g. merangkap jabatan sebagai Pejabat Pembuat Pembuat Akta Tanah di luar wilayah jabatan Notaris;
h. menjadi Notaris Pengganti atau melakukan pekerjaan lain yang bertentangan dengan norma agama, kesusilaan, atau kepatutan
yang dapat mempengaruhi kehormatan dan martabat jabatan Notaris.
5. Pemberhentian Notaris
A. Diberhentikan sementara dari jabatan Pasal 9 ayat 1 a Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004
mengatur tentang Notaris yang diberhentikan sementara dari jabatannya, yakni karena:
a. Dalam proses pailit atau penundaan kewajiban pembayaran utang;
b. Berada di bawah pengampuan ; c. Melakukan perbuatan tercela ; atau
d. Melakukan pelanggaran terhadap kewajiban dan larangan jabatan.
Sebelum diberhentikan sementara, Notaris diberi kesempatan untuk membela diri dihadapan Majelis Pengawas secara berjenjang Pasal
9 ayat 2 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004. Selanjutnya pemberhentian dilakukan oleh Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia atas usul Majelis Pengawas Pusat selama paling lama 6 enam bulan Pasal 9 ayat 2 3, 4 Undang-Undang
Nomor 30 tahun 2004.
B. Diberhentikan dengan tidak hormat dari jabatan Notaris diberhentikan dengan tidak hormat dari jabatannya
oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia atas usul Majelis Pengawas Pusat apabila :
a. dinyatakan pailit berdasarkan putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap;
b. berada di bawah pengampuan secara terus menerus lebih dari 3 tiga tahun;
c. melakukan pelanggaran berat terhadap kewajiban dan larangan jabatan.
Selain dari pada itu, berdasarkan Pasal 13 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris :
“Notaris diberhentikan dengan tidak hormat oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia karena dijatuhi pidana
penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak
pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 lima tahun atau lebih”.
B. Pengawasan Terhadap Notaris 1. Pengertian Pengawasan
Dalam setiap organisasi terutama organisasi pemerintahan fungsi pengawasan adalah sangat penting, karena pengawasan adalah suatu
usaha untuk menjamin adanya kearsipan antara penyelenggara tugas
pemerintahan oleh daerah-daerah dan untuk menjamin kelancaran penyelenggaraan pemerintahan secara berdaya guna dan berhasil guna.
24
Selanjutnya menurut Sujamto, pada dasarnya pengertian dasar dari suatu pengawasan adalah segala usaha atau kegiatan untuk mengetahui
dan menilai kenyataan yang sebenarnya tentang pelaksanaan tugas atau kegiatan, apakah sesuai dengan yang semestinya atau tidak.
25
2. Pengawasan Terhadap Notaris