9 pendaftaran jaminan
9
dan cara eksekusinya adalah dengan prosedur tertentu sebagaimana diatur dalam peraturan tersebut.
Akan tetapi Fenomena “jaminan” dalam praktek di beberapa Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah baik bank maupun non bank, khususnya Lembaga
Keuangan Mikro Syari’ah berbentuk BMT yang melayani masyarakat dalam “grass root” yang notabenenya adalah masyarakat menengah ke bawah
menjadi sangat variatif dan beragam. Bervariasi tidak hanya dalam bentuk barang yang dijadikan sebagai “jaminan” saja akan tetapi juga model
pelaksanaan eksekusinya di lapangan. Bahkan ada juga ada beberapa lembaga keuangan yang menyalurkan kredit tanpa jaminan.
10
Dalam konteks inilah, maka menurut hemat penulis bahwa menjadi
sangat relevan untuk dikaji tentang Implementasi Hukum Jaminan Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah
Studi Kasus BMT di Kota Semarang
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini akan membahas permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah konsep hukum jaminan yang menjadi landasan operasional dari Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah ?
9
Lihat ketentuan dalam Pasal 11 – 18 Undang-Undang No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia serta Peraturan Pemerintah No. 29 – 34 tentang tata cara pelaksanaan
eksekusinya.
10
Misalnya pembiayaan dengan akad berbentuk Qardul Hasan. Yakni pemberian pembiayaan dengan jumlah yang relative sedikit dan biasanya, diberikan dengan ketentuan khusus.
Karena dananya bersumber dari dana-dana zakat, Infaq dan Shoadaqah ZIS pada BMT. Lihat dalam Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah dari Teori ke Praktik, Jakarta : Gema Insani
Press, 2001. Hal. 128-129.
10 2. Bagaimanakah implementasi hukum jaminan yang diterapkan oleh BMT
di Kota Semarang? 3. Bagaimanakah akibat hukum penerapan hukum jaminan oleh BMT di
Kota Semarang?
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini bertujuan :
1. Untuk memahami konsep hukum jaminan menurut syariat Islam dan peraturan perundangan lainnya yang menjadi landasan operasional dari
Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah 2. Untuk memahami implementasi hukum jaminan yang diterapkan oleh
BMT di Kota Semarang 3. Untuk memahami akibat hukum penerapan hukum jaminan oleh BMT di
Kota Semarang.
D. Kontribusi Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi baik secara teoritis maupun praktis.
1. Kontribusi Teoritis
Memberikan kontribusi pemikiran bagi pengembangan ilmu hukum di masa mendatang, terutama hukum Islam dalam konteks kekinian agar
senantiasa relevan dengan kemajuan zaman. Peraturan perundang- undangan yang mengatur BMT perlu senantiasa digagas dan diusulkan
11 agar eksistensi BMT dapat dasar legal formal yang kuat dalam
menjalankan semua kegiatannya. 2.
Kontribusi Praktis Memberikan tambahan referensi bagi para manager dan pengelola Baitul
Mal wat Tamwil BMT di manapun berada, terutama yang ada di Kota Semarang. Betapapun kecilnya, penulis yakin penelitian ini nanti akan
dapat membantu para pihak yang terlibat dalam lembaga keuangan mikro syari’ah dalam penerapan hukum jaminan dan implementasinya
yang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kecuali itu penelitian ini juga dapat membantu para pembuat Asosiasi Baitul Mal wa Tamwil
Kota Semarang dalam menjalankan pengawasan dan koordinasi antar BMT dan koperasi syari’ah se-Kota Semarang.
E. Kerangka Pemikiran