1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah Menengah Kejuruan SMK sebagai salah satu pendidikan vokasi yang menghasilkan tenaga kerja harus memiliki
keunggulan komparatif comparative advantage dan keunggulan kompetitif competitive advantage. Keunggulan komparatif merupakan
kemampuan bersaing dalam menghasilkan barangjasa dengan biaya yang hemat, mutu hebat, waktu tepat; sedangkan keunggulan
kompetitif merupakan kemampuan bersanding dalam proses tawar menawar bargaining power barangjasa yang dihasilkan. Untuk
mencapai kedua keunggulan tersebut, SMK perlu mengupayakan agar lulusannya mampu bersaing dalam mendapatkan pekerjaan atau
menciptakan lapangan kerja di dunia usahaindustri. Sejalan dengan pernyataan di atas, arah kebijakan
pembangunan pendidikan nasional tersebut Direktorat Pembinaan SMK menetapkan visinya yaitu “terselenggaranya layanan prima
pendidikan menengah kejuruan untuk membentuk lulusan SMK yang berjiwa wirausaha, cerdas, siap kerja, kompetitif, dan memiliki jati diri
bangsa, serta mampu mengembangkan keunggulan lokal dan dapat bersaing di pasar global”. Dari visi tersebut terlihat bahwa lulusan
SMK diharapkan memiliki karakter dan berjiwa wirausaha sehingga nantinya dapat berkembang di dunia kerja. Oleh karena itu Direktorat
PSMK akan mencapai visi tersebut melalui enam misi, dimana dua di antaranya adalah:
1 meningkatkan kualitas SMK melalui penerapan sikap disiplin, budi pekerti luhur, berwawasan lingkungan, dan pembelajaraan
berpusat pada peserta didik yang kontekstual berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK, dan
2
2 memberdayakan SMK dalam menciptakan lulusan yang berjiwa wirausaha
dan memiliki
kompetensi keahlian
melalui pengembangan kerja sama dengan industri dan berbagai kegiatan
bisnis yang relevan dalam bentuk teaching industry
B. Landasan Filosofis
Secara filosofis, konsep pendidikan karakter termasuk pendidikan karakter kewirausahaan sebenarnya sudah ditanamkan
oleh Ki Hajar Dewantara. Di dalam konsep pendidikannya, beliau berpendapat bahwa pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan
bertumbuhnya budi pekerti kekuatan batin, karakter, pikiran intelect dan tubuh anak. Komponen-komponen budi pekerti, pikiran,
dan tubuh anak tidak boleh dipisah-pisahkan agar dapat memajukan kesempurnaan hidup anak-anak. Dengan demikian dapat dimaknai
bahwa menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan karakter merupakan bagian integral yang sangat penting dalam pendidikan Samani
Hariyanto, 2011:33.
Secara filosofis, konsep pendidikan karakter termasuk pendidikan karakter kewirausahaan sebenarnya sudah ditanamkan oleh Ki Hajar
Dewantara. Di dalam konsep pendidikannya, beliau berpendapat bahwa pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi
pekerti kekuatan batin, karakter, pikiran intelect dan tubuh anak. Komponen-komponen budi pekerti, pikiran, dan tubuh anak tidak boleh
dipisah-pisahkan agar dapat memajukan kesempurnaan hidup anak- anak. Dengan demikian dapat dimaknai bahwa menurut Ki Hajar
3
Dewantara pendidikan karakter merupakan bagian integral yang sangat penting dalam pendidikan.
Karakter kewirausahaan merupakan karakter seorang wirausaha yang diimplementasikan dalam proses kewirausahaan. Menurut Dharma
2009:14 dan International Training Centre ILO 2005:7, karakter kewirausahaan terbagi menjadi tiga dimensi, yaitu: mindset, heartset dan
action set. Dengan demikian pendidikan karakter kewirausahaan merupakan pendidikan tentang nilai dasar yang membangun pribadi
seseorang dalam
proses kewirausahaan,
terdiri dari
moral knowingmindset, moral feelingheartset dan moral actionactionset.
C. Landasan Yuridis