Dukungan Diri, Keluarga dan Masyarakat serta Pengaruhnya Terhadap Pemulihan Penyakit Jantung Koroner (PJK) Bagi Pasien Pria R.S. Pelni Jakarta

DUKUNGAN DIRI, KELUARGA DAN MASYARAKAT
SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PEMULIHAN
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
BAG1 PASIEN PRlA R.S. PELNI JAKARTb

OLEH
M.Th. Catharina Sri Hartini

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002

M.TH. CATHARINA SRI HARTINI. Dukungan Diri, Keluarga dan Masyarakat Serta
Pengaruhnya Terhadap Pemulihan Penyakit Jantung Koroner (PJK) Bagi Pasien
Pria Rumah Sakit Pelni Jakarta. Dibimbing oleh HAM. HARDINSYAH, CLARA. M.
KUSHARTO dan MUHAMMAD ZAINI.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dukungan diri, keluarga
dan masyarakat bagi upaya pemulihan pcnyaki jantung koroner (PJK). Disain studi
yang digunakan ialah cross sectional. Contoh berjumlah 60 orang , kriteria
pengambilan contoh : pasien rawat jalan R.S. Pelni - ~ x a r t atelah
,

menderita PJK
selama 1 tahun , rutin memeriksakan kesehatan 1 bulan sekali, pria umur 35 - 65
tahun, domisili di Jakarta, belum pernah mengalami operasi jantung.
Data yang digunakan adalah data sekunder dari rekaman kesehatan pasien
(medical record), dan data primer dari hasil wawancara langsung. Data primer untuk
mengidentifikasi sosial ekonomi : umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, status
perkawinan. Data tentang riwayat sakit. Faktor risiko PJK diketahui dari : skor iisiko
kardio vaskular Jakarta, indeks massa tubuh, dan lemak tlibuh pada mntoh yang
masih sakii. Persepsi terhadap kemudahanlkesulitanmemperoleh pelayanan medis.
Dukungan diri diukur dari motivasi contoh untuk sembuh, Dukungan keluarga diukur
dari bantuan moril dan materil yang diberikan keluarga pada pasien PJK. Data
tentang dukungan masyarakat diukur dari bantuan rnoril dan materil yang diberikan
masyarakat untuk pasien PJK. Dukungan medis dinilai dari tempat berobat contoh
setelah mengalami PJK dan jenis pemeriksaan medis.
Sebagian besar contoh berusia 45-54 th. Tingkat pendidikan contoh
sebagian besar perguruan tinggi (51.67%). Pekerjaan contoh adalah wiraswasta
(36.67%) dan swasta (26.67%). Pendapatan per kapita perbulan antara Rp 976.660
+
-Rp 1.237.872. Status perkawinan contoh yang terbanyak adalah menikah ( 96.67
%). Jenis penyakit yang paling banyak dialami contoh adalah

hiperkolesterol(51,67%) dengan durasi sakii yang paling banyak S I bulan
(70.97%).Frekuensi sakii 5 3 kali dalam satu bulan (80.65%).Hipertensi berada pada
urutan kedua sebesar (46.67%) dengan durasi terbanyak 5 1 bulan (75%) dengan
frekuensi 5 3 kali dalam 1 bulan sebesar(75%). Skor risiko menurut kqrdio vaskular
jakarta diperoleh hasil sebagai berikut:contoh yang memiliki risiko tinggi (98.33%)
pada contoh yang masih sakit maupun yang mulai pulih.Risiko sedang
sebesar(l.67%) pada contoh yang masih sakit.Skor risiko berdasqrkan indeks
massa tubuh sebesar(46.67%) memiliki risiko sangat rendah pada pntoh yang
masih sakit dan yang mulai pulih. Risiko tinggi (3.33%) pada contoh yang masih
sakit.
Analisis statistik yang digunakan adalah uji korelasi Spearman's, uji beda
ANOVA, analisis regresi berganda dan regresi logistik. Contoh disebut masih sakit
apabila melakukan aktidrtas sederhana sudah menimbulkan keluQan, memiliki
keluhan bila melakukan aktifitas berlebihan, dalam keadaan istirahat masih tetap
merasa sakii dan memiliki keluhan.Sedangkan contoh disebut mulai pulih apabila
tidak memiliki keluhan meskipun melakukan aktifitas dan secara umum contoh
merasa kesehatannya dalam kondisi baik..
Tidak ada perbedaan antara umur contoh yang masih sakit dengan yang
mulai pulih. Terdapat hubungan positif antara umur contoh dengan risiko PJK


(P< 0.01). Skor risiko PJK yang masih sakit lebih tinggi dibanding y q g mulai pulih.
Ada perbedaan antara skor risiko yang masih sakit dengan yang mvlai pulih (PC
0.05). Skor risiko pada umur yang lebih tinggi, lebih tinggi dibanding pada umur yang
rendah (PC O.Ol).Terdapat hubungan positip yang nyata antara riwqyat penyakit
dengan kondisi mulai pulih dari PJK (P < 0.01)
Tempat berobat yang paling banyak dikunjungi sebelum berobqt ke spesialis
jantung adalah dokter umum (83.87%). Setelah menderita PJK tempat Frobat yang
paling banyak dikunjungi adalah dokter spesialis jantung (86.67 %). Sebagian besar
contoh (78.33%) berpendapat bahwa dokter Puskesmas sulit dihubungi , sebaliknya
semua contoh (100 %) menyatakan dokter rumah sakit paling mudah qihubungi dan
(90 %) contoh menilai pelayanan oleh perawat baik. Sekitar separuq dari contoh
(51.67 %) memiliki sikap gizi dan kesehatan yang tergolong negatif.Sebagian besar
contoh (93.30 %) memiliki praktek gizi dan kesehatan yang tergolong kurang.
Konsumsi ikan, bayam, kangkung, sawi, pepaya, susu non leyak, ketimun
pada kelompok yang mulai pulih lebih tinggi dibanding pada kelompol( yang masih
sakit. Bahan makanan serta frekuensi makan pada contoh sebelum mendererita
PJK memperlihatkan adanya perbedaan dengan makanan yang dikonqumsi setelah
menderita PJK.
Dukungan din, keluarga dan masyarakat pada contoh yang mvlai pulih lebih
baik dibandingkan contoh yang masih sakit (P < 0.01). Hasil analisis r~gresilogistik

menunjukkan dukungan din, dukungan keluarga dan dukungan masyarakat
berpengaruh terhadap upaya pemulihan PJK. Dukungan medis tidak menunjukkan
pengaruh yang nyata terhadap pemulihan kesehatan pasien PJK, ha1 ini
menunjukan perlu perhatian dari berbagai pihak misalnya keluarga, masyarakat,
maupun petugas medis seperti ahli gizi, dokter dan perawat, sehingga dapat
tercapai pemulihan PJK.

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul:
Dukungan Diri, Keluarga dan Masyarakat serta Pengaruhnya terhadap
Pemulihan Penyakit Jantung Koroner (PJK) bagi Pasien Pria
Rumah Sakit PELNl Jakarta
adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan.
Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas
dan dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor, Desember 2002

M. Th. Catharina Sri Hartini

NRP P.21500009/GMK

DUKUNGAN DIRI, KELUARGA DAN MASYARAKAT
SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PEMULIHAN
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
BAG1 PASIEN PRlA R.S. PELNl JAKARl'4

M.TH. CATHARINA SRI HARTlNl

Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluaqga

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002

HALAMAN PENGESAHAN


Judul Tesis

:Dukungan Diri,
Pengaruhnya

Keluarga dan ~ a s ~ a r a k aSerta
t'
Terhadap

Pemulihan

Penyakit

Jantung Koroner (PJK) Bagi Pasien Pria R.S. Pelni
Jakarta
Nama

: M.Th. Catharina Sri Hartini

NRP


: GMK P.21500009

Program Studi : Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga

Menyetujui,
1. Komisi Pembirnbing

9

Dr. Ir. H ~ Mkardinsvah,
.
MS.
Ketua

Anggota

Anggota

Mengetahui,

2. Ketua Program Studi Gizi
Masyarakat dan Sumber
Keluarga

Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS

gram Pascasarjana

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas limpahan
berkat karunia dan curahan kasih-Nya yang amat besar, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis ini.

Tesis yang berjudul "Dukungan Diri, Keluarga dan

Masyarakat Serta Pengaruhnya Terhadap Pemulihan Penyakit Jantung Koroner
(PJK) Bagi Pasien Pria R.S. Pelni - Jakarta. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Dr. Ir. HAM. Hardinsyah, MS selaku ketua komisi peqnbimbing, Ibu
Dr. Clara. M. Kusharto, M.Sc. sebagai anggota komisi pembimbing, dan
dr.Muhammad Zaini, Sp.JP sebagai pembimbing dari poli jantung R.S.


Pelni-

Jakarta, yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan
tesis ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada :
1.

Bapak Dr.lr. Hadi Rijadi, MS sebagai dosen penguji.

2.

Pihak rnanajemen R.S. Pelni - Jakarta.

3.

Kepala bagian rekam medik, Ibu Indah, bagian rekam medik rawat jalan, Ibu
Fitri dan perawat dibagian poli jantung R.S. Pelni- Jakarta, sr. Hera.

4.


Yang tercinta Suami dan anak-anak (Mita, Lita dan Vita), dan keluarga.
Semoga hasil penelitian ini memberi manfaat bagi penulis khususnya dan
masyarakat pada umumnya.

Jakarta, Desember 2002
M.Th. Catharina Sri. H.

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 16 Juni 1961. Menikah d q g a n Ir. Andon
Suwito pada tanggal 02 Oktober 1985. Dikaruniai 3 orang putri yaitu Mita (16
tahun), Lita (14 tahun) dan Vita (10 tahun).
Tamat dari IKlP Negeri Jakarta tahun 1985, kemudian mengajar di SMU
Santo Paulus Jakarta dan SMU Negeri 23 Jakarta. Pada tahun 198$ mengajar di
SLTPN 1 Talang Ubi Pendopo Sumatera Selatan dan diangkat sebagai Pegawai
Negeri Sipil dari Kanwil Diknas Propinsi Sumatera Selatan pada tahun 1988. Sejak
tahun 1993 pindah ke Pamulang Kabupaten Tangerang dan mulqi mengajar di
SLTPN 1 Pamulang pada tahun 1993 sampai sekarang.

Mulai Se~tember2000

penulis terdaftar sebagai mahasiswa, Program Studi Gizi Masyarakat dan

Sumberdaya Keluarga, Pascasarjana IPB.

vii

Halaman
DAFTAR TABEL ................................................... x
DAFTAR GAMBAR ..............................................

xii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................

xiii

PENDAHULUAN .................................................
Latar Belakang ...........................................

1
1

Tujuan .........................................................

3

Manfaat ...................................................... 4
TINJAUANPUSTAKA .............................................
Pengertian PJK .............................................

5
5

Faktor Risiko PJK ........................................ 6
Dukungan Diri. Keluarga & Masyarakat ...............

KERANGKA PEMIKIRAN ........................................

9

13

METODE PENELITIAN ............................................
17
Disain Dan Penarikan Contoh .......................... 17
Populasi Dan Teknik Penarikkan Contoh ..............

17

Tempat Dan Waktu Penelitian ..........................

18

Jenis Dan Cara Pengambilan Data ....................

18

Pengolahan Dan Analisis Data .........................

24

Definisi Operasional ....................................... 30
HASlL DAN PEMBAHASAN .....................................

33

Keadaan Umum Lokasi ..................................

33

Keadaan Umum Contoh .................................

38

t
.....................................
Riwayat ~ a k iContoh

45

Skor Risiko ....................................................

47

Persepsi Contoh Terhadap Kemudahanl
Kesulitan Memperoleh Pelayanan Medis ................. 50
Sikap. Praktek Gizi dan Kesehatan .....................

51

Dukungan Terhadap Pasien PJK ........................

52

Jenis Bahan Makanan & Frekuensi Makan ...........

57

KESIMPULAN DAN SARAN .......................................

68

DAFTARPUSTAKA ..................................................

71

DAFTAR TABEL
Halaman
I. Persamaan Regresi untuk menduga

lemak tubuh orang dewasa ......................................
2 . Nilai Skor PJK menurut Kardio Vaskular Jakarta ...........
3 . Jenis Dan cara Pengumpulan Data ............................

4 . Sebaran Contoh Berdasarkan Gejala atau Keluhan ......

5 . Sebaran Contoh Berdasarkan Umur ..........................
6 . Sebaran Contoh Berdasarkan Pendidikan ..................

7 . Sebaran Contoh Berdasarkan Pekerjaan ...................
8 . Sebaran Contoh Berdasarkan Pendapatan

Perkapita Perbulan ................................................
9 . Sebaran Contoh Berdasarkan Status Perkawinan .........

10. Sebaran Contoh Berdasarkan Riwayat Sakit ................

11. Sebaran Contoh Berdasarkan Skor Risiko

Kardio Vaskular Jakarta ...........................................
12. Sebaran Contoh Berdasarkan IMT ............................

13. Sebaran Contoh Berdasarkan Sikap,

Praktek, Gizi & Kesehatan ......................................
14. Sebaran Contoh Berdasarkan Tempat Berobat PJK ......
15. Sebaran Contoh Berdasarkan Dukungan Medis

tentang Jenis

pemeriksaan Medis .............................

16. Sebaran Contoh Berdasarkan Dukungan Diri.
Medis. Masyarakat Dan Keluarga .............................

56

17. Riwayat Bahan Makanan Sebelum Sakit .....................

57

18. Frekuensi Makan Sebelum & Setelah Sakit ..................

58

19. Makanan yang Dipantang oleh Contoh ........................

60

20 . Sebaran Contoh Berdasarkan Jenis Bahan
Dan Konsumsi Makan ..............................................

61

21. Hasil Analisis Regresi Berganda ................................

65

22. Hasil Analisis Regresi Logistik ....................................

67

DAFTAR GAMBAR
Gambar

Halaman

1. Kerangka Pemikiran ...........................................

16

2. Data Pasien Poli Jantung R.S Pelni 2001 ................

36

3 . Kunjungan Pasien Poli Jantung RS Pelni 2001 ............

37

4 . Data Jenis Kelamin Pasien Rawat Jalan Poli Jantung

RS Pelni 2001....................................................

38

5 . Persentase Kemudahan Dan Kesulitan Dihubungi........

50

6 . Persentase Pelayanan Medis..................................

51

7 . Perbandingan Antara Tes Treadmill dan EKG..............

54

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

I.Hasil Uji Korelasi Spearman, Dukungan Keluarga, Dukungan
Masyarakat, Dukungan Diri, Dukungan Medis , Pendapatan,
Umur, Pendidikan , Skor Riwayat Sakit , Status Mulai Pulih
Dan Jenis Sakit ... ... ... ...... ... ......... ... ... ... ... . . . . . . . .

.

75

11. Uji ANOVA Umur, Pendidikan, Pendapatan, Dukungan Keluarga,

Keluarga, Dukungan Masyarakat, Dukungan Diri, Dukungan Medis
IMT, Pendidikan dan Tekanan Darah, Skor risiko dan Konsumsi
Bahan Makanan ......... ......... ... ... ... ... ... ... ... . .

. . . . . . .

76

PENDAHULUAN

Latar belakang

Terjadinya transisi epidemiologi di Indonesia, menyebabkan timbulnya
masalah penyakit degeneratif, seperti penyakit jantung koroner. Hal ini merupakan
beban ganda bagi pemerintah, karena penyakit menular dan gizi kurang masih
menjadi masalah penting (Surbakti, 2000). Hasil penelitian pada beberapa rumah
sakit di Jakarta, menunjukkan bahwa penderita penyakit jantung koroner, meningkat
prevalensinya. Karena itu salah satu kebijakan REPELITA VI bidang kesehatan,
sesuai dengan arah yang ditetapkan dalam GBHN 1999, yaitu menurunkan angka

kesakitan,kematian,sebagai akibat dari penyakit menular, maupun penyakit tidak
menular. Kebijakan Departemen Kesehatan untuk penanggulangan penyakit tidak
menular, seperti penyakit jantung koroner, diupayakan tidak melebihi 5.3 per 100
penduduk. Atas dasar tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan pokok program adalah
pengamatan (surveilance) penyakit dan pengendalian penyakit, pada tingkat primer,
sekunder, tersier, dan peran serta masyarakat
Kenaikan prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia, sebagaimana
juga terjadi di negara maju, tampaknya berkaitan dengan meningkatnya status
ekonorni,atau pendapatan yang telah melarnpaui tingkat subsisten. Dari hasil
penelitian WHO yang dilakukan pada tahun 1997 diperoleh hasil yang membuktikan
bahwa penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian utama di dunia.
Tercatat 15 juta orang meninggal akibat penyakit tersebut, atau samq dengan 30%
dari total kematian di seluruh dunia.Sebagian besar penderita meninqgal di bawah

usia 65 th (Maryono 2000). Hasil penelitian di beberapa rumah sakit di Jakarta thn
1994-1996 menunjukkan bahwa penyakit jantung koroner, cenderung meningkat
prevalensinya. Terdapat 43.7 kasus usia penderita mulai dari 35 tahun, yang
merupakan usia produktif. Proporsi terbesar dialami oleh penderiita usia 45-60 tahun.
Pada penelitian sebelumnya penyakit jantung koroner masih menduduki
urutan dibawah penyakit infeksi dan penyakit parasit (Surbakti, 2000). Kajian di
Amerika memberi gambaran tingginya prevalensi penyakit jantung koroner, bahkan
menjadi penyebab kematian utama (Lindsay,ef,al, 2001).
Adanya kenyataan yang menunjukkan penyakit jantung koroner ,sebagai
penyebab kematian utama baik di Amerika ,maupun di Indonesia,mendorong
masyarakat untuk lebih mengenal faktor

pencetus penyaki tersebut. Terdapat

perbedaan yang sangat mendasar, diantara kehidupan masyarakat di kedua negara
tersebut.
Perbedaan aspek sosial budaya, yang mencakup tentang pola makan, jenis
bahan makanan, adat-istiadat perlu ditelaah apakah memang menjadi penyebab
tingginya prevalensi penyakit jantung koroner. Perubahan gaya hidup, terutama
masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan dianggap sebagai salah satu Skor
penyebab meningkatnya kasus penyakii jantung koroner (Rakhmat. 2OO?).Saat ini
penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian nomor satu di Indonesia.
Hal ini disebabkan karena terjadinya penyempitan pembuluh darah, salah satu
penyebabnya adalah konsumsi makanan yang mengandung kolasterol secara
beriebihan (Khomsan, 2001).
Keluarga dan orang-orang yang berinter-aksi dengan pasien penyakit
jantung koroner sangat berperan untuk mengurangi risiko penyakit jantung koroner
yang diderita. Dukungan pihak keluarga dan masyarakat, dapat barupa bantuan

moril, maupun materil. Dari beberapa penelitian yang dilakukan di Amerika,
menunjukkan bahwa dukungan dari pihak keluarga, dan kawan dapqt mengurangi
tingkat keparahan, maupun risiko penyakit tersebut (Lindsay,et.al, 2001).
Publikasi tentang manfaat dukungan diri, keluarga dan masyarakat terhadap
upaya Pemulihan penyakit jantung koroner,dari media cetak,mgupun media
elektronik masih sangat kurang , oleh karena itu peneliti ingin mengkqji lebih lanjut,
keterkaitan antara dukungan din, keluarga dan masyarakat, dalqm pemulihan
penyakii jantung koroner, terutama bagi pasien yang telah menderitq sakit selama
kurang lebih 1 tahun dengan teratur berobat jalan 1 bulan sekali ke rymah sakit.

Tujuan

Tuiuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dukungan diri, keluarga dan
masyarakat pada penderita penyakit jantung koroner.

Tuiuan Khusus
1. Mengidentifikasi sosial ekonomi (pendapatan, pendidikan , status perkawinan

, umur , pekerjaan ), riwayat sakii penderita penyakii jantung koroner ( durasi
sakit, frekuensi sakit, tempat berobat ), dan skor risiko penyakit yang dimiliki
penderita penyakiijantung koroner
2. Mengidentiikasi persepsi terhadap kemudahanlkesulitan memperoleh
pelayanan medis yang diterima penderita penyakit jantung kor~ner.
3. Mengidentifikasi sikap, praktek dan dukungan diri untuk meqgurangi risiko

penyakit jantung koroner.

4. Menganalisis hubungan dukungan din, keluarga, masyarakat, dan dukungan

medis, dengan pemulihan penyakit jantung koroner.
5. Mengidentifikasi jenis bahan makanan dan frekuensi konsuwi makan yang
turut membantu pemulihan penyakit jantung koroner.
6. Menganalisis pengaruh dukungan diri, keluarga, masyarakat, dan dukungan

medis dalam pemulihan penyakit jantung koroner

Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan penjelasan tentang
manfaat dan pentingnya pemberian dukungan kepada pasien penyakit jantung
koroner. Dukungan diberikan sebagai upaya yang dapat mengurangi risiko, maupun
menyembuhkan penyakit jantung koroner. Bentuk dukungan yang diberikan pihak
keluarga, masyarakat dan tenaga medis merupakan sumber kekuatan mental bagi
penderita guna mencapai pemulihan. Hasil penelitian ini dapat digunalqan oleh pihak
keluarga maupun rumah sakit untuk dapat dipertimbangkan sebagai sqlah satu cara
menumbuhkan dukungan diri dalam memperoleh pemulihan bagi pqsien penyakit
jantung koroner.

TINJAUAN PUSTAKA

Penyakit Jantung Koroner

Tubuh akan selalu sehat, jika seluruh pembuluh darah dalam kondisi yang
lancar, tidak mengalami penyempitan dan penyumbatan (Atherosklerosis).
Pembuluh darah merupakan saluran logistik yang memiliki peranan amat penting
yaitu menyalurkan oksigen dan tat makanan (Tjondro, 1995). Apabila oksigen dan
zat makanan yang diperlukan tubuh untuk menjalankan fungsinya terganggu, maka
akan terjadi gangguan pada semua organ tubuh dalam melaksanakiln fungsinya.
Pembuluh darah yang bebas dari penyempitan dan penyumbatan membuat tubuh
menjadi sehat. Makanan yang sehat berperan membantu pembuluh darah bebas
dari penyempitan dan penyumbatan.(Hu ,2000).
Apabila konsumsi lemak dalam hidangan terutama berasal dari asam lemak
jenuh melebihi 30 % dari energi total, menimbulkan penyakit yang disebabkan
karena kelebihan lemak. Salah satu dari jenis penyakit tersebut adalah penyakit
jantung koroner. Penyakii jantung koroner disebabkan karena kelebihan dan
penimbunan lemak pada lapisan pembuluh darah di dalam tubuh sehingga
menyebabkan terjadinya penyumbatan sebagian atau total dari satu atau lebih
pembuluh darah koroner. ( Dixon dan Ernest, 2001). Penyumbatan pembuluh darah
koroner terjadi akibat adanya proses asterosklerosis (pengapuran) pada dinding
arteri koroner. Bila penyempitan dan pengerasan cukup berat,akan menyebabkan
pasokan darah ke jantung tidak cukup jumlahnya sehingga menimbulkan penyakii
jantung koroner (Gerhard,2000). Dari hasil penelitian terdahulu dikatahui 34,7 %
para eksekutif muda kedapatan menderita penyakit jantung koroner. Penyakit

jantung koroner umumnya terjadi seiring dengan bertambahnya usia, perubahan
gaya hidup,dan perubahan pola makan (Hu,2000).
Gejala penyakii jantung koroner yang sering dialami pendent? adalah nyeri
dada di sebelah kiri dan sesak napas. Rasa nyeri di bagian dada sebelah kiri hilang
timbul, dimana kadar nyeri sesuai dengan gradasi penyakit. Tiqgginya kadar
kolesterol dalam darah, penyakit darah tinggi, penyakit diabetes melitus,
kegernukan, kurangnya gerak tubuh perubahan pola hidup termasuk perubahan pola
makan, dianggap sebagai penyebab timbulnya penyakit jantung k~roner(Elroy,
1989).Menghindari kegemukan merupakan tindakan penting yang dapat dilakukan
untuk menghindari penyakit jantung koroner. Berat badan yang berlebihan akan
menambah beban kerja jantung. Timbunan lemak dalam otot jantung menggangu
efisiensi gerakan jantung. Penimbunan lemak disekeliling organ - organ abdomen
dapat menggangu gerakan diagfragma, keadaan tersebut menambah gejala sesak
napas yang terdapat pada penyakit jantung koroner (Gerhard, 2000).
Berbagai penelitian menunjukkan dengan mengurangi kadar kolesterol
dalam darah dapat menurunkan risiko penyaki jantung koroner. Di dalam tubuh,
kolesterol diangkut ke dalam darah oleh suatu jenis lemak yang disehut lipoprotein.
Ada tiga jenis lipoprotein :

1. High Density Lipoprotein Cholesterol ( HDL). Mengandung sebagian besar
protein. HDL membawa kolesterol keluar dari pembuluh qarah ke hati,
memiliki kemampuan untuk membuang kelebihan kolesterol gari pembuluh
darah arteri dan karena itu disebut dengan "kolesterol baik ". Makin tinggi
kadar HDL makin terlindung seseorang dari penyakit jantung k~roner.
2. Low Density Lipoprotein Cholesterol (LDL) merupakan inti ~ermasalahan
penyakit jantung koroner dan sering disebut "kolesterol jahat ". LDL di dalam

darah dapat mengendap di dinding arteri, menjadi padat, yqng terdiri dari
campuran kalsium, fiber dan zat - zat lain yang disebut plak. Terbentuknya
plak menyebabkan penyakit arterosklerosis. Sebenarnya jantungnya sendiri
biasanya sehat, namun saluran darahnya yang tersumbat oleh plak tersebut.
Hal ini disebut Coronary Heart Disease atau penyaki jantung lqoroner. Makin
besar kadar LDL di dalam darah, risiko penyakii jantung kopner semakin
tingi.
3. Very Low Density Lipoprotein Cholesterol. Merupakan suatu senyawa yang
digunakan oleh hati untuk membuat LDL. Makin tinggi kadar VLDL dalam
hati, makin besar kemungkinan seseorang mengalami penyakit jantung
koroner ( Gerhard,2000).
Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi memudahkan segala
informasi diterima secara cepat oleh individu. Perubahan gaya hidup yang
berhubungan dengan pola makan dimana pola makan gaya asing mulai dominan
disukai dan dikonsumsi oleh masyarakat. Hal ini dapat secara bertahap mengubah
pola makan tradisionai dengan menu seimbang, menjadi pola makap tinggi lemak
karbohidrat, garam dan rendah serat yang memiliki risiko tinggi sebqgai pencetus
penyakii jantung koroner.
Pencegahan yang dapat dilakukan dengan cara: konsumsi l e p k < 30 % dari
energi tota1,konsumsi lemak tidak jenuh < 30 % dari energi tota1,konsumsi lemak
jenuh < 10 % dari energi tota1,kurangi konsumsi hidrat arang mqrni, konsumsi
protein hewani : nabati = 1:1, makan makanan segar, kurangi garam dapur < 5 gr I
hari, olah raga secara teratur, tidak merokok, tidak minum alkohol, hidccp dan bekerja
dengan suasana yang teratur, menjauhi stres (Dixon dan Ernes~,2001).Hasil
penelitian yang telah dilakukan di beberapa negara maju menunjukkan bahwa laki -

laki berpeluang mendapatkan penyakit jantung koroner terutama mulqi pada usia 35

- 54 tahun. Pada wanita mulai usia 55 - 64 tahun,

atau setelah wanita mengalami

menopause. Hal ini berkaitan dengan hormon estrogen

yang bqrperan untuk

mencegah terjadinya aterosklerosis. Setelah wanita mengalami plremenopause,
sedikit demi sedikit akan kehilangan hormon estrogen yang sebelumnya melindungi
pembuluh darah dari kerusakan yang dapat menimbulkan aterosklerosis.
Faktor resiko penyaki jantung koroner pada wanita bersifat alami hingga
dapat dicegah dengan intervensi. Menopause adalah proses alami yang terjadi pada
wanita, dimana produksi hormon estrogen mulai berhenti. Bila haid bqrhenti selama
12 bulan berturut-turut tanpa sebab lain kecuali oleh faktor umur, Menopause
umumnya terjadi pada wanita saat usia 45-55 tahun. Saat itulah wanita akan
mengalami perubahan siklus hormonal yang menimbulkan berbagai keluhan yang
tidak menyenangkan. Kondisi ini merupakan penyebab timbulnya pqyakit jantung
koroner pada wanita (Gerhard, 2000).
Berkembangnya proses aterosklerosis dipicu oleh faktor risik~yang dapat
diubah seperti misalnya : 1. tekanan darah tinggi ; 2. diabetes mellitus ; 3. obesitas ;
4. merokok ; 5. dislipidemia. Faktor yang tidak dapat diubah ialah: 1.umur ; 2. jenis
kelamin ; 3. keturunan.(Maryono,2000)
Orang yang memiliki kebiasaan merokok mempunyai risiko dua kali lebih besar
untuk mengalami serangan jantung terutama bagi perokok berat atau yang merokok
20 batang rokok perhari atau lebih, memiliki risiko kematian mendadalf lima kali lebih
besar dari pada orang yang tidak merokok sama sekali. Nikotin dalam, rokok adalah
racun bagi tubuh. Nikotin, karbon monoksida, karbon dioksida, sianida yang terserap
dalam setiap hisapan rokok sangat membahayakan jantung. Terjadilqh pengerasan
pembuluh nadi , serta mengganggu pekerjaan jantung yaitu irama jantung menjadi

kacau. Racun dalam rokok mengurangi kadar kemurnian oksigen yang dihirup oleh
perokok, maupun orang yang berada disebelahnya, racun tersebut memiliki daya
ikat yang sangat kuat terhadap hemoglobin, ha1 itu akan menimbulkan penyempitan
pembuluh darah. Timbul pembengkakan pada bilik kanan jantung @la darah yang
diangkut kotor karena jantung dipaksa bekerja lebih keras(Anies,2002).

Dukunnan Keluarqa Dan Masyarakat
Yang dirnaksud dengan dukungan adalah persepsi individu akan
kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau bantuan yang diberikan ohh orang lain I
kelompok lain. lnteraksi sosial yang positip bagi pasien penyakii jaqtung koroner
adalah adanya perhatian, penerimaan sehingga pasien dapat beradaptasi terhadap
berbagai rasa nyeri, ketidaknyamanan, dan ketidakmampuan yang dialami
berkenaan dengan penyakitnya.
Dukungan yang dimaksud adalah dukungan yang dipersepsikan pasien
berdasarkan interpretasinya terhadap perilaku orang lain seperti misalnya keluarga,
teman, dokter, dan perawat dalam berinteraksi dengannya (Gottlieb,l994). lnteraksi
personal antara pasien dengan lingkungan sekiiarnya, berkaitan erat dengan
adanya pernberian dukungan. Dukungan diberikan untuk mengurangi perasaan
sedih, lemah, tidak berdaya, yang pada umumnya dialami penderita penyaki
jantung koroner. Pemberian dukungan baik moril maupun materil dapat
menumbuhkan, meningkatkan harga diri, rasa percaya diri pasien penyakit jantung
koroner dalam menghadapi penyakitnya (Pashkow, 1997).
Dukungan diperoleh pasien penyakit jantung koroner dari hubungan yang
sifatnya pribadi, misalnya dari pasangan, orang tua, anak, saudara kandung, teman.
Orang yang memiliki hubungan erat dengan individu, lebih sering, memberikan

dukungan dibanding dari kenalan biasa. Perhatian, kasih sayang adalah bentuk
dukungan moril yang diberikan oleh keluarga. Pemberian informasi tqtang penyakit
jantung koroner dapat diberikan oleh dokter, perawat, atau sesama penderita
penyakit jantung koroner, sebagai salah satu contoh bentuk dukunggn moril yang
dapat diberikan (Pashkow,1997). lkatan hubungan antara anggota keluarga, orangorang diluar anggota keluarga dengan penderita penyakit jantung koroner
diperkirakan sebagai salah satu unsur yang memberikan kekuatan kepada penderita
untuk menjalani penyakitnya (Muro,2000).
Dukungan yang diberikan oleh anggota keluarga maupun oleh masyarakat
dapat berbentuk moril dan materil.

Bentuk dukungan moril beypa nasehat,

perhatian, kasih sayang. Adanya perasaan disayang, diperhatikan, dihargai dan
ditolong menyebabkan pasien penderita penyakit jantung koroner me~iliki
perasaan
tenang, karena ada orang lain yang masih menunjukkan keperduliaq, menghargai
dan menyayangi (Gottlieb,l994). Dukungan keluarga dan masygrakat dapat
diberikan dengan cara menjalin hubungan yang akrab antara individu atau
sekelompok orang lain dalam suatu jaringan sosial yang dapat dianqalkan. Dalam
hubungan tersebut individu merasakan adanya sekelompok orang lain yang dapat
memberikan bantuan, perhatian, kasih sayang, penilaian, dan nasehqt yang positif
bagi upaya pemulihan penyaki (Gottlieb, 1994). Beberapa contoh dy kungan moril
yang dapat diberikan keluarga dan masyarakat antara lain : mengatur pola makan
penderita penyaki jantung koroner, memberikan obat dengan teratur, menciptakan
lingkungan hidup yang sehat dan tentram, mendoakan pemulihan, memberi nasehat
yang berkaitan dengan pemulihan penderita penyaki jantung koroner.
Dukungan materil dari keluarga dan masyarakat berupa uang, ~ a k a n a n
yang
sesuai dengan anjuran dokter, obat-obatan yang dibutuhkan, transpwasi (Lindsay,

2001). Menjalin korltak sosial dengan anggota keluarga dan masyarakat diharapkan
dapat memberikan kekuatan mod dan materil pada penderita penyakit jantung
koroner. Peningka1:an upaya Pemulihan dan rehabilitasi bagi penderita penyakii
,jantung koroner merupakan bentuk keterlibatan secara langsung dari keluarga,
masyarakat, maupiln pemerintah. (Andrew, 1999).
Dukungan keluarga dan masyarakat yang memiliki keintiman atau
keakraban secara emosional dianggap memiliki pengaruh terhadap upaya
pemulihan. Selain pasangan hidup, anggota keluarga yang lain seperti misalnya
anak, saudara, orang tua, teman dekat, teman kerja, kalangan profesiqnal di bidang
kesehatan juga mlerupakan pemberi dukungan baik moril maupun materil bagi
penderita penyakit jantung koroner.
Upaya adallah usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu maksud,
~memecahkanpersoalan, atau mencari jalan keluar (Poerwadarminta, 1999). Upaya
(dilakukan sebagai usaha pencapaian kebutuhan pemenuhan din. Mgnusia bukan
saja ingin mempertahankan kehidupan, namun juga ingin meningkqtkan kualitas
Ikehidupan. Kebutuhan akan pemenuhan din dilakukan melalui berbagai bentuk
yaitu :(A) mengemb'angkandan menggunakan potensi diri yang dimiliki dengan cara
yang kreatif, konstlluktif ; (2) memperkaya kualias kehidupan dengaq rnemperluas
rentangan kualitas pengalaman serta pemuasan ; (3) membentuk hybungan yang
lhangat dan berarti dengan orang lain ; (4) berusaha menjadi individu yang
menyenangkan. (Dj~okomoeljant0,2001).
Keputusan u~ntukmemberikan dukungan kepada seseorang didasarkan pada
Icebutuhan individu tersebut. Dwkungan dihasilkan dari adanya sikap atau
Icecenderungan beritindak, berpikir, dan merasa menghadapi situasi atqu nilai. Sikap

mempunyai daya pendorong atau ~motivasibersifat menetap dan mengandung unsur
evaluasi,yang timbul dari pengalaman (Djokomoeljanto,2001).
Keluarga adalah unit masyarakat terkecil, terdapat ikatan darqh atau ikatan
perkawinan. Diharapkan ada interaksi sosial yang baik di dalam lernbaga tersebut
(Hurlock, 2000). Fungsi sosial yang baik dapat diperoleh seseqrang melalui
pembentukan kepribadian di dalam keluarga. Beberapa ha1 yang qemungkinkan
terbentuknya fungsi sosial

adalah sebagai berikut: (1) kesehatqn yang baik

menyebabkan orang dapat berpartisipasi dalam kegiatan sosial yqng diperoleh
sebelumnya sehingga memperrnudah masalah sosial; (2) membentuk votivasi yang
dibutuhkan untuk ambil bagian dalam kegiatan sosial; (3) kemahiran dan
sketerampilan sosial yang diperolah sebelumnya dapat membantu mengatasi
masalah sosial yang timbul (Djokomoeljanto, 2001). Adanya persapsi diri yang
kurang menguntungkan seperti misalnya masih menganggap diri reqtan terhadap
penyakii, tingkat keparahan penyaki yang dialami, kesadaran diri untuk pulih,
hambatan yang dialami dalam upaya pemulihan merupakan ha1yang rqemperlambat
pemulihan (Bruess,1989).

Dukungan yang diberikan pihak keluarga dan masyarakat, kepada salah satu
anggota keluarga yang menderita penyaki jantung koroner, sangat berarti bagi
pemulihan penyakit tersebut. Dari penelitian yang dilakukan sebelumnya diketahui
bahwa peran keluarga dalam memberi dorongan, perhatian pada pasien dapat
mengurangi risiko,dan menurunkan angka kematian (Muro,2000).
Keinginan untuk pulih harus merupakan suatu kebutuhan yang timbul dari
dalam

diri

pasien.

Peranan

keluarga,dan lingkungan

masyarakat

untuk

menumbuhkan motivasi dalam din penderita penyakit jantung koroner, merupakan
sumber kekuatan, untuk mencapai pemulihan.
Persepsi individu berkaitan tlengan penyakii yang dialami yaitu:
(1) kerentanan terhadap sakit, yang sifatnya sangat subyektii ; (2) mengenai

persepsi individu tentang parahnya sakit yang diderita juga saling berbeda, baik
yang menyangkut konsekuensi, fisik, maupun sosial; (3) tentang pwsepsi individu
mengenai kesadaran, misalnya seseorang yang memiliki penyaki yang berbahaya
sekalipun, belum tentu akan meritaati anjuran, agar dapat hidup sehat,apabila
dirasakan anjuran itu sukar dijalankan; (4) persepsi individu tentang hambatan yang
dialami misalnya seseorang percaya bahwa tindakannya cukup efektif dalam upaya
pemulihan sakitnya, akan tetapi ia bimbang akan tindakannya itu karena tidak
menyenangkan, mahal, memboroskan waktu dan harus merasakan sakit. Hal
tersebut mengakibatkan timbulnya gangguan dalam perilaku pengobatan yang
berhubungan dengan upaya pemulihan (Djokomoeljanto, 2001).

Upaya pemulihan penyakit jantung koroner dapat diperoleh dengan adanya
dukungan moril dan materil, dari pihak keluarga , masyarakat, tqnaga medis.
Dukungan moril dari keluarga dan masyarakat dapat diwujudkan dalam bentuk
mengatur pola makan, memberi motivasi untuk menghentikan kebiasaan merokok
dan minum alkohol, rnenganjurkan~serta ikut melakukan olah raga secara teratur.
mengingatkan minum obat sesuai dosis yang dianjurkan, menginqatkan jadwal
kunjungan ke dokter, mendoakan pemulihan. Pihak keluargq diharapkan
mengupayakan terciptanya suasana kehidupan yang tenang, jauh dari stress.
Adanya partisipasi dari seluruh anggota keluarga dapat merupakan dorongan
kearah pemulihan Bantuan berupa materil yang sangat diharapkan dapat berupa
uang, pemberian makanan bergizi , obat- obatan dan transportasi. Yeterlibatan di
masyarakat ikut menentukan kualitas dan kuantitas dukungan yang diterima oleh
penderita penyakii jantung koroner. ( Truswell, 2001 ).
Dukungan diri yang dimiliki penderita penyakit jantung horoner dapat
mempengaruhi motivasi untuk rrlemperoleh pemulihan dengan Qentuk upaya
sebagai berikut : rajin berobat, minwm obat dengan teratur, melakukan kegiatan olah
raga, mematuhi anjuran diet, mencari informasi tentang upaya pemuliqan, mengenal
lebih dalam tentang penyakit jantung koroner, riwayat sakit.
Kebiasaan yang menjadi penyebab timbulnya penyakit seperti misalnya
merokok, minum alkohol, mengkorisumsi "junk food" harus dihindatj. Pola makan
pada keluarga yang tinggi lemak jenuh atau mengandung kolester~ltinggi akan
cenderung ditiru oleh para anggota keluarga seperti anak-anak saat mereka
berkeluarga, kebiasaan makan seperti tersebut terus terbawa. Hal ini terjadi dalam
satu garis keturunan, sehingga apabila terdapat beberapa orang anggota keluarga
yang memiliki penyakit jantung koroner faktor resikonya akan terus diturunkan pada

generasi

selanjutnya.

Adanya

kesamaan

pola

makan

yang

cenderung

mengkonsumsi lemak jenuh tir~ggi tidak dapat dirubah secarq mendadak
memerlukan sikap yang bijaksana dalam mengatur pola makan keluarga kearah
pemilihan bahan makanan yang lebih sehat dan seimbang (Dixon,2001).
Dari penelitian yang dilakukan di Jakarta tahun 1988-1993 memperlihatkan
jenis olahraga yang digemari darl sesuai untuk penderiia PJK p@ antara lain:
jogging, lari santai, sepeda santai, senam ringan. Sedangkan untuk penderita PJK
wanita yaitu : senam, aerobik, jogging (Darmojo,l996). Memilih jenis olahraga yang
tepat dan sesuai dengan keadaarl kesehatan merupakan salah satu upaya yang
dapat dilakukan guna mencapai pemulihan.

fl
I

(7

PEMULIHAN PJK

DUKUNGANMEDIS

I

I

I
I

I* Moril
MEDlS

I

I

I

I

I

Motivasi untuk sembuh

Mengatur pola makan

Memberi nasehat

1. OR teratur

12. Mengenal gejala

Memberikan Obat
Meneman1 r e aolcter

Mengingatkan berobat
Memberlltan semangat

2. Zlkirlmedltasl
3. Pengobatanalternatif
4. Rekreasi

awal PJK
13. Sadar Usla Lanjut
muaan ieritena

6.Obat tradislonal
6. Minum obat teratur

14. Dlskusi dgn dokter
16. Rutln perlksa

7. Minum Vitamln
8.Mlnum Air Putlh 8 glslhr

16. Kualitas makanan
17. Menu Selmbang

9. Anggota kel. Yg PJK
10. Kompllkasl Penyakit

18. Prioritas dlrn kel.
19. Makanan sellngan
20.Mlnum Kopi

ItJefieiiiafii baiolah irgr
Tempat berobat

I

DUKUNGAN blON MEDlS

* Materil

Mempelajari penyebab PJK
Memberikan nasehat

Uang

Mernberikan kasih sayang

I*

Materil

Uang
Makanan
Obat a b a t a n
Transport

Makanan

I

Obat-obatan
Transport

-Kardio Vaskular Jakarta
Lemak Tubuh

- lndeks Massa Tubuh

PENDlDlKAN
PEKERJAAN
PENDAPATAN
STATUS PERKAWINAN

KERANGKA PEMlKlRAN
DUKUNGAN DlRl , KELUARGA & MASYARAKAT
SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PEMULIHAN PENYAKIT JANTUNG KORONER ( PJK )

I

METODE

-Disain dan Penarikan Contoh
Disain penelitian yang sesuai untuk dapat memahami permasalahan
dukungan keiuarga dan sosial dalam Pemulihan penyakit jantung k~roner,adalah
cross sectional study yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada waktu yang
sama dan retrospektif yaitu mencari informasi tentang frekuensi makqn dan riwayat
sakit yang pernah dialami sebelum menderita penyakit jantung koroner ( PJK).
Kriteria contoh adalah sebagai berikut :
1. Pasien pria usia 35 - 65 tahun.
2. Mengalami atau mulai pulih dari Penyakit Jantung Koroner

3. Menjadi Pasien rawat jalan Poli Jantung RS Pelni Petamburan Jakarta
4. Belum pernah menjalani operasi jantung.

5. Bermukim di wilayah DKI Jakarta.

6. Bersedia di wawancara dan menjadi contoh dalam penelitian iqi.

Populasi dan Teknik Penarikan Contoh.
Populasi target pada penelitian ini adalah semua pasien peqderita jantung
koroner di Poli Jantung RS Pelni-Jakarta. Sampel pada penelitian ini ialah: pasien
penderita jantung koroner yang berobat jalan di Poli Jantung. Pasien menderita PJK
selama 1 tahun dan rutin memeriksa kesehatan 1 (satu) bulan sekali. Pasien
penyaki jantung koroner akan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :
1. Kelompok yang masih mertderita penyakit jantung koroner.

2. Kelompok yang mulai pulih, tapi masih tetap mengkonsultqsikan kondisi

kesehatannya kepada dokter secara rutin.
Setiap kelompok akan diambil sebagai sampel sejumlah 30 orang.

-l'empat dan Waktu
I. Penelitian dilakukan di Poli Jantung R.S Pelni - Jakarta pada bulan Maret Agustus 2002. Proses tabulasi analisis data dan penulisan hasil penelitian
diselesaikan pada bulan November 2002. Penetapan rumah sakit Pelni - Jakarta
didasarkan karena pertimbangan berikut :
1. R.S Pelni -Jakarta merupakan rumah sakit swasta tipe B+ ,yang ada di

wilayah Jakarta. Sebagian besar pasien berasal dari kalangan
menengah keatas.
2. Jenis kelamin pria, merupakan jenis kelamin mayoritas dari penderita

penyakit jantung koroner di R.S Pelni - Jakarta
3. Pasien penyakit jantung koroner di rumah sakit Pelni -Jakarta pada
umumnya berusia > 35 tahun.
4. Pimpinan rumah sakii Pelni

-

Jakarta memberikan kepudahan dan

fasilitas dalam persiapan dan pelaksanaan penelitian.

Jenis dan Cara Pennambilan Data
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data sekunder meliputi tentang data keadaan umum, tujyan, profil, dan
keadaan umum poli jantung R.S. Pelni - Jakarta, serta kondisi kesqhatan, daftar
nama dan alamat contoh. Data primer terdiri dari sosial ekonomi, riwqyat sakit, skor
risiko, persepsi terhadap kemudahanlkesulitan memperoleh pelayanaq medis, sikap

gizi dan kesehatan, praktek gizi dan kesehatan, dukungan diri, masyarakat,
keluarga, medis dan data tentang frekuensi makan.
Data dikumpulkan dengan cara sebagai berikut :
1. Data sekunder: kondisi kesehatan contoh, data diperoleh dari catatan rekam
medis (medical record), kajian dokumentasi dan kepustakaan dari publikasi
atau laporan instansi yang terkait.
2. Data primer: sosial ekonomi, riwayat sakit, skor risiko kardio vaskular
Jakarta, persepsi terhadap kemudahanlkesulitan memperoleh pelayanan
medis, sikap gizi dan kesehatan, praktek gizi dan kesehatan, cfukungan diri,
dukungan masyarakat, dukungan keluarga, dukungan medis dan frekuensi
makan dengan teknik wawancara langsung menggunakan kueqioner.
Penentuan kejadian saki dalam ilwayat sakit contoh berdasarkan penilaian menurut
laboratorium Klinik RS Pelni Petamburan Jakarta dengan penilaian sqbagai berikut:
Hiperkolesterol ( LDL > 160 mg Idl, HDL < 35 mg / dl, Trigliserida >. 150 ml Idl ).
Hipertensi ( > 140190),tinggi asam urat : kadar asam urat > 3.4 n;lgldl.Diabetes
rnellitus : kadar glukosa darah sesudah puasa 10 jam . 80 mg / dl, 2 jam sesudah
makan

> 130 mg 1 dl. Data tentang berat badan diperoleh dengan penimbangan

langsung menggunakan alat timbangan injak. Tinggi badan qukur dengan
menggunakan microtoise ( data sekunder). Data skor risiko dari lemak tubuh
menurut Durnin dan Womesly (1974) membuat penggolongan lemak tubuh menjadi
tiga bagian yaitu : kurus (10-15 %), sedang (15-20%), gemuk e 2 0 %).
Lemak tubuh dinilai dengan cara mengukur ketebalan lemak tubuh di 4 bagian yaitu
biceps (daerah tengah lengan bagian depan), triceps (daerah tengah lengan bagian
belakang), subscapular (daerah bagian bawah bahu belakang) dan suprailiac
(claerah pinggang bagian depan). Pengukuran dilakukan pada bagian kanan tubuh,

dengan posisi contoh berdiri dalam keadaan santai. Pengukuran dilakukan masingrrlasing 3 kali hasilnya kemudian di rata-rata menggunakan alat yang disebut
skinfold caliper merk Lange dengan ketelitian 0.5 mm. Hasil pengukuran tersebut
kemudian dihitung dengan cara memasukan nilai densitas tubuh yaqg didapat dari
persamaan Sin.

Tabel 1 Persamaan regresi untuk menduga lemak tubuh orang dewasa

Umur

Laki- Iaki

(Tahun )

a

b

>50

1.1715

0.0779

17-72

1.1765

0.0744

Durnin & Womersley ( 1974 )

F% = persentase lernak tubuh, D = densitas tubuh.

-

Densitas (D) : a b log C
A = Intercept
B = Slope
C = Jumlah ,teballipatan kulit dari 4 bagian tubuh dalam mm.

Contoh pehitungan:
Contoh A adalah laki

- laki umur 56 tahun,

berat badan 65 Kg, setelah diukur

ciidapat total tebal lipatan kulit di 4 bagian tubuh adalah 122 mm. Maka densitas
tubuhnya (0)-nya adalah :

[I= 1.I715 - 0.0779 log 122
= 1.1715 - 0.0779 ( 2.086 )
= 1.I715 - 0.1624

= 1.0091

Lemak tubuh ( % ) adalah

= 4951 1.0091 - 450

= 490.53 - 450
= 40.53 %

Berat lemak tubuh :

= 40.531100 x 65 Kg
= 26.34 Kg

Berat bukan lemak :

Data tentang Skor risiko penyakii jantung koroner digunakan Skor risiko menurut
Kardio Vaskular Jakarta.Dengan penilaian sebagai berikut :

Tabel 2

Nilai Skor risiko PJK menurut Kardio Vaskular Jakarta

Nilai Skor

Skor Risiko
Jenis kelamin
Wanita
Laki - laki
Umur ( tahunl
25-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
Tekanan darah sistoliW diastolik
(mmHg
< I 301~85
130-1391~85-89
140-159IC90-99
160-1791