kepentingan nasional dengan kepentingan internasional dan antar sektor kehidupan nasional. Dalam perspektif demikian, langkah
untuk menuju harmonisasi hukum dapat dilakukan dalam dua langkah perumusan, yaitu harmonisasi kebijakan formulasi sistem
pengaturan dan harmonisasi materi substansi. Untuk hal pertama menunjuk pada langkah perumusan harmonisasi sistem hukumnya,
dan hal kedua menunjuk pada langkah perumusan harmonisasi norma-norma materi hukum Kusnu Goesniadhie S, 2006: 105.
Dapat disimpulkan yang dimaksud dengan harmonisasi sistem hukum internasional ialah pengharmonisan pluralitas sistem
hukum dalam sistem hukum internasional untuk membentuk uniformitas sistem hukum yang dapat disetujui dan diterima oleh
semua negara
dalam melaksanakan
transaksi-transaksi perdagangan internasional. Dirumuskan dalam dua langkah, yaitu
penyesuaian sistem hukum nasional menjadi sistem hukum yang bersifat global, dan dengan demikian yang harmonis dan seragam
adalah hukum positifnya, dan penyesuaian norma-norma hukum tertentu menjadi satu kesatuan norma yang bersifat global yang
kelak dapat digunakan sebagai sarana penyelesaian sengketa, dan dengan demikian yang harmonis dan seragam adalah keputusan-
keputusan hakim secara global Kusnu Goesniadhie S, 2006: 106- 107.
2. Tinjauan Umum tentang Perlindungan Hukum
a. Konsep Perlindungan Hukum
Menurut Satjipto Rahardjo dalam bukunya Ilmu Hukum,
kehadiran hukum dalam masyarakat diantaranya adalah untuk mengintegrasikan
dan mengkoordinasikan
kepentingan- kepentingan
yang bisa
bertubrukan satu
sama lain.
Pengorganisasian kepentingan-kepentingan itu dilakukan dengan membatasi dan melindungi kepentingan-kepentingan tersebut
Satjipto Rahardjo, 2000: 53.
Hukum melindungi kepentingan seseorang dengan cara mengalokasikan suatu kekuasaan kepadanya untuk bertindak dalam
rangka kepentingannya tersebut. Pengalokasian kekuasaan ini dilakukan secara terukur, ditentukan keluasan dan kedalamannya.
Kekuasaan inilah yang disebut sebagai hak Satjipto Rahardjo, 2000: 53.
Suatu kepentingan merupakan sasaran dari hak, bukan hanya karena ia dilindungi oleh hukum, tetapi juga karena ada
pengakuan terhadapnya. Hak tidak hanya mengandung unsur perlindungan dan kepentingan melainkan juga kehendak Paton
dalam Satjipto Rahardjo, 2000: 54. Philipus M. Hadjon dalam bukunya yang berjudul
Perlindungan Rakyat Bagi Rakyat di Indonesia Sebuah Studi tentang Prinsip-prinsipnya, Penanganannya oleh Pengadilan dalam
Lingkungan Peradilan Umum dan Pembentukan Peradilan Administrasi Negara berpendapat,
“Prinsip perlindungan hukum bagi rakyat terhadap tindak pemerintahan bertumpu dan bersumber dari konsep tentang
pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia karena menurut sejarahnya di barat, lahirnya
konsep-konsep tentang pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia diarahkan kepada
pembatasan-pembatasan dan peletakan kewajiban pada masyarakat dan pemerintah. Sejalan dengan itu, A. J. Milne
dalam tulisannya yang berjudul The Idea of Human Rights mengatakan: A regime which protects human rights is
good, one which fails to protect them or worse still does not acknowledge their existence is bad.” Philipus M. Hadjon,
1985: 38.
Menurut penulis konsep perlindungan hukum adalah perlindungan agar seseorang dapat bertindak sesuai dengan hak-
haknya tanpa adanya rasa kekhawatiran atau ketakutan untuk bertindak. Hak-hak tersebut meliputi segala aspek dengan tetap
memperhatikan batasan-batasan tertentu.
b. Perlindungan Hak Asasi Manusia sebagai Instrumen