada Taraf N0 (Umur 10 MSP)

M1N1
M1N1

M2N1

M2N1

Gambar 2. Pengaruh Berbagai Media Tanam pada Taraf N1 (Umur 10 MSP)

M1N2
M1N2

M2N2

M2N2

Gambar 3. Pengaruh Berbagai Media Tanam pada Taraf N2 (Umur 10 MSP)

22

M2N0

M2N1

M2N2

M2N3

M2N0

M2N1

M2N2

M2N3

Gambar 4. Pengaruh Berbagai Taraf Pupuk N pada M2 (Umur 10 MSP)
Keterangan: M1 = tanah
M2 = tanah + pupuk kandang sapi (1:1)

N0 = 0 g urea/tanaman
N1 = 0.5 g urea/tanaman
N2 = 1 g urea/tanaman
N3 = 2 g urea/tanaman

Tinggi Tanaman
Perlakuan media berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman mulai
4 MSP sampai 10 MSP (Tabel Lampiran 4). Pada 4, 6, 8, dan 10 MSP perlakuan
media campuran tanah dan pupuk kandang (1:1) menghasilkan tinggi tanaman
yang nyata lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan tanah saja (Tabel 2).

Tabel 2. Pengaruh Media Tanam dan Pupuk Urea terhadap Tinggi Tanaman
Perlakuan
Media
tanah
tanah+pukan (1:1)

Minggu Setelah Pemindahan ke Polibag (MSP)
2 MSP
4 MSP
6 MSP
8 MSP
10 MSP
..........cm..........
4.64a
11.09b
18.62b
27.58b
36.25b
4.51a
12.62a
25.45a
42.187a
54.0a

Urea (g/tanaman)
0
0.5
1
2
Interaksi

5.6a
5.07a
5.32a
5.36a
tn

12.03a
11.87a
12.4a
11.13a
tn

20.87a
23.52a
23.96a
19.77a
tn

33.23a
39.3a
37.81a
29.19a
tn

44.43a
51.05a
47.75a
37.3a
tn

Keterangan: angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda
nyata pada uji DMRT taraf 1% dan 5%

23

Pada 10 MSP tinggi tanaman pada perlakuan media campuran tanah dan
pupuk kandang (1:1) mencapai 54.0 cm, sedangkan dari perlakuan media tanah
saja diperoleh hasil terendah yaitu 36.25 cm. Pada 10 MSP penambahan pupuk
kandang kedalam media tanah dapat meningkatkan tinggi tanaman 48.96%
dibandingkan media tanah saja (Gambar 7).

T in g gi T a n am a n (c m

60
50
40
30
20

M1
M2

10
0
2

4

6
8
U m u r T a na m an (M S P )

10

Gambar 5. Grafik Pertumbuhan Tinggi Tanaman yang Dipengaruhi Media pada 2
sampai 10 MSP
Diameter Batang
Perlakuan media berpengaruh nyata terhadap diameter batang mulai 3
MSP sampai 10 MSP (Tabel Lampiran 5). Pada 4, 6, 8, dan 10 MSP perlakuan
media campuran tanah dan pupuk kandang (1:1) menunjukkan diameter batang
yang nyata lebih besar dibandingkan dengan perlakuan media tanah saja (Tabel
3). Pada 10 MSP diameter batang pada perlakuan media campuran tanah dan
pupuk kandang (1:1) mencapai 9.11 mm, sedangkan dari perlakuan media tanah
saja diperoleh hasil terkecil yaitu 6.92 mm. Penambahan pupuk kandang kedalam
media tanah dapat meningkatkan diameter batang 31.64% dibandingkan media
tanah saja.
Perlakuan pupuk urea berpengaruh nyata pada 6 MSP, 8 MSP, dan 10
MSP terhadap diameter batang, dan dosis 0.5 g/tanaman menunjukkan diameter
batang yang nyata lebih besar dibandingkan tanpa pemberian pupuk urea (Tabel
3). Pada 10 MSP diameter batang pada perlakuan pupuk urea dosis 0.5 g/tanaman
mencapai 8.75 mm, sedangkan dari perlakuan dosis 2 g/tanaman diperoleh hasil

24

terkecil yaitu 7.24 mm. Dosis 0.5 g/tanaman meningkatkan diameter batang
15.58% dibandingkan tanpa pemberian pupuk urea.

Tabel 3. Pengaruh Media Tanam dan Pupuk Urea terhadap Diameter Batang
Perlakuan
Media
tanah
tanah+pukan (1:1)

Minggu Setelah Pemindahan ke Polibag (MSP)
2 MSP
4 MSP
6 MSP
8 MSP
10 MSP
...........mm.........
2.12a
3.09b
4.89b
5.82b
6.92b
2.19a
3.4a
5.8a
7.14a
9.11a

Urea (g/tanaman)
0
0.5
1
2
Interaksi

2.2a
2.13a
2.15a
2.16a
tn

3.15a
3.35a
3.39a
3.1a
tn

5.06b
5.6ab
5.67a
5.07b
tn

5.94b
7.08a
6.96a
5.94b
tn

7.57c
8.75a
8.52ab
7.24c
tn

Keterangan: angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda
nyata pada uji DMRT taraf 1% dan 5%

Jumlah Daun
Perlakuan media berpengaruh nyata terhadap jumlah daun mulai 4 MSP
sampai 10 MSP (Tabel Lampiran 6), dimana perlakuan media campuran tanah dan
pupuk kandang (1:1) menunjukkan jumlah daun yang nyata lebih tinggi
dibandingkan dengan perlakuan media tanah saja (Tabel 4). Hasil tertinggi pada
10 MSP diperoleh dari perlakuan media campuran tanah dan pupuk kandang (1:1)
yaitu 69.57 helai, sedangkan dari perlakuan media tanah saja diperoleh hasil
terendah yaitu 38.02 helai. Penambahan pupuk kandang kedalam media tanah
dapat meningkatkan jumlah daun 82.98% dibandingkan media tanah saja.
Perlakuan pupuk urea berpengaruh nyata pada 8 MSP dan dosis 0.5 g
/tanaman menghasilkan jumlah daun yang nyata lebih tinggi dibandingkan dengan
dosis 0 dan 2 g/tanaman (Tabel 4). Pada 10 MSP jumlah daun pada perlakuan
pupuk urea dosis 0.5 g/tanaman mencapai 40.03 helai, sedangkan dari perlakuan
dosis 2 g/tanaman diperoleh hasil terkecil yaitu 27.87 helai. Dosis 0.5 g/tanaman
meningkatkan jumlah daun 34.01% dibandingkan tanpa pemberian pupuk urea.

25

Tabel 4. Pengaruh Media Tanam dan Pupuk Urea terhadap Jumlah Daun
Perlakuan

Minggu Setelah Pemindahan ke Polibag (MSP)
2 MSP
4 MSP
6 MSP
8 MSP
10 MSP

Media
tanah
tanah+pukan (1:1)

6.73a
6.9a

10.53b
12.2a

16.37b
21.97a

25.05b
42.83a

38.02b
69.57a

Urea (g/tanaman)
0
0.5
1
2
Interaksi

7.0a
6.6a
6.8a
6.87a
tn

11.0a
11.33a
11.84a
11.3a
tn

16.8a
20.77a
21.0a
18.1a
tn

29.87bc
40.03a
38.0ab
27.87c
tn

50.2a
62.8a
59.43a
42.73a
tn

Keterangan: angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda
nyata pada uji DMRT taraf 1% dan 5%

Jumlah Cabang
Perlakuan media berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah cabang mulai
4 MSP sampai 10 MSP (Tabel Lampiran 7). Pada 4, 6, 8, dan 10 MSP perlakuan
media campuran tanah dan pupuk kandang (1:1) menunjukkan jumlah cabang
yang nyata lebih banyak dibandingkan media tanah saja (Tabel 5). Pada 10 MSP
jumlah cabang pada perlakuan media campuran tanah dan pupuk kandang (1:1)
mencapai 13.45 cabang, sedangkan dari perlakuan media tanah saja diperoleh
hasil terkecil yaitu 7.15 cabang. Penambahan pupuk kandang kedalam media
tanah dapat meningkatkan jumlah cabang 88.11% dibandingkan media tanah saja.
Tabel 5. Pengaruh Media Tanam dan Pupuk Urea terhadap Jumlah Cabang
Perlakuan

Minggu Setelah Pemindahan ke Polibag (MSP)
2 MSP
4 MSP
6 MSP
8 MSP
10 MSP

Media
tanah
tanah+pukan (1:1)

0.95a
0.98a

1.59b
2.38a

2.95b
5.6a

5.13b
10.1a

7.15b
13.45a

Urea (g/tanaman)
0
0.5
1
2
Interaksi

0.97a
1.0a
0.93a
0.97a
tn

1.6a
2.0a
2.31a
2.03a
tn

3.0a
5.03a
5.2a
3.87a
tn

5.87a
9.18a
9.02a
6.4a
tn

9.03a
12.1a
11.3a
8.77a
tn

Keterangan: angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda
nyata pada uji DMRT taraf 1% dan 5%

26

Luas Daun
Perlakuan media berpengaruh nyata pada 4, 6, 8, dan 10 MSP terhadap
luas daun (Tabel Lampiran 8). Perlakuan media campuran tanah dan pupuk
kandang (1:1) menunjukkan luas daun yang nyata lebih besar dibandingkan
dengan perlakuan media tanah saja (Tabel 6). Pada 10 MSP luas daun pada
perlakuan media campuran tanah dan pupuk kandang (1:1) mencapai 2228.2 cm2,
sedangkan dari perlakuan media tanah saja diperoleh hasil terkecil yaitu 967.7
cm2. Penambahan pupuk kandang kedalam media tanah dapat meningkatkan luas
daun 130.25% dibandingkan media tanah saja.
Perlakuan pupuk urea berpengaruh nyata

pada 2, 6, 8, dan 10 MSP

terhadap luas daun (Tabel 6). Pada 6, 8, dan 10 MSP perlakuan pupuk urea
dengan dosis 0.5 g/tanaman menghasilkan luas daun yang nyata lebih besar
dibandingkan dengan dosis 2 g/tanaman. Pada 10 MSP luas daun pada perlakuan
dosis pupuk urea 0.5 g/tanaman mencapai 1949.0 cm2, sedangkan dari perlakuan 2
g/tanaman diperoleh hasil terkecil yaitu 1112.8 cm2. Dosis 0.5 g /tanaman
meningkatkan luas daun 31.74% dibandingkan tanpa pemberian pupuk urea.
Tabel 6. Pengaruh Media Tanam dan Pupuk Urea terhadap Luas Daun
Perlakuan
Media
tanah
tanah+pukan
(1:1)
Urea (g/tanaman)
0
0.5
1
2
Interaksi

Minggu Setelah Pemindahan ke Polibag (MSP)
2 MSP
4 MSP
6 MSP
8 MSP
10 MSP
2
.......cm .....
62.02a
205.32b
453.50b
834.88b
967.7