Latar Belakang LAMPIRAN 1_KERANGKA ACUAN KERJA FASILITATOR DESTANA 2016

1 DIREKTORAT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DEPUTI BIDANG PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN 2016 KERANGKA ACUAN KERJA KAK FASILITATOR FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT

1. Latar Belakang

Paradigma pembangunan yang fokus pada pengembangan sumberdaya manusia people centered merupakan salah satu prioritas kebijakan baik di tataran nasional maupun global. Pertumbuhan ekonomi yang selama ini menjadi target utama pembangunan harus diimbangi dengan pertumbuhan kualitas sumberdaya manusia sebagai prasyarat penting terbangunnya ketangguhan dan kemandirian bangsa di semua sektor pembangunan. Penguatan kapasitas masyarakat melalui program-program pemberdayaan saat ini sudah menjadi salah satu strategi utama yang diimplementasikan oleh banyak pihak, baik organisasi pemerintah KementerianLembaga, organisasi masyarakat sipil, dan juga dunia usaha. Salah satu sektor yang menjadikan pemberdayaan masyarakat sebagai strategi penting adalah dalam isu Pengurangan Risiko Bencana. Berbagai catatan dan basis data dari alur sejarah kebencanaan di Indonesia mengungkapkan tingginya intensitas kejadian bencana yang terjadi dan juga dampak kerugian yang timbul, baik itu besarnya jumlah korban jiwa maupun kerugian materil. Hal tersebut menunjukkan bahwa Indonesia membutuhkan suatu sistem penanggulangan bencana yang komprehensif dan melibatkan semua pihak. Perubahan paradigma penanggulangan bencana dari responsif menjadi preventif dengan penekanan pada pengurangan risiko bencana menuntut keterlibatan semua pihak, baik pemerintah, lembaga usaha dan juga masyarakat. Pelibatan masyarakat sebagai subjek dalam upaya- upaya pengurangan risiko bencana Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas, PRBBK sudah menjadi concern bersama baik di tingkat nasional maupun global. Sesuai dengan mandat dalam Perka No.1 tahun 2012, Direktorat Pemberdayaan Masyarakat BNPB sejak tahun 2012 telah menginisiasi suatu program yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas ketangguhan masyarakat pada daerah bencana agar dapat lebih resilien menghadapi bencana. Program yang disebu t dengan “ Fasilitasi Ketangguhan Masyarakat ” pada tahun anggaran 201 6 ini kembali akan diimplementasikan di 100 desa yang tersebar di hampir seluruh wilayah kesatuan Republik Indonesia. Dalam mendukung terlaksananya program ini, dipandang perlu adanya tenaga pendamping masyarakat yang dapat membantu memfasilitasi masyarakat desa dalam mengimplementasikan kegiatan-kegiatan program di tingkat desa. Dengan adanya pendamping fasilitator desa diharapkan pencapaian terhadap indikator-indikator ketangguhan masyarakat sesuai dengan Perka tersebut dapat diraih secara maksimal.

2. Maksud dan Tujuan